Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42750 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iva Raudyatuzzahra
"ABSTRAK Pertumbuhan penduduk dan tingkat ekonomi yang tinggi mengakibatkan kebutuhan bahan bakar semakin meningkat. Biodiesel sebagai bahan bakar terbarukan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Penurunan kualitas selama masa penyimpanan akibat dari rendahnya stabilitas oksidasi biodiesel menjadi salah satu kendala dalam pemanfaatan biodiesel. Salah satu cara untuk meningkatkan stabilitas oksidasi adalah dengan menambahkan antioksidan. Tert-Butylhydroquinone TBHQ adalah salah satu antioksidan yang dapat digunakan sebagai aditif biodiesel. Akan tetapi TBHQ dan biodiesel berbeda kepolaran sehingga TBHQ sulit terdispersi di dalam biodiesel. Dispersi TBHQ dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan surface actuve agent surfaktan . Polyglyceryl-4-isostearate adalah surfaktan pengemulsi water in oil yang dapat membuat campuran yang memiliki perbedaan kepolaran menjadi homogen. Pada penelitian ini, biodiesel diberikan aditif berupa antioksidan TBHQ dengan konsentrasi sama dan aditif surfaktan polyglyceryl-4-isostearate dengan konsentrasi yang divariasikan. Karakteristik biodiesel yang diamati sebagai parameter stabilitas oksidasi adalah perubahan bilangan asam dan bilangan iodin selama empat minggu periode penyimpanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan surfaktan polyglyceryl-4-isostearate dapat meningkatkan kelarutan TBHQ di dalam biodiesel sehingga kinerja TBHQ sebagai antiosidan dalam biodiesel mengalami peningkatan. Konsentrasi penambahan aditif paling baik untuk menjaga stabilitas oksidasi biodiesel adalah 2000 ppm antioksidan TBHQ dan 300 ppm surfaktan polyglyceryl-4-isostearate.
ABSTRACT >Population growth and high economic levels result in increasing fuel demand. Biodiesel as a renewable fuel can be utilized as an alternative fuel. The used of biodiesel is constrained due to low oxidatio stabilitythat causes decreasing quality of biodiesel. The addition of antioxidant additive is needed to improve oxidation stability. Tert Butylhydroquinone TBHQ is one of the antioxidants that can be used as a biodiesel additive. However, TBHQ and biodiesel are different in polarity so that TBHQ is difficult to dispersed in biodiesel. TBHQ dispersions can be increased by utilizing surface actuve agents surfactants . Polyglyceryl 4 isostearate is a water in oil emulsifying surfactant which can make a mixture of polar differences to be homogeneous. In this study, biodiesel was given a TBHQ antioxidant additive with the same concentration and a polyglyceryl 4 isostearate surfactant additive with varied concentrations. The characteristics of biodiesel observed as parameters of oxidation stability such as the change of acid number and iodine number during four weeks of storage period. The results of this study show that the addition of polyglyceryl 4 isostearate surfactant can increase TBHQ solubility in biodiesel so that the performance of TBHQ to maintain oxidative stability also increases. The best composition to maintain biodiesel oxidation stability is 2000 ppm of antioxidant TBHQ and 300 ppm of polyglyceryl 4 isostearate surfactant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Hana Dhia
"Penggunaan biodiesel sebagai sumber energi alternative terbarukan terkendala karena rendahnya stabilitas oksidasi yang menyebabkan biodiesel mengalami penurunan kualitas dan memiliki masa penyimpanan yang singkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah oksidasi biodiesel adalah dengan penambahan aditif antioksidan. Pyrogallol adalah aditif antioksidan yang umum digunakan untuk biodiesel. Tetapi, pyrogallol dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga menyebabkan pyrogallol tidak terdistribusi dengan baik pada biodiesel. Polyglyceryl-4-isostearate adalah surfaktan non ionik yang umum digunakan dalam industri kosmetik sebagai pengemulsi water in oil untuk mencampurkan bahan-bahan industri kosmetik agar lebih homogen.
Pada riset ini, biodiesel diberikan aditif berupa pyrogallol dan polyglyceryl-4-isostearate. Karakteristik dari biodiesel yang dilihat untuk menentukan stabilitas oksidasi adalah perubahan bilangan asam dan iodin selama empat minggu masa penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan polyglyceryl-4-isostearate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol di dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menahan oksidasi. Selain itu, penambahan surfaktan polyglyceryl-4-isostearate hingga 300 ppm dan pyrogallol 1000 ppm atau rasio 3:10 mampu meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel.

The used of biodiesel as renewable energy resources is constrained due to low oxidation stability that causes the decreasing quality of biodiesel and has a short storage period. The addition of antioxidant additives is needed to prevent the oxidation. Pyrogallol is an effective antioxidant additive and it is commonly used in industry. But, the use of pyrogallol is not maximized due to differences in polarity between pyrogallol and biodiesel, causing the pyrogallol are not mutually soluble or not distributed well. Polyglyceryl 4 isostearate is a non ionic surfactant that commonly used in the cosmetics industry as a water in oil emulsifier for mixing cosmetic industry ingredients to be more homogeneous.
In this research, biodiesel will be given pyrogallol as antioxidant additives and polyglyceryl 4 isostearate as surfactant. The parameter used to determine the biodiesel oxidation stability are acid number and iodine number in four weeks of storage.
It is found that after the addition of polyglyceryl 4 isostearate, the dispersion between pyrogallol and biodiesel is increased and performace of pyrogallol for maintaining the oxidation stability improved. Also, adding surfactant polyglyceryl 4 isostearate until 300 ppm and pyrogallol 1000 ppm or 3 10 ratio can cause the oxidation stability improved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya
"Biodiesel merupakan salah satu solusi bahan bakar alternatif yang tepat digunakan di Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu produsen Crude Palm Oil CPO terbesar di dunia. Saat ini, Biodiesel digunakan sebagai campuran dari diesel dari minyak bumi Solar. Masalah utama yang terjadi adalah kecenderungan biodiesel untuk teroksidasi sehingga menurunkan storage life. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penambahan aditif antioksidan seperti tert-Butylhydroquinone TBHQ yang harganya murah dan banyak tersedia di pasaran. Performa TBHQ kurang memuaskan karena dispersinya yang buruk saat dicampur pada biodiesel. Oleh karena itu, TBHQ dicampurkan kedalam biodiesel dengan bantuan surfaktan Sorbitan monooleate yang bertujuan untuk meningkatkan dispersi sehingga performanya sebagai antioksidan lebih baik. Pencampuran tersebut dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu pertama-tama mencampurkan TBHQ dengan surfaktan, kemudian dicampurkan kedalam biodiesel, serta dilakukan uji dispersi. Biodiesel diuji ketahanan oksidasinya sebelum dan setelah dicampurkan TBHQ dan surfaktan dengan bilangan asam dan bilangan iodin. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa penambahan surfaktan Sorbitan Monooleate mampu meningkatkan dispersi TBHQ pada biodiesel. Peningkatan ketahanan oksidasi pada biodiesel paling baik terjadi setelah penambahan surfaktan Sorbitan Monooleate 300 ppm dan TBHQ 2000 ppm.

Biodiesel is one of the best alternative fuels solutions to be used in Indonesia because Indonesia is one of the largest producers of Crude Palm Oil CPO in the world. Currently, Biodiesel is used as a mixture of diesel from petroleum Solar. The main problem that occurs is the tendency of biodiesel to oxidize, thus lowering the shelf life. The problem can be solved by the addition of antioxidant additives such as tert Butylhydroquinone TBHQ which is cheap and widely available in the market. TBHQ performance is less satisfactory because of poor dispersion when mixed in biodiesel. Therefore, TBHQ is incorporated into biodiesel with the help of Sorbitan monooleate surfactant which aims to increase dispersion so that its performance as an antioxidant is better. Mixing can be done with several steps, namely first mixing TBHQ with surfactant, then mixed into biodiesel, and conducted by dispersion test. Biodiesel tested its oxidation resistance before and after mixed TBHQ and surfactant with acid number and iodine number. The tests showed that the addition of Sorbitan Monooleate surfactant increased the dispersion of TBHQ antioxidant additive in biodiesel. The best improvement of oxidative stability of biodiesel occur after adding the Sorbitan Monooleate 300 ppm and TBHQ 2000 ppm to the biodiesel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardina Ayu Wulandari
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif terbarukan yang berasal dari bahan bakar fosil biologis. Biodiesel memiliki sifat mudah teroksidasi sehingga biodiesel mengalami Penurunan kualitas. Beberapa antioksidan digunakan untuk meningkatkan stabilitas biodiesel. PY adalah aditif antioksidan yang paling efektif. Tapi PY \dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga tidak dapat terdistribusi dengan baik. Beberapa penelitian telah dilakukan dengan menggunakan kombinasi biner dari berbagai antioksidan. Upaya lain dilakukan dengan menambahkan surfaktan. Pada penelitian ini dilakukan penambahan surfaktan Dalam campuran antioksidan biner PY dan TBHQ, surfaktan yang ditambahkan adalah SMO dan GMS dengan variasi konsentrasi 200, 400 dan 600 ppm. Tes dispersi menunjukkan bahwa surfaktan dapat meningkatkan dispersi antioksidan biner dalam
biodiesel. Peningkatan dispersi antioksidan dapat meningkatkan stabilitas oksidasi dibuktikan dengan peningkatan dispersi antioksidan 0,06% mampu meningkatkan periode induksi 2,44 jam. Penambahan surfaktan lebih dari 200 ppm terbukti menimbulkan endapan coklat tua. Komposisi optimal diperoleh pada penambahan surfaktan SMO dengan konsentrasi 200 ppm dengan periode induksi 39,74 jam dan komposisi tidak menimbulkan sedimen. Peningkatan stabilitas oksidasi biodiesel disebabkan oleh peningkatan dispersi disebabkan oleh peningkatan dispersi antioksidan karena interaksi sinergis antara PY, TBHQ dan SMO dibuktikan dengan adanya gugus C=O melalui uji FTIR
Biodiesel is a renewable alternative energy derived from biological fossil fuels. Biodiesel has the property of being easily oxidized so that biodiesel has decreased in quality. Several antioxidants are used to increase the stability of biodiesel. PY is the most effective antioxidant additive. But PY \ and biodiesel have different polarities so they can't be distributed properly. Several studies have been conducted using binary combinations of various antioxidants. Another attempt was made by adding surfactants. In this study, surfactant was added. In a mixture of binary antioxidants PY and TBHQ, the surfactants added were SMO and GMS with varying concentrations of 200, 400 and 600 ppm. Dispersion tests showed that surfactants could increase the dispersion of binary antioxidants in biodiesel. Increasing antioxidant dispersion can increase oxidation stability as evidenced by an increase in antioxidant dispersion of 0.06% which can increase the induction period of 2.44 hours. The addition of surfactants of more than 200 ppm was proven to cause dark brown deposits. The optimal composition was obtained by adding SMO surfactant with a concentration of 200 ppm with an induction period of 39.74 hours and the composition did not cause sediment. The increase in the oxidation stability of biodiesel was caused by the increase in dispersion caused by the increase in antioxidant dispersion due to the synergistic interaction between PY, TBHQ and SMO as evidenced by the presence of C=O groups through the FTIR test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Bismo
"Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif mesin diesel yang berasal dari minyak nabati. Memiliki kelemahan, yaitu mudah teroksidasi. Hal ini disebabkan karena biodiesel memiliki ikatan karbon tak jenuh yang membuat tidak stabil. Untuk meningkatkan ketahanan oksidasi diperlukan aditif antioksidan. Salah satu alternatif antioksidan yang lebih prospektif ialah Tert-Butylhydroquinone TBHQ baik dari sisi harga maupun ketersediaannya, namun TBHQ memiliki polaritas yang berbeda dengan biodiesel yang menyebabkan TBHQ tidak dapat terdistribusi dengan baik. Peningkatan distribusi TBHQ dalam biodiesel dilakukan dengan penambahan surfaktan yang dapat meningkatkan dispersi antara dua senyawa yang tidak saling larut.
Surfaktan yang umum digunakan untuk mencampur aditif bersifat polar pada minyak nabati yaitu Glycerol Monostearate. Variasi konsentrasi Glycerol Monostearate dilakukan untuk mengetahui komposisi terbaik meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Stabilitas oksidasi biodiesel diukur berdasarkan peningkatan angka asam dan penurunan bilangan iodin. Hasil penelitian menunjukkan penambahan surfaktan Glycerol Monostearate mampu meningkatkan dispersi TBHQ dalam biodiesel meningkatkan kinerja TBHQ sebagai antioksidan. Penambahan Glycerol Monostearate 300 ppm TBHQ 2000 ppm rasio 3:20 menunjukkan hasil terbaik dalam mencegah oksidasi pada biodiesel.

Biodiesel is an alternative fuel for diesel engines which comes from vegetable oils or animal fats. Biodiesel has disadvantages, one of disadvantage is easily oxidized. Oxidation in biodiesel is caused by having unsaturated carbon bonds that make it unstable. Antioxidant additives are required to increase the oxidation resistance. Pyrogallol is an antioxidant additive commonly used to prevent oxidation of biodiesel because it has a good performance, but expensive. One of the more prospective antioxidant is Tert Butylhydroquinone TBHQ both price and availability, but TBHQ has a different polarity than biodiesel that causes TBHQ can rsquo t be well distributed in biodiesel. Increasing the distribution of TBHQ in biodiesel can be done by the addition of surfactants which can increase the dispersion between two non soluble compounds.
In this study apply a surfactant commonly used to mix polar additives on vegetable oils that is Glycerol Monostearate surfactant. Concentration variation of Glycerol Monostearate addition were performed to find out the best amount of composition that can improve the oxidation stability of biodiesel. The biodiesel oxidation stability was measured by increasing the acid number and decreasing the iodine number for one month of storage. The results showed that the addition of Glycerol Monostearate could increase TBHQ dispersion in biodiesel and improve the performance of TBHQ as antioxidant. The addition of 300 ppm Glycerol Monostearate and TBHQ 2000 ppm ratio 3 20 showed the best results in preventing oxidation in biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Samudra
"Pada penelitian ini, pembentukan deposit dari biodiesel dengan variasi berbeda, yaitu B100, B100-NA, B100-BHT, B100-BHA, dan B100 PG dilakukan dengan metode hot room temperature test rig untuk mengetahui karakteristik dan mekanisme pembentukan deposit pada masing-masing variasi bahan bakar. Penggunan antioksidan dalam menghambat oksidasi pada biodiesel diharapkan dapat menjaga bilangan asam agar tetap rendah dan meningkatkan stabilitas oksidasi, dimana akan membantu dalam terjadinya pembentukan deposit yang berlebih didalam rang bakar. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan temperatur yang optimal agar pertumbuhan deposit dapat dikendalikan.

In this study, forming of deposits from biodiesel with different variation, that are B100, B100-NA, B100-BHT, B100-BHA, and B100 PG will be observed with hot room temperature test rig methode to find their characteristics and growth mechanisms of deposits from every biodiesel variation. The addition of antioxidant in biodiesel to be expected for slowing the biodiesel from oxidation, so the acid number of biodiesel doesn?t increase and improve oxidation stability, and help deposit for not over growing inside of cobustion chamber. This research programe was created to finding the optimum temperatur in order to decrease of deposits in combustion chamber."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Madani
"Permasalahan energi mendorong dikembangkannya bahan bakar alternatif terbarukan yaitu biodiesel. Namun penggunaan biodiesel terkendala karena memiliki kekurangan yaitu rendahnya stabilitas oksidasi. Reaksi oksidasi menyebabkan biodiesel mengalami perubahan sifat sehingga mengakibatkan korosi, penyumbatan jalur bahan bakar, dan pengotoran saat biodiesel digunakan. Oksidasi biodiesel dapat dihindari dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol merupakan antioksidan yang memiliki efektivitas paling tinggi dibandingkan antioksidan lain. Akan tetapi, pyrogallol memiliki kekurangan yaitu sulit larut dalam biodiesel. Untuk mengoptimalkan performa pyrogallol dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel maka dispersi pyrogallol harus ditingkatkan.
Pada penelitian ini surfaktan sorbitan monooleate ditambahkan ke dalam biodiesel untuk meningkatkan dispersi pyrogallol karena merupakan surfaktan nonionic yang baik sebagai pengemulsi water in oil. Penambahan sorbitan monooleate dilakukan dengan variasi konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui jumlah komposisi sorbitan monooleate terbaik yang dapat meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Stabilitas oksidasi biodiesel diukur berdasarkan penambahan angka asam dan viskositas kinematic selama enam belas hari masa penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan surfaktan sorbitan monooleate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menjaga stabilitas oksidasi biodiesel. Selain itu konsentrasi surfaktan sorbitan monooleate yang ditambahkan berpengaruh terhadap kinerja antioksidan. Penambahan surfaktan sorbitan monooleate 300 ppm dan pyrogallol 1000 ppm rasio 3:10 merupakan penambahan yang paling baik yang dapat menjaga oksidasi biodiesel.

Energy problems encourage for development of alternative renewable fuel, biodiesel. However usage of biodiesel is obstructed because of its weakness, low oxidation stability. Oxidation reaction makes change of biodiesel properties so it causes corrosion, plugging of fuel lines, and fouling when it is used. Oxidation of biodiesel can be prevented by adding antioxidant. Pyrogallol is one of antioxidant which has the highest effectivity than other antioxidant. However pyrogallol has weakness, it is easier to soluble in water than in biodiesel. To optimize pyrogallol performance in increasing oxidation stability of biodiesel, pyrogallol dispersion need to be improved.
In this research surfactant sorbitan monooelate is added in increasing pyrogallol dispersion because it is nonionic surfactant which is good as emulsifier water in oil. Sorbitan monooelate surfactant is added by varying its concentration to know the best composition of sorbitan monooleate which can increase oxidation stability of biodiesel. Oxidation stability is measured by acid and viscosity in sixteen days of storage.
Result shows that addition of surfactant sorbitan monoolete can increase dispersion of pyrogallol in biodiesel and performance of pyrogallol to keep oxidation stability of biodiesel. Concentration of surfactant sorbitan monooleate which is added also has effect to performance of antioxidant pyrogallol. Adding surfactant sorbitan monooleate 300 ppm and pyrogallol 1000 ppm rasio 3 10 is the best for keep oxidation stability of biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pijar Religia
"ABSTRAK
Reaksi transesterifikasi langsung membutuhkan optimasi kondisi reaksi disebabkan proses ekstraksi lipid dan reaksi transesterifikasi terjadi di tempat dan waktu yang sama. Pemanfaatan co-solvent dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan yield dalam reaksi transesterifikasi langsung. Pada penelitian ini dilakukan transesterifikasi langsung pada mikroalga chlorophyta yaitu Nannochloropsis sp dan Chlorella vulgaris. Desain variasi yang dilakukan mencakup rasio volum metanol : n-heksana, rasio molar lipid : metanol, dan waktu reaksi. Yield biodiesel diukur secara gravimetri. Dari variasi ini, kondisi rasio volum metanol : n-heksana 1:1, rasio molar lipid : metanol 1:400, dan waktu reaksi 4 jam mampu meningkatkan yield biodiesel mencapai 94,93% untuk C.vulgaris dan 90,9% untuk Nannochloropsis sp. Biodiesel yang diperoleh dianalisis kandungan FAMEnya dengan Kromatografi Gas dan Spektroskopi Massa (GCMS). Kandungan asam lemak jenuh lebih dominan pada biodiesel dari Nannochloropsis sp. mencapai 52,72%.

ABSTRACT
Direct transesterification reaction requires optimization of reaction conditions due to lipid extraction and transesterification reactions that occur at the same place and time. Utilization of co-solvent is considered as one way to increase biodiesel yield in the direct transesterification reaction. In this research, the direct transesterification was done on Chlorophyta microalgae, those are Chlorella vulgaris and Nannochloropsis sp. Design variations are including the volume ratio of methanol: n-hexane, the molar ratio of lipid: methanol, and reaction time. Biodiesel yield was measured gravimetrically. From these variations, the volume ratio of methanol n-hexane 1:1, molar ratio of lipid:methanol 1:400, and reaction time 4 hours can increase biodiesel yield until 94.93% for C.vulgaris and 90.9% for Nannochloropsis sp. FAME contents in biodiesel were analyzed by Gas Chromatography and Mass Spectroscopy (GCMS). Saturated fatty acid content is more dominant on biodiesel from Nannochloropsis sp. reached 52.72%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Irawan
"Penggunaan biodiesel di Indonesia saat ini belum sepenuhnya dijalankan karena biodiesel mudah teroksidasi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah oksidasi biodiesel adalah dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol adalah antioksidan yang umum digunakan, tetapi pyrogallol dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga menyebabkan keduanya tidak terdistribusi dengan baik. Perlu dilakukan peningkatan distribusi pyrogallol di dalam biodiesel dengan penambahan surfaktan. Surfaktan adalah senyawa yang digunakan untuk meningkatkan dispersi antara dua senyawa yang tidak saling larut. Glycerol monostearate adalah surfaktan yang umum digunakan untuk mencampurkan bahan aditif yang bersifat polar pada minyak nabati.
Pada riset ini, biodiesel akan diberikan aditif pyrogallol dan glycerol monostearate. Penambahan pyrogallol dilakukan dengan konsentrasi tetap pada seluruh sampel, sementara konsentrasi glycerol monostearate divariasikan. Karakteristik biodiesel yang dilihat untuk melihat stabilitas oksidasi adalah bilangan asam dan viskositas selama enam belas hari penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan glycerol monostearate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menahan perubahan karakteristik biodiesel terkait oksidasi. Terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi surfaktan glycerol monostearate terhadap penambahan kinerja antioksidan pyrogallol dimana penambahan glycerol monostearate 300 ppm dan pyrogallol sebesar 1000 ppm rasio 3:10 merupakan penambahan yang dapat mempertahankan karakteristik biodiesel paling baik.

The utilization of biodiesel in Indonesia today isn rsquo t fully applied because of its vulnerability to oxidation. One of the way to counter this problem is by adding antioxidant. Pyrogallol is a widely used antioxidant for biodiesel but its difference in polarity flawed its solubility. The distribution of pyrogallol in biodiesel needs to be increased by adding surfactant. Surfactant is a type of compounds used to increase the dispersion of two compounds with different polarity. Glycerol monostearate is a type of surfactant commonly used to mix polar additives with palm oil.
In this research, biodiesel is given pyrogallol and glycerol monostearate as additives. Pyrogallol is added in same concentration for all samples, while glycerol monostearate concentration is varied. The characteristics of biodiesel used to determine oxidation stability is acid number and viscosity within sixteen days of storage.
The result shows that the addition of glycerol monostearate can increase the dispersion of pyrogallol in biodiesel and improve the antioxidant activity of pyrogallol. An effect of glycerol monostearate concentration to the improvement of antioxidant activity of pyrogallol is also detected, where the addition of 300 ppm glycerol monostearate and 1000 ppm pyrogallol ratio 3 10 is the best to improve oxidation stability of biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Nur Khazanah
"Konsumsi energi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami defisit energy. Hal ini menjadikannya kesempatan untuk mengembangkan bahan bakar nabati terutama Biodiesel di Indoensia. Pengembangan Biodiesel dilakukan karena merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui. Namun dalam pembuatannya saat ini, pembuatan Biodiesel masih menggunakan metanol yang sangat berlebih dikarenakan perbedaan viskositas antara metanol dan minyak nabati yang tinggi. Pada penelitian ini dilakukan dengan cara memanfaatkan aliran dari reaktor jet dan non-circullar nozzle untuk menciptakan shear stress antara fluida yang statis dan yang keluar dari jet. Adanya shear stress ini dapat memaksimalkan reaksi dengan memanfaatkan mekanika fluida dari proses tersebut.
Hasil menunjukkan konversi trigliserida dengan rasio mol metanol dengan CPO 141:1 pada tabbed nozzle sebesar 71.4% sedangkan pada circular nozzle sebesar 50.5%. Yield metil oleat tertinggi diperoleh pada rasio mol metanol dan CPO 161:1 dengan tabbed nozzle sebesar 57.0% sedangkan pada circular nozzle sebesar 33.4%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tabbed nozzledapat meningkatkan konversi dan yield dari trigliserida menjadi metil ester Biodiesel.

Energy consumption in Indonesia from year to year deficit of energy. This makes the opportunity to develop biofuels, especially biodiesel in Indonesia. Biodiesel development is done because it is a fuel that is environmentally friendly and one of renewable. Unfortunately, there is still an obstacle to manufacturing Biodiesel which is still using a large excess of methanol due to high differences viscosity between methanol and vegetable oil. In this study, it can be done by utilizing the flow of reactor and non-circullar jet nozzle for creating shear stress between the static fluid and the fluid that comes out of the jet. The existence of this shear stress can maximize the reaction by utilizing the fluid mechanics of the process.
The results demonstrated the conversion of triglycerides with methanol with CPO mole ratio 141: 1 on a tabbed nozzle amounted to 71.4%, while the circular nozzle amounted to 50.5%. The highest yield of methyl oleate obtained at the mole ratio of methanol and CPO 161: 1 with a tabbed nozzle amounted to 57.0%, while the circular nozzle amounted to 33.4%. This shows that the use of tabbed nozzle can increase conversions and yield of triglycerides into methyl esters biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>