Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Monika Setyorini
"ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya peradaban dan bertumbuhnya populasi penduduk di Indonesia, kebutuhan air tawar semakin meningkat. Namun, dengan minimnya akses dan sumber untuk mendapatkan air tawar, masih banyak penduduk di Indonesia yang tidak dapat menggunakan air tawar. Penduduk yang tinggal di daerah muara, hanya bisa mengkonsumsi air payau hasil intrusi air laut dan air sungai dimana tingkat salinitas airnya berkisar antara 5 permil-30 permil. Teknologi desalinasi bertenaga surya menjadi solusi tepat untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji karakteristik salah satu teknologi desalinasi merek X. Penelitian dilakukan selama April-Mei 2018 dengan menguji sudut inklinasi merek X dengan memvariasikan sudut, menguji merek X ketika kosong, menguji dengan air tawar, dan menguji dengan air payau. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa sudut inklinasi 20 merupakan sudut efektif merek X di Indonesia, waktu operasional merek X yaitu dari pukul 06.00-18.00 dengan waktu efektif pukul 10.00 ndash; 13.00, air payau berhasil di desalinasi dengan produktivitas air tawar yang dihasilkan sebesar 1,37 l/m /hari.

ABSTRACT
As Indonesia develops and the population grows, the need of fresh water increases. But, there are still problems in obtaining freshwater for many people out there. People who live near the estuary, suffer from this problem where they use brackish water, which salinity is around 5 permil 30 permil, in daily life. Indonesia as a country consisting of 70 sea and 30 land and because the sun shines throughout the year, there is a great deal of potential for solar energy when it comes to desalination. The desalination technology comes up as something that can solve this problem with the potential of unlimited water and abundant solar energy in Indonesia. This experiment aims to test the characteristics of Solar still x. Several tests were conducted by varying the inclination angle, measuring its temperatures and humidity, and varying the feed water which are ground water and brackish water. The results show that the most effective inclination angle of Solar still x in Indonesia is 20 , the operational hours of Solar still x should be at 06.00 a.m-06.00 p.m, while the effective hours would be around 10.00 a.m-1 p.m. The brackish water was successfully desalinated, with the productivity of freshwater reached 1,37 l m day."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Valerie Deva
"Air bersih merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Namun demikian, kebutuhan akan air bersih di Indonesia masih diselimuti berbagai permasalahan kompleks. Sulitnya akses untuk memperoleh air bersih, rendahnya kualitas air yang diperoleh menjadi masalah utama yang menimpa sebagian masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pinggiran. Masyarakat di daerah pantai maupun muara, menghadapi masalah dimana mereka menggunakan air asin yang memiliki tingkat salinitas 5 permil - 30 permil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ketiadaan pasokan listrik pada sebagian daerah semakin membatasi masyarakat dalam penggunaan teknologi desalinasi aktif untuk mengolah air yang tersedia. Dengan demikian, desalinasi tenaga matahari adalah jawaban yang tepat atas permasalahan yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik dari alat desalinasi tenaga surya, Solar Still X dalam menghasilkan air tawar jika dioperasikan di Indonesia dengan menggunakan air laut. Penelitian ini dilakukan dengan merekayasa beberapa faktor yang berpengaruh, seperti sudut inklinasi, dan jenis air input. Pengambilan data temperatur, kelembapan, dan hasil air terdesalinasi dilakukan dari pukul 06.00 ndash; 18.00 WIB. Rekapitulasi jumlah air dan tingkat salinitas dilakukan setiap jam. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa sudut inklinasi efektif di wilayah Depok adalah sebesar 20o, dan efisiensi harian alat ini sebesar 20,48.

Freshwater is the basic needs in human life. However, the need of freshwater in Indonesia still faces some complex problems. Difficulty of freshwater access, low quality of water obtained are the main problems facing society, especially people who live in estuary area. People who live near to estuary, suffer from this problem where they use brackish water, which salinity is around 5 permil 30 permil for daily needs.Lack of electricity in some area limits people to use active desalination technology to desalinate the water available. This condition makes solar desalination technology as an appropriate answer for these problems.
This research is aiming to obtain the characteristics of Solar Still X solar desalination technology to produce freshwater if it is operated in Indonesia using seawater. In this research, some factors influenced such as inclination and water input type are varied. The measurement of temperature, relative humidity, and amount of freshwater water produced was done from 06.00 ndash 18.00. The recapitulation of water produced and salinity level was taken per hour. Based on this research it is obtained that the effective inclination for desalination panel operated in Depok is 20o and the efficiency of this desalination solar still is 20,48.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beta Nadia Manaf
"Krisis air di Indonesia masih banyak terjadi diberbagai daerah. Penggunaan air tanah secara berlebihan dapat menimbulkan penurunan permukaan tanah. Laut yang begitu luas memiliki potensi untuk dijadikan air tawar sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan air di Indonesia. Desalinasi merupakan suatu cara untuk memproses air laut dengan tingkat kadar garam yang tinggi sehingga tidak layak konsumsi menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi. Berbagai teknologi desalinasi seperti distilasi, vapour compression, dan reverse osmosis telah dikembangkan namun membutuhkan energi dan biaya yang tidak sedikit. Microbial Desalination Cell merupakan suatu teknologi desalinasi yang merupakan modifikasi dari Microbial Fuel Cell, dapat mengilangkan kandungan garam dalam air serta menghasilkan tenaga listrik dengan menggunakan bantuan mikroorganisme yang akan menghasilkan arus listrik dari degradasi bahan organik. Pada penelitian ini akan digunakan Debaryomyces hansenii sebagai mikroorganisme pendegradasi bahan organik pada chamber anoda. Rasio volume anoda : volume garam : volume katoda adalah 2 : 1 : 2 serta 9 : 1 : 9. Variasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu variasi volume reaktor, variasi rasio kultur terhadap substrat dan variasi kenaikan volume kultur.

Water crisis in Indonesia is still going on in the various regions. Excessive use of groundwater can cause subsidence. The sea held to have the potential to be used as fresh water so it can be used for water needs in Indonesia. Desalination is a way to process sea water with a high salinity level which caused water is not worth to be consumed to the fresh water that can be consumed. Various desalination technologies such as distillation, vapor compression, and reverse osmosis have been developed but requires energy and large cost. Microbial Desalination Cell is a modified desalination technology of Microbial Fuel Cell that can remove salt content in the water and generate electricity with the help of microorganism that will produce electric current from organic matter degradation. This research will be used Debaryomyces hansenii as microorganisms which degrade organic material in the anode chamber. The ratio of anode volume: sat volume: cathode volume are 2 : 1 : 2 and 9: 1: 9. Variation used in this study are variation of the reactor volume, the variation ratio of the culture and substrate, and increase of culture volume variation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Fauziah
"ABSTRAK
Peranan budidaya air payau sangat penting bagi negara kepulauan seperti
Indonesia. Sayangnya, masih banyak petani budidaya air payau, khususnya di
Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat di Indonesia yang masih menerapkan
metode budidaya tradisional. Akibatnya, keuntungan yang diperoleh dari kegiatan
ini sangat rendah. Penelitian ini difokuskan pada dampak pelatihan terhadap
pembudidaya air payau, di mana produktivitas diukur dengan pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan budidaya air payau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelatihan memiliki efek positif pada pendapatan petani, di mana pelatihan
dikaitkan dengan peningkatan pendapatan mereka sebesar 22,93%. Permasalahan
endogenitas yang muncul sebagai efek dari metode penelitian yang digunakan
juga dibahas dalam penelitian ini.

ABSTRACT
The role of brackish water aquaculture is crucial for big achipelago countries such
as Indonesia. Unfortunately, many aquaculture farmers, particulary in Karawang
Regency, West Jave Province in Indonesiastillapply traditional aquaculture
method, thus, suffer from a lack of skill. As a result, the income gain from this
activity is very low.This study focuses on the impact of training on the brackish
water aquaculture farmers’productivity, where the productivity is measured by the
income earned from the aquaculture activity. The result shows that training has a
positive effect on farmers’ income, where training is associated with an increase
in their income of 22.93%. There is an endogeneity concern, which is also
discussed."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Mulia Primatama
"ABSTRAK
Krisis air bersih di daerah berair payau belakangan ini semakin
memprihatinkan terutama saat musim kemarau tiba. Mesin Reverse Osmosis (RO)
yang berfungsi untuk mengolah air tanah menjadi air bersih bagi penduduk daerah
berair payau juga sudah tidak berfungsi secara maksimal. Karena kebutuhan air
bersih yang dibutuhkan tidak tersedia, penduduk setempat terpaksa menggunakan
air tanah dari sumur mereka yang berasa asin (payau). Hal tersebut mendorong
pengembangan alat water purifier yang dapat mengatasi krisis air bersih di daerah
berair payau secara aplikatif. Alat ini memanfaatkan prinsip kerja filtrasi, adsorpsi,
dan desalinasi. Unit filtrasi menggunakan saringan micron, unit adsorpsi
menggunakan kombinasi adsorben zeolite dan karbon aktif, dan unit desalinasi
menggunakan metode capacitive deionization. Alat ini direncanakan akan berfungsi
dengan output 5 Liter. Kriteria yang akan ditinjau dalam mengetahui kinerja water
purifier adalah kualitas produk keluaran berupa konsentrasi TDS (mg/L),
konduktivitas (μS/cm), dan penurunan kadar garam (%). Variasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah jenis air payau yang memiliki konsentrasi TDS dan
konduktivitas berbeda, susunan ketinggian adsorben pada unit adsorpsi, dan
tegangan pada unit desalinasi. Unit desalinasi dengan capacitive deionization
bekerja optimum pada tegangan 2V dan jenuh pada waktu 15 menit. Penurunan
kadar garam maksimal dari unit desalinasi mencapai 13,4%. Energi yang
dibutuhkan sel CDI pada penelitian ini adalah 1,05 kWh/m3. Pada unit filtrasi dan
adsorpsi komposisi ketinggian adsorben paling baik adalah 40cm-40cm (karbon
aktif-zeolit) yang memiliki penurunan kadar garam 17,1%. Total penurunan kadar
garam pada alat water purifier ini adalah 30,4%.

ABSTRACT
Recently, clean water crisis in brackish water area is increasing, particularly during
the dry season. Water sources that have been used by residents is low. Reverse
Osmosis (RO), which serves to cultivate the soil water into clean water for the
inhabitants of brackish water area also was not functioning optimally. Because of
the need of clean water required are not available, local residents are forced to use
ground water from their wells that are salty (brackish). It encourages the
development of water purifier that can overcome the water crisis directly in the
brackish watery region. This water purifier utilizes the working principles of
filtration, adsorption, and desalination. Filtration unit uses a micro fiber filter,
adsorption units uses a combination between the zeolite adsorbent and activated
carbon, and the desalination unit used capacitive deionization as the method. This
tool is planned to be functioning with an output of 5 L. The criteria that will be
reviewed in knowing the water purifier's performance is the quality of the product
output of TDS concentrations (mg / L), conductivity (μS / cm), and decrease of salt
content (%). This research involves the variation of feed?s TDS concentration and
conductivity, the height combination of both adsorbents, and the applied voltage on
CDI cell. Desalination unit with capacitive deionization work optimally at a voltage
of 2V and saturated at 15 minutes. The maximum decrease of salt content at
desalination unit is 13.4%. The CDI cells required 1.05 kWh / m3 energy. On
filtration and adsorption unit, the best height combination of adsorbents is 40cm-
40cm (activated carbon-zeolite) that has a 17.1% reduction in salt levels. Total
decrease in salinity in the water purifier tool is 30.4%.
"
2016
S62662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalih Sholli Rizki
"Dalam beberapa dekade terakhir, pemenuhan kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari menjadi salah satu permasalahan utama dunia. Desalinasi berbasis tenaga matahari merupakan salah satu solusi aplikatif untuk menghasilkan air tawar di Indonesia. Sebagai negara kepulauan dan berada di bawah garis khatulistiwa, Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan desalinasi berbasis tenaga matahari dimana kedua sumber daya baik tenaga matahari dan air laut cukup berlimpah di negara ini. Sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai desalinasi ini, namun hasil yang didapatkan masih relatif rendah, yaitu pada angka 150 ml/m2/hari.
Penelitian dan perancangan ini bertujuan membuat prototipe serta meningkatkan performa dari alat desalinasi yang menghasilkan air tawar dan garam. Prototyping ini dilakukan dengan merekayasa beberapa faktor yang berpengaruh, seperti sudut kemiringan, kedalaman air, permukaan kondenser dan absorber, serta aplikasi double deck pada prototipe. Berdasarkan prototipe yang telah di uji coba, hasil air maksimal yang didapatkan mencapai 900 ml/m2/hari dari 6500 ml air laut.

In recent decade the fulfillment of the need for clean water for everyday purposes becomes one of the world's major proble,. Including Indonesia. Desalination solar energy is one solution applicable to produce freshwater in Indonesia. As an archipelago and is located below the equator, Indonesia has the potential to develop solar desalination where both resources both solar and ocean water is quite abundant in this country.It had been researched before, but it is still has low performance. The freshwater result is still in 150 ml m2 day.
This research is aiming to make a prototype and increase the performance of desalination, which produce fresh water and salt. There are some factors that influece this prototyping, like the angle, water depth, absorber dan condenser surface, and double deck system on prototype. The method of salt rsquo s measurement is waiting seawater becomes dry, take it, and measure the weight of salt. Based on running, it can produce 900 ml m2 day freshwater from 6500 mililiters seawater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Ibrahim
"ABSTRAK
Krisis air bersih di daerah berair payau belakangan ini semakin memprihatinkan. Teknologi yang banyak digunakan saat ini yaitu distilasi dan Reverse Osmosis RO tidak bekerja secara maksimal karena kebutuhan energi dan biaya yang relatif besar. Teknologi capacitive deionization CDI yang ditemukan untuk menggantikan teknologi RO dan distilasi juga belum menjadi solusi yang baik, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang pemurnian air payau, didapatkan tingkat penurunan kadar garam hanya sebesar 13,1 . Hal tersebut mendorong pengembangan penelitian pemurnian air lebih lanjut dengan menggunakan teknologi membrane capacitive deionization MCDI agar dapat membantu mengatasi masalah krisis air bersih daerah air payau secara aplikatif. Prinsip dasar MCDI adalah dengan mengionisasi ion yang kemudian akan teradsorp ada elektroda. Hal yang membedakan MCDI dan CDI adalah penambahan membran yang diletakan di depan tiap elektroda dengan kutub yang berlawanan, sehingga dapat menghalangi ion yang sejenis dengan elektroda memenuhi pori elektroda, sehingga meningkatkan kemurnian dari produk. Pada penelitian ini didapatkan hasil penurunan kadar garam sebesar 23,9 , untuk 2 sel MCDI, dan 18 untuk 1 sel MCDI. Selain meningkatkan kemampuan penyerapan ion, pada 2 sel MCDI juga mengalami penyerapan ion yang lebih cepat jika dibandingkan dengan 1 sel MCDI, dari 50 menjadi 30 menit.

ABSTRACT
Recently, clean water crisis in brackish water area is increasing, particularly during the dry season. Technology that widely used today which are distillation and reverse osmosis RO do not work optimally because energy requierments and costs are relatively large. Capacitive deionization CDI , which is projected to replace RO and distillation is not a good solution, based on previous research using CDI to purify the brackish water, it can provide only 13,1 decrease in salinity level, encourages the study of water purification using membrane capacitive deionization MCDI in order to overcome the water crisis problem. The base principle of MCDI is by ionizing the brackish water, and electrodes will adsorp ion. Membrane capacitive deionization is different from capacitive deionization because the membrane capacitive deionization using membrane to help the counter ion filling the electrodes to increase the purity of the product. In this research, salinity reduction are 23,9 for 2 cells of MCDI, and 18 for 1 MCDI cell. In addition to improving the ability of ion adsorption, in 2 MCDI cells also experience faster ion adsorption compared with 1 cell of MCDI, 30 minutes in 2 MCDI cells and 50 minutes in 1 cell of MCDI."
2017
S67976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dio Prakoso
"Krisis air bersih sedang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kondisi Indonesia yang merupakan negara perairan memunculkan ide untuk memanfaatkan air laut sebagai sumber air bersih. Teknik desalinasi yang sudah ada terkendala masalah tingginya energi operasi yang dibutuhkan. Masalah ini dapat teratasi dengan Microbial Desalination Cell (MDC), sebuah sel bioelektrokimia yang memiliki kemampuan mendesalinasi air garam. Penelitian tentang MDC sebelumnya yang dilakukan di Universitas Indonesia telah berhasil memanfaatkan kultur murni Saccharomyces cerevisiae untuk mereduksi 34,52% garam tanpa sumber listrik atau termal. Dalam penelitian kali ini, kultur murni akan diganti dengan model limbah tempe, agar menambahkan efek tambahan berupa penguraian limbah dan menimisasi biaya substrat. Variasi penggunaan buffer, tipe elektrolit, dan penambahan kultur campuran bakteri limbah tempe dilakukan untuk melihat pengaruh terhadap pengurangan kadar garam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan elektrolit KCl + NH4Cl dan pengontrolan pH dengan buffer pH 7 dan penambahan kultur campuran menghasilkan kinerja desalinasi terbaik dengan laju pengurangan garam 33,78%.

Water crisis is a world scale problem happening also in Indonesia. As an archipelago, infinite clean water can be achieved by processing seawater. Current desalination technique need high input energy for heat or electricity. Microbial Desalination Cell (MDC), a bioelectrochemistry cell which has desalination function. Former desalination study in Universitas Indonesia show that Saccharomyces cerevisiae culture can remove 34,52 % salt. In this study, the culture is replaced by tempe wastewater for efficiency and show the wastewater treatment potential from MDC. The variations involving effect of buffer usages, type of electrolyte, and addition of tempe wastewater bacteries mix culture to salt removal. This research shows that MDC using NH4Cl + KCl as electrolyte, usage of buffer pH 7, and addition of mix culture shows best salt removal (33,78%)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nur Ilham Sukmara
"

Rata-rata kebutuhan akan air bersih perorang di Indonesia dapat mencapai 144 liter per hari. Ketersediaan air bersih saat ini sudah menipis akibat perubahan iklim, dan pertumbuhan populasi. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, ketersediaan air dalam Bumi, khususnya air laut, membutuhkan pengembangan teknologi untuk pengolahan air laut menjadi air yang dapat digunakan untuk kebutuhan. Salah satu teknologi penjernihan air disebut dengan desalinasi. Terdapat dua metode yang ada dalam proses desalinasi yaitu membran dan termal. Namun, kedua metode ini masih tergolong mahal. Oleh karena itu, penelitian terhadap alternatif baru untuk metode desalinasi dengan memanfaatkan fenomena air entrainment untuk menghasilkan microbubble dilakukan. Penelitian ini merekayasa air laut dengan membuat larutan air garam untuk dipompa melewati nozzle dengan diameter tertentu yang dapat menghasilkan kabut dari larutan air garam yang sudah dipompa. Kabut yang keluar dari nozzle kemudian akan dialirkan menuju alat air entrainment dan dikondensasikan oleh microbubble yang terjadi karena proses air entrainment. Variasi parameter dilakukan pada konfigurasi alat penelitian ini dengan parameter jumlah nozzle, diameter nozzle, dan tekanan. Data kuantitatif yang didapatkan dari penelitian ini didapatkan dari instrumen alat ukur dan data kualitatif dari penelitian adalah video saat melakukan percobaan dengan alat penelitian lalu diolah menjadi gambar agar dapat diolah sehingga menjadi data kuantitatif menggunakan perangkat lunak pengolahan gambar. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah nozzle memengaruhi debit aliran dan semprotan dari nozzle memiliki karakteristik semprotan dengan bentuk full cone spray.

 


The average need for clean water for one person in Indonesia can reach 144 liters per day. The availability of clean water is currently running low due to climate change, and population growth. To provide the need for clean water, the availability of water in the Earth, especially sea water, requires the development of technology for processing seawater into water that can be used for necessities. One of the water purification technologies is called desalination. There are two methods in the desalination process, membrane and thermal. However, these two methods are still quite expensive. Therefore, research on a new alternative to the desalination method by utilizing the air entrainment phenomenon to produce microbubble was carried out. This research using salt water instead of seawater. The salt water pumped through a nozzle with a certain diameter that could produce mist from a pumped salt water. The mist that comes out of the nozzle will then flow into the air entrainment device and be condensed by the microbubble that occurs due to the air entrainment process. Variation of parameters is carried out in the configuration of this research device with the parameters of the number of nozzles, nozzle diameter, and pressure. The quantitative data obtained from this study were obtained from measuring instruments and qualitative data from the study were videos when conducting experiments with research device and then processed into images so that they could be processed so that they became quantitative data using image processing software. The results show that the number of nozzles affects the flow rate and the spray from the nozzle has the characteristics of a full-cone spray.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Fabianto
"

Keterpurukan kondisi pemenuhan kebutuhan air di dunia merupakan sebuah permasalahan yang harus segera diselesaikan. Menurut data WHO, pada tahun 2017, setidaknya 785 juta populasi dunia mengalami krisis air bersih. Krisis ini terus meningkat sampai diperkirakan pada tahun 2025, kurang lebih sampai setengah dari populasi dunia akan kesulitan memenuhi kebutuhan airnya. Indonesia juga merupakan negara dengan sumber daya air laut yang dapat dimanfaatkan. Teknologi pemurnian air laut, yang disebut juga desalinasi, merupakan solusi yang tepat dan perlu dikembangkan untuk menyelesaikan permsalahan ini. Teknologi desalinasi terkini memiliki luaran yang baik, namun masih menghadapi beberapa permasalahan seperti optimasi biaya dan efisiensi kerja. Penelitian diilakukan untuk membangun sebuah metode alternatif baru menggunakan microbubble dengan memanfaatkan kemampuannya dalam mengikat kontaminan. Rangkaian alat dirancang dengan konsep memasok uap air asin ke komponen air entrainment, sehingga uap air terkondensasi dan garam terikat oleh microbubble. Penelitian dilakukan untuk melengkapi penelitan yang sebelumnya telah dilakukan terhadap microbubble itu sendiri. Dengan merekayasa air laut dengan menggunakan air asin, dilakukan eksperimen dengan mengalirkan air asin melalui Nozzle berdiameter kecil sehingga terbentuk kabut. Variasi yang digunakan diantaranya, debit aliran bypasss rangkaian, jumlah nozzle, dan diameter nozzle. Direkam data pengukuran parameter fluida seperti tekanan, debit nozzle, dan spray angle. Data diambil menggunakan alat ukur elektronik dan pengambilan video untuk data image processing. Pengolahan data meliputi analisis efek variasi debit aliran bypass terhadap parameter fluida dan parameter nozzle. Hasil menunjukkan bahwa debit bypass berpengaruh terhadap tekanan dan debit aliran nozzle.


The deterioration of the conditions for meeting the world's water needs is a problem that must be resolved immediately. According to WHO data, in 2017, at least 785 million of the world's population experienced a clean water crisis. This crisis continues to increase until it is estimated that by 2025, approximately half of the world's population will have difficulty meeting their water needs. Indonesia is also a country with seawater resources that can be utilized. Seawater purification technology, which is also called desalination, is the right solution and needs to be developed to solve this problem. The latest desalination technology has good results, but still faces several problems such as cost optimization and work efficiency. The research was carried out to build a new alternative method using microbubble by trapping water vapor so that condensation occurs. The series of tools is designed with the concept of supplying water vapor as a result of evaporation from the nozzle to the water entrainment component so that the water vapor condenses and forms a microbubble. The research was conducted to complement the research that had previously been carried out on the microbubble itself. By engineering seawater using saltwater, an experiment was carried out by passing the salt water through a small diameter nozzle to form a mist. The variations used include, bypass flow rate, number of nozzles, and nozzle diameter. Measurement data of fluid parameters such as pressure, nozzle discharge, and spray angle are recorded. Data is taken using electronic measuring instruments and video capture for image processing data. Data processing includes an analysis of the effect of variations in the bypass flow rate on fluid parameters and nozzle parameters. The results show that the bypass discharge affects the pressure and flow rate of the nozzle.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>