Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Della Renata
"ABSTRAK
Keseimbangan kekuatan karakter menurut Schwartz dan Sharpe 2006 adalah kekuatan karakter yang saling bergantung dan beroperasi pada sistem yang kompleks dan dinamis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah keseimbangan antara kekuatan karakter berhubungan dengan makna dalam kehidupan pada 300 ibu bekerja. Dalam penelitian ini, terdapat empat pasang kekuatan karakter yang penting dijaga keseimbangannya oleh ibu bekerja yaitu kebaikan dan kecerdasan sosial, syukur dan harapan, semangat dan pengaturan diri, serta cinta dan keberanian. Pengukuran variabel dilakukan menggunakan Meaning in Life Questionnare MLQ dan Values in action inventory of strengths VIA-IS. Menggunakan regresi polinomal, hasil menunjukkan bahwa keseimbangan antara kekuatan karakter kebaikan dan kecerdasan sosial t = 8.28, p < 0.05 serta semangat dan pengaturan diri t = .17, p < 0.05 secara signifikan memprediksi makna dalam kehidupan pada ibu bekerja, namun pada keseimbangan pasangan kekuatan karakter harapan dan syukur t = 8.28, p> 0.05 serta cinta dan keberanian t = -.897, p> 0.05 gagal memprediksi makna dalam kehidupan pada ibu bekerja. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara pasangan kekuatan karakter kebaikan dan kecerdasan sosial serta semangat dan pengaturan diri memiliki peran penting dalam memprediksi makna dalam kehidupan pada ibu bekerja.

ABSTRACT
Based on Schwartz and Sharpe 2006 , balance among character strength is a character strengths are interdependent and exist within a complex and dynamic system. This study was conducted to determine the correlation between balance among character strength and meaning in life in 300 working mothers. In this study, there are four pairs of the character strength that are should be maintained in balance by every working mothers, such as social intelligence and kindness, zest and self regulation, hope and gratitude, also love and bravery. Measurement of variables were performed using Meaning in Life Questionnare MLQ and Values in action inventory of strengths VIA IS . Using polynomial regression, results indicated that the balance between character strengths social intelligence and kindness t 8.28, p 0.05 also zest and self regulation t .176, p 0.05 significantly predict meaning in life in working mothers, and the balance between character strengths hope and gratitude t 8.28, p 0.05 also love and bravery t .897, p 0.05 is not predicting meaning in life in working mothers. Findings of this study show that the balance among character strengths social intelligence and kindness also zest and self regulation has an important role to predict meaning in life in working mothers. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Gracia
"Tujuan dari penelitian ini adalah melihat peran mediasi pemisahan psikologis dalam hubungan antara kesadaran penuh dengan keseimbangan pekerjaan-keluarga. Ibu bekerja memiliki tanggung jawab yang besar dalam keluarga dan pekerjaan. Menjalankan kedua peran tersebut, peneliti melihat pentingnya keseimbangan pekerjaan-keluarga pada ibu bekerja yaitu efektivitas dan kepuasan dari peran yang dijalankan. Berdasarkan data dari ibu bekerja yang memiliki anak berusia 6 tahun ke bawah di Jabodetabek N = 312 , ditemukan bahwa kesadaran penuh memiliki hubungan signifikan dengan keseimbangan pekerjaan-keluarga r = 0,33, p < 0,01 , kesadaran penuh tidak memiliki hubungan dengan pemisahan psikologis r = 0,05, ns , dan pemisahan psikologis tidak memiliki hubungan dengan keseimbangan pekerjaan-keluarga r = 0,07, ns . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran pemisahan psikologis tidak memediasi hubungan antara kesadaran penuh dan keseimbangan pekerjaan-keluarga pada ibu bekerja. Peneliti melihat bahwa ada kemungkinan responden menyerahkan tanggung jawab keluarga pada orang lain seperti pada orang tua sehingga kondisi tidak mengharuskan ibu memunculkan pemisahan psikologis. Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa responden memiliki pandangan bahwa ibu memiliki tanggung jawab utama mengurus keluarga sehingga responden tidak dapat membuat batasan antara keluarga dan pekerjaan.

The purpose of this research is to establish the role of psychological detachment as a mediator in the relationship between trait mindfulness and work family balance. Working mothers have huge responsibility in family and work. Work family balance, which is the effectiveness and satisfaction in roles becomes important in working mothers. Data from working mothers who have children below 6 years old in Jabodetabek N 312 shows a significant correlation between trait mindfulness and work family balance r .33, p .01 , however there is no significant correlation between trait mindfulness and psychological detachment r .05, ns , so does the correlation between psychological detachment and work family balance r .07, ns . Therefore, we can conclude that psychological detachment does not mediate the relationship between trait mindfulness and work family balance among working mothers. There is a possibility where working mothers share family responsibilities to other people like her parents. In the other hand, there is another possibility for a view that a mother's main responsibility is to take care of the family which make her not able to make boundary between family and work."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maudy Putri Anindita
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah psychological capital PsyCap memediasi hubungan antara trait mindfulness dan work-family balance ibu bekerja. Mengingat menyeimbangkan antara kehidupan pekerjaan dan keluarga pada masa kini merupakan usaha yang cukup menantang namun penting untuk diperhatikan bagi ibu bekerja. Penelitian ini bersifat korelasional dengan menggunakan sampel ibu yang bekerja penuh waktu dan setidaknya memiliki satu anak usia enam tahun ke bawah di Jabodetabek N = 307. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS, Psychological Capital Questionnaire PCQ-12, dan alat ukur Work-Family Balance.
Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat indirect effect b = .06, p < .01 dan direct effect b = .25, p < .01 yang signifikan, yang mengindikasikan bahwa PsyCap memediasi secara parsial hubungan antara trait mindfulness dan work-family balance. Dengan kata lain, trait mindfulness dapat melewati PsyCap terlebih dahulu untuk memengaruhi work-family balance, namun juga dapat memengaruhi work-family balance secara langsung.

The purpose of this study was to find out whether psychological capital PsyCap mediates the relationship between trait mindfulness and work family balance of working mothers. Given balancing between work and family life in the present day is a challenging yet important effort to be considered for working mothers. This is a correlational study with full time mothers having at least one child aged six or younger in Jabodetabek as sample N 307. Instruments used in this study among others are Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS, Psychological Capital Questionnaire PCQ 12, and Work Family Balance Measurement.
The result of mediation analysis has shown a significant indirect b .06, p .01 and direct effect b .25, p .01, which indicates that PsyCap partially mediates the relationship between trait mindfulness and work family balance. In other words, trait mindfulness can pass through PsyCap first to affect work family balance, but it can also affect work family balance directly.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dukungan rekan kerja dan dukungan keluarga terhadap kepuasan hidup ibu bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Hierarchical Multiple Regression. Variabel ukur dalam penelitian ini adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), subskala keluarga untuk mengukur dukungan keluarga, Co-worker Support untuk mengukur coworker support, dan Satisfaction with Life Scale (SLWS) untuk mengukur kepuasan hidup secara keseluruhan. Partisipan dalam penelitian ini adalah 554 ibu bekerja berusia 20-40 tahun yang memiliki suami yang bekerja, memiliki anak usia 0-36 bulan, dan telah bekerja lebih dari 12 bulan pada perusahaan saat ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa dukungan keluarga (β = 0,321, p <0,01) merupakan prediktor yang lebih kuat daripada dukungan teman sebaya (β = 0,251, p <0,01).

This study aims to see the role of coworker support and family support in life satisfaction of working mothers. This research is a quantitative study using the Hierarchical Multiple Regression method. Measuring variables in this study are the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), the family subscale to measure family support, Co-worker Support to measure coworker support, and the Satisfaction with Life Scale (SLWS) to measure overall life satisfaction. Participants in this study were 554 working mothers aged 20-40 years who have working husbands, have children aged 0-36 months, and have worked for more than 12 months at the current company. The analysis showed that family support (β = 0.321, p <0.01) was a stronger predictor than peer support (β = 0.251, p <0.01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Langen Sekar Lelyana
"Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar organisasi terpaksa menerapkan sistem kerja fleksibel dan memberikan dampak negatif terhadap kondisi work-life balance (WLB) karyawan generasi milenial. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan apakah dukungan atasan melemahkan hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Desain penelitian ini adalah korelasional dengan jumlah partisipan sebanyak 168 karyawan yang termasuk dalam generasi milenial. Pengukuran variabel menggunakan Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), Skala Dukungan Atasan, dan Skala WLB yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Penyebaran skala-skala ini dilakukan secara dari menggunakan Google Form. Analisis data dilakukan menggunakan Process Macro Hayess untuk menguji model 1, yaitu moderasi sederhana.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan atasan tidak memberikan efek moderasi pada hubungan antara sikap terhadap sistem kerja fleksibel dengan WLB. Hal ini dapat terjadi karena karyawan generasi milenial memiliki keinginan untuk dapat mengelola waktu kerja dan tempat kerjanya secara mandiri. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan sektor bisnis yang lebih spesifik
.The Covid-19 pandemic forced most organizations to implement a flexible work system and had a negative impact on the work-life balance (WLB) of millennial employees. The purpose of this study is to prove whether superior support strengthens the relationship between flexible work systems and WLB. The design of this study was correlational with the number of participants as many as 168 employees belonging to the millennial generation. The measurement of variables uses the Flexible Working Option Questionnaire (FWOQ), the Supervisor Support Scale, and the WLB Scale which had been translated into Indonesian. The distribution of these scales is done by using Google Forms. Data analysis was performed using Process Macro Hayess to test model 1, namely simple moderation. The results showed that supervisor support did not have moderating effect to the relationship between the flexible working arrangement and WLB. This happened because millennial generation employees had the desire to be able to manage their work time and workplace independently. Future research can conduct similar research with more specific business sectors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Steviani Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dan dampak dimensi-dimensi work-life balance di kalangan perempuan pekerja di industri otomotif. Fokus penelitian adalah pada kondisi work-life balance yang dihadapi oleh perempuan pekerja, yang seringkali menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan, kehidupan pribadi dan kehidupan rumah tangga. Kebaruan studi ini dengan melihat beban kerja, aktivitas personal, pembagian beban di rumah, dukungan keluarga, kebijakan perusahaan melihat perempuan pekerja, dan kepuasan diri perempuan pekerja di industri otomotif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus (case study) dengan unit analisisnya adalah perempuan pekerja yang sudah menikah dan bekerja di industri otomotif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa keempat informan OH, AN, NV dan MT menunjukkan mampu melakukan work-life balance baik dari segi time balance, involvement balance dan satisfaction balance dalam menjalani peran sebagai perempuan pekerja, kehidupan pribadi, dan ibu rumah tangga. Pada dasarnya menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan pribadi dan keluarga penting untuk kesejahteraan dan produktivitas secara keseluruhan. Ketika seseorang tidak dapat menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, ini dapat mengarah pada stres, kelelahan, dan penurunan produktivitas.

This research aims to examine the form and impact of work-life balance dimensions among women workers in the automotive industry. The focus of the research is on the work-life balance conditions faced by working women, who often face challenges in balancing work responsibilities, personal life and home life. The novelty of this study is by looking at workload, personal activities, distribution of burdens at home, family support, company policies regarding working women, and self-satisfaction of women workers in the automotive industry. This research uses a qualitative approach with a case study with the unit of analysis being married female workers who work in the automotive industry. The data collection method used was in-depth interviews. The results of the research showed that the four informants OH, AN, NV and MT showed that they were able to carry out work-life balance both in terms of time balance, involvement balance and satisfaction balance in carrying out their roles as working women, personal lives and housewives. Basically balancing work, personal and family life is important for overall well-being and productivity. When a person is unable to balance their work and personal life, this can lead to stress, burnout, and decreased productivity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zuhdi
"Kondisi kerja yang memperihatinkan di sektor garmen telah menjadi isu di antara beberapa pakar. Studi ini meneliti kondisi kerja di beberapa pabrik garmen yang berlokasi di Pulau Jawa. Dasar penerapan standar adalah kepatuhan terhadap kondisi kerja yang sesuai dengan Better Work Indonesia. Fokus lain dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh work-life balance terhadap kepuasan pekerja pada industri garmen. Convenience sampling digunakan untuk penelitian ini dan sampelnya terdiri dari beberapa wilayah di pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan dengan 55 sampel. Hipotesis diuji dengan menggunakan Statistical Package for Social Science SPSS versi 23 dan diskusi kelompok terarah. Hasil menunjukkan bahwa work-life balance memiliki pengaruh terhadap kepuasan pekerja baik di tempat kerja dan kehidupan di luar kerja. Penelitian ini juga mengungkapkan kondisi kerja pekerja yang memprihatinkan di pabrik garmen.

Apprehensive working condition in garment sector has becoming an issue among some scholars. This study investigates the working conditions in some garment factory located in Java Island. The basis of standard applied was compliance working conditions in concordance with Better Work Indonesia. The other focus of this study is to examine the effects of work life balance WLB on worker rsquo s satisfaction in garment industry. Convenience sampling was used for this research and the samples consists some area in Java islands. This research was conducted with 55 samples. The hypotheses are tested using Statistical Package for Social Science SPSS version 23 and focus group discussion. The results show that work life balance does has influences towards worker rsquo s job and life satisfaction. It also reveals about worker rsquo s apprehensive working condition in garment factory.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wigati Ambar Pertiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting self-efficacy dan konflik peran pada ibu bekerja dari toddler. Pengukuran parenting self-efficacy dilakukan dengan alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index - Toddler Scale (SEPTI-TS) yang dikembangkan oleh Coleman (1998), sedangkan konflik peran diukur melalui Wave V Role Conflict Scale yang dikembangkan oleh Markle (1998). Partisipan dalam penelitian ini adalah 142 ibu bekerja dari toddler yang bekerja minimal selama 40 jam per minggunya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara parenting self-efficacy dan konflik peran (r= -0.390, n=142, p< 0.01, two tail). Artinya, semakin tinggi parenting self-efficacy ibu, semakin rendah konflik peran yang dialami, begitupun sebaliknya.

This study examined the relationship between parenting self-efficacy and role conflict among working mothers of toddler. Parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy Parenting for Tasks Index - Toddler Scale (SEPTI-TS) developed by Coleman (1998), whereas role conflict was measured by Wave V Role Conflict Scale developed by Markle (1998). The participants of this study were 142 working mothers of toddler who work at leat 40 hours per week.
The result of this study shows that there is a significant, negative relationship, between parenting self-efficacy and role conflict (r= -0.390, n=142, p< 0.01, two tail). It indicates that the higher mothers’ parenting self-efficacy, the lower their role conflict, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Febrianingtyas
"Secara signifikan faktor yang dapat diubah dalam praktek menyusui adalah efikasi diri. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang pengaruh efikasi diri ibu bekerja dalam memberikan asi pada anak. Informan dalam penelitian ini adalah ibu bekerja (n=18) di Jakarta, Indonesia. Dalam studi ini terdapat enam komponen dari efikasi diri saat praktek menyusui, yang terdiri dari: pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, persuasi lisan, reaksi emosional, motivasi diri, dan waktu paparan terhadap informasi. Selain itu, praktek menyusui secara ekslusif tidak hanya dipengaruhi oleh efikasi diri tetapi juga lingkungan yang mendukung dimana ibu bekerja dan tinggal: lingkungan rumah sakit dan kesehatan, lingkungan rumah, lingkungan kerja dan kebijakan publik, dan norma masyarakat terkait praktek menyusui. Oleh karena itu, komponen-komponen efikasi diri dalam pemberian ASI disertai dengan lingkungan yang mendukung sangat diperlukan untuk meningkatkan lama pemberian ASI pada ibu bekerja. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengeksplorasi ibu bekerja dengan paruh waktu dibandingkan dengan waktu penuh untuk memberikan situasi yang berbeda terkait praktek pemberian ASI ekslusif mereka.

Breastfeeding self-efficacy was a significant modifiable factor of breastfeeding practice. Qualitative approach was used to provide a more complete picture of breastfeeding self-efficacy influenced working mothers’ breastfeeding practice. The informants of this study were working mothers (n=18) in Jakarta, Indonesia. The study revealed six components of breastfeeding self-efficacy, consists of: self-experiences; others’ experiences; verbal persuasions; emotional responses; self-motivation; and time exposure to information. In addition, exclusive breastfeeding practice was not only explained by breastfeeding self-efficacy but also by the other supportive environments in which working mothers live and breastfeed: hospital and health environment, home environment, work and public policy environment, and community norms about breastfeeding. Therefore, the components of breastfeeding self-efficacy accompanied by supportive environments were needed to increase the duration of breastfeeding performance of working mothers. Further research is required to explore the part time job compared with full time working mothers to provide different situations for their breastfeeding performances."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syakira Rahma
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara parenting self-efficacy dengan hardiness sebagai respon dari fenomena meningkatknya jumlah ibu tunggal bekerja dan memiliki kanak-kanak madya di Indonesia, agar bisa membantu menghadapi tekanan perannya dengan baik. Parenting self-efficacy adalah persepsi kemampuan dalam pengasuhan yang dimilikinya untuk secara positif mempengaruhi perilaku dan perkembangan anak (Coleman dan Karraker, 2000), sedangkan hardiness adalah variabel kepribadian yang memberikan kemampuan bagi individu untuk bertahan dalam kondisi yang kurang menguntungkan di dalam hidupnya (Kobasa, Maddi & Kahn, 1982). Penelitian ini dilakukan kepada 78 ibu tunggal bekerja yang memiliki kanak-kanak madya dengan metode kuesioner. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara positif antara parenting self-efficacy dengan hardiness (r = + 0.354; p < 0.01, two tails) yang diukur oleh 36 item Self-efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) dan 15 item Dispositional Resilience Scale 15 Revised (DRS-15 R).

The purpose of this study is to see the relationship between parenting self-efficacy and hardiness in respond to the phenomenon of the increasing number of single mother in Indonesia, in order to help them face the pressure of their role. Parenting self-efficacy refers to parents' perceptions of their ability to posi-tively influence the behavior and development of their children (Coleman & Karraker, 2000), while hardiness is a personality variable that functions as a resource to resist the negative consequences of adverse conditions (Kobasa, Maddi & Kahn, 1982). This correlational research has been done with 78 sample of working single mothers of middle childhood with a quetionaire method. The result shows that there‟s a positive and significant correlation between parenting self-efficacy and hardiness (r = + 0.354; p < 0.01, two tails) that is measured by 36 items of Self-efficacy for Parenting Task Index (SEPTI), and 15 items of Dispositional Resilience Scale 15 Revised (DRS-15 R).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>