Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Rahmi Oktaviani
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat kompetisi perbankan terhadap cost of credit dan akses kredit perusahaan. Penelitian terdahulu dengan sampel negara maju menunjukkan hasil bahwa kompetisi bank meningkatkan cost of credit, sejalan dengan information hypothesis, dan kompetisi bank meningkatkan akses perusahaan terhadap kredit yang sejalan degan market power hypothesis. Menggunakan data pada industri perbankan dan perusahaan di ASEAN-5 Country yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina pada periode 2005-2016, penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kompetisi perbankan menyebabkan akses yang lebih mudah terhadap kredit bank dan menurunkan cost of credit. Hasil penelitian ini konsisten pada berbagai pengukuran kompetisi bank yang berbeda yaitu CR5, Herfindahl-hirschman Index, dan Lerner Index. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran dan tangibility perusahaan mempengaruhi besarnya pengaruh kompetisi bank terhadap cost of credit dan akses kredit.

ABSTRACT
This research investigates the effect of bank competition on firm rsquo s cost of and access to credit. Some previous studies in developed countries have found that bank competition increases the cost of credit, in line with the information hypothesis. The bank competition also increases firm rsquo s access to credit based on the market power hypothesis. However, banking industry in developing countries have different characteristics compared to developed counties and this leads to a different result from previous studies. Using data from ASEAN 5 Country from 2005 to 2016, this study found that the increase of banking competition leads to an easier access for firm to obtain credit and also decreases the cost of credit that should be paid by the firm. These results are consistent with a broad set of measure of bank competition, which is CR5, Herfindahl hirchman Index and Lerner Index. We also find that the effect of bank competition on cost of credit is generally influence by firm rsquo s size and tangibility. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Wahyu Intan Maris
"Tesis ini membahas pengaruh kompetisi terhadap stabilitas perbankan di
beberapa negara ASEAN, diantaranya: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,
dan Filipina. Temuan utama tesis ini adalah seluruh negara ASEAN 5 memiliki
tingkat persaingan yang terkonsentrasi dengan ditandai oleh nilai Boone yang
positif. Namun demikian, peneliti tidak menemukan pengaruh kompetisi yang
signifikan terhadap stabilitas. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat stabilitas
negara ASEAN 5 lebih dimotivasi oleh kebijakan bank sentral masing-masing
negara yang cenderung memproteksi pasar perbankan dalam negeri.
Namun demikian, peneliti menemukan pengaruh kompetisi yang
signifikan terhadap stabilitas ketika peneliti mempertimbangkan variabel
likuiditas. Bank dengan level likuiditas yang tinggi dan rendah dapat memperkuat
pengaruh kompetisi terhadap stabilitas secara negatif signifikan, yaitu dimana
semakin kompetitif suatu sistem perbankan, maka semakin tidak stabil lingkungan
perbankannya. Hal ini berimplikasi penting bagi regulator untuk mengembangkan
aturan mengenai tingkat likuiditas bank yang tepat sehingga mendorong kondisi
perbankan yang stabil.

This study explores the impact of bank competition on banks’ stability in
fiveSouth East Asia countries, such as Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand,
and Philippines. The main finding of this study is that all of those countries have
concentrated competition level which indicated by the positive value of Boone
indicator.However, this study did not find significant impact of competition to
stability. That is caused by central bank’s regulations which protect the domestic
banking instead of the competition itself.
On the other hand, researcher found significant impact of competition to
stability when liquidity level is considered. High and low liquidity banks enhance
competition impact significantly negative to stability. It shows that the more
competitive banking system the more unstable banking environment. These leadto
an important implication that regulator need to develop policies related to
liquidity level stabilizing the banking system
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Arie Wicaksono
"Penelitian ini meneliti pengaruh kompetisi dan konsentrasi pasar perbankan terhadap X-efficiency bank umum konvensional di Indonesia selama periode 2005 sampai dengan 2014 dengan menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA) one-step regression. Data dalam penelitian ini terdiri dari 102 bank umum konvensional Indonesia selama periode 2005-2014. Hasilnya adalah X-efficiency bank umum konvensional di Indonesia secara rata-rata menurun dari tahun ke tahun selama periode penelitian. Hasilnya, kompetisi memiliki pengaruh negatif terhadap X-efficiency, sedangkan konsentrasi pasar perbankan memiliki pengaruh positif terhadap X-efficiency. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompetisi perbankan, maka akan membuat X-efficiency bank menjadi menurun. Sebaliknya, semakin tinggi konsentrasi pasar perbankan akan meningkatkan X-efficiency bank. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini mendukung Information Gathering Hypothesis (IGH).

This paper examine the effect of banking competition and banking market concentration on Bank X-efficiency during the period 2005 to 2014 by using one-step regression Stochastic Frontier Analysis (SFA). This paper uses 102 conventional commercial bank Indonesia data during the period 2005-2014. The result is the competition has a negative effect on the X-efficiency, whereas the concentration of the banking market concentration has a positive influence on X-efficiency. So it can be concluded that the higher banking competition will make the X-efficiency of banks decreases. Conversely, the higher the concentration of the banking market will increase the X-efficiency of banks. Therefore, the results of this study support the Information Gathering Hypothesis (IGH)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S66106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Ananda Dwi Putra Leiden
"Makalah ini menganalisis hubungan pertumbuhan kredit terhadap risiko kredit yakni tingkatan dari non-performing loan pada 69 perbankan yang berada pada wilayah negara ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Philippines, dan Singapura). Risiko kredit perbankan sangat sensitif terhadap kendala keuangan di mana hubungannya terhadap kelancaran perbankan di dalam melaksanakan core bisnisnya. Di sisi lain, pertumbuhan kredit perbankan dapat mempengaruhi peningkatan NPL, tetapi pada titik tertentu, pertumbuhan kredit justru dapat mempengaruhi penurunan tingkatan NPL. Indikasi kredit macet ini dapat muncul apabila perbankan terkait memiliki kendala dari kredit yang diberikan dan juga kapasitas aset yang dimiliki oleh perbankan tersebut. Makalah ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan kredit Bank dan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi risiko yang terkait dengan kredit macet Bank. Dalam konteks makalah ini, model yang digunakan adalah estimator GMM, yang cocok untuk penelitian menggunakan variabel lagged sehingga pengaruh periode sebelumnya dapat dilihat secara signifikan. Untuk melihat lebih dalam efek NPL, menggunakan variabel status dapat memengaruhi NPL menjadi pengaruh yang lebih spesifik. Untuk menggambarkan efek dari pendekatan ini, penelitian dilakukan berdasarkan bank yang terdaftar di negara-negara ASEAN-5.

This paper analyzes the relationship of credit growth to credit risk, namely the level of non-performing loans in 69 banks located in the ASEAN-5 countries (Indonesia, Malaysia, Thailand, Philippines, and Singapore). Bank credit risk is susceptible to financial constraints in which the relationship with the smooth running of the Bank in carrying out its core business. On the other hand, the growth of bank credit can affect the increase in NPLs, but at a certain point, credit growth can actually affect the decline in the level of NPLs. This indication of bad credit can arise if the related banks have constraints from the credit given and also the capacity of the assets owned by the Bank. This paper describes how the Bank's credit growth and the size of the firm can affect the risk related to the Bank's non-performing loan. In the context of this paper, the model used is the GMM estimator, which is suitable for research using lagged variables so that the influence of the previous period can be seen significantly. To take a more in-depth look at the effects of NPLs, using the selected variables can affect NPLs to be more specific influences. To illustrate the effect of this approach, research was conducted based on banks listed on ASEAN-5 countries. Analysis results prove that credit growth and firm size have a significant effect on non-performing loans. this is evidenced by the risk management development that occurred in ASEAN-5 countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanesia Diva Hermastuti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh risiko kredit dan risiko likuiditas terhadap profitabilitas pada sektor perbankan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fixed effect model. Data yang digunakan pada penilitian ini yaitu data panel yang diperoleh dari 45 perbankan ASEAN 5 dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. Hasil penelitian menujukkan bahwa risko kredit berupa Loan Loss Provision (LLP) memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap profitabilitas (Return on Asset dan Return on Equity) sedangkan risiko kredit berupa Non Performing Loan (NPL) serta risiko likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

This study aims to analyze the effect of credit risk and liquidity risk on profitability in the banking sector. The method used in this research is fixed effect model. The data used in this study are panel data obtained from 45 ASEAN 5 banks from 2014 to 2018. The results show that credit risk in the form of Loan Loss Provision (LLP) has a significant negative effect on profitability (Return on Assets and Return on Equity) while credit risk in the form of Non Performing Loans (NPL) and liquidity risk does not significantly influence profitability."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Lindawati
"Penelitian ini menganalisis pengaruh tingkat kompetisi bank terhadap stabilitas bank pada bank-bank komersial di negara Anggota ASEAN-5, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Observasi dilakukan terhadap 63 bank komersial di negara anggota ASEAN -5 dalam kurun waktu 2005-2014. Dengan menggunakan metode Ordinary Least Square, diperoleh hasil yaitu terdapat pengaruh yang positif dari tingkat kompetisi bank terhadap stabilitas bank komersial negara anggota ASEAN-5. Hasil penelitian mendukung teori competition-stability yang menunjukkan tingkat kompetisi yang tinggi terkait dengan stabilitas bank yang semakin baik.

This research analyzes the effect of bank competition on bank stability in ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand and Philippines) commercial banking. 63 ASEAN-5 commercial banks are observed within period 2005-2014. By using Ordinary Least Square method, this research finds that there is a positive effect of bank competition on ASEAN-5 commercial banking stability. The results of the study support the theory of competition-stability which showed that high level of bank competition is associated with a high bank stability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Ardhya Praja
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh tingkat persaingan perbankan terhadap stabilitas bank di Asean pada periode 2014-2018. 

Dalam penelitian ini, tingkat persaingan perbankan diukur dengan menggunakan metode Lerner Index, sementara stabilitas bank diukur dengan menggunakan metode Log Z-Score. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling, dengan memilih perusahaan perbankan yang terdaftar di masing-masing bursa saham negara Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persaingan perbankan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap stabilitas bank di negara-negara Asean-5. Selain itu juga diperoleh kesimpulan bahwa bahwa terdapat korelasi yang negatif antara tingkat persaingan perbankan yang diukur dengan menggunakan Lerner index dengan stabilitas bank yang diukur dengan Log Z-Score di negara Asean-5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kompetisi perbankan mengakibatkan semakin rapuhnya stabilitas bank.


This study aims to obtain empirical evidence regarding the influence of the level of banking competition on bank stability in ASEAN in the 2014-2018 period.

In this study, the level of banking competition was measured using the Lerner Index method, while bank stability was measured using the Log Z-Score method. The sample selection uses purposive sampling, by selecting banking companies listed on each of the Southeast Asian countries' stock exchanges (Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapore, and Philippines).

The results of this study indicate that banking competition has a significant effect on bank stability in Asean-5 countries. In addition, it is concluded that there is a negative correlation between the level of banking competition as measured by using the Lerner index and bank stability as measured by the Log Z-Score in Asean-5 countries. These results indicate that the higher the level of banking competition, the more fragile bank stability is."

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irvan Hanafi
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh pengungkapan environmental, social, governance (ESG) terhadap akses pembiayaan dan biaya utang. Penelitian ini mengambil 107 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di masing-masing bursa efek di negara-negara ASEAN selama tahun 2014-2018. Pengujian hipotesis pengaruh pengungkapan ESG terhadap akses pembiayaan dan biaya utang dilakukan masing-masing menggunakan metode regresi data panel fixed effect dan common effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi skor pengungkapan ESG gabungan dan skor pengungkapan aspek tata kelola (governance), maka perusahaan memiliki akses pembiayaan yang lebih baik dari pemberi pinjaman (lenders) dan hasil ini signifikan secara statistik, sedangkan pengungkan aspek lingkungan (environmental) dan sosial (social) tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengungkapan ESG dan masing-masing komponennya tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.

This study aims to prove empirically whether or not ESG disclosures (i.e. aggregate as well as its three sub-indicators) provide better access to debt financing and reduce cost of debt. The research takes 107 non-financial firms listed on six stock exchanges of ASEAN countries (Indonesia, Malaysia, Singapore, Philipines, Thailand, and Vietnam) from 2014 to 2018. The hypothesis testings regarding the effect of ESG disclosure on access to debt financing and cost of debt are carried out using the fixed-effect and common-effect panel data regression method, respectively. The empirical results demonstrate that overall CSR disclosure score as a combination of ESG disclosure and governance disclosure are positively related to better access to finance. While environmental dan social disclosure are found to have insignificant association. The results also indicate that both combined and separated components of ESG disclosures have insignificant association with the cost of debt."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosman Bustaman
"Marjin intermediasi bank dikenal dengan sebutan net interest margin (NIM) yaitu selisih pendapatan bunga pinjaman dan bunga tabungan. NIM masih merupakan sumber utama pendapatan bank di kawasan ASEAN. Marjin yang tinggi akan berdampak pada tingginya biaya sosial bagi masyarakat, bahkan bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sebaliknya marjin bunga yang rendah diharapkan memberikan efek positif bagi semua pihak, namun marjin bunga juga merupakan sumber pendapatan yang menjadi buffer bagi bank dalam menghadapi risiko. Kecendrungan penurunan marjin bunga dikawasan ASEAN-4 paralel dengan peningkatan market power bank, peningkatan aktifitas diversifikasi income dan peningkatan penetrasi bank asing.
Untuk mengkaji fenomena tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari diversifikasi pendapatan, diversifikasi portofolio kredit, tingkat kompetisi dan penetrasi bank asing terhadap marjin bunga perbankan di kawasan ASEAN-4. Model bank sebagai dealer dari Ho dan Saunders (1981) dan pengembangan terakhir dari Maudos dan Solis (2009) di aplikasikan dalam kajian ini. Selanjutnya juga dilakukan investigasi pengaruh penurunan marjin intermediasi yang dipengaruhi oleh kompetisi pasar, diversifikasi, terhadap risiko kegagalan bank atau stabilitas perbankan seperti teori yang diajukan oleh Martinez-Miera & Repullo (2008, 2010). Estimasi model menggunakan panel data statis dan juga panel data dinamis dengan System Generalized Method of Moment (GMM).
Hasil estimasi model NIM menunjukkan bahwa kecendrungan penurunan marjin intermediasi pada perbankan konsisten dengan peningkatan penjualan produk tradisional berbasis fee income, yang memberikan indikasi bahwa terdapat subsidi silang dari pendapatan produk non-tradisonal terhadap penurunan pendapatan dari produk tradisional. Penetrasi bank asing secara langsung ikut meningkatkan kompetisi dan berkontribusi pada penurunan marjin bunga. Namun laju penurunan NIM diperlambat oleh meningkatnya market power perbankan dan kecendrungan bank untuk menjadi spesialis (less diversified) dalam pemberian kredit pada sektor bisnis. Hasil estimasi model risiko menunjukkan bahwa tingginya marjin bunga merupakan buffer bagi perbankan dalam peningkatan stabilitas.
Penetrasi bank asing, strategi diversifikasi bank pada penjualan produk non tradisional dan fokusnya (less diversified) perbankan dalam penyaluran kredit pada jenis kredit tertentu berkontribusi pada peningkatan stabilitas. Estimasi dampak kompetisi terhadap risiko menunjukkan bahwa semakin tinggi market power (less competitive) semakin meningkatkan stabilitas perbankan (competition fragility). Berbeda dengan MMR (2008, 2010), hasil estimasi regressi tidak memberikan bukti adanya hubungan yang tidak linear antara tingkat kompetisi dan risiko. Sementara itu agresivitas bank besar dalam pengambilan risiko untuk berekspansi dan merasa nyaman dengan garansi too big to fail diduga kuat berdampak pada penurunan stabilitas perbankan di kawasan ini.

Bank intermediation margin, well known as net interest margin (NIM) is the main source of bank?s revenue in the ASEAN region. On the positive side, high NIM will increase income that would provide a buffer for risk of bank failure. However, higher intermediation margin also cause bigger impacts on the social costs to society, even worse slower economic growth of a country. Decreasing trend in bank interest margin in ASEAN-4 is parallel with the increase in the market power of banks, the rise of revenue diversification as well as high penetration of foreign banks.
To examine this phenomenon, this study aims to analyze the effect of income diversification, loan portfolios diversification, market competition and the penetration of foreign banks on banks' interest margins in ASEAN-4. The diversification of the credit portfolio is divided into lending to the business sector and the types of credit financing. This study models bank as a risk averse dealer (Ho and Saunders, 981) and the latest development of Maudos and Solis (2009). It also investigates the impact of intermediation margins affected by market competition and diversification on the risk of bank failure as proposed by Martinez- Miera & Repullo - MMR (2008, 2010). The models are estimated using static panel data as well as dynamic panel data applying the System of Generalized Method of Moment (GMM).
The estimations of NIM model indicate that the declining trend of banking intermediation margin is consistent with an increase in sales of traditional products that generate fee-based income. It suggests that there is cross-subsidization of revenues from non-traditional products to the decline in revenues from traditional products. Penetration of foreign banks is directly boosted competition and contributed to the decline in interest margin. However, the rate of decline of NIM is slowed down by increased of market power and bank tendency to become specialists (less diversified) in lending to the business sector. Meanwhile, the estimation of risk model shows that higher interest margin is a buffer for banks to increase stability.
In addition, penetration of foreign banks, bank diversification strategy on the sale of non-traditional products and focused bank (less diversified) in lending to certain types of credit contribute to banking stability. The impact of competition on the risk indicates that more market power (less competitive) may result in higher banking stability (competition fragility view). Unlike MMR (2008, 2010), the results do not provide evidence of a non-linear relationship between the level of competition and risk. While the aggressiveness of bigger banks in taking risks to expand their market and feel comfortable with the warranty too big to fail allegedly impact on banking instability in the region.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
D2159
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Sukmawati
"CSR berperan penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan peningkatan nilai perusahaan dimana reputasi yang baik dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis sedangkan reputasi yang buruk dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dari para pemangku kepentingan. Perusahaan melakukan CSR untuk meningkatkan reputasi, keuntungan, dampak sosial, serta peningkatan kinerja. Hal yang mendasari timbulnya hubungan antara CSR dengan utang dagang, yaitu meningkatnya kelayakan kredit karena CSR dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan berkurangnya informasi asimetri sehingga dinilai layak dan pemasok lebih bersedia memberikan utang dagang. Penelitian ini menginvestigasi pengaruh CSR score dan utang dagang pada perusahaan non-jasa keuangan di negara ASEAN-5. Dengan menggunakan analisis data panel, sampel yang digunakan sebanyak 643 perusahaan publik di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina dari tahun 2013 - 2022 dengan jumlah observasi sebanyak 6.375 tahun perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan non-linear antara CSR score dan utang dagang. Temuan ini menunjukkan bahwa pemasok akan lebih mudah memberikan utang dagang pada perusahaan yang memiliki CSR score yang terus membaik. Penelitian lebih lanjut diperoleh informasi bahwa ukuran perusahaan memoderasi hubungan non-linear tersebut. Penelitian ini berkontribusi pada literatur yang ada dengan menunjukkan bahwa pengaruh CSR score terhadap utang dagang tidak bersifat linier dan dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan.

CSR plays an important role for companies in achieving sustainable development goals and increasing corporate value where a good reputation can provide a competitive advantage for businesses while a bad reputation can lead to loss of trust from stakeholders. Companies engage in CSR to improve their reputation, profitability, social impact, and performance. Underlying the relationship between CSR and trade credit is an increase in creditworthiness because CSR can improve the company's reputation and reduce asymmetric information so that it is considered feasible and suppliers are more willing to provide trade credit. This study investigates the effect of CSR score and trade credit on non-financial services firms in ASEAN-5 countries. Using panel data analysis, the sample used is 643 public companies in ASEAN-5 countries from 2013 - 2022 with a total of 6,375 firm-year observations. The results show that there is a non-linear relationship between CSR score and trade credit. This finding suggests that suppliers will be more likely to provide trade credit to companies that have an improving CSR score. Further research obtained information that firm size moderates the non-linear relationship. This study contributes to the existing literature by showing that the effect of CSR score on trade credit is not causal."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>