Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211515 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulana Asrafi
"ABSTRAK
Berdasarkan Comprehensive Flood Management Plan CFMP salah satu alternatif pengendalian banjir pada sungai Ciliwung ialah pembangunan Dry Dam JICA Yachiyo Engineering Co, 2013 . Pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang terletak di Kabupaten Bogor diharapkan dapat mengurangi puncak banjir dan menambah waktu konsentrasi akibat limpasan sungai Ciliwung, yang selama beberapa tahun memberikan dampak kerugian banjir. Dengan dibangunnya Bendungan Ciawi dan Sukamahi, perlu dilakukan penelitian terkait pengaruh kedua bendungan tersebut pada Bendung Katulampa, salah satu titik pantau sistem peringatan dini banjir di DKI Jakarta. Analisis hidrologi dengan bantuan aplikasi Win-TR 20 dan HEC-RAS dilakukan untuk mengetahui perubahan level siaga banjir pada sistem peringatan dini banjir di DKI Jakarta dengan adanya kedua bendungan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan puncak banjir setelah dibangunnya Bendung Ciawi dan Bendung Sukamahi sekitar 2.5 sehingga terdapat penurunan level siaga banjir pada Bendung Katulampa setelah dibangunnya Bendung Ciawi dan Bendung Sukamahi.

ABSTRACT<>br>
Based on the Comprehensive Flood Management Plan CFMP , one of the flood control alternatives in the Ciliwung Watershed is dry dam construction JICA Yachiyo Engineering Co, 2013 . Construction of Ciawi and Sukamahi Dams located in Bogor District are expected to decrease the flood peak and increase the time of concentration in order to reduce the loss caused by flood in DKI Jakarta due to Ciliwung river. With the construction of Ciawi and Sukamahi Dams, it is necessary to conduct research on the influence of both dams in Katulampa Weir, one of monitoring points dams on the DKI Jakarta flood early warning system. Hydrological analysis with Win TR 20 and HEC RAS was conducted to identify changes in flood level in flood early warning system in DKI Jakarta without and with both dams available. The results of this study indicate that the peak floods decreased around 2.5 after implementation of Ciawi and Sukamahi Dam. The impact of this reduction will cause the changes on flood early warning system level at Katulampa Weir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Yahya Naqsyabandi
"Secara geografis, Jakarta dibagi menjadi hulu dari 13 sungai dan terletak di daerah dataran rendah (Napier, 2021). Menurut laporan BPBD DKI Jakarta tahun 2018, terdapat 7.228 rumah tangga atau 11.450 orang yang terdampak banjir pada Selasa sore, 6 Februari 2018. Salah satu pendekatan pengurangan banjir yang mengurangi kerusakan akibat banjir adalah bendungan kering. Bendungan kering adalah daerah tangkapan yang dirancang untuk menampung kelebihan air selama banjir sambil memungkinkan air mengalir bebas dalam situasi normal. Ini adalah metode mitigasi banjir jangka pendek yang menahan air untuk durasi singkat sebelum melepaskannya secara bertahap untuk mencegah banjir di hilir. Analisis efektivitas bendungan kering dilakukan dengan analisis daerah aliran sungai menggunakan ArcGIS, curah hujan rancangan, analisis model hidrologi menggunakan HEC-HMS, dan analisis model tingkat air menggunakan HEC-RAS dengan dan tanpa bendungan untuk periode ulang 50 tahun, 100 tahun, dan banjir maksimum yang mungkin terjadi (PMF). Hasil perbandingan pengurangan banjir dan tingkat air dianalisis berdasarkan perubahan debit, tingkat air di Bendung Katulampa, dan tingkat peringatan di Bendung Katulampa. Debit dari pemodelan dikalibrasi dengan data aktual menggunakan analisis NSE, yang menghasilkan nilai 0,872; diklasifikasikan sebagai baik. Tingkat air dan tingkat peringatan untuk Tr 50 tahun di Bendung Katulampa berubah dari 2,59 m menjadi 1,98 m atau sebesar 24%, dan tingkat peringatan turun dari level 1 ke level 2. Namun, untuk Tr 100 tahun, tingkat peringatan tidak berubah karena tetap tercatat pada level 1, dan model PMF tidak dapat ditampung oleh bendungan karena melebihi elevasi maksimum.

Geographically, Jakarta becomes the headwaters of 13 rivers and is located in the lowlands area. (Napier, 2021). According to the DKI Jakarta BPBD report 2018, there were 7,228 households or 11,450 people affected by the floods on Tuesday afternoon, 6th February 2018. One of flood reduction approaches that reduce the damage caused by flooding is dry dam. Dry dams are catchment areas designed to hold surplus water during flooding while allowing water to flow freely under normal situations. This is a short-term flood mitigation method that holds water for short duration before gradually releasing it to prevent downstream flooding. The analysis of effectiveness of dry dams conducted by watershed analysis on ArcGIS, design rainfall, hydrological model analysis on HEC HMS, and water level model analysis on HEC-RAS with and without dams for 50, 100 years, and probable maximum flood (PMF) return period. The comparison between result in flood reduction and water level would be analyzed as the changes in discharge, water level at Katulampa Weir, and warning level at Katulampa Weir. The discharge from modelling calibrated to the actual data by NSE analysis, which resulted in 0.872; classified as good. The water level and warning level were resulted for Tr 50 years at Katulampa Weir changed from 2.59 m to 1.98 m by 24% and so the warning level from level 1 to level 2. However, for TR 100 years the warning level did not change as it was recorded at level 1 and the PMF model could not be accommodated by the dams as it exceeded the maximum elevation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glenaldi Naufal Adhiputranto
"Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia yang hampir setiap tahunnya mengalami
bencana banjir. Salah satu penyebab bencana banjir terjadi yaitu meluapnya aliran air di
sungai disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu sungai besar di Jakarta yaitu Sungai
Ciliwung. Dalam rangka mengelola bencana banjir yang terjadi, terdapat infrastruktur air
yang terletak di hilir Sungai Ciliwung, yaitu Pintu Air Manggarai. Selain pintu air,
terdapat beberapa bendungan, baik yang sudah beroperasi maupun sedang dibangun.
Bendungan Ciawi dan Sukamahi adalah dua bendungan yang sedang dibangun dengan
tujuan untuk mengendalikan banjir agar lebih baik. Kemungkinan terjadinya bencana
banjir terukur dari tinggi muka air pada titik-titik yang memiliki sensor pengukur tinggi
muka air, yang kemudian informasi tersebut akan disampaikan ke masyarakat, yang biasa
disebut siaga dengan tiap levelnya merepresentasikan tinggi muka air yang berbeda.
Sistem ini dinamakan Flood Early Warning System (FEWS), atau disebut sistem
peringatan dini banjir. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dianalisis hubungan
pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi dengan perubahan pada Flood Early
Warning System di Pintu Air Manggarai. Penelitian ini dilakukan dengan metode
kuantitatif. Dari penelitian ini akan menghasilkan hubungan antara pembangunan
Bendungan Ciawi dan Sukamahi dengan FEWS serta perbandingan FEWS antara tanpa
bendungan dan dengan adanya Bendungan Ciawi dan Sukamahi
Jakarta is the capital city of Indonesia, which is flooded almost every year. One of the
causes of floods is the overflow of water in rivers caused by several factors. One of the
major rivers in Jakarta is the Ciliwung River. In order to manage the flood disaster that
occurred, there is a water infrastructure located downstream of the Ciliwung River, the
Manggarai Sluice Gate. In addition to the sluice gates, there are several dams, both
operating and under construction. Ciawi and Sukamahi dams are two dams that are being
built with the aim of better flood controlling. The possibility of a flood measured from
the water level at the points that have a water level gauge sensor, which then the
information will be conveyed to the public, commonly called siaga with each level
present different water level. This system is called the Flood Early Warning System
(FEWS). Therefore, this study will analyze the relationship between the construction of
the Ciawi Dam and Sukamahi Dam with changes in the Flood Early Warning System at
the Manggarai Sluice Gate. This research was conducted by quantitative methods. From
this study will produce a relationship between the construction of Ciawi and Sukamahi
Dam with FEWS as well as the comparison of FEWS between without dam and with the
presence of Ciawi and Sukamahi Dam"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Dominic Mulia
"

Indonesia secara geografis merupakan negara yang rentan terhadap bencana alam yakni termasuk DKI Jakarta. Dari tahun 2015 sampai 2020, 80% bencana alam yang dialami di DKI Jakarta adalah Banjir. 57 Kelurahan dan 23 Kecamatan dari DKI Jakarta rentan akan banjir. Sebagai tindakan pencegahan ada 4 fase dalam manajemen bencana alam. Logistik Kemanusiaan bermain peran yang krusial. Hal ini terdiri dari perencanaan, implementasi, sertal mengontrol biaya yang efektif dan efisien untuk aliran suplai, material, dan informasi terkait yang dimana memenuhi kebutuhan orang evakuasi di tempat pengungsi (Contoh: makanan dan minuman). Dalam memenuhi logistic kemanusiaan, ada beberapa ketidakpastian seperti, hal ini disebabkan karena bencana alam seperti banjir bersifat stokastik. Karena sifat tersebut, perencanaan harus dilakukan jauh sebelum terjadinya bencana. Salah satu caranya adalah dengan melakukan meng-alokasi suplai dalam depot sebelum terjadinya bencana, sehingga dapat didistribusikan ketika bencana terjadi. Pihak berwenang memiliki kewajiban dalam memunhi kebutuhan dengan tantangan sumber daya yang terbatas. Dalam penelitian ini, sang penulis ingin melakukan optimasi dalam pengalokasian suplai menggunakan pemrograman stokastik dan Sample Average Approximation. Hal ini dilaksanakan dengan meminimalkan biaya terkait dalam alokasi suplai yang ditaruh pra-bencana. Selain menunjukan hasil total biaya yang terminimalisir, hasil dari modelnya adalah rute kendaraan dalam memindahkan produk ke korban bencana serta pengalokasian jumlah produk di setiap depot.

 


Indonesia is a country that is considered as prone disaster which includes its capital city DKI Jakarta. From 2015 to 2020, 80% of disasters faced by DKI Jakarta were flood with 57 of its villages and 23 of its sub-districts are prone to it. As an act of precaution, there are 4 phases in disaster management with humanitarian logistics playing as its crucial role. Humanitarian Logistics plans, implements, and controls the cost-effective and efficient flow of goods, materials, and related information which includes fulfilling basic needs of people in shelters (example: food and drink). In fulfilling Humanitarian logistics there are several uncertainties, since flood occurs stochastically which means the occurrence and the impacts are not exactly known. Due to the stochasticity of the disaster, planning is done before its occurrence. One way is by pre-positioning supplies in depot which will be distributed during the disaster. The authorities need to be able to plan in fulfilling demand while being constrained by limited amount of resources. In this research, the author would like to optimize the allocation of Prepositioned supply using Stochastic Programming and Sample Average Approximation. It is done by minimizing the cost related to managing prepositioned supply. Aside from showing the minimum amount of cost, the optimization model produces the route of transportation in transferring the product from the depot to shelter while also allocating the supplies in every depot.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kurniasih
"ABSTRAK
Semakin berkurangnya lahan pemukiman di Jakarta menyebabkan Depok menjadi salah satu altematif pilihan sebagai daerah tempat tinggal. Namun kebijakan-kebijakan masa lalu mengenai pembangunan perumahan dan juga bangunan-bangunan komersial di wilayah Depok tidak mengikuti rencana peruntukan yang ada, sehingga terjadilah pergeseran fungsi lahan.
Meningkatnya persentase lahan yang tertutup oleh bangunan dan jalan-jalan menyebabkan berkurangnya daya absorbsi daerah tangkapan terhadap air hujan yang jatuh sehingga meningkatkan volume limpasan yang masuk ke dalam badan sungai. Sedangkan kapasitas alur yang ada sudah tidak mencukupi untuk dilalui oleh debit aliran yang meningkat tersebut, akibatnya yang terjadi adalah peningkatan terhadap elevasi muka air di atas elevasi rata-rata hingga melimpas dan menjadi genangan banjir yang sangat mengganggu aktivitas serta kenyamanan masyarakat yang mengalaminya.
Banjir yang terjadi di beberapa daerah konsentrasi banjir yang tersebar di wilayah di Depok saat ini, khususnya pada daerah pengaliran Cijantung dan Sugutamu, selama ini ditangani secara swadaya oleh masyarakat setempat tanpa adanya koordinasi dengan wilayah di hulu maupun di hilirnya, sehingga pada saat hujan lebat, banjir masih kerap terjadi.
Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang umumnya diterapkan untuk pengendalian aliran banjir baik sebelum memasuki alur (on site} maupun sesudah memasuki alur (off site), kemudian dilakukan perancangan serta penelusuran terhadap dampak yang akan ditimbulkan, sehingga dapat dipilih altematif yang paling sesuai untuk masing-masing daerah pengaliran tersebut dan diperkuat dengan analisa biaya yang harus dikeluarkan.
Pada akhirnya penggunaan sumur resapan dapat disosialisasikan kepada masyarakat sebagai alternatif untuk mengendalikan limpasan sebelum memasuki alur. Sedangkan untuk pengendalian aliran di dalam alur, alternatif waduk yang masih mempertahankan efek genangan di dalam daerah pengaliran dapat dijadikan alternatif yang paling sesuai untuk diterapkan di Depok, karena tidak mempercepat ataupun menambah debit puncak banjir di hilir yaitu Ciliwung.

"
2000
S34926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyono
"Daerah Aliran Sungai I nk I Jlo HnIn yang bersumber dan Pegwmngan Serayn Selatan path
tahun-tahun belakangan mi terutama pada musim penghujan dirnana curah hujannya cukup linggi,
suing mengalami banjir.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam tulisan mi
aclalah hagaimana huhmgan antara hentnk medan, penggunaari tanah clan ounih hujan terhaclap
banjir di Daerah Aliran Sungai Luk Ulo Hulu path tanggal 11 Oktober 1992?
Yang dimaksud dengan banjir adalah air tergenang yang melebihi debit rata rata, tidak
dibudidayakan dan menipakan bencana yang merugikan penduduk path wilayah yang relatif luas
serta te1genang secara tempnrer atnu pertodik.
Analisa dilakukan dengan metode korelasi peta daii variabel-vaiiabel bentuk medan, curah
hujan dan penggunaan tanah terhadap wilayah banjir. Hasil dan analisa menunjukkan bahwa
penyebab teijadmya banjir di Daerah Aliran Sungai Luk Ulo Hulu tanggal 11 Oktober 1992 adalah:
1. Ranjir terjadi di I emhah Tlepnk pada ketinggian 25 meter di atas permnkaan laut clan path
kerniringan 0 - 2 %, yang melanda desa-desa Logandu, Kalibening, Wonotirto, Kebakaian,
Karangrejo, Karangsambung, Langse dan kaligending. Dimana wilayah mi mempunyai bentuk
medan yang datan yang nierupakan cekungan yang dikelilingi oleli perbukitan. Dilihat daii jaringan
sllngainya wilayah hanjir terdapat path pertemuan alur sungai antarn Sungai I .uk I un, Simgai
Cacaban, Sungai Gebang dan Sungai Wetarang. Disarnping itu badan dan alur Sungai Luk Ulo path
wilayah iiii berkelok-kelok.
2. Berdasarkan kondisi penggunaan tanahnya, path tahun 197 ididominasi oleh jenis penggunaan
tanah hutan, sedang pada tahun 1992 didoniinasi oleh jenis penggimaan tanab sawab. Dengan
deniikian telah tei:jadi perubahan tutupan -vegetasi - dari . tutupan vegetasi lebat menjadi tutupan
vegetasi yang kurang/tidak lebat, yang berarti kualitas penggunaan tanahnya semakin menurun
sehubungan dengan teijadinya banjir. Dengan kondisi penggunaan tanah yang seperti mi jika terjadi
cnrah hujan dengan intensitas tinggi air hujan akan langsung mengalir ke tempat-tempat yang Iehih
rendah karena thya intersepsi dan infiltrasinya sudah menurun, melalui badan-badan sungai dan
akan segera terkumpul path wilayah banjir tersebut di atas.
3. Banjir yang teijadi pada tanggal 11 Oktober 1992, disebabkan pula oleh curah hujan path saat itu
dengaii curah hujan hanan rata-rata path sehirab wilayah penelitian sehesar 97)25 mm atan intensitas
curah hujannya sebesar 19,08 mm/jam, dimana intensitas curah hujan rata-rata pada bulan Oktober
sebesar 4,71 mm/jam.
Dengan demikian kesimpulan yang ditatik dan tulisan mi adalah:
I. Ranjir yang terjadi di I enihah l'lepok path Daerah Aliran Sungai I .uk I Jin I-tutu tanggal 11
Oktober 1992, benlangsung selama kurang lebih 10 jam dengan luas 672,82 Ha.
2. Banjir di Lembah Tiepok terjadi path ketinggian 25 meter di atas permukaan laut dan path
keniiiingan 0-2 %, dimana wilayah mi mempunyai bentuk medan datar yang merupakan cekungan
yang dikelilingi oleh perbukitan. Sedangkan kcrndisi penggimaan tanah path wilayah penelitian mi
didominasi oleh jenis penggunaan tanah sawah dan berikutnya kebun carnpuran. Path Rilayah.
penelitian ml dengan kondisi fisik seperti di atas, jika teijadi curah hujan dengan intensitas tinggi
seperti path tanggal 11 Oktober 1992, maka air hujan akan mudah mengalir ke tempat-tempat yang
lehih rendah clan air segera terkumpiil terjadilah hanjir di I emhah Tiepok."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdi Aufar
"ABSTRAK

Pintu Air Manggaai merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir pada DAS Ciliwung,

memiliki lokasi pada permulaan saluran Banjir Kanal Barat yang berfungsi mengalihkan
sebagian besar aliran air pada Sungai Ciliwung langsung menuju Laut Jawa. Sebelum tahun
2012, diketahui kapasitas pada Pintu Air Manggarai sebesar 330 m3/s, dan mulai tahun tersebut
Pemerintah Indonesia melakukan penambahan kapasitas Pintu Air Manggarai menjadi 507 m3/s
yang telah selesai pada Januari 2015. Ada tren kenaikan debit banjir akibat perubahan tata guna
lahan berdasarkan beberapa kajian lainnya yang serupa (Nedeco 2011, Mursyid 1997, Luqman
2011, dan perhitungan kontraktor proyek penambahan daun pintu air manggarai PA Manggarai
dan PA Karet) yang menunjukkan bahwa debit rencana pada kondisi eksisting tidak mencukupi.
Karena itu, dilakukan evaluasi penambahan Pintu Air Manggarai terhadap fungsi kemampuan
mengendalikan beban banjir dengan alat bantu WinTR-20. Dari hasil perhitungan, didapatkan
bahwa untuk kala ulang 50 tahunan, curah hujan maksimumnya adalah 228,58 mm. Pada
penelitian ini, dilakukan evaluasi debit dengan WinTR-20 dengan hasil pada hidrograf sebesar
585,54 m3/s, yang menunjukkan bahwa penambahan kapasitas Pintu Air Manggarai yang telah
dilakukan pada 2012-2015 tidak mencukupi. Karena itulah, disarankan pengelolaan sungai dalam
wilayah studi.


ABSTRACT

Manggarai Sluice Gate is a part of flood control system in Ciliwung area, located at the

beginning of Banjir Kanal Barat canal which have function to move alomost all water flow in
Ciliwung River directly to Java Sea. Before 2012, the capacity of Manggarai Sluice Gate known
as 330 m3/s, and start in the same year, Indonesian Government did an increase of Manggarai
Sluice Gate to 507 m3/s, which was ended in January 2015. There is a trend of increasing the
flow rate based on several similar sudies (Nedeco 2011, Mursyid 1997, Luqman 2011, and the
Contractor of this project) which show the existing flood control capacity does not enough.
Because of that reason, we evaluate the additional Manggarai Sluice Gate due to its flood control
capacity with WinTR-20. From the calculation result, we got the maximum daily rainfall for 50-
year return period as 228,58 mm. In this study, we evaluate the flow rate with WinTR-20 and we
got the flow rate on the hydrograph as 585,54 m3/s as the result, which have shown that the
additional Manggarai Sluice Gate done is 2015 is not enough yet. So, we suggested the
management of river in the study area.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Amin
"Banjir Rob di Demak merupakan permasalahan yang berdampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, mengacu kepada Perka BNPB No 2 Tahun 2012 digunakan 4 indikator penilaian yaitu sektor Ekonomi, Lingkungan, Fisik dan Sosial. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kerentanan masyarakat akibat dampak dari banjir rob, serta menganalisis kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi banjir rob. Penelitian dilakukan dengan metode mixed method sequential diawali dengan metode kuantitatif kemudian metode kualitatif untuk
indikator sosial, fisik dan ekonomi. Serta diawali metode kualitatif kemudian metode kuantitatif untuk analisis kerentanan lingkungan. Analisa kualitatif dengan model triangulasi dan dengan Analisa kuantitatif dengan mengukur indeks kerentanan sosial, ekonomi, lingkungan dan fisik. Hasil penelitian menunjukkan kerentanan sosial Demak berada di kategori kerentanan tinggi dengan nilai 0,866 dengan indikator kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio ketergantungan, dan rasio penyandang disabilitas. Kerentanan lingkungan yang terdiri atas hutan rakyat, ruang terbuka hijau dan hutan bakau atau mangrove berada di tingkat kerentanan rendah dengan nilai
0,33. Indikator kerentanan fisik yang terdiri atas program pengembangan perumahan, fasilitas umum pendidikan formal, dan fasilitas kritis kesehatan berada di tingkat kerentanan tinggi dengan nilai 0,769. Indikator kerentanan ekonomi terdiri atas luas lahan produktif dan harga konstan PRDB, masuk kedalam kerentanan rendah dengan sedang 0,466. Perhitungan Indeks Kerentanan Bencana berada diangka 0.788 masuk dalam kerentanan tinggi. Rekomendasi kebijakan dari hasil pengukuran EFAS dan IFAS dengan keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang. Dengan hasil mitigasi bencana dengan strategi mitigasi pengembangan kawasan mangrove, pengembangan fasilitas pendidikan dan pengembangan pendidikan usia dini, pengembangan kawasan perumahan, restorasi lingkungan dan fasilitas fisik, pengembangan keterampilan terapan masyarakat.

Rob floods or Tidal Nuisance in Demak are a problem that has an impact on various sectors of people's lives, referring to BNPB Regulation No. 2 of 2012, 4 assessment indicators are used, namely the Economic, Environmental, Physical and Social sectors. This research was conducted to measure the level of community vulnerability due to the impact of tidal floods, as well as to analyze the policies implemented by the government in tackling tidal floods. The research was conducted using a sequential mixed method method beginning with quantitative methods then
qualitative methods for social, physical and economic indicators. As well as starting with qualitative methods and then quantitative methods for environmental vulnerability analysis. Qualitative analysis using the triangulation model and quantitative analysis using social, economic, environmental and physical vulnerability indexes. The results showed that Demak's social vulnerability was in the high vulnerability category with a value of 0.866 with indicators of population density, sex ratio, poverty ratio, dependency ratio, and disability ratio. Environmental vulnerability consisting of community forests, green open spaces and mangrove forests is at a low level of vulnerability with a value of 0.33. The physical vulnerability indicator which consists of housing development programs, public formal education facilities, and critical health facilities is at a high level of vulnerability with a value of 0.769. The economic vulnerability indicator consists of the area of productive land and the PRDB constant price, entering into low vulnerability with a low of 0.466. Calculation of the Disaster Vulnerability Index is at 0.788 which is included in high vulnerability. Policy recommendations from the results of EFAS and IFAS measurements with strengths, weaknesses,
threats and opportunities. With the results of disaster mitigation with mitigation strategies for developing mangrove areas, developing educational and early childhood education facilities, developing housing areas, restoring the environment and physical facilities, developing applied community skills.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Apriani Adha
"Pada musim hujan tiba, masalah yang sering terjadi di DKI Jakarta adalah banjir yang menggenangi jalan lingkungan, area parkir, ataupun rumah warga. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebuah penelitian di China menunjukan bahwa penerapan bata beton berongga pada area parkir dan jalan lingkungan dapat mengatasinya. Akan tetapi, di DKI Jakarta belum diterapkan secara menyeluruh dan belum ada penelitian yang mengkaji hal ini. Maka dari itu, pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi eksisting penerapan bata beton berongga di DKI Jakarta, serta mengetahui tingkat pemahaman dan tanggapan para stakeholder terkait teknologi bata beton berongga. Metodologi yang digunakan adalah survei dengan wawancara dan kuesioner, dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik inferensial. Setelah melakukan pengambilan dan analisis data, dihasilkan bahwa bata beton berongga belum pernah diterapkan di area parkir dan jalan lingkungan di DKI Jakarta. Kemudian, tingkat pemahaman para stakeholder terkait teknologi bata beton berongga termasuk pada kategori cukup paham, dan menunjukan bahwa tingkat pemahaman para stakeholder bukan merupakan kendala dalam penerapan bata beton berongga.

When the rain season comes, the problem that occurs in Jakarta is flood that welled up the residential street, parking area, or even settlement. To solve the problems, research in china shows that applying permeable paver concrete for the parking area and residential street could prevent it. However, the governor of Jakarta haven’t apply and dot he study at overall yet. Therefore, this research is mean’t to know the existing condition the application of permeable paver concrete at DKI Jakarta and to know the level of understanding and response from the stakeholders related to permeable paver concrete technology. The method that used for survey are using interview, questionnaire, and analytic that include descriptive analytic, statistical analytic, and interference analytic. After collecting and analyzing the data, it came to the conclusion that permeable paver concrete have not been utilized for parking areas and residential street in the Jakarta area. It is also concluded that the related stakeholders have understood the technology of permeable paver concrete, and indicate that level of understanding statkeholders is not an obstacle to implementation permeable paver concrete.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelly Florida Riama
"Wilayah pesisir adalah salah satu wilayah yang sangat rentan bencana. Salah satu bencana yang perlu mendapat perhatian serius di daerah pesisir termasuk di kota Jakarta adalah bencana yang disebabkan oleh banjir pantai. Permasalahan utama adalah saat ini belum tersedia sistem peringatan dini banjir pantai di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah membangun model sistem peringatan dini banjir pantai dengan memperhitungkan berbagai faktor dan menganalisis tingkat penerimaan masyarakat pada pengembangan sistem peringatan dini banjir pantai di daerah pesisir Jakarta. Metode yang digunakan adalah Mix Method (Kuantitatif dan Kualitatif). Pengembangan model dilakukan dengan memperhitungkan faktor meteorologi, klimatologi, oseanografi dan hidrologi dan juga melakukan analisis pada penerimaan masyarakat dengan deskripsi statistik, tabulasi silang dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan perbandingan tinggi muka laut pada saat kejadian banjir pantai antara model dan data observasi pada tanggal 29 Mei – 8 Juni 2016, 3 Januari – 13 Januari 2017 dan 28 November – 8 Desember 2017 menunjukkan korelasi yang baik yaitu nilai r masing - masing, 0,98, 0,99, dan 0,96. Hasil simulasi pada tanggal 5 Desember 2017 menunjukkan peta genangan dengan dampak terparah ada di wilayah Tanjung Priok, Marunda, Kalibaru dan Kamal Muara. Hasil analisis penerimaan masyarakat memperlihatkan adanya hubungan antara pengetahuan dan persepsi pada sikap masyarakat merespon model peringatan dini banjir pantai. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model yang dibangun dalam penelitian dapat digunakan sebagai sistem peringatan dini dalam mitigasi banjir pantai bagi masyarakat di pesisir Jakarta.

The coastal area is one of the areas that are very vulnerable to disasters. One of the catastrophes that need serious attention in coastal areas, including in Jakarta, is a disaster caused by coastal flooding. The main problem is that currently, there is no coastal flood early warning system in Jakarta. This research aims to build a model of coastal flood early warning system by taking into account various factors and analyzing the level of public acceptance on the coastal flood early warning system in development in the coastal areas of Jakarta. The method used is the Mix Method (Quantitative and Qualitative). Model development is carried out by considering meteorological, climatological, oceanographic, and hydrological factors and conducting analysis on public acceptance with statistical descriptions, cross - tabulation, and path analysis. The results show the comparison of sea level between the model and the observation data at the time of coastal flooding on 29 May - 8 June 2016, 3 January - 13 January 2017 and 28 November - 8 December 2017 showed a good correlation, namely the respective r values, 0,98, 0,99, and 0,96. The simulation results on 5 December 2017 depict inundation maps with the worst impacts in the Tanjung Priok, Marunda, Kalibaru, and Kamal Muara areas. The public acceptance analysis results show that there is a relationship between knowledge and perceptions of people's attitudes in responding to the coastal flood early warning model. From the results of the study, it can be concluded that the model built in the study can be used as an early warning system in coastal flood mitigation for communities on the coast of Jakarta."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>