Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77709 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhefa Fauza Setiani
"ABSTRAK
Kualitas air permukaan di Kota Jakarta rata-rata sudah memasuki status tercemar berat. Dalam upaya mengurangi beban pengolahan IPAM, dibutuhkan proses pre-treatment untuk menyisihkan parameter seperti bahan organik, ammonia, warna, rasa, dan bau. Pengolahan ini umumnya menggunakan proses kimia dan fisik, seperti klorinasi dan karbon aktif yang menghasilkan produk sampingan yang berbahaya. MBBR merupakan salah satu solusi yang dikembangkan untuk mengurangi kadar nutrien dan organik pada air baku. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air baku, dengan menyisihkan parameter NH3-N, COD, Fosfat, TSS sebelum masuk ke pengolahan konvensional, dengan total kapasitas reaktor eksperimental sebesar 6 L. Kinerja reaktor dinilai berdasarkan efisiensi penyisihan parameter dengan variasi waktu tinggal 1 jam, 1,5 jam, 2 jam . Reaktor dioperasikan dengan menggunakan media Kaldness K1 dan suplai oksigen sebesar 7 L/menit. Waktu tinggal optimal yang dicapai adalah 1,5 jam dengan kemampuan penyisihan parameter NH3-N, COD, TP, TSS berturut-turut sebesar 54,3 0,28; 51,8 0,2; 52,6 0,19; dan 77,7 0,14. Berdasarkan dari waktu tinggal optimal tersebut, diketahui kinetika laju penyisihan ammonia pada MBBR berlangsung pada orde nol, dengan laju penyisihan sebesar 0,0056 g/m2.hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kontaminan organik yang diolah, maka semakin tinggi pula efisiensi MBBR. Selain dari peningkatan mutu badan air, proses pre-treatment dengan menggunakan MBBR dapat mengurangi penggunaan dosis koagulan 50 mg/L menjadi 9 mg/L, untuk menurunkan kekeruhan air baku dari 135 NTU hingga 7,69 NTU sebelum memasuki unit koagulasi-flokulasi.

ABSTRACT
The quality of surface water in Jakarta is on a serious polluted status. In order to reduce the IPAM processing load, a pre treatment process is needed to eliminate parameters such as organic matter, ammonia, color, tase, and odor. This treatment generally uses chemical and physical processes, such as chlorination and activated carbon that produce harmful byproducts. MBBR is one of the solutions developed to reduce the nutrient and organic levels in raw water. This study aims to improve the quality of raw water, by reducing the concentration of COD, NH3 N, Phosphate, and TSS before entering the conventional process, with total experimental reactor capacity of 6 L. Reactor performance is assessed based on parameter removal efficiency with variation of residence time 1 hour, 1,5 hours, 2 hours . The reactor is operated by using Kaldness K1 as the medium and oxygen supply of 7 L min. The optimum residence time is 1,5 hours with the ability to remove COD, NH3 N, Phosphate, TSS 51,8 0,2 54,3 0,28 52,6 0,19 and 77,7 0,14 respectively. Based on the optimum residence time, the kinetics of the ammonia removal rate in MBBR takes place at zero order, with a rate constant removal of 0,0056 g m2.day. The results showed that the higher concentration of ammonia, and organic contaminants treated, the higher the efficiency of MBBR. Apart from water quality improvement, pre treatment process using MBBR can reduce coagulant dose from 50 mg L to 9 mg L, to decrease raw water turbidity from 135 NTU to 7,69 NTU before entering the coagulation flocculation unit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denok Wahyuningtyas
"Cakupan pelayanan air bersih PT. PALYJA untuk DKI Jakarta berkisar 60% pada tahun 2015, sedangkan target yang ditetapkan pada MDGs tahun 2015 cakupan pelayanan air bersih akses aman nasional adalah 68,87%. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kurangnya pasokan air baku yang memenuhi syarat untuk diolah menjadi air bersih/ air minum dikarenakan kualitas air baku yang makin menurun akibat buangan limbah domestik maupun nondomestik. Untuk memperbaiki kualitas air baku maka dilakukan pengolahan secara biologis dengan optimalisasi parameter operasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinetika dan efisiensi removal zat organik dan amonia pada pengolahan air baku IPA Cilandak yang bersumber dari Sungai Krukut menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor terhadap variasi laju aerasi dan waktu tinggal hidrolik. Pada laju aerasi 40 L/menit efisiensi removal COD dengan waktu tinggal 20, 40, dan 60 menit berturut-turut adalah 47,23%, 49,35%, dan 52,04%, sedangkan amonia berturut-turut 47,83%, 50,63%, dan 54,01%. Untuk kinetika penguraian COD adalah 0,0369 jam-1 dan amonia 0,0578 jam-1. Sedangkan pada laju aerasi 30 L/menit efisiensi removal COD dengan waktu tinggal 20, 40, dan 60 menit berturut-turut adalah 43,80%, 45,20%, dan 46,99%, untuk amonia berturut-turut 43,26%, 46,23%, dan 48,96%. Kinetika penguraian COD pada laju aerasi tersebut adalah 0,0288 jam-1 dan amonia 0,0539 jam-1. Kondisi optimum pengolahan MBBR pada percobaan ini dicapai pada saat waktu tinggal 60 menit dan laju aerasi 30 L/menit.

Coverage of water service to the Jakarta area ranges from 61.06% in 2015, while the target set in the MDGs by 2015 service coverage of national safety access clean water in Jakarta is 68,87%. The problems faced today was the lack of supply of raw water that is eligible to be processed into clean water/ drinking water, it?s because the quality of the raw water is decreasing due to domestic and non-domestic waste disposal. To improve the quality of raw water, biological processing is carried out by optimizing the operating parameters. The purpose of this study was to analyze the kinematics and the efficiency of organic matter and ammonia removal in the raw water treatment Cilandak Drinking Water Plant from Krukut River source using Moving Bed Biofilm Reactor to variations aeration rate and hydraulic retention time. At 40 L/minutes aeration rate, removal efficiency of COD with 20, 40, and 60 minutes retention time are 47,23%, 49,35%, dan 52,04%, while removal efficiency of ammonia are 47,83%, 50,63%, dan 54,01%. For the decomposition kinetics of COD and ammonia is 0,0369 hour-1 and 0,0564 hour-1. At 30 L/minutes aeration rate, removal efficiency of COD with 20, 40, and 60 minutes retention time are 43,80%, 45,20%, dan 46,99%, while removal efficiency of ammonia are 43,26%, 46,23%, dan 48,96%. Decomposition kinetics of COD and ammonia at this aeration rate is 0,0288 hour-1 and 0,0539 hour-1. The optimum conditions of MBBR treatment in this trial achieved when the retention time is 60 minutes and aeration rate is 30 L/min"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najwan Nadhif Syarifudin
"Kebutuhan air DKI Jakarta saat ini mencapai 24.000 liter/detik. Namun, kapasitas produksi PAM Jaya hanya mampu menyediakan 20.225 liter/detik. Defisit ketersediaan air bersih disebabkan oleh kurangnya sumber air baku yang memenuhi standar baku mutu untuk dapat diolah menjadi air bersih, salah satu contohnya adalah Kali Krukut. Dengan demikian, maka digunakanlah proses MBBR pada IPA Cilandak sebagai pre-treatment untuk dapat meningkatkan kualitas air baku. Penggunaan MBBR pada proses pengolahan air minum merupakan hal yang masih terbilang baru di Indonesia. Dengan demikian, maka diperlukan analisis mengenai efektivitas penggunaan MBBR dalam menyisihkan polutan pada air baku yang diolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis evektivitas dan efisiensi penyisihan, menganailisis kesesuaian dengan kriteria desain, dan menganalisis efektivitias dan efisiensi penyisihan dengan GPS-X. Setelah dilakukan pengujian sampel dan perhitungan efisiensi penyisihan, maka ditemukan bahwa efisiensi penyisihan MBBR untuk parameter amonia, nitrat, nitrit, COD, BOD, total fosfat, dan total koliform masih belum maksimal. Efisiensi penyisihan untuk MBBR 1 secara berturut-turut yaitu 61, -32, 8, 33, -227, 11, dan -23 %. Sedangkan untuk MBBR 2 secara berturut-turut yaitu 66, -29, 8, 33, -181, 13, dan -259 %. Selain itu, analisis desain dan parameter operasional terhadap kriteria desain menunjukkan beberapa ketidaksesuaian seperti untuk SALR dan dimensi fisik MBBR. Proses MBBR juga dimodelkan dan disimulasi dengan perangkat lunak GPS-X. Hasil perhitungan efisiensi penyisihan setelah simulasi untuk seluruh parameter kecuali total koliform secara beturut-turut yaitu 41,3; -211; 69,8; 1,85; 17; dan 0 %. Setelahnya, dilakukan analisis sensitivitas terhadap parameter COD, amonia, dan oksigen terlarut (DO) dengan menaikkan dan menurunkan input parameter operasional sebesar 5%. Ditemukan bahwa parameter operasional yang paling berpengaruh yaitu debit air yang masuk, fraksi pengisian, dan debit udara. Selanjutnya dilakukan variasi terhadap ketiga parameter tersebut untuk mencari nilai yang paling optimum dalam meningkatkan efisiensi penyisihan MBBR. Diperoleh nilai optimum untuk debit, fraksi pengisian, dan debit udara berturut-turut yaitu 5.000 m3/hari; 55 %; dan 20.000 m3/hari. Dengan nilai optimum tersebut, model disimulasi ulang sehingga terjadi peningkatan efisiensi untuk amonia, nitrit, COD, dan BOD berturut-turut yaitu 76,72; 92,67; 7,50; dan 64,39 %.

Currently, DKI Jakarta's water demand reaches 24,000 liters/second. However, PAM Jaya's production capacity is only able to provide 20,225 liters/second. The deficit in clean water availability is caused by the lack of raw water sources that meet quality standards to be processed into clean water, one example is Kali Krukut. Thus, the MBBR process is used at IPA Cilandak as a pre-treatment to improve the quality of raw water. The use of MBBR in the drinking water treatment process is still relatively new in Indonesia. Thus, it is necessary to analyze the effectiveness of the use of MBBR in removing pollutants in the treated raw water. The purpose of this study is to analyze the effectiveness and efficiency of removal, analyze compliance with design criteria, and analyze the effectiveness and efficiency of removal with GPS-X. After conducting sample testing and calculating the removal efficiency, it was found that the removal efficiency of MBBR for ammonia, nitrate, nitrite, COD, BOD, total phosphate, and total coliform parameters was still not optimal. The removal efficiency for MBBR 1 is 61, -32, 8, 33, -227, 11, and -23%, respectively. Meanwhile, MBBR 2 is 66, -29, 8, 33, -181, 13, and -259%, respectively. In addition, the analysis of design and operational parameters against the design criteria showed some discrepancies such as for SALR and physical dimensions of the MBBR. The MBBR process was also modeled and simulated with GPS-X software. The results of the removal efficiency calculation after simulation for all parameters except total coliform were 41.3; -211; 69.8; 1.85; 17; and 0%, respectively. Afterward, sensitivity analysis was conducted on COD, ammonia, and dissolved oxygen (DO) parameters by increasing and decreasing the operational parameter inputs by 5%. It was found that the most influential operational parameters were incoming water discharge, filling fraction, and air discharge. Furthermore, variations were made to the three parameters to find the most optimum value in increasing the MBBR removal efficiency. The optimum values for discharge, filling fraction, and air discharge were 5,000 m3/day; 55%; and 40,000 m3/day, respectively. With these optimum values, the model was re-simulated resulting in an increase in efficiency for ammonia, nitrite, COD, and BOD of 76,72; 92,67; 7,50; dan 64,39 %, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margareta Novia Asih Christami
"ABSTRAK
Pencemaran domestik telah menyebabkan kontaminasi terhadap air Sungai Pesanggrahan. Pengolahan kimia sebagai reaksi untuk menurunkan polutan menghasilkan byproduct berupa limbah B3 yang mahal pengolahannya dan berpotensi mencemari lingkungan. Tingginya pencemaran air Sungai Pesanggrahan berupa TSS 11,1 ndash; 243,8 mg/L, COD 17,8-165,2 mg/L, Total Fosfat 0,12-0,74 mg/L, dan NH3-N 0,094-1,04 mg/L telah melampaui syarat mutu Kelas I air baku air minum berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001. Oleh karenanya, pengolahan biologis Aerated Submerged SpongeBed Biofilter dapat dijadikan rekomendasi pretreatment proses IPAM karena sifat ramah lingkungan dan kemampuan mereduksi beban pencemar organik dengan baik. Untuk mereduksi beban organik tersebut, dilakukan pendekatan skala lab dengan modifikasi 15 media dalam reaktor bervolume 6 L dengan suplai udara 7 L/menit. Variasi waktu tinggal ditinjau pada 1; 1,5; 2 jam. Didapatkan bahwa removal tertinggi terjadi pada waktu retensi 1,5 jam dengan kemampuan reduksi 75,5 0,12 TSS; 59,1 0,14 COD; 57,1 0,27 Total Fosfat; dan 45,5 0,37 NH3-N. Penurunan ammonia berlangsung pada orde nol dengan koefisien 0,005 g/m2-hari pada HRT optimumnya: 1,5 jam. Efek setelah pengolahan juga ditinjau menggunakan Jartest dan ditemukan bahwa pengolahan biofilter spongebed mampu menurunkan kebutuhan dosis koagulan optimum PAC dari sekitar 50 mg/L menjadi 5 mg/L. Kekeruhan dan COD pun mampu diturunkan dari 135 NTU menjadi sekitar 0,5 NTU dan dari 33 mg/L menjadi 14 mg/L.

ABSTRACT
The domestic source has caused contamination into Pesanggrahan River water. Chemical treatment as a reaction to decrease this pollutant produces by products in the form of Toxic and Hazardous Wastes which are both expensive to process and have high potential to pollute the environment. High contamination of Pesanggrahan River such as TSS 11.1-243.8 mg L, COD 17.8-165.2 mg L, Total Phosphate 0.12-0.74 mg L, and NH 3 N 0.094 ndash 1.04 mg L has exceeded the standard of Class I Raw Water for Drinking Water based on Government Regulation Number 82 Year 2001. Therefore, the biological treatment using Aerated Submerged Spongebed Biofilter can be proposed as a pretreatment recommendation for Drinking Water Treatment Plant processing due to its environmental friendly property and its ability to reduce the organic pollutant really well. To see the implementation of organic load reduction, a lab scale experiment with a modified volume of 15 media was applied in a 6L reactor with 7 L min oxygen supply. Variations of retention time were evaluated at 1 1,5 2 hours. It was found that the highest removal efficiency occurred at HRT 1,5 hours with the reduction capability of 75.5 0.12 TSS 59.1 0.14 COD 57.1 0.27 Total Phosphate and 45.5 0.37 NH3 N. Ammonia reduction obtained at zero order reaction with the coefficient of 0.005 g m2day on its most optimum hydraulic retention time 1,5 hours. The post treatment effects were also reviewed using Jartest. It was found that the spongebed biofilter was able to decrease the need for optimum coagulant dose or PAC from around 50 mg L to 5 mg L. Turbidity and COD could also be derived from 135 NTU to around 0.4 NTU, and from 33 mg L to 14 mg L."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Rana Aldila Putro
"Keseimbangan oksigen terlarut dipengaruhi oleh produksi dan pemanfaatan oksigen. Defisit oksigen terjadi apabila kebutuhan oksigen lebih besar dibandingkan ketersediaan oksigen. Salah satu solusi dalam mencegah dan mengatasi defisit oksigen pada perairan adalah dengan aerasi menggunakan aerator kincir air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan parameter oksigen terlarut, kebutuhan oksigen kimiawi, sulfat, nitrat, dan amonia akibat aerasi kincir air serta jangkauan distribusi optimal setiap parameter dalam arah lateral – vertikal. Pengambilan sampel dilakukan pada enam titik berbeda dengan lima variasi waktu di Danau Mahoni Kampus UI Depok. Analisis dilakukan dengan uji t berpasangan, rancangan acak kelompok, uji BNT, dan analisis persentase efisiensi. Pemetaan distribusi parameter menggunakan aplikasi Surfer. Aerasi kincir air meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut pada titik sampling hingga mencapai 105% pada pengoperasian selama 4 jam. Aerasi kincir air mampu menurunkan konsentrasi amonia dan COD serta meningkatkan konsentrasi nitrat. Aerasi kincir air tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan konsentrasi sulfat. Aerator kincir air mampu mendistribusikan perubahan parameter oksigen terlarut, amonia, kebutuhan oksigen kimiawi, dan nitrat hingga jarak optimal arah lateral 4,5 m dan kedalaman 0,8 m dari permukaan air.

Dissolved oxygen balance is affected by the production and utilization of oxygen. An oxygen deficit occurs when the oxygen demand is greater than the availability of oxygen. One solution in preventing and overcoming the oxygen deficit in the waters is aeration using paddle wheel aerator. This study aims to analyze changes in dissolved oxygen, chemical oxygen demand, sulfate, nitrate, and ammonia parameters due to paddle wheel aeration and the optimal distribution of each parameter in the lateral – vertical direction. Sampling was carried out at 6 different points with 5-time variations in Lake Mahoni, UI, Depok. Statistical analysis was performed by paired t-test, randomized block design, LSD test, percentage efficiency analysis, and distribution mapping. Aeration of the paddle wheel increases the dissolved oxygen concentration in the sampling point up to 105% at 4 hours of operation. Aeration of the paddle wheel reduces the concentration of ammonia and COD and increases the concentration of nitrate while does not have a significant effect on changes in sulfate concentration. Paddle wheel aeration can affect the concentration of dissolved oxygen, chemical oxygen demand, ammonia, and nitrate up to an optimal distance of 4.5 m laterally and at a depth of 0.8 m vertically."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Natasya Tanuwijaya
"Terlepas dari usaha untuk meningkatkan akses berkelanjutan ke air minum yang aman, ratusan juta orang masih bergantung pada sumber air unimproved. Untuk meningkatkan kualitas air minum, berbagai pengolahan air rumah tangga dan metode penyimpanan aman telah dikembangkan dan dikenalkan sebagai intervensi alternatif. Namun, informasi mengenai kualitas air minum dan prevalensi praktik pengolahan air minum rumah tangga, terutama dari perspektif dan tingkat kepuasan masyarakat masih sangat minim. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kualitas air minum di Kota Metro, menganalisis persepsi dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap air minumnya, serta menganalisis hubungan antar variabel. Survei lapangan dan observasi (n=281), serta pengambilan sampel air minum (n=79) dilakukan pada rumah tangga di Kota Metro. Pengujian kualitas sampel air minum dilakukan untuk parameter kekeruhan, Total Dissolved Solid (TDS), dan E. Coli. Pada uji kekeruhan dengan turbidimeter, ditemukan 4% sampel (n=79) memiliki kekeruhan yang melebihi baku mutu dengan rata-rata 1,3 NTU sedangkan uji TDS dengan multi-parameter probe menemukan bahwa tidak terdapat sampel yang melebihi baku mutu dengan rata-rata 82,46 mg/l. Tingkat risiko E. Coli pada air minum E. Coli beragam dengan rata-rata melebihi baku mutu Permenkes No. 492 Tahun 2010 yaitu sebesar 43,14 MPN/100 ml. Berdasarkan uji analisis korelasi Spearman Rank’s, ditemukan bahwa seluruh variabel memiliki korelasi yang signifikan antara persepsi serta tingkat kepuasan dengan kualitas air minum. Nilai korelasi Spearman dari tiap hubungan berada dalam rentang 0,232 hingga 0,276 sehingga seluruh variabel berkorelasi lemah dengan arah hubungan positif dan menunjukkan bahwa terdapat hubungan berkekuatan lemah antara persepsi dan tingkat kepuasan masyarakat dengan kualitas air minum dimana semakin baik kualitas air minum, persepsi dan tingkat kepuasan masyarakat juga semakin baik. Adapun rekomendasi yang perlu dilakukan dari studi ini ialah melakukan pemantauan dan pemeliharaan rutin pada sumber air minum mulai dari air tanah hingga depot air minum isi ulang dimana ditemukan kontaminasi E. Coli dengan risiko tinggi dan mengkomunikasikannya, mengadakan kampanye yang merekomendasi pengolahan air minum rumah tangga dan perawatan wadah penyimpanan air minum sesuai rekomendasi STBM pilar ke-3. 

Despite efforts to improve sustainable access to safe drinking water, hundreds of millions of people still depend on unimproved water sources. To improve drinking water quality, various household water treatment and safe storage methods have been developed and introduced as alternative interventions. However, information on drinking water quality and the prevalence of household drinking water treatment practices, especially from the perspective and level of community satisfaction, is still very minimal. This study was conducted to examine the quality of drinking water in Metro City, analyze the perception and level of community satisfaction with drinking water, and analyze the relationship between variables. Field surveys and observations (n=281), as well as drinking water sampling (n=79) were conducted on households in Metro City. Testing the quality of drinking water samples was carried out for the parameters of turbidity, TDS, and E. Coli. In the turbidity test with a turbidimeter, it was found that 4% of the samples (n=79) had turbidity that exceeded the quality standard with an average of 1,3 NTU, while the TDS test with a multi-parameter probe found that there were no samples that exceeded the quality standard with an average of 82,46 mg/l. The level of risk of E. Coli in drinking water of E. Coli varies with the average exceeding the quality standard of Permenkes No. 492 of 2010 which is 43,14 MPN/100 ml. Based on the Spearman Rank's correlation analysis test, it was found that all variables had a significant correlation between perceptions and levels of satisfaction with drinking water quality. The Spearman correlation value of each relationship is in the range of 0.232 to 0.276 so that all variables are weakly correlated with the direction of the positive relationship and indicate that there is a weak relationship between perceptions and levels of community satisfaction with drinking water quality where the better the quality of drinking water, perceptions and levels of community satisfaction also getting better The recommendations that need to be carried out from this study are carry out routine monitoring and maintenance on drinking water sources ranging from ground water to refill drinking water depots where high-risk E. Coli contamination is found and communicate it, conduct campaigns recommending household drinking water treatment and maintenance of drinking water storage containers according to the recommendations of the STBM-3rd pillar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zifana Hazifa
"Telah dilakukan penelitian mengenai penilaian kualitas air secara biologis menggunakan bioindikator makrozoobentos di Situ Agathis dan Situ Salam Universitas Indonesia, Depok pada bulan Februari 2020 yang mewakili musim hujan. Situ Agathis dan Situ Salam merupakan dua situ yang secara berturut-turut merupakan awal dan akhir dari aliran air di situ KAMPUS UI, Depok. Penelitian bertujuan untuk membandingkan kualitas air dengan menggunakan makrozoobentos sebagai bioindikator dengan Family Biotic Index (FBI) dan mengkaji penggunaan indeks keanekaragaman Shannon Wiener dan indeks dominansi Simpson di Situ Agathis dan Situ Salam Universitas Indonesia, Depok. Pengukuran parameter lingkungan fisik-kimia juga telah dilakukan seperti suhu, turbiditas, arus, TSS, TDS, pH, DO, BOD, fosfat dan nitrat. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kualitas air di Situ Agathis termasuk kategori sangat buruk dengan nilai FBI berkisar 7,69—9,47 dan Situ Salam tergolong perairan agak buruk dengan nilai FBI sekitar 6,00—6,41. Indeks keanekaragaman di kedua situ tergolong rendah dengan nilai <2,302 dan nilai indeks dominansi <0,5 yang artinya tidak ada jenis makrozoobentos yang mendominansi walaupun beberapa famili ditemukan dalam jumlah individu yang banyak. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dengan uji statistik Mann Whitney, terdapat perbedaan kualitas air di Situ Agathis dan Situ Salam Universitas Indonesia, Depok. Kualitas air di Situ Salam cenderung lebih baik dibandingkan di Situ Agathis karena adanya sistem cascade pond. Berdasarkan hasil pengukuran parameter fisik-kimia yang telah dilakukan, Situ Agathis dan Situ Salam tergolong dalam perairan yang masih dapat ditoleransi oleh organisme makrozoobentos.

Research on biological water quality assessment using macrozoobenthos in Situ Agathis and Situ Salam Universitas Indonesia, Depok was conducted on February 2020 which represents the rainy season. The study aimed to compare water quality using macrozoobenthos as bioindicator with the Family Biotic Index and to examine the Shannon Wiener diversity index and the Simpson dominance index in Situ Agathis and Situ Salam Universitas Indonesia, Depok. The measurement of physical and chemical environmental parameters such as temperature, turbidity, flow rate, TSS, TDS, pH, DO, BOD, phosphate and nitrate have also been carried out. Based on the results obtained, the water quality in Situ Agathis was classified as very poor with an average FBI score that ranged between 7.69—9.47 and Situ Salam was classified fairly poor with an average FBI score that ranged between 6.00—6.41. The diversity index in the two locations was classified as low diversity with the score <2.302 while the dominance index score is <0.5 which means there is no dominance even though some families are found in large number of individuals. Based on data analysis that has been carried out with the Mann Whitney statistical test, there are differences in water quality in Situ Agathis and Situ Salam Universitas Indonesia, Depok. The water quality of Situ Salam tends to be better than Situ Agathis due to a cascade pond system. Based on the results of the measurements of physical and chemical environmental parameters that have been carried out, Situ Agathis and Situ Salam are classified as waters that can be tolerated by macrozoobenthos organisms."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahman
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA masih menjadi penyakitterbanyak di Kota Depok. Penurunan kualitas udara ambien dan luas Ruang TerbukaHijau RTH karena pembangunan yang semakin berkembang diduga memiliki kaitandengan hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat trend Kualitas UdaraAmbien, RTH dan Jumlah Kasus ISPA yang terjadi di Kota Depok tahun 2013-2017serta bagaimana kaitan ketiganya dalam kualitas kesehatan lingkungan. Desainpenelitian ini adalah studi ekologi. Unit analisisnya adalah data sekunder konsentrasilima parameter kualitas udara ambien SO2, NO2, CO, Pb dan PM10 dan luas RTH dariDinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK , serta data jumlah kasus ISPA dariDinkes Kota Depok. Analisis dilakukan secara spasial dan statistik. Hasil penelitiandisajikan dalam tabel, grafik trend dan pemetaan. Terdapat trend fluktuasi yang acakdari konsentrasi lima parameter kualitas udara dan ISPA, sedangkan RTH mengalamitrend perubahan yang teratur. Disarankan kepada pemerintah serta instansi kedinasan diKota Depok untuk merumuskan regulasi dan berbagai program untuk meningkatkankualitas kesehatan lingkungan serta menurunkan jumlah kasus ISPA di Kota Depok.

Acute Respiratory Infection ARI disease is still the highest number of diseasein Depok City. Decline in ambient air qualityand availability of Green Open Space GOS due to the growing development is thought to be the causing factors. This studywas conducted to determine the trend of Ambient Air Quality, GOS and the number ofARI cases that occurred in Depok during 2013 2017. The research design is ecologicalstudy. The units of analysis are the secondary data of the concentration of fiveparameters of ambient air quality SO2, NO2, CO, Pb dan PM10 and GOS fromDepartment of Hygiene and Environment, and data of ARI cases from HealthDepartment in Depok. The analysis was done with spatial and statistical analysis. Resultof the analysis showed in tables, graphs and mapping. There is random fluctuative trendon theambient air parametersand ARI. Whereas there is patterned change on the GOS. Itis suggested to the city government as well as the official departments in Depok City toformulate regulations and various programs to improve the quality of environmentalhealth and reduce the number of ARI cases in Depok."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrina Rosyada
"Proses produksi gula aren di rumah Industri CV Diva Maju Bersama menghasilkan air limbah dalam prosesnya. Air limbah industri ini memiliki konsentrasi COD yang tinggi yakni lebih dari 2000 mg/l sehingga melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa efektivitas system Moving-bed biofilm sequencing batch reactor dalam mengurangi konsentrasi COD pada air limbah industri gula aren sekaligus kesesuaiannya dengan baku mutu yang ada. Proses penelitian berlangsung secara eksperimental pada skala laboratorium dengan menggunakan 1 unit MBSBR dengan working volume 25 liter. Media yang digunakan sebagai tempat pertumbuhan bakteri adalah Kaldness K1 dengan rasio 60. Pada proses pembebanan digunakan variasi waktu detensi 12 sampai 24 jam.
Hasil percobaan menunjukan rentang efisiensi penyisihan COD pada waktu detensi 12, 18, dan 24 jam berturut-turut 84 ndash; 89 , 86 ndash; 91 , dan 88 ndash; 92 dengan konsentrasi DO optimum 2.41 ndash; 2.62 mg/l. Nilai beban organik pada rentang 3.27 ndash; 4.27 kg COD/m3.hari menghasilkan efisiensi penyisihan COD diatas 88 . Peningkatan nilai beban organik mengakibatkan penurunan efisiensi penyisihan COD. Berdasarkan uji statistik independent t-Test dan analisa terhadap baku mutu, waktu detensi 24 jam dipilih sebagai waktu detensi optimum yang akan digunakan untuk kebutuhan perancangan.

The production of palm sugar in CV Diva Maju Bersama home industry produces waste water in the process. This industrial waste water has a high concentration of COD that is more than 2000 mg l which exceeds the quality standard. The purpose of this research is to analyze the effectiveness of Moving bed biofilm sequencing batch reactor system in reducing the concentration of COD in its suitability with the quality standard. The research process was conducted experimentally on a laboratory scale. MBSBR unit with working volume 25 liters is being used during the experimental. The medium used as a place for bacterial growth is Kaldness K1 with a ratio of 60. The detention time were varied from 12 to 24 hours during the feeding time.
The results show the efficiency removal of COD at 12, 18, and 24 hours detention time respectively is 84 ndash 89 , 86 ndash 91 , and 88 ndash 92 with optimum DO concentration 2.41 2.62 mg L. The optimum organic loading rate to reach COD removal efficiency above 88 is in the range of 3.27 4.27 kg COD m3.day. The increasing of organic loading rate will result in decreased efficiency removal of COD. Based on statistical independent t Test method and also consideration of the quality standard, 24 hour detention time is chosen as the most optimum detention time that will be used for the designing requirement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Septi Dwiyanti
"Peningkatan penduduk di Pulau Jawa menyebabkan perubahan tutupan lahan yang signifikan dan mengakibatkan pertambahan tutupan lahan pemukiman, agrikultur, dan sebagainya. Semua hal itu akhirnya berujung kepada meningkatnya air limbah yang dihasilkan. Air limbah yang dihasilkan ini nantinya akan bermuara di perairan atau air sungai dan berkontribusi dalam penurunan kualitas air sungai, khususnya kemampuan sungai dalam mendegradasi materi organik yang dibawa oleh air limbah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kondisi biodegradasi sungai-sungai di Pulau Jawa berdasarkan rasio konsentrasi BOD/COD, selain itu mengetahui tren temporal kondisi biodegradasi sungai di Pulau Jawa berdasarkan parameter BOD dan COD, serta menganalisis hubungan antara tutupan lahan dan rasio konsentrasi BOD/COD sungai di Pulau Jawa. Data yang digunakan sebagai analisis ialah data sekunder yang bersumber dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi terkait serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan periode waktu 2016, 2018, dan 2019. Metodologi yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif untuk mengetahui tren rata-rata rasio konsentrasi BOD/COD tiap tahunnya dengan menvisualisasikan data menjadi grafik batang, lalu analisis secara temporal dengan memvisualisasikan data menjadi box and whisker plot menggunakan aplikasi SPSS. Selain itu juga dilakukan analisis spasial dengan melakukan pemetaan tutupan lahan pada DAS Sungai Ciliwung, Cisadane, Progo, serta Bengawan Solo menggunakan aplikasi geospasial ArcGIS 10.3. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kondisi biodegradasi sungai di Pulau Jawa relatif lambat berdasarkan nilai rata-rata dan median dari rasio konsentrasi BOD/COD. Tren dari rasio konsentrasi BOD/COD pun bervariasi di setiap provinsi, tren positif terjadi pada Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, sedangkan tren negatif terjadi pada Provinsi D I Yogyakarta dan Jawa Timur. Hasil analisis spasial hubungan antara rasio konsentrasi BOD/COD dengan klasifikasi tutupan lahan yaitu, rasio konsentrasi BOD/COD memiliki korelasi kuat positif dengan jenis tutupan lahan agrikultur, nilai korelasi rp yang didapatkan yaitu 0,679. Sementara itu, rasio konsentrasi BOD/COD memiliki korelasi kuat negatif dengan tutupan lahan area bangunan, nilai korelasi rp yang dihasilkan yaitu -0,546. Serta rasio konsentrasi BOD/COD memiliki korelasi kuat negatif dengan tutupan lahan vegetasi alami/semi alami, nilai korelasi rp yang didapatkan yaitu -0,636.

The increase of population on the island of Java causes significant land cover changes and results in increased land cover for settlements, agriculture, and etc. All of these things eventually lead to an increase in the amount of wastewater produced. The waste water produced will eventually end up in waters or river water and contribute to the decline in river water quality, especially the ability of rivers to degrade organik matter carried by wastewater. The purpose of this study is to analyze the biodegradation conditions of rivers in Java based on the ratio of BOD/COD concentrations, in addition to knowing the temporal trend of river biodegradation conditions in Java Island based on BOD and COD parameters, as well as analyzing the relationship between land cover and the ratio of BOD/COD concentrations. COD river in Java Island. The data used for analysis is secondary data sourced from the relevant Provincial Environment Agency and the Ministry of Environment and Forestry with a period of 2016, 2018, and 2019. The methodology used is descriptive statistikal analysis to determine the trend of the average BOD/COD concentration ratio. annually by visualizing the data into a bar graph, then analyzing it temporally by visualizing the data into a box and whisker plot using the SPSS application. In addition, spatial analysis was also carried out by mapping land cover in the Ciliwung, Cisadane, Progo, and Bengawan Solo watersheds using the ArcGIS 10.3 geospatial application. The results of the study indicate that the condition of river biodegradation in Java is relatively slow based on the average and median values of the BOD/COD concentration ratio. The trend of the BOD/COD concentration ratio also varies in each province, a positive trend occurs in Banten, DKI Jakarta, West Java, and Central Java Provinces, while a negative trend occurs in Yogyakarta and East Java Provinces. The results of the spatial analysis of the relationship between the concentration ratio of BOD/COD with land cover classification, namely, the concentration ratio of BOD/COD has a strong positive correlation with the type of agricultural land cover, the correlation value (rp) obtained is 0.679. Meanwhile, the concentration ratio of BOD/COD has a strong negative correlation with the land cover of the building area, the resulting correlation value (rp) is -0.546. And the concentration ratio of BOD/COD has a strong negative correlation with natural/semi-natural vegetation land cover, the correlation value (rp) obtained is -0.636."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>