Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shidqii Dewantoro
"Kebutuhan akan braket ortodontik di Indonesia sangat tinggi mengingat tingginya prevalensi penderita maloklusi di Indonesia. Dalam penelitian ini, braket ortodontik difabrikasi dengan metode Metal Injection Molding dengan menggunakan serbuk Stainless Steel 17-4 PH serta variasi penggunaan sistem binder pada feedstock-nya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem binder berbahan baku lokal pada proses mixing untuk menghasilkan feedstock dalam pembuatan braket ortodontik. Campuran dari Beeswax BW yang merupakan bahan baku lokal, Paraffin Wax PW, Low-Linear Density Polyethylene LLDPE, Ethylene Vinyl Acetate EVA, Stearic Acid SA dicampur dengan serbuk SS 17-4PH dalam berbagai komposisi untuk menghasilkan sifat feedstock yang optimal. Komposisi yang digunakan adalah K1 PW 64, HDPE 35, SA 1, K2 PW 30, BW 30, LLDPE 30, EVA 5, SA 5, K3 PW 20, BW 30, LLDPE 30, EVA 15, SA 5, dan K4 PW 20, BW 30, LLDPE 40, EVA 5, SA 5 dengan powderloading 60. Campuran feedstock tersebut diinjeksikan ke dalam mold braket ortodontik, sampel kotak, dan spesimen uji tarik. Kemudian, green parts dilakukan debinding hingga sintering.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposisi sistem binder K4 memiliki torsi dan viskositas yang optimal, di mana nilai torsi dan viskositasnya menghasilkan green parts dengan kestabilan bentuk yang baik serta minim retak. Sedangkan untuk sintered parts, K2 menghasilkan sifat mekanis yang secara keseluruhan paling baik karena memiliki kekerasan di atas standard ASTM B883 dan penyusutan volumenya tertinggi sehingga densitas relatifnya tertinggi juga. Hal ini dikarenakan K2 memiliki viskositas yang cukup rendah sehingga menunjukkan lebih banyak aktivitas perpindahan selama proses debinding dan menghasilkan persebaran pori-pori yang seragam dan berukuran kecil. Hal tersebut memudahkan proses densifikasi karena membutuhkan energi yang lebih kecil untuk densifikasi saat proses sintering.

The need for orthodontic brackets in Indonesia is very high due to the high prevalence of malocclusion sufferers in Indonesia. In this research, orthodontic bracket is fabricated by Metal Injection Molding method using Stainless Steel 17 4 PH powder and variation of binder system use in its feedstock. The purpose of this study was to develop a local binder system in the mixing process to produce feedstock in the manufacturing of orthodontic brackets. The mixture of Beeswax BW which is a local raw material, Paraffin Wax PW, Low Linear Density Polyethylene LLDPE , Ethylene Vinyl Acetate EVA, Stearic Acid SA is mixed with SS 17 4PH powder in various compositions for produces optimal feedstock properties. The composition used is K1 PW 64, HDPE 35 , SA 1, K2 30 PW, 30 BW, 30 LLDPE, 5 EVA, 5 SA, K3 PW 20, BW 30, LLDPE 30, EVA 15, SA 5, and K4 PW 20, BW 30, LLDPE 40, EVA 5, SA 5 with powderloading 60. The feedstock mixture is injected into the orthodontic bracket mold, box sample, and tensile test specimen. Then, the green parts are done debinding until sintering.
The results of this study indicate that the composition of K4 binder system has optimal torque and viscosity, where the value of torque and viscosity produce green parts with good shape stability and minimal cracking. For the sintered parts, K2 binder system produces the best overall mechanical properties because it has a hardness value above ASTM B883 standard, the highest volume shrinkage so that its relative density is highest as well. This is because K2 binder system has a fairly low viscosity to show more displacement activity during the debinding process and results in a uniform and small pore distribution. This facilitates the densification process because it requires less driving force for densification during the sintering process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Arief Mawardi
"Kebutuhan braket ortodonti di Indonesia sangatlah tinggi, hal ini dilatarbelakangi oleh tingginya prevalensi maloklusi di Indonesia. Metal Injection Molding MIM adalah salah satu metode manufaktur yang dapat digunakan untuk memfabrikasi braket ortodontik berkualitas tinggi dengan menggunakan powder loading yang optimal dalam proses manufakturnya. Peningkatan powder loading dapat memberikan peningkatan sifat mekanis dan juga pengetatan toleransi dimensi pada produk yang akan difabrikasi secara massal. Namun, peningkatan powder loading yang melebihi titik optimum juga akan dapat menyebabkan viskositas feedstock yang tinggi dan berpotensi pada penghambatan proses injeksi. Oleh karena itu, studi mengenai penggunaan powder loading yang optimum untuk feedstock local sangatlah penting dalam mempersiapkan proses fabrikasi braket ortodontik lokal.
Pada penelitian ini, material baja tahan karat 17-4 Precipitation Hardening SS 17-4 PH digunakan dan dicampur dengan multikomponen system binder lokal yang terdiri atas : beeswax, paraffin wax, LLDPE, EVA, dan SA dengan masing-masing 30, 30, 30 5, dan 5 vol. Setelah mencampur serbuk logam tersebut, feedstock dengan variasi powder loading i.e 60, 62, 64, dan 66 vol. dihasilkan dan diinjeksikan ke dalam cetakan braket ortodontik dan dilanjutkan dengan proses debinding hingga sintering. Produk hasil kemudian akan diuji melalui pengujian densitas metalografi, kekerasan, dan pengujian Tarik untuk mengetahui mikrostruktur yang dihasilkan dan juga sifat mekanis yang dimiliki oleh produk tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian ini, sampel dengan powder loading 64 vol. memiliki perilaku injeksi yang optimal dengan memiliki torsi yang cukup mendekati torsi dari feedstock braket ortodontik komersial, yaitu 5,4Nm serta hasil injeksi yang baik, serta minim terjadinya cacat ataupun patah. Namun, berdasarkan pengujian metalografi, densitas, dan kekerasan, produk dengan powder loading 66 mampu memberikan sifat mekanis yang lebih optimal dengan hasil shrinkage volume yang minim, namun dapat mencapai densitas, dan kekerasan yang tertinggi.

The need for orthodontic brackets in Indonesia is very high, this is motivated by the high prevalence of malocclusion in Indonesia. Metal Injection Molding MIM is one of the manufacturing methods that can be used to fabricate high quality orthodontic brackets using optimal powder loading in the manufacturing process. Increased powder loading can provide improved mechanical properties as well as a tightening of dimensional tolerances for products to be mass fabricated. However, an increase in powder loading that exceeds the optimum point will also cause high feedstock viscosity and potentially inhibit the injection process. Therefore, studies regarding the use of optimum powder loading for local feedstock are very important in preparing the local orthodontic bracket fabrication process.
In this study, stainless steel 17-4 Precipitation Hardening SS 17-4 PH was used and mixed with a local multicomponent binder system consisting of: beeswax, paraffin wax, LLDPE, EVA, and SA with 30, 30, 30 respectively. 5, and 5 vol. After mixing the metal powder, feedstock with a variety of powder loading i.e 60, 62, 64, and 66 vol. generated and injected into the orthodontic bracket mold and followed by the debinding process to sintering. The resulting product will then be tested through metallographic density, hardness, and tensile testing to determine the microstructure produced and also the mechanical properties of the product.
Based on the results of this study, samples with powder loading 64 vol. has optimal injection behavior by having a torque that is close enough to the torsion of a commercial orthodontic bracket feedstock, namely 5.4Nm and good injection results, and minimal occurrence of defects or fractures. However, based on metallographic, density and hardness testing, the product with powder loading 66 is able to provide more optimal mechanical properties with minimal volume shrinkage results, but can achieve the highest density and hardness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lingga Pradinda Suharno
"Salah satu metode fabrikasi untuk membuat braket ortodontik yaitu metal injection molding. Kelebihan metode fabrikasi ini dapat menghasilkan produk dengan ukuran yang sangat kecil. Sehingga metode ini cocok digunakan sebagai metode fabrikasi braket ortodontik. Namun metode fabrikasi ini memiliki kelemahan. Terdapat proses sintering yang sulit diprediksi hasil akhirnya. Salah satu parameter yang menentukan hasil akhir sintering yaitu atmosfer. Sehingga penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur pada argon sintering terhadap material SS 17-4 PH.Feedstock SS 17-4 PH dibentuk dengan menggunakan mesin injeksi menjadi bentuk kubus dengan ukuran 5 mm x 5 mm x 5 mm. Tekanan yang diberikan untuk injeksi ini yaitu 2700 psi dengan temperatur injeksi yaitu 200°C.
Setelah proses injeksi, dilakukan proses penghilangan binder dengan proses debinding. Proses solvent debinding dilakukan dengan menggunakan heksana pada temperatur 50°C menggunakan magnetic stirrer selama 1,5 jam. Proses thermal debinding dilakukan menggunakan vacuum furnace pada temperatur 510°C dengan heat rate 1°C/menit dan proses holding selama 1 jam. Proses sintering dilakukan menggunakan atmosfer gas argon dengan flow rate 1 liter/menit pada temperatur 1320°C, 1340°C, 1360°C, dan 1380°C dengan heat rate 5°C/menit dan proses holding selama 1,5 jam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan atmosfer argon untuk proses sintering masih terdapat adanya inklusi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena proses thermal debinding yang kurang baik. Pada proses sintering, terbentuk fasa ?-ferrite. Fasa ini mempengaruhi proses densifikasi dari material SS 17-4 PH. Nilai densitas relatif, nilai penyusutan, dan nilai kekerasan yang dicapai pada setiap temperatur tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa proses sintering dengan menggunakan gas argon sudah mencapai parameter optimal pada temperatur 1320°C, 1340°C, 1360°C, dan 1380°C.

Orthodontic brackets can be manufactured using several methods of fabrication, one of them is metal injection molding. Ability to produce very small product is the advantages of this method. However, sintering process result with this method quite unpredictable. One of the important sintering parameter is sintering atmosphere. This study is aimed to understand the influence of argon atmosphere in sintering process with different temperature.To produce orthodontic bracket with metal injection molding method, 17 4 PH stainless steel feedstock injected to the mold using injection molding machine.
After injection, the binder eliminated with solvent and thermal debinding. Solvent debinding process conducted with hexane at 50 oC on magnetic stirrer for 1,5 hours. Thermal debinding were performed in vacuum furnace at 510 oC with heat rate 1 oC min and 60 min holding time. Afterward, the resulting sample were heated at 5 oC min to sintering temperatur of 1320°C, 1340°C, 1360°C, and 1380°C under 90 min holding time in argon atmosphere with flow rate 1 liter min.
The results of this study indicate that, the inclusion still occur in argon atmosphere sintering process. This is possible due to poor thermal debinding process. In the sintering process, ferrite phase is formed. This phase affects the densification process of SS 17 4 PH material. The value of relative density, shrinkage, and hardness at different temperature did not change significantly. This indicates that the sintering process using argon gas has reached the optimum parameters at 1320°C, 1340°C, 1360°C, And 1380°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hantoro Restucondro Saputro
"Maloklusi merupakan salah satu masalah yang umum ditemui pada gigi dan mulut orang Indonesia. Negara ini juga dihadapkan pada masalah yang mengharuskan mengimpor braket dari luar negeri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memproduksi braket ortodontik nasional dengan proses metal injection molding MIM di Indonesia, khususnya sintering dengan menggunakan kondisi vakum dengan menggunakan stainless steel 17-4 PH, karena material ini merupakan salah satu material yang umum digunakan untuk aplikasi braket ortodontik. Sintering dilakukan pada empat temperatur yang berbeda, yaitu 1320°C, 1340°C, 1360°C, dan 1380°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat inklusi di dalam stainless steel 17-4 PH pada produk sintering yang kemungkinan adalah senyawa silikon oksida, kromium oksida, atau besi oksida. Densitas relatif meningkat seiring dengan naiknya temperatur sintering karena area porositas yang semakin berkurang. Selain itu, hasil sintering pada 1360 C memiliki kekerasan paling optimal, yaitu sebesar 395 HV dan melebihi kekerasan dari braket ortodontik komersial.

Malocclusion is one of the common problems encountered in the teeth and mouth of Indonesian people. This country is also confronted with problems that the bracket have to been imported from abroad. The purpose of this study is to produce national orthodontic bracket with metal injection molding MIM in Indonesia, particularly by using vacuum sintering for 17 4 PH stainless steel because it is a material commonly used for orthodontic bracket applications. Sintering conducted at four different temperatures, at 1320°C, 1340°C, 1360°C, and 1380°C. The results showed that there are inclusions in 17 4 PH stainless steel sintering products, it might be silicon oxide, chrome oxide, or iron oxide. The relative density increases with increasing temperature sintering because the area of porosity are reduced. In addition, the results of sintering at 1360 C has the optimal hardness, which is amounted to 395 HV and higher than commercial orthodontic bracket.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldino Muhamadwijaya
"ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari-hari hampir di semua tempat terdapat barang-barang yang diproduksi dengan proses metal injection molding seperti pesawat telepon, printer, keyboard, mouse, rumah lampu mobil, dashboard, roda furnitur, telepon seluler, dan masih banyak lagi yang lain. Secara garis besar proses produksi komponen melalui jalur teknologi logam serbuk dengan proses Metal Injection Molding terdiri atas empat tahapan yaitu mixing, injection molding, debinding dan sintering. Feedstock (bahan baku) memainkan peran sentral dalam proses MIM. Feedstock yang merupakan campuran antara powder dan binder yang dicampur (mixing) pada temperatur elevasi menggunakan bantuan alat seperti ekstruder, kneader atau shear roll extruder, dengan ketersediaan berbagai perangkat pencampuran telah menambah variasi metode yang berbeda dari pencampuran yang akan digunakan untuk menghasilkan feedstock MIM . Terlepas dari metode pencampuran digunakan, campuran bahan baku harus homogen dan memiliki perilaku pseudo-plastik. Dalam proses MIM, laju geser selama molding biasanya berkisar antara 100 dan 10000 s-1. Dalam rentang laju geser ini menurut teori viskositas maksimum untuk injeksi molding adalah 1000 Pa.s pada suhu molding
Untuk mencari karakterisitik rheologi dari feedstock biasanya diukur menggunakan Capillary Rheometer, pada skripsi ini penulis menggunakan data mixing untuk mencari nilai shear rate dan viskositas, hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan hasil perhitungan dengan rheologi Material Safety Data Sheet (MSDS) tidak terlalu besar, lalu feedstock Fe2%Ni dengan binder 69%BW+30% EVA + 1%SA dan feedstock Fe2%Ni dengan binder 79%PW+20%HDPE + 1% SA memenuhi syarat rheologi sebagai feedstock Metal Injection Molding.

ABSTRACT
In daily life almost everywhere there are goods produced by metal injection molding process such as a telephone, printer, keyboard, mouse, house lights, car dashboard, wheel furniture, mobile phones, and many others. Broadly speaking, the process of production of components through the powder metal technology with Metal Injection Molding process consists of four stages, namely mixing, injection molding, debinding and sintering. Feedstock plays a central role in the MIM process. Feedstock which is a mixture of powder and binder were mixed at a temperature elevation using the help of tools such as extruder, kneader or shear roll extruder, with the availability of various mixing devices have extended variety of different methods of mixing that will be used to produce MIM feedstock. Apart from mixing method is used, a mixture of feedstock should be homogeneous and has a pseudo-plastic behavior. In the MIM process, the shear rate during molding is usually between 100 and 10 000 s-1. Within the range of shear rates is in theory a maximum viscosity for injection molding was 1000 Pa.s at molding temperatures
Find characteristic rheological of feedstock is typically measured using a capillary rheometer, in this paper the authors use data mixing to find the value of shear rate and viscosity, the results showed that the comparison of the calculation results with rheological Material Safety Data Sheet (MSDS) is not too large, then feedstock Fe2 % Ni with a binder 69% BW + 30% EVA + 1% SA and feedstock Fe2% Ni with a binder of 79% PW + 20% HDPE + 1% SA qualifies as feedstock rheological Metal Injection Molding."
2017
S66480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amirah Salsabila Widad Putri
"Kondisi kehilangan gigi dapat menyebabkan gangguan pada efisiensi pengunyahan dan berdampak pada penyakit sistemik. Penggunaan implan gigi menjadi perawatan terbaik dengan manfaat jangka panjang. Untuk mencapai kesuksesan pemasangan implan gigi, produk implan gigi harus memiliki desain optimal guna mempercepat proses osseointegrasi. Alternatif yang dapat meningkatkan osseointegrasi dengan memodifikasi permukaan implan yang berpori. Penelitian ini akan berfokus pada simulasi, desain, dan manufaktur dari screw implan gigi berpori dengan prinsip hybrid porous dimana terdiri dari inti implan gigi yang padat dengan permukaan profil ulir yang berpori. Proses manufaktur akan menggunakan metode metal injection molding (MIM) yang melalui tahapan injeksi, debinding, dan sintering. Hasil green part dari injeksi menggunakan feedstock Ti-6Al-4V yang telah dilakukan menunjukkan adanya kecacatan produk pada profil ulir dan short shot. Proses dilanjutkan ke tahap debinding yang terdiri dari solvent debinding dan thermal debinding. Terakhir, proses sintering dilakukan dengan temperatur 1150°C dan waktu tahan 60 menit. Evaluasi pengamatan mikrostruktur dilakukan untuk mengetahui penampakan dari permukaan berpori yang diketahui memiliki %area porositas sebesar 36.268% untuk produk screw Ti-6Al-4V implan gigi trial.

The condition of tooth loss can disrupt chewing efficiency and have systemic implications. The use of dental implants provides the best long-term treatment option. To achieve successful dental implant placement, the dental implant products must have an optimal design to expedite the osseointegration process. An alternative approach to enhance osseointegration is through modifying the implant surface to incorporate porosity. This study focuses on the simulation, design, and manufacturing of porous screw dental implants using the hybrid porous principle, consisting of a solid core implant with a porous threaded surface. The manufacturing process involves metal injection molding (MIM) with stages of injection, debinding, and sintering. The results of the injection process using Ti-6Al-4V feedstock revealed product defects in the threaded profile and short shots. The process then proceeds to the debinding stage, which includes solvent debinding and thermal debinding. Lastly, sintering is conducted at a temperature of 1150°C and a holding time of 60 minutes. Microstructure observations are performed to examine the appearance of the porous surface, which is known to have a porosity area percentage of 36.268% for the trial Ti-6Al-4V screw dental implant product."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Hidayatullah
"Umumnya, metode metal injection molding MIM menggunakan material SS 17-4 PH untuk aplikasi braket ortodontik. Salah satu proses dalam MIM adalah thermal debinding, yaitu proses dimana binder dihilangkan dari produk menggunakan energi panas. Proses thermal debinding dilakukan dengan variasi temperatur yaitu 480, 510, dan 540oC, waktu tahan yaitu selama 0.5, 1 , dan 2 jam, serta laju pemanasan yaitu 0.5, 1, 1.5, dan 2oC/min. Pengaruh temperatur menunjukkan semakin meningkatnya temperatur, persentase pengurangan massa semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh pembentukan oksida pada sampel yang dibuktikan dengan TGA. Hasil pengurangan massa terbesar didapatkan pada temperatur 480oC sebesar 6.4137 wt . Pada variabel waktu tahan, ditunjukkan bahwa semakin lama waktu tahan akan meningkatkan pengurangan massa dan nilai pengurangan massa terbesar didapat pada waktu tahan 2 jam yaitu sebesar 6.255 wt . Untuk laju pemanasan dengan semakin lambatnya laju pemanasan akan meningkatkan pengurangan massa sampel dan mengurangi adanya pembentukan retak. Variabel terbaik diperoleh pada laju pemanasan 0.5oC/min, yaitu menghasilkan pengurangan massa sebesar 6.2499 wt dan pembentukan retak lebih sedikit.

Generally, metal injection molding MIM method utilizes SS 17 4 PH as material for application of orthodontic bracket. One of the process of MIM is thermal debinding, which binder is eliminated by thermal energy. In this study, thermal debinding process is conducted with variation of temperature, i.e. 480, 510, and 540oC, holding time, i.e. 0.5, 1 and 2 hours, heating rate, i.e. 0.5, 1, 1.5, and 2oC min. The effect of temperature shows that the increased temperature will result in the mass reduction percentage due to formation of oxide on the sample, which will be proven through TGA testing. The highest mass reduction was 6.4137 wt which was obtained at 480oC. For the variation of holding time, the longer the holding time will result in increased mass reduction and the highest mas reduction was 6.255 wt which was obtained during 2 hours of holding time. For the heating rate, the slower the heating rate will result in increased mass reduction and decreased the presence of crack formation. The best variable was obtained at heating rate of 0.5oC min, which resulted mass reduction of 6.2488 wt and less crack formation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S63567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerra Maulana
"ABSTRAK
Maloklusi merupakan salah satu permasalahan yang paling banyak ditemukan dalam dunia kesehatan. Penggunaan braket ortodontik bertujuan untuk mengendalikan serta memperbaiki posisi rahang agar pengaruh dari maloklusi dapat dikurangi secara perlahan. Selama ini produksi braket ortodontik masih dilakukan secara impor. Dari sini munculah pembahasan untuk dapat memproduksi braket ortodontik secara nasional atau disebut sebagai behel nasional. Dari penilitian yang telah dilakukan ditahun sebelumnya, digunakan material jenis logam berupa Baja Tahan Karat 17-4PH. Untuk proses manufaktur behel tersebut, digunakan proses investment casting. Namum dari proses investment casting ini ditemukan bahwa hasil braket yang didapatkan memiliki permukaan yang kasar sehingga memerlukan pemrosesan akhir lebih lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan proses manufaktur lain yaitu metal injection molding. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk meningkatkan laju penghilangan binder melalui proses solvent debinding dengan perlakuan agitasi serta kondisi vakum yang kemudian dibandingkan dengan kondisi normal.Hasil percobaan menunjukan bahwa dengan dilakukannya perlakuan agitasi akan memingkatkan laju penghilangan binder secara signifikan akibat adanya mekanisme pengadukan yang menyebabkan kemungkinan tumbukan antar partikel meningkat. Kemudian dengan kondisi vakum laju penghilangan binder sedikit lebih baik dari kondisi normal dengan mekanisme yang mirip dengan pengadukan, namun dengan harus dilakukannya penambahan pelarut secara berkala akibat titip uap pelarut yang menurun dalam kondisi vakum. Tidak ditemukan adanya crack atau cacat pada permukaan dengan adanya peningkatan laju penghilangan binder melalui dua perlakuan tersebut.

ABSTRACT
Malocclusion is one of the most common problems in the medical field. The use of orthodontic brackets aims to control and improve the position of the jaw so that the influence of malocclusion can slowly be reduced. Until now, brackets production is still done by imports. From here comes the discussion to produce an orthodontic bracket nationally. Our latest research used Stainless Steel 17 4PH as the material and investment casting as the manufacturing processes. However, it is obtained that investment casting result have rough surfaces that require further processing end. Therefore, it is necessary to study other manufacturing processes for brackets production, namely metal injection molding. In this study, we conducted an experiment to enhance binder removal rate through the process of solvent debinding treatment with agitation and under vacuum. Then the results compared to the normal conditions.The experimental results showed that agitation treatment will enhance binder removal rate significantly due to the stirring mechanism that causes the possibility of collisions between the particles increases. Then the binder removal rate on the vacuum treatment conditions is little better than normal conditions by a mechanism similar to stirring, but with the addition of a solvent to be done on a regular basis due to the decline of the solvent boiling point under vacuum conditions. There were no cracks or defects found on the surface with an increased rate of binder removal through the two treatments."
2017
S66516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haekal Sena Akbar
"ABSTRAK
Metalurgi serbuk merupakan proses pembuatan serbuk dan benda jadi dari serbuk logam atau paduan logam dengan ukuran tertentu tanpa melalui proses peleburan. Perkembangan industri Powder Metallurgy P/M atau metalurgi serbuk di Asia sangat berkembang pesat jika dibandingkan dengan metalurgi ingot konvensional. Salah satu metode P/M yang paling tepat untuk menghasilkan benda-benda dengan tingkat kepresisian tinggi dalam jumlah yang besar ialah melalui metode Metal Injection Molding MIM. Namun, perkembangan penelitian di bidang metalurgi serbuk di Indonesia masih kurang, apalagi jika dibandingkan dengan pioneer perkembangan teknologi metalurgi serbuk di asia seperti Jepang, Cina, dan India. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memproduksi bahan baku dari metalurgi serbuk, yaitu serbuk logam, dengan metode atomisasi gas dan menggunakan alat atomisasi yang dikembangkan sendiri. Logam yang akan digunakan adalah Stainless Steel karena menjadi salah satu logam yang paling sering digunakan untuk proses MIM. Penelitian akan memvariasikan tekanan gas selama proses atomisasi dengan variasi tekanan 12 Bar, 10 Bar, dan 8 Bar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah serbuk berukuran kecil akan semakin banyak seiring dengan meningkatnya tekanan gas selama proses atomisasi gas. Serbuk yang dihasilkan dari penelitian ini dengan menggunakan alat yang dikembangkan sendiri sudah memiliki ukuran.

ABSTRACT
Powder Metallurgy P M is a metal product makin process using metal or metal alloy powder as the raw material without smelting process. The development of P M industry in Asia have grown significantly, compared to conventional ingot process. Metal Injection Molding MIM is one of the most appropriate method in P M for producing products with high precision and high quantity. However, research and technology development of P M in Indonesia is still lacking, moreover if compared to research and technology development of P M in other Asia rsquo s leading country such as Japan, China, and India. This research rsquo s aim is to produce the raw material for P M, which is metal powder, using gas atomization and a self developed atomization device. The metal used in this research is Stainless Steel due to it rsquo s frequent utilization in MIM. This research will varying the gas pressure of the atomization process with the variation of 12 Bar, 10 Bar, and 8 Bar. The results shows that metal powder with smaller size will be produced more using the higher gas pressure. The self developed atomization device have successfully produced metal powder with the size."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Jones
"Implan gigi merupakan suatu perangkat dari bahan biomaterial yang dipasang dan ditanamkan ke tulang rahang melalui pembedahan sebagai pengganti gigi yang hilang. Topografi permukaan implan gigi dengan kekasaran permukaan dan lapisan berpori telah diusulkan untuk meningkatkan osseointegrasi dan induksi pertumbuhan jaringan tulang baru (bone ingrowth) serta mengurangi efek stress shielding akibat modulus Young yang tinggi dari material implan. Studi ini menyajikan pengembangan desain implan gigi dengan lapisan berpori (hybrid porous dental implant) yang dapat mengisi jalur ulir implan melalui metode metal injection molding (MIM). Fokus studi ini yaitu desain, fabrikasi, dan analisa inti padat implan gigi dari Ti-6Al-4V yang dilakukan dengan mempertimbangkan fitur geometri yang mendukung kesuksesan jangka panjang implan gigi serta dapat dilakukannya proses injeksi feedstock Ti-6Al-4V untuk memenuhi cavity pada inti padat implan gigi baik secara simulasi numerik maupun eksperimental.Implan gigi merupakan suatu perangkat dari bahan biomaterial yang dipasang dan ditanamkan ke tulang rahang melalui pembedahan sebagai pengganti gigi yang hilang. Topografi permukaan implan gigi dengan kekasaran permukaan dan lapisan berpori telah diusulkan untuk meningkatkan osseointegrasi dan induksi pertumbuhan jaringan tulang baru (bone ingrowth) serta mengurangi efek stress shielding akibat modulus Young yang tinggi dari material implan. Studi ini menyajikan pengembangan desain implan gigi dengan lapisan berpori (hybrid porous dental implant) yang dapat mengisi jalur ulir implan melalui metode metal injection molding (MIM). Fokus studi ini yaitu desain, fabrikasi, dan analisa inti padat implan gigi dari Ti-6Al-4V yang dilakukan dengan mempertimbangkan fitur geometri yang mendukung kesuksesan jangka panjang implan gigi serta dapat dilakukannya proses injeksi feedstock Ti-6Al-4V untuk memenuhi cavity pada inti padat implan gigi baik secara simulasi numerik maupun eksperimental.

Dental implant is a device made of biomaterial that is surgically attached and implanted into the jawbone as a replacement for missing teeth. The surface topography of dental implant with surface roughness and porous coating has been proposed to increase osseointegration and induction of bone ingrowth and reduce the stress shielding effect due to the high Young's modulus of the implant material. This study presents the development of a dental implant design with porous coating (hybrid porous dental implant) that can fill the implant thread path through the metal injection molding (MIM) method. The focus of this study is the design, fabrication, and analysis of the solid core of dental implants from Ti-6Al-4V which was carried out by considering the geometric features that support the long-term success of dental implants and the injection of Ti-6Al-4V feedstock to fill the cavity in the solid core dental implants both numerically and experimentally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>