Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114965 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monangin, Priska Jesika
"Spent Bleaching Earth dan minyak jelantah merupakan limbah industri dengan jumlah produksi yang sangat besar di Indonesia hingga 600.000 ton/tahun. SBE memiliki kadar SiO2 sebesar 55-80 hal inilah yang dapat dijadikan potensi untuk pembuatan gemuk sebagai pengentalnya. Gemuk berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan pada permukaan benda yang bersinggungan serta memiliki kemampuan untuk menempel di dekat permukaan gesek. Gemuk yang beredar dipasaran umumnya menggunakan NLGI grade 2 karena memiliki daya kelengketan lebih baik serta dropping point dan anti wear yang tinggi. NLGI grade 2 disebut gemuk multipurpose karena dapat digunakan pada hampir seluruh alat mesin pada otomotif, industri, konstruksi, manufaktur dll.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan gemuk NLGI grade 2 dengan memformulasikan SBE, minyak jelantah, dan kalsium sulfonat. Kalsium sulfonat dipilih karna dapat meningkatkan konsistensi dan performa gemuk serta jenis sabun yang biayanya paling murah. Pre-treatment dalam proses pembuatan adalah dilakukan filtrasi dan pemanasan pada minyak jelantah serta pengayakkan untuk SBE. Pembuatan Gemuk melalui proses saponifikasi dengan suhu maksimal 66°C dan homogenisasi hingga 8 jam. Komposisi optimum yang didapat yaitu dengan perbandingan SBE dan minyak jelantah 70:30 serta penambahan kalsium sulfonat 12 menghasilkan nilai bleeding 0,7 ; nilai keausan 0,23 mg; dan nilai dropping point 267°C. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan gemuk berbahan dasar limbah industri dengan tambahan kalsium sulfonat memiliki kualitas yang setara dengan gemuk komersil sebagai pembanding.

Spent Bleaching Earth and Waste Cooking Oil is industrial waste with an enormous amount of production in Indonesia up to 600,000 tons year. SBE contains 55 ndash 80 of SiO2 that can be used for the formulation of grease as the thickening agent. The function of grease is to decrease the friction and the wear on the surface of the intersecting object and has the ability to stick near to friction surface. Grease available in market generally use NLGI grade 2 because it has better adhesiveness and high dropping point and antiwear value. NLGI Grade 2 is commonly called as multipurpose grease due to its ability to be applied to almost all machine tools in automotive, construction, manufacture, industries, etc.
This study aims to produce NLGI Grade 2 by formulating SBE, Waste Cooking Oil, and Calcium Sulfonate. Calcium Sulfonate is selected to be used because it can improve the consistency and performance of the grease and the type of soap with affordable price. Pre treatment in the manufacturing process is filtration and heating the Waste Cooking Oil and sifting for SBE. The Grease is produced through saponification process with maximum temperature 66°C and homogenization up to 8 hours. The optimum composition obtained by the composition of SBE and cooking oil 70 30 and the addition of 12 calcium sulfonate yields, 0.7 bleeding value wear value is 0.23 mg and dropping point value is 267°C. The results of this study can be concluded that Industrial waste based Grease with additional calcium sulfonate has a quality equivalent to commercial Grease as a comparison.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna R. Hidayat
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronan
"Berkembangnya dunia industri otomotif saat ini menuntut industri manufaktur untuk dapat membuat produk secara efektif dan efisien tanpa mengalami kegagalan dalam proses manufaktur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan koefisien pengerasan regangan (n) dan pengaruhnya serta pengaruh kecepatan pons dan aplikasi lubrikasi terhadap kurva batas bentuk dari lembaran baja canai dingin SPCC dengan tebal 0.8mm. Perhitungan nilai koefisien pengerasan regang ditentukan melalui uji tarik dengan standar ASTM E 646, sementara konstruksi kurva batas bentuk ditentukan dengan menghitung regangan mayor dan minor pada lingkaran yang telah terdistorsi melalui pengujian peregangan berdasarkan ISO 12004-2. Dari pengujian ini didapatkan bahwa semakin besar koefisien pengerasan regang suatu material, maka kemampuan bentuknya pun semakin meningkat. Selain itu, didapatkan juga bahwa kecepatan pons yang semakin tinggi akan menurunkan kemampuan bentuk suatu material, serta aplikasi lubrikasi yang menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kurva batas bentuk yang didapat.

The development of the automotive industry today requires the manufacturing industry to make products effectively and efficiently without experiencing failure in the manufacturing process. This study aims to determine the coefficient of strain hardening (n) and its effect as well as the effect of punching speed and lubrication application on the forming limit curve of SPCC cold rolled steel sheet with a thickness of 0.8mm. The calculation of the value of the strain hardening coefficient was determined by means of a tensile test with the ASTM E 646 standard, while the construction of the forming limit curve was determined by calculating the major and minor strains on the distorted circle through a stretch test based on ISO 12004-2. From this test, it was found that the greater the coefficient of strain hardening of a material, the greater its formability. In addition, it was also found that the higher the punch speed will reduce the formability of a material, as well as the application of lubrication which shows an insignificant effect on the forming limit curve obtained."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinus Adi Anggoro
"Kualitas kerja bantalan sangat dipengaruhi oleh sistem pelumasannya. Pengembangan sistem pelumasan dilakukan dengan pembentukan sistem interlocking ? adsorbsi yang digabungkan dalam pelumas padat, dibentuk melalui pelapisan komposit Zn3(PO4)2 / MoS2 / MWCNT / nanografit / Na2SiO3 secara pencelupan kimiawi. Teknik one mixing layer menunjukkan kemampuan pembentukan lapisan tipis yang homogen. Kombinasi kristal phospat, phosphophyllite dan hopeite, terbentuk di matriks komposit. Permukaan kasar terbentuk pada bola komposit, tingkat kekasaran bola komposit I: 1,350 m, komposit II: 1,000 m dan komposit III: 0,475 m. Ketebalan komposit berada pada daerah 5 ? 6 m. Pelumas dapat teradsorb dalam lapisan komposit, terjadi interaksi ikatan hidrogen antara pelumas dan kristal phosphat. Multi walled carbon nanotube mempunyai kemampuan interlocking dan pelumas padat yang lebih baik dibandingkan grafit ketjenblack. Bola komposit memiliki ketahanan friksi yang lebih baik dibanding bola tanpa pelapisan ataupun bola berlapis MoS2; bola komposit II memiliki rasio umur pakai tertinggi (17,92) untuk uji friksi satu kali pelumasan, sedangkan umur pakai tertinggi uji friksi simulasi pelumasan berkala dimiliki oleh kedua bola komposit II dan III (rasio > 28,3).

Work quality of bearing is strongly influenced by its lubrication system. Development of lubrication system can be done by create an interlocking and adsorbtion system which is combined by solid lubricants. It was formed through a coating of Zn3(PO4)2 / MoS2 / MWCNT / nanografit / Na2SiO3 composite by chemical immersing. One mixing layer technique show good ability to produce homogeneous thin layer. Combinations of phosphate crystals, phosphophyllite and hopeite, was formed in the composite matrix. Rough surface was formed on composite ball, roughness of composite I ball: 1.350 m, composites II ball: 1.000 m and composites III ball: 0.475 m. Thickness of composite is in the region of 5 - 6 m. Lubricants can be adsorbed in composite layer, lubricants and phosphate crystals have hydrogen bonding interaction. Multi walled carbon nanotube has better interlocking and solid lubricants capabilities than its graphite ketjenblack. Composite ball has a better friction resistance than no coating ball and MoS2 coated balls; composite II ball has the highest lifetime ratio (17.92) for a one-time lubrication friction test, while the highest lifetime friction test simulating periodic lubrication is owned by both of composites II and III ball (ratio> 28.3)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simamora, Monica Rachelia
"Kalsium karbonat merupakan aditif padat yang dapat meningkatkan performa anti-wear pada pelumas gemuk. Kinerja aditif dalam mengurangi jumlah keausan dipengaruhi oleh ukuran partikelnya, dimana ukuran partikel yang semakin kecil akan memberikan sifat ketahanan aus yang semakin baik. Namun, partikel yang semakin kecil akan memiliki harga yang semakin mahal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan performa gemuk dalam mengurangi jumlah keausan dan memaksimalkan efisiensi biaya dengan mengkombinasikan ukuran partikel aditif kalsium karbonat, yaitu ukuran mikro diatas asperities (Mb), ukuran mikro dibawah asperities (Mk) dan ukuran nano (N). Tiga ukuran tersebut dikombinasikan dengan komposisi berbeda. Pembuatan gemuk dilakukan melalui reaksi saponifikasi minyak sawit sebagai bahan dasar dengan asam 12-hidroksistearat, kalsium hidroksida, dan asam asetat sebagai pengental dan pengompleks. Gemuk bio kalsium kompleks dengan tingkat kekerasan gemuk multiguna (NLGI 2) yang dihasilkan selanjutnya dicampur dengan bubuk aditif kalsium karbonat sebanyak 1% dari basis gemuk, Partikel dikarakterisasi ukurannya menggunakan SEM. Gemuk yang dihasilkan dilakukan pengujian untuk mengetahui jumlah keausan menggunakan uji four ball dan untuk mengetahui pengaruh terhadap karakteristik gemuk yaitu konsistensi, kemuluran, dan dropping point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kombinasi mikropartikel dibawah ukuran asperities dan nanopartikel dengan rasio 50% : 50% menghasilkan performa terbaik dalam mengurangi keausan dan mengurangi biaya bahan baku pembuatan gemuk. Penambahan aditif tidak terlalu memengaruhi tingkat penetrasi, kemuluran dan dropping point.

Calcium carbonate is a solid additive that is well-known for improving the anti-wear performance of bio greases. The performance of additives in reducing the amount of wear can be affected by its particle size, where the smaller particle size will provide better anti-wear performance. However, smaller particles are more expensive. Therefore, research is needed on the particle size combination of calcium carbonate particles on tribological performance to reduce the amount of wear and achieve cost efficient grease. The grease is made through the saponification reaction of palm oil as base oil with 12-hydroxystearic acid, calcium hydroxide, and acetic acid as thickeners and complexing agents. The resulting NLGI 2 calcium complex bio-grease (multi-purpose grease) was then mixed with 1% w/w calcium carbonate powder. The additive particle size was varied into three sizes: micro size above asperities (Mb), micro size below asperities (Mk), and nano size (N). The sizes were varied by its compositions. Particles were characterized using SEM, meanwhile bio-grease using penetration, drop point, and four ball tests. The results showed that the combination of microparticles below asperities (Mk) and nanoparticles (N) with a ratio of 50% : 50% produced the best performance in reducing wear and reducing the cost of raw material for making grease. The addition of additives does not significantly affect the level of penetration, fibril texture and dropping point."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Restiani
"Sintesis Ester Dioleat dari Asam Oleat dan Propilen Glikoi Sebagai
Bahan Dasar Minyak Lumas Melalui Pembentukan Klorida Asam
Sebagai Substrat Intermediet.
xi + 48 halaman, tabel, gambar, dan lampiran.
Perkembangan di bidang industri dan meningkatnya penggunaan
kendaraan bermotor di Indonesia mendorong bertambahnya konsumsi bahan
bakar minyak dan minyak lumas. Hal ini memberikan dampak semakin
banyak pula penggunaan minyak bumi yang biasa digunakan sebagai bahan
bakar dan bahan dasar minyak lumas. Karena minyak bumi merupakan
sumber daya alam yang sulit diperbaharui, maka telah dilakukan berbagai
penelitian mengenai pembuatan bahan dasar minyak lumas sintetis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat senyawa ester dioleat
dari asam oleat dan propilen glikoi sebagai bahan dasar minyak lumas.
Tahapan yang dilakukan adalah sintesis ester dioleat, kemudian karakterisasi
produk ester dioleat dengan menentukan sifat-sifat fisiko-kimia seperti indeks
viskositas, titik nyala, angka asam, dan pemeriksaan gugus fungsional
dengan spektrofotometer-IR Dari hasil penelitian didapatkan persen hasil ester dioleat sebesar
84,9%. Hasil karaterisasi produk ester dioleat menunjukkan bahwa ester
dioleat memiliki titik nyala yang tinggi, yaitu sebesar 228°C dimana harga ini
masih memenuhi spesifikasi minyak lumas untuk mesin bensin empat
langkah yang dikeluarkan oleh Dirjen MIGAS, yang nilai minimumnya sebesar
200°C. Produk ester dioleat memiliki viskositas kinematik pada 40°C sebesar
14,69 cSt dan pada 100°C sebesar 4,41 cSt, serta memiliki indeks viskositas
sebesar 241,"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Ramadhan
"Friksi yang tidak dikendalikan pada mesin dapat mengakibatkan keausan yang tinggi, menyebabkan maintenance yang sering, dan membuat umur pendek serta memiliki efisiensi energi yang rendah. Lubrikasi merupakan solusi untuk masalah ini dengan membentuk lapisan pelumas yang mencegah kontak langsung antara permukaan material, mengurangi gesekan dan keausan pada mesin. Material nanopartikel timah oksida dan graphene digunakan sebagai aditif pada lubrikan PAO karena masing-masing material sudah menunjukkan performa yang baik dalam menurunkan coefficient of friction (COF) dan wear scar dimension (WSD) pada minyak PAO. Selain itu usaha pemanfaatan SnO2 dilakukan guna memaksimalkan hilirasi tambang dan industri timah dengan usaha pengolahan limbah solder dross. Sintesis SnO₂ dilakukan dari limbah solder dross menggunakan metode leaching dengan asam nitrat berkonsentrasi 68%. Hasil sintesis menunjukkan kemurnian SnO₂ sebesar 98.4%. Karakterisasi XRD mengindikasikan fase kristal rutile dengan ukuran kristal sekitar 21.7 nm. SEM-EDS mengungkapkan partikel SnO₂ berukuran rata-rata 198.5 nm² yang cenderung beraglomerasi. Graphene yang digunakan menunjukkan kemurnian tinggi dengan kandungan karbon 99.4% berdasarkan berat. Pengujian HFRR dilakukan untuk menilai kinerja tribologi dari berbagai sampel pelumas. Penambahan 0.05 wt% graphene dan variasi konsentrasi SnO₂ (1 wt%, 3 wt%, dan 5 wt%) secara signifikan menurunkan COF dan WSD dibandingkan dengan PAO murni. Penambahan 1 wt% SnO₂ dan 0.05 wt% graphene memberikan hasil paling optimal dengan penurunan COF sebesar 44.59% dan WSD sebesar 71.53% dibandingkan PAO murni.

Uncontrolled friction in machinery can lead to high wear, frequent maintenance, short lifespan, and low energy efficiency. Lubrication addresses these issues by forming a lubricating layer that prevents direct contact between material surfaces, reducing friction and wear. Tin oxide nanoparticles and graphene are used as additives in PAO lubricants due to their proven performance in reducing the coefficient of friction (COF) and wear scar dimension (WSD) in PAO oil. Additionally, the utilization of SnO₂ aims to optimize downstream mining and the tin industry by processing solder dross waste. SnO₂ was synthesized from solder dross waste using a leaching method with 68% nitric acid. The synthesis resulted in SnO₂ with a purity of 98.4%. XRD characterization indicated a rutile crystal phase with a crystal size of approximately 21.7 nm. SEM-EDS revealed SnO₂ particles with an average size of 198.5 nm², which tended to agglomerate. The graphene used exhibited high purity with a carbon content of 99.4% by weight. HFRR testing was conducted to evaluate the tribological performance of various lubricant samples. The addition of 0.05 wt% graphene and varying concentrations of SnO₂ (1 wt%, 3 wt%, and 5 wt%) significantly reduced COF and WSD compared to pure PAO. The optimal results were achieved with the addition of 1 wt% SnO₂ and 0.05 wt% graphene, resulting in a 44.59% reduction in COF and a 71.53% reduction in WSD compared to pure PAO."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Baginda M.S.
"Pemahaman tentang mutu pelumas dan pelumasan menjadi penting karena dapat menghindari digunakannya pelumas berrnutu rendah yang dapat menurunkan umur teknis mesin. Setiap pelumas yang dipasarkan kebanyakan sudah ditambahkan aditif tertentu sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan berdasarkan produsen minyak pelumas tersebut, sehingga diharapkan minyak pelumas tersebut dapat memenuhi kondisi operasi mesin-mesin yang selalu berkembang. Namun, kenyataannya di pasaran dijual bermacam-rnacam merek aditif improves atau treatment minyak pelumas. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui pengaruh penambahan aditif improver STP oil yang ditambahkan pada minyak pelumas Meditran S40. Proses pengujian dilakukan dengan dua pengujian yaim pengujian kelahanan oksidasi dan pengujian keausan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa pada pengujian ketahanan oksidasi, perubahan viskositas minyak pelumas. Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan aditif STP oil mengalami perubahan viskositas yang lebih kecil (26%) dibandingkan dengan perubahan viskositas pada base oil (326%) dan perubahan viskositas pada Medinan S40 tanpa penambahan aditif STP oil (45%) Sedangkan untuk nilai TBN perubahan nilai TBN minyak pelumas Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan aditif STP oil mengalami perubahan sebesar 15%, perubahan nilai TBN pada base oil 54% dan perubahan nilai TBN pada Meditran S40 tanpa penambahan aditif STP oil sebesar 4%. Untuk uji keausan menunjukan bahwa base oil memiliki nilai keausan yang lebih kecil dibandingkan dengan Meditran S40 dan Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan STP oil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Rizkiandi
"Kontribusi sektor transportasi dan pergudangan di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 turun ke peringkat 8 sebesar 3,81% dibandingkan data tahun 2019 di peringkat 7 sebesar 4,41%. Penurunan sektor usaha transportasi dan pergudangan terhadap PDB mengakibatkan perusahaan minyak dan gas harus menerapkan strategi keunggulan biaya untuk mencapai kesesuaian strategi dengan rantai pasok pelumas yang efisien. Adanya batasan waktu pelayanan di gudang untuk pengiriman dan penerimaan produk pelumas sangat penting dalam penentuan rute. Penambahan titik hub sebagai solusi pemenuhan kebutuhan pelumas sesuai service level. Titik hub yang diusulkan diperoleh melalui K-Means Clustering dan rute optimal dengan kendala kapasitas truk dan waktu pelayanan di gudang digunakan metode CVRPTW (Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows). Penelitian ini digunakan data realisasi pengiriman produk pelumas tahun 2019-2021 pada perusahaan BUMN minyak dan gas di Indonesia. Data realisasi tahun 2019 digambarkan permintaan pelumas pada masa pra COVID-19. Data realisasi tahun 2020 digambarkan permintaan pelumas pada masa COVID-19, dan data realisasi tahun 2021 digambarkan permintaan pelumas pasca COVID-19. Hasil penelitian diperoleh dua titik hub yang diusulkan pada koordinat -6.59395726,107.47077792 dan -7.388939,111.76971405. Selanjutnya diperoleh kenaikan utilitas truk sbesar 76,91% dan biaya distribusi setelah penambahan depot 21,62% lebih rendah dibandingkan dengan kondisi semula.

The contribution of the transportation and warehousing sector in Indonesia based on data from the Central Statistics Agency (BPS) in 2020 fell to rank 8 at 3.81% compared to 2019 data at rank 7 at 4.41%. The decline in the transportation and warehousing business sector to GDP has resulted in oil and gas companies having to implement a cost leadership strategy to achieve strategic alignment with an efficient lubricant supply chain. The existence of a service time limit in the warehouse for shipping and receiving lubricant products is very important in determining the route. Addition of hub points as a solution to meet the needs of lubricants according to service level. The proposed hub point is obtained through K-Means Clustering and the optimal route with constraints of truck capacity and service time at the warehouse is the CVRPTW (Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows) method. This study uses data on the realization of lubricant product shipments in 2019-2021 at state-owned oil and gas companies in Indonesia. The realization data in 2019 depicts the demand for lubricants during the pre-covid 19 period. The realization data in 2020 describes the demand for lubricants during the covid 19 period, and the realization data in 2021 describes the demand for lubricants after the covid 19. The results of the study obtained two proposed hub points at coordinates -6.59395726, 107.47077792 and -7.388939,111.76971405. Furthermore, the increase in truck utility was 76.91% and the distribution cost after the addition of the depot was 21.62% lower than the original condition"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>