Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bertri Maulidya Masita
"Tinggi badan, berat badan dan IMT merupakan ukuran antropometri yang penting dalam tindak lanjut medis, asuhan gizi dan dalam menggambarkan prevalensi faktor risiko di masyarakat. Namun seseorang dengan disabilitas, pasien tirah baring dan dewasa obesitas tidak dapat dilakukan pengukuran langsung sehingga dibutuhkan alternatif pengukuran antropometri yang lebih aplikatif menggunakan bagian tubuh yang lain. Indonesia memiliki 250 suku dengan masing-masing karakteristiknya, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model prediksi TB, BB dan IMT pada dewasa muda Suku Jawa, Suku Madura dan Suku Using.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional pada 202 responden usia 20 ndash; 40 tahun terdiri dari 73 laki-laki dan 129 perempuan, dengan 66 Suku Jawa berasal dari Kabupaten Jember, 68 Suku Madura berasal dari Kab Jember dan Situbondo dan 68 Suku Using berasal dari Kab Banyuwangi. Data yang terkmpul dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi linier ganda.
Hasil menunjukkan bahwa seluruh bagian tubuh yang digunakan dalam penelitian ini berkorelasi sedang ndash; sangat kuat dengan TB, BB dan IMT. Bagian tubuh yang berkorelasi sangat kuat yaitu tinggi lutut kanan r = 0,879 dengan tinggi badan, LiLA kiri sangat kuat r = 0,899 dengan berat badan dan sangat kuat r = 0,894 dengan IMT. Ketika variabel suku tidak dimasukkan dalam analisis menghasilkan model prediksi TB, BB dan IMT yang memiliki selisih rata-rata kecil dibandingkan dengan aktual sehingga model prediksi tanpa memerhatikan variabel suku lebih aplikatif penggunaannya di lapangan.

Body height, weight and BMI are three important anthropometric components in medical fields, nutritional care and in describing the prevalence of risk factors in the population. However, a person with disabilities, bed rest patient and obesity adult can rsquo t be measured directly so that another anthropometric measurements alternatives are needed using other body parts. Indonesia has 250 ethnics with different characterictics and research on prediction models based on Indonesian ethnics are still limited. Therefore the aim of this research is to produce prediction models of height, weight and BMI in young adults Javanese, Madurese and Using.
The research design used was cross sectional on 202 respondents aged 20 ndash 40 years consisting of 73 men and 129 women, with 66 Javanese from Jember district, 69 Madurese from Jember and Situbondo district and 68 Using from Banyuwangi district.
The result showed that body parts that used on this research have moderate ndash very strong correlation with height, weight and BMI. The body part correlated srongly is the right knee height r 0,879 with the height, the left MUAC r 0,899 with the weight and r 0,894 with BMI. When the ethnic variables are not included in the analysis, it produces prediction models of height, weight and BMI with small mean difference compared to the actual value so that the prediction models regardless of ethnic variabels are more applicable on the field.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuwaratu Syafira
"Indeks Massa Tubuh IMT memiliki banyak manfaat, termasuk untuk memberikan gambaran obesitas suatu populasi maupun untuk merancang diet pasien di rumah sakit. Namun orang yang memiliki kesulitan menopang berat badannya atau tidak dapat berdiri tegak belum tentu dapat diukur IMT-nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menciptakan metode alternatif menghitung IMT berdasarkan ukuran ekskremitas tubuh pada mahasiswa usia dewasa muda di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 132 responden.
Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat antara rasio LiLA/ radic;Panjang Ulna dengan IMT r = 0,926 pada laki-laki dan r = 0,886 pada perempuan dan juga antara LiLA dengan IMT r = 0,913 pada laki-laki dan r = 0,877 pada perempuan . Model prediksi yang paling ideal digunakan adalah IMT laki-laki kg/m2 =1,109 LiLA cm ndash; 9,202 dan IMT perempuan kg/m2 = 0,236 0,825 LiLA cm dengan pertimbangan akurasi yang tinggi serta kemudahan pengaplikasian di lapangan.

Body Mass Index BMI serves various purposes, including to measure the prevalence of obesity in a population, and also in formulating a patient rsquo s diet at a hospital. However, the BMI of an individual with difficulties in carrying their own weight or standing up straight can not necessarily be measured. The aim of this study was to form a prediction model for the BMI of young adult students of Public Health Faculty of University of Indonesia. This study used a cross sectional design, with a total sample of 132 respondents.
Results of this study showed that there is a very strong correlation between MUAC radic Ulna Length and BMI r 0,926 for males and r 0,886 for females, and also between MUAC and BMI r 0,913 for males and r 0,877 for females. The prediction model considered most ideal to be used is Male BMI kg m2 1,109 MUAC cm ndash 9,202 and Female BMI kg m2 0,236 0,825 MUAC cm, based on the high accuracy levels and the convinience of application on the field.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dance Dita Pranajaya
"Latar Belakang: Sudah diketahui bahwa peningkatan indeks massa tubuh (IMT) merupakan indikator peningkatan profil lipid. Dengan adanya penelitian terbaru dari Ashwell yang menyatakannya bahwa Rasio lingkar perut tinggi badan (RLP-TB) lebih sensitif terhadap kasus dislipidemia dari pada indeks massa tubuh. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui korelasi rasio lingkar perut tinggi badan dan indeks massa tubuh terhadap profil lipid pada pekerja di PT.E yang bergerak di Industri Migas.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi korelasi, menggunakan data sekunder hasil medical check-up pekerja tahun 2013 dan 2014. Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan data sebanyak 130 orang untuk tahun 2013 dan 69 orang untuk tahun 2014.
Hasil Penelitian: Dari total 199 subyek, didapatkan RLP-TB (r: 0.186 dan r: 0.334) memiliki nilai koefisien korelasi yang relatif lebih tinggi dibandingkan IMT (r: 0.180 dan r: 0.319) pada parameter metabolik kolesterol dan trigliserid, namun pada HDL, IMT memiliki nilai koefisien korelasi lebih baik (r: -0.328) daripada Rasio Lingkar Perut dan Tinggi Badan (r: -0.291). Namun perbedaan koefisien korelasi tersebut relatif tidak besar sehingga dapat dikatakan Rasio Lingkar Perut-Tinggi Badan tidak lebih baik sebagai prediktor profil lipid dibandingkan dengan Indeks Massa Tubuh.

Background: It is already known that increasing Body Mass Index is an indicator of increasing lipid profile. The latest research from Ashwell has revealed that the Waist circumference – height ratio is more sensitive than body mass index on dyslipidemia. Therefore, the researchers wanted to determine the correlation of Waist circumference – height ratio and body mass index to lipid profile on PT. E workers who running the business in oil and gas.
Methodology: This is a correlation study used secondary data from employee medical check-up data on years 2013 and 2014. Based on the inclusion and exclusion criteria, obtain a 130 subject for year 2013 and 69 subject for year 2013.
Research result: From the 199 subject, obtain a Waist circumference – height ratio (r: 0.186 and r: 0.334) has relative high correlation coefficient to cholesterol and triglyceride compared by Body mass index (r: 0.180 and r: 0.319), but body mass index has good correlation coefficient (r:-0.328) with HDL rather than Waist circumference – height ratio (r: -0.291). But, the differentiation of correlation coefficient between Body Mass Index and Waist Circumference-Height ration is not significant. The conclusion is Waist Circumference-Height Ratio is not better than Body Mass Index as a profile lipid predictor
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazuardy Rachman
"Latar Belakang: Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologis yang memengaruhi metabolisme nutrisi dan energi. Sehingga status nutrisi pra-kehamilan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan janin dan kesehatan ibu Wanita dewasa dengan indeks massa tubuh (IMT) <18,5 digunakan sebagai indikator kekurangan energi kronis (KEK). Dan sebanyak 24,2% wanita hamil yang berumur 15-49 tahun memiliki risiko KEK berdasarkan indikator lingkar lengan atas (LILA). Berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi wanita hamil berisiko tinggi dengan tinggi badan <150 cm mencapai 31,3 %. Hingga saat ini, hanya beberapa penelitian yang mempelajari status nutrisi wanita hamil trimester I dengan mengukur IMT, LILA dan tinggi badan, serta hubungannya dengan luaran bayi dan plasenta
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT, LILA dan tinggi badan ibu hamil trimester I sebagai prediksi status nutrisi prakonsepsi dengan ukuran plasenta dan luaran bayi.
Metode: Desain penelitian adalah potong lintang pada 134 pasien yang sesuai kriteria. Data pasien mengambil riwayat kehamilan trimester pertama menggunakan catatan kehamilan untuk menilai kecukupan gizi ibu dan keadaan klinis bayi pada saat persalinan.
Hasil: Pada uji korelasi bivariat antara IMT, LILA, dan tinggi badan ibu hamil dengan karakteristik bayi lahir (berat, panjang, lingkar kepala, lingkar perut, berat plasenta, volume plasenta), menunjukan hasil yang signifikan pada semua variabel kecuali pada korelasi antara tinggi badan dengan lingkar kepala, lingkar perut, berat plasenta, dan volume plasenta bayi. Analisis multivariat menunjukan adanya korelasi antara berat, panjang, lingkar kepala, lingkar perut, berat plasenta, dan volume plasenta bayi lahir dengan LILA.
Kesimpulan: Terdapat korelasi positif antara berat, panjang,lingkar kepala, lingkar perut, berat plasenta, dan volume plasenta bayi lahir terhadap LILA kehamilan trimester pertama.

Background: The maternal nutritional status is an important factor for fetal growth and maternal health. Adult women with BMI <18.5 were used as an indicator of chronic energy deficiency (CED). And as many as 24.2% pregnant women aged 15 to 49 years old have the risks of CED based on their UAC. According to Riskesdas 2013, the prevalence of high risk pregnant women with body height <150 cm reaches up to 31.3%. Until now, there are few studies have studied the nutritional status of first trimester pregnant women by measuring their BMI, UAC and body height, as well as their association with the outcomes from placenta and infants.
Objective: This study aims to determine the correlation between BMI, UAC and body height of first trimester pregnant women as predicted pre-conception nutritional status with placental size and outcomes of the infants.
Method: The design of this study is cross sectional 134 patients who matched the criteria. Patients' data were obtained during their first trimester of pregnancy at network hospitals and Budi Kemuliaan Hospital.
Results: Bivariate correlation test between BMI, UAC and body height of pregnant women with the characteristics of infants (body weight, body length, head circumference, abdominal circumference, placental weight, placental volume), elicited significant result on all of the variables, except on the correlation between body height with head circumference, abdominal circumference, placental weight, and placental volume. Multivariate analysis showed a correlation between infant's body weight, infants' body length, head circumference, abdominal circumference, placental weight, and placental volume with UAC.
Conclusion: Significant correlation between infants' body weight, body length, head circumference, abdominal circumference, placental weight, and placental volume with UAC of first trimester pregnant women was proven."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T55528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Putri Paramitha
"Tinggi badan merupakan salah satu indeks antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi. Namun berbagai kondisi seperti kecacatan, kelainan tulang belakang, amputasi kaki, maupun disabilitas lainnya membuat pengukuran tinggi badan aktual tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, adanya metode alternatif yag dapat digunakan sebagai prediktor tinggi badan menjadi penting untuk diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model prediksi tinggi badan pada kelompok usia dewasa muda berdasarkan korelasinya dengan tinggi lutut dan karakteristik individu yang diperkirakan berhubungan dengan tinggi badan, yaitu jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, dan usia puber. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebanyak 75 laki-laki dan 75 perempuan yang merupakan mahasiswa FKM UI dengan kisaran usia 20 ? 40 tahun pada bulan April 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi lutut memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap tinggi badan pada usia dewasa dengan nilai r = 0,921. Demikian pula semua karakteristik individu yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan dengan tinggi badan. Sedangkan model prediksinya adalah : Tinggi Badan (cm) = 57,824 + 2,132 (Tinggi Lutut (cm)) ? 3,965 (Jenis Kelamin), dengan koefisien 0 untuk laki-laki dan 1 untuk perempuan. Disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar, cakupan usia yang lebih luas, dan dengan menyertakan variabel etnis agar persamaan yang dibuat menjadi lebih representatif lagi untuk digunakan di Indonesia.

Height is one of the most important anthropometric indexes to determine people?s nutritional status. But in some particular cases, e.g.: impairment, disabilities, spine curving, and amputated leg, the actual height measurement could be impossible to measure. These conditions encouraged the presence of researches aiming to find the alternative methods to predict actual height. The purpose of this study was to find a formula referred to the correlation of height with knee height, sex, birth weight, birth length, and pubertal age in adult population. The design study was cross sectional and total of 75 men and 75 women aged 20 ? 40 years were participated in this study that held on April 2012.
The result of this study shown a very strong correlation between height and knee height of adults (r = 0,921), and the other variables studied in this study also significantly correlated with height. Multiple regression analysis has done and it generated a formula to predict adults? height in this population: Height (cm) = 57,824 + 2,132 (Knee Height (cm)) ? 3,965 (Sex), with 0 as a cofficient for men and 1 is for women. Nevertheless, more further research with more specific variable, and even more participants with wider age range is still needed to complete the result of this study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Darmawati
"Sebagian besar kematian di dunia berhubungan dengan penyakit akibat kelebihan berat badan dan kegemukan. Latihan fisik interval training menjadi alternatif untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik interval training terhadap IMT dengan menggunakan quasi experiment dan desain pre dan post group design 1-vith control group melibatkan 44 sampel perempuan dewasa dengan kelebihan berat badan dan kegemukan.
Hasil penelitian menunjukan pengaruh signifikan dan mampu memberikan manfaat penurunan IMT setelah 12x latihan (p value=O,OOO). Hasil penelitian selanjutnya tidak menunjukan perubahan yang bermakna terhadap rasio pingang pinggul IWHR(p value=0,257), namun memberikan perubahan bermakna pada masingmasing komponen nilai lingkar pinggang dan lingkar pinggul. Peran perawat komunitas diperlukan untuk mengimplementasikan latihan fisik interval training sebagai bagian dari program pencegahan penyakit tidak menular.

Most of the deaths in the world is due to diseases associated with overweight and obesity. Interval training exercise could be alternative to solve that problem. The aim of the study was to explain the effect of interval training exercise on BMI. This research used a quasi-experimental design, pre-post with control group involved 44 samples of adult women w·ith overweight and obesity.
The results showed that interval training had a significant influence on reduction ofBMI after 12x exercises (p value=O,OOO). The second results show·ed there was no significant change in waist to hip ratio (p value = 0.257), but it gave meaningful changes in each component waist circumference and hip circumference. Community nurses may consider to implement interval training exercise as part of non-communicable disease prevention program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kamaluddin
"Berat badan merupakan ukuran antropometri yang penting digunakan untuk beberapa prosedur medis dan gizi, tetapi dalam beberapa kondisi seperti remaja dengan disabilitas atau pasien tirah baring menyebabkan pengukuran berat badan yang akurat sulit untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus yang sederhana dalam memprediksi berat badan pada remaja di Bogor. Pengukuran berat badan (BB), lingkar lengan atas (LiLA) dan tinggi lutut (TL) dilakukan pada 130 siswa di SMA Budi Mulia Kota Bogor (14-18 tahun) pada bulan April 2016. Analisis korelasi dilakukan antara prediktor dengan berat badan aktual, serta dilakukan analisis regresi linier ganda untuk mendapatkan hasil rumus prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang sangat kuat antara BB dengan LiLA (r = 0,881) serta terdapat korelasi sedang antara BB dengan TL (r = 0,506). Model prediksi yang didapatkan pada remaja laki-laki adalah: berat badan estimasi (kg) = (LiLA (cm) x 2,6) + (TL (cm) x 1,2) ? 70,1 dan pada remaja perempuan: berat badan estimasi (kg) = (LiLA (cm) x 2,6) + (TL (cm) x 1,2) ? 72 (R-square 0,906, p < 0,001). Rumus yang didapatkan dalam penelitian berhasil memprediksi berat badan remaja secara akurat dan rumus ini direkomendasikan untuk digunakan dalam mengestimasi berat badan remaja.

Body weight is an important anthropometric measurement for many medical and nutritional procedures, but in some conditions like people with disability or bedridden patients, it is difficult to be weighed accurately. The aim of this study is to create a simple body weight predicting equations for Bogor adolescents. body weight (BW), mid-upper arm circumference (MUAC), and knee height (KH) measurements were taken from 130 SMA Budi Mulia students (14-18 years) on April 2016. A correlation analysis was performed between predictors and actual body weight, and a multiple linear regression was performed for analysis of the results.
The result showed that there were a perfect correlation between BW and MUAC (r = 0,881), and a medium correlation between BW and KH (r = 0,506). The resulting equation for adolescent boys was: estimated weight (kg) = (MUAC (cm) x 2,6) + (KH (cm) x 1,2) ? 70,1 and for adolescent girls was: estimated weight (kg) = (MUAC (cm) x 2,6) + (KH (cm) x 1,2) ? 72 (R-square 0,906, p < 0,001). The developed equations predicted accurately Bogor adolescents body weight and recommended to be used for estimating body weight in Bogor Adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Subhania
"Tinggi badan merupakan salah satu pengukuran antropometri yang penting, salah satunya untuk mengetahui status gizi individu. Ketika pengukuran tinggi badan secara berdiri tidak dapat dilakukan seperti pada pasien di rumah sakit dan individu dengan kondisi tertentu disabilitas , maka dibutuhkan pengukuran antropometri pengganti agar hasil yang diperoleh akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna, panjang telapak kaki dan tinggi lutut pada kelompok usia dewasa muda. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indoesia berusia 21 ndash; 30 tahun, sebanyak 58 orang laki-laki dan 78 orang perempuan. Desain studi pada penelitian ini menggunakan desain cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara tinggi badan dengan panjang ulna kiri laki-laki r=0.853, perempuan r=0.76 , panjang ulna kanan laki-laki r=0.865, perempuan r=0.726 , panjang telapak kaki kiri laki-laki r=0.799, perempuan r=0.708 , panjang telapak kaki kanan laki-laki r=0.791, perempuan r=0.862 , tinggi lutut kiri laki-laki r=0.862, perempuan r=0.841 , tinggi lutut kanan laki-laki r=0.87, perempuan r=0.833 . Panjang ulna, panjang telapak kaki dan tinggi lutut merupakan prediktor tingi badan yang baik karena memiliki korelasi yang kuat pada laki-laki dan perempuan serta mudah dalam melakukan pengukuran.

Height is one of the important anthropometry measurements to determine nutritional status. When the measurement of height is difficult to conduct especially on patient in hospital or individual with disabilites, an alternative measurement is needed to define an accurate height. The purpose of this study was to develop a prediction model of height based on ulna length, foot length and knee height for young adults. A cross sectional design study was used in this study. Participants were 58 men and 78 women aged 21 30 years who were currently studying at Faculty of Public Health Universitas Indonesia.
Strong correlations were found between height and left ulna length men r 0.853, women r 0.76, height and right ulna length men r 0.865, women r 0.726, height and left foot lenght men r 0.799, women r 0.708, height and right foot length men r 0.791, women r 0.862, height and left knee height men r 0.862, women r 0.841 , height and right knee height men r 0.87, women r 0.833 . Ulna length, foot length and knee height are good predictors of height because they have strong correlations either for men or women and also they can be measured easily.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tasya Shakina
"ABSTRAK
Latar belakang: Kehilangan gigi merupakan penyakit utama rongga mulut.
Berkurangnya jumlah gigi akan menurunkan kemampuan mastikasi dan
menyebabkan pemilihan makanan yang berujung pada kurangnya asupan nutrisi.
Nutrisi yang buruk dapat berakibat pada perubahan indeks massa tubuh (IMT).
Tujuan: Menganalisis hubungan antara kemampuan mastikasi dan IMT. Metode:
Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang pada 129 subjek berusia 34-80
tahun. Subjek diukur tinggi badan dan berat badannya, diwawancara menggunakan
kuisioner kemampuan mastikasi dan dilakukan pemeriksaan intra oral. Analisis Chi
Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan mastikasi,
kehilangan gigi, pemakaian gigi tiruan, usia, jenis kelamin dan status ekonomi
dengan IMT. Hasil penelitian: Kemampuan mastikasi tidak memiliki hubungan
yang bermakna dengan IMT (p=0,963). Ditemukan hubungan yang bermakna antara
usia dengan IMT (p=0,028). Kesimpulan: Usia mempengaruhi indeks massa tubuh.

ABSTRACT
Background: Tooth loss is a major disease of the oral cavity. The primary function
of teeth is mastication. Decreasing number of teeth will reduce the masticatory
performance and causing food selection which leads to lack of nutrition. Poor
nutrition resulted changes in body mass index (BMI). Objective: To analyze the
relationship between masticatory performance and BMI. Methods: The study was
conducted with a cross-sectional method on 129 subjects age 34-80 years. Subject
was measured their height and weight, then interviewed using a questionnaire about
masticatory performance and intra oral examination was conducted. Chi square was
used to analyse the relation between the masticatory performance, tooth loss, denture
wearer, age, gender, economic status with BMI. Result: Masticatory performance
was not significantly associated with BMI (p = 0.963). A significant association was
found between age and BMI (p = 0.028). Conclusion: Age affects the body mass
index."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>