Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dave Christian
"Penelitian ini membahas unsur semiotika dan semantik yang terdapat dalam fenomena internet yaitu meme internet atau meme. Meme yang dianalisis dalam penelitian ini berupa gambar meme dengan teks atau takarir caption berbahasa Jerman yang menyiratkan depresi yang terdapat dalam media sosial Facebook pada laman Stramme Memes f r deutsche Teens. Pembahasan dilakukan dengan mendeskripsikan gambar meme dan kemudian menganalisis gambar dari segi nonverbal melalui kajian semiotik dengan menggunakan teori semiosis Peirce dan dari segi verbal melalui kajian semantik dengan menggunakan jenis atau ragam makna, yang menyebut suatu macam makna tertentu yang dilihat dari sudut pandang atau kriteria tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui kajian semantik dan semiotik dapat dinilai bahwa gambar meme yang dianalisis dapat memiliki nilai humor, walaupun memberi kesan yang negatif karena mereferensikan secara eksplisit tentang depresi melalui teks atau suasana gambar, dan juga secara implisit tentang pengakhiran hidup diri sendiri melalui kajian gambar atau makna di balik kata atau frasa tertentu.

This research discusses about semiotic and semantic elements that are found in the internet phenomenon called internet meme or meme. Memes that will be analyzed in this research are in the form of images with text or caption in German that implies depression and are found on the Facebook page Stramme Memes f r deutsche Teens. Analysis will be conducted by describing the images. The images then will be analyzed from nonverbal aspect through semiotic view using Peirces semiosis theory and from verbal aspect through semantic view using types of meaning, i.e. meaning that is viewed from a certain point of view or criteria. The research is conducted by using qualitative method with literature study. The result demonstrates that through semiotic and semantic view, it can be concluded that the six meme images that are analyzed could have humor values, even though they are giving negative impression by referencing depression explicitly through the text or the tone, and implicitly referencing suicide all is done through the study of the images and the meaning behind certain words or phrases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Diastari Utomo
"Meme adalah foto atau video menarik yang berpindah di media sosial yang berfungsi sebagai alat berekspresi atau untuk menyebarkan pengaruh sosial dengan unsur tanda verbal dan visual yang memengaruhi maknanya. Akun Instagram deutschebahn_memes melalui meme mengekspresikan pendapatnya terhadap berbagai topik seputar Deutsche Bahn, perusahaan nasional kereta Jerman. Pada tahun 2023 akun tersebut mengunggah beberapa meme dengan topik ketepatan waktu, sehubungan dengan ketepatan waktu Deutsche Bahn yang semakin memburuk dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan menunjukkan makna unsur visual dan verbal yang terdapat dalam meme. Korpus data lima gambar meme diteliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi kepustakaan dan analisis data berdasarkan dua teori, yaitu teori semiotik Peirce (1940, dalam Hoed, 2014; Chandler, 2022) untuk meneliti unsur visual meme dan teori semantik Blanke (1973) untuk meneliti unsur verbal meme. Setelah lima meme diteliti, dapat ditentukan meme adalah representamen yang menghasilkan interpretant dalam bentuk perasaan dengan object yang dirujuk berupa situasi Deutsche Bahn di dunia nyata yang melibatkan penumpang kereta DB, tanggapan pengguna DB dan pegawai DB. Berdasarkan teori semantik Blanke, ditemukan beberapa jenis makna pada unsur verbal meme yaitu makna situatif, afektif, asosiatif, referensial, dan stilistis.
A meme is an interesting photo or video that moves around the internet as a mode of expression or for sharing social influence with verbal and visual signs that affect their meaning. The Instagram account deutschebahn_memes through memes expresses their opinion on various topics surrounding Deutsche Bahn, the German national railway company. In 2023 the account uploaded memes on punctuality, in connection with Deutsche Bahn’s punctuality getting worse compared to previous years. This research aims to show the meaning of the visual and verbal elements contained in the memes. The data consisting of five meme images were analyzed using descriptive qualitative methods with literature studies and with two theories, namely Peirce’s semiotic theory (1940, in Hoed, 2014; Chandler, 2022) to examine the visual elements of memes and Blanke’s semantic theory (1973) to explore the verbal elements of memes. After five memes have been studied, it can be determined that memes are representamens that produce interpretants in the form of feelings with the referenced object being Deutsche Bahn’s situation in the real world that involves DB train passengers, responses from DB users and DB employees. Based on Blanke’s semantic theory, several types of meaning were found in the verbal elements of memes, namely situational, affective, associative, referential, and stylistic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Shinta Larasati
"ABSTRAK
Budaya Indo merupakan hasil percampuran antara budaya Eropa (Belanda) dan Timur (Indonesia). Pada jejaring instagram, terdapat sebuah akun untuk orang-orang Indo (indos be like), yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan Indo dalam bentuk meme. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ciri budaya Indo yang dimunculkan dalam meme tersebut dan melihat unsur bahasa yang digunakan pada meme. Teori yang dipakai ialah denotasi konotasi Roland Barthes. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan hasil pembahasan berupa deskripsi dari temuan analisis. Ditemukan bahwa ciri orang Indo sebagian besar lebih condong mengikuti budaya orang Indonesia. Pada analisis unsur bahasa meme, ditemukan adanya peminjaman istilah-istilah bahasa Indonesia serta pengejaan kosakata bahasa Belanda yang mengikuti pelafalan orang Indonesia. Kesimpulannya, meme indos be like mencirikan budaya Indo dengan cara memunculkan stereotip-stereotip orang Indo di dalamnya. Penggunaan bahasa pada meme menunjukkan identitas kaum Indo yang merupakan hasil dari percampuran budaya Belanda dan Indonesia.

ABSTRACT
Indo culture is the result of a mixture of European (Dutch) and Eastern (Indonesian) cultures. On instagram, there is an account for Indo people (indos be like), which contains things related to Indo in the form of memes. This study aims to uncover the characteristics of the Indo culture that was raised in the meme and see the elements of language used in memes. Roland Barthes semiotic theory, which includes the denotation and connotation of a sign was used to analyze the memes. This study used a qualitative method, with the results in the form of a description of the findings from the analysis. It was found that the characteristics of Indo people were mostly more inclined to follow the culture of the Indonesian people. In the analysis of the language elements, it was found that there are some terms borrowed from Indonesian language and there are some vocabulary spellings in Dutch that follow Indonesian pronunciation. In conclusion, indos be like memes characterizes Indos culture by giving Indos stereotypes in it. The use of language in memes shows the Indos culture identity which is the result of a mixture of Dutch and Indonesian cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Shinta Larasati
"ABSTRAK
Budaya Indo merupakan hasil percampuran antara budaya Eropa (Belanda) dan Timur (Indonesia). Pada jejaring instagram, terdapat sebuah akun untuk orang-orang Indo (indos be like), yang berisi hal-hal yang berhubungan dengan Indo dalam bentuk meme. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap ciri budaya Indo yang dimunculkan dalam meme tersebut dan melihat unsur bahasa yang digunakan pada meme. Teori yang dipakai ialah denotasi konotasi Roland Barthes. Penelitian menggunakan metode kualitatif, dengan hasil pembahasan berupa deskripsi dari temuan analisis. Ditemukan bahwa ciri orang Indo sebagian besar lebih condong mengikuti budaya orang Indonesia. Pada analisis unsur bahasa meme, ditemukan adanya peminjaman istilah-istilah bahasa Indonesia serta pengejaan kosakata bahasa Belanda yang mengikuti pelafalan orang Indonesia. Kesimpulannya, meme indos be like mencirikan budaya Indo dengan cara memunculkan stereotip-stereotip orang Indo di dalamnya. Penggunaan bahasa pada meme menunjukkan identitas kaum Indo yang merupakan hasil dari percampuran budaya Belanda dan Indonesia.

ABSTRACT
Indo culture is the result of a mixture of European (Dutch) and Eastern (Indonesian) cultures. On instagram, there is an account for Indo people (indos be like), which contains things related to Indo in the form of memes. This study aims to uncover the characteristics of the Indo culture that was raised in the meme and see the elements of language used in memes. Roland Barthes semiotic theory, which includes the denotation and connotation of a sign was used to analyze the memes. This study used a qualitative method, with the results in the form of a description of the findings from the analysis. It was found that the characteristics of Indo people were mostly more inclined to follow the culture of the Indonesian people. In the analysis of the language elements, it was found that there are some terms borrowed from Indonesian language and there are some vocabulary spellings in Dutch that follow Indonesian pronunciation. In conclusion, indos be like memes characterizes Indos culture by giving Indos stereotypes in it. The use of language in memes shows the Indos culture identity which is the result of a mixture of Dutch and Indonesian cultures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Herny Rahayu
"ABSTRAK
Bentuk-bentuk gaya bahasa kiasan banyak ditemukan dalam berbagai macam meme yang tersebar luas di sosial media untuk memberikan sisi humor bagi para pembacanya. Tidak terkecuali tiap-tiap meme yang diunggah oleh akun Facebook Voetbalhumor yang bertemakan tentang dunia sepak bola, khususnya sepak bola Belanda. Penggunaan gaya bahasa kiasan pada meme tersebut menyebabkan makna yang terkandung di dalamnya tidak dapat tersampaikan secara langsung, sehingga dibutuhkan sebuah konteks yang terkait dengan tiap-tiap meme tersebut untuk dapat memahami makna tersirat di dalamnya dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan makna tersirat yang terkandung dalam penggunaan gaya bahasa kiasan pada setiap unggahan meme oleh akun Facebook Voetbalhumor dan untuk memahami makna yang terkandung dalam tiap-tiap meme sesuai konteks peristiwa yang terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap meme pada akun Facebook Voetbalhumor mengandung gaya bahasa kiasan sindiran dan untuk memahami makna yang tersirat di dalamnya dibutuhkan konteks.

ABSTRACT
Many forms of figurative language style are found in a wide variety of memes in social media to provide humor to readers. Meme uploaded by a Facebook account of Voetbalhumor is no exception. It has the theme of the football rsquo s world, especially the Dutch football. The use of figurative language style in the meme causes the meaning contained in it can not be conveyed directly. So it takes a context related to each meme to be able to understand every implicit meaning. Therefore, this research aims to expose the implied meanings contained in the use of figurative language styles on each meme uploaded by the Facebook account of Voetbalhumor and to understand the meaning contained in each meme based on the context of the corresponding event. The results of this research indicate that every meme on the Facebook account of Voetbalhumor contains satirical figure of speech and it needs context to understand the implicit meanings."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bianca Abigail Wantania
"A24, sebuah perusahaan film independen, menggunakan strategi pemasaran meme untuk melibatkan audiens muda, khususnya generasi Milenial dan Generasi Z. Penelitian ini menganalisis strategi pemasaran meme A24 melalui lensa Analisis Wacana Kritis (CDA) untuk memahami penerimaannya dalam konteks budaya yang beragam, dengan tujuan yang spesifik yaitu fokus pada penerimaan generasi millenial dan Gen-Z Indonesia. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana faktor linguistik dan budaya memengaruhi tanggapan audiens terhadap meme A24, yang berakar pada budaya pop Amerika dan humor internet. Memanfaatkan kerangka CDA oleh Norman Fairclough, penelitian ini mengkaji tiga meme A24 terbaru, meme "Summer of American Women" dari Midsommar (2019) & The Farewell (2019), meme “They Would be Best Friends“ dari The Whale (2022) & Beau is Afraid (2023), dan 'Are You Stupid' dari Lamb (2021). Untuk memberikan analisis komprehensif mengenai strategi pemasaran meme A24 dan penerimaannya di kalangan generasi muda Indonesia, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis statistik deskriptif. Temuan-temuan tersebut mengungkapkan adanya tantangan signifikan dalam pemahaman dan keterlibatan karena keterputusan budaya dan bahasa, sehingga menyoroti hubungan kompleks antara strategi pemasaran global dan konteks budaya lokal. Studi ini menekankan perlunya pemasaran meme yang disesuaikan dengan budaya untuk meningkatkan efektivitas dan keterlibatan audiens dalam lingkungan budaya yang berbeda.

A24, an independent film company, employs meme marketing to engage younger audiences, particularly Millennials and Generation Z. This study analyzes A24’s meme marketing strategy through the lens of Critical Discourse Analysis (CDA) to understand its reception across diverse cultural contexts, with a specific focus on the reception of Indonesian millennials and Gen-Z-ers. The research explores how linguistic and cultural factors influence audience responses to A24’s memes, which are rooted in American pop culture and internet humor. Utilizing Norman Fairclough's CDA framework, the study examines three recent A24 memes "Summer of American Women" meme from Midsommar (2019) & The Farewell (2019), 'They Would be Best Friends' meme from The Whale (2022) & Beau is Afraid (2023), and 'Are You Stupid?" from Lamb (2021). To provide a comprehensive analysis of A24's meme marketing strategy and its reception from Indonesian youth, this study utilizes a qualitative approach with descriptive statistical analysis. Findings reveal significant challenges in comprehension and engagement due to cultural and linguistic disconnects, highlighting the complex relationship between global marketing strategies and local cultural contexts. The study emphasizes the need for culturally tailored meme marketing to enhance effectiveness and audience engagement in different cultural settings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Defranda Fauzan Rabbani
"Rivalitas Ajax Amsterdam dan Feyenoord Rotterdam merupakan rivalitas paling ketat dalam sepak bola Belanda. Rivalitas keduanya tidak hanya terjadi di dalam lapangan, tetapi juga dalam dunia digital (media sosial) khususnya publikasi dalam bentuk meme. Penelitian ini membahas bagaimana penggunaan gaya bahasa pada lima belas meme rivalitas Ajax Amsterdam dan Feyenoord Rotterdam periode 2019 (paruh kedua musim kompetisi 2018-2019 dan pertengahan musim kompetisi 2019-2020) dalam akun Instagram decoachnl. Selain itu, penelitian ini juga melihat unsur humor yang terdapat pada kelimabelas meme dari berbagai ilustrasi seperti dalam bentuk gambar, angka, dan teks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis-deskriptif dengan menggunakan teori gaya bahasa dan teori humor untuk menganalisis kelimabelas meme secara keseluruhan. Hasil dari penelitian ini ditemukan banyaknya penggunaan gaya bahasa ironi serta unsur humor dalam bentuk gambar seperti terdapatnya gambar pemain, pelatih, seragam tanding, warna tertentu, dan hal lainnya yang seolah-olah sedang mengejek atau menyindir Feyenoord. Gabungan antara teks yang memuat gaya bahasa dan gambar sangat mempengaruhi tingkat humor dalam meme. Konteks diperlukan pada penyampaian pesan sebuah meme agar pembaca dapat mengetahui humor yang ada di dalamnya.

Rivalry between Ajax Amsterdam and Feyenoord Rotterdam is the most greatest rivalry in Dutch Football. The rivalry between the two teams occurs not only on football fields but also in the digital world (especially on social media) in the form of memes. This paper discusses the use of figurative language in fifteen rivalry memes between Ajax Amsterdam and Feyennoord Rotterdam. In addition, the paper also describes the elements of humor which are found in the fifteen memes in the form of images, numbers and texts. In this paper, the descriptive-analytical method is used by analizing fifteen memes as a whole with the theory of figurative language and humor. The result of this paper shows many uses of ironic language style and an element of humor in the form of various images, such as the representation of players, coaches, uniform, certain colors, and other things that seemed to be mocking and insinuating Feyenoord. The combination of texts that contain figurative language and images greatly affects the level of humor in memes. Context is needed in delivering a meme`s message so the reader can identify the humor in it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bianca Abigail Wantania
"A24, sebuah perusahaan film independen, menggunakan strategi pemasaran meme untuk melibatkan audiens muda, khususnya generasi Milenial dan Generasi Z. Penelitian ini menganalisis strategi pemasaran meme A24 melalui lensa Analisis Wacana Kritis (CDA) untuk memahami penerimaannya dalam konteks budaya yang beragam, dengan tujuan yang spesifik yaitu fokus pada penerimaan generasi millenial dan Gen-Z Indonesia. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana faktor linguistik dan budaya memengaruhi tanggapan audiens terhadap meme A24, yang berakar pada budaya pop Amerika dan humor internet. Memanfaatkan kerangka CDA oleh Norman Fairclough, penelitian ini mengkaji tiga meme A24 terbaru, meme "Summer of American Women" dari Midsommar (2019) & The Farewell (2019), meme “They Would be Best Friends“ dari The Whale (2022) & Beau is Afraid (2023), dan 'Are You Stupid' dari Lamb (2021). Untuk memberikan analisis komprehensif mengenai strategi pemasaran meme A24 dan penerimaannya di kalangan generasi muda Indonesia, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis statistik deskriptif. Temuan-temuan tersebut mengungkapkan adanya tantangan signifikan dalam pemahaman dan keterlibatan karena keterputusan budaya dan bahasa, sehingga menyoroti hubungan kompleks antara strategi pemasaran global dan konteks budaya lokal. Studi ini menekankan perlunya pemasaran meme yang disesuaikan dengan budaya untuk meningkatkan efektivitas dan keterlibatan audiens dalam lingkungan budaya yang berbeda.

A24, an independent film company, employs meme marketing to engage younger audiences, particularly Millennials and Generation Z. This study analyzes A24’s meme marketing strategy through the lens of Critical Discourse Analysis (CDA) to understand its reception across diverse cultural contexts, with a specific focus on the reception of Indonesian millennials and Gen-Z-ers. The research explores how linguistic and cultural factors influence audience responses to A24’s memes, which are rooted in American pop culture and internet humor. Utilizing Norman Fairclough's CDA framework, the study examines three recent A24 memes "Summer of American Women" meme from Midsommar (2019) & The Farewell (2019), 'They Would be Best Friends' meme from The Whale (2022) & Beau is Afraid (2023), and 'Are You Stupid?" from Lamb (2021). To provide a comprehensive analysis of A24's meme marketing strategy and its reception from Indonesian youth, this study utilizes a qualitative approach with descriptive statistical analysis. Findings reveal significant challenges in comprehension and engagement due to cultural and linguistic disconnects, highlighting the complex relationship between global marketing strategies and local cultural contexts. The study emphasizes the need for culturally tailored meme marketing to enhance effectiveness and audience engagement in different cultural settings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Audi Previo
"Studi ini mengeksplorasi fenomena penggunaan suicide memes di kalangan remaja Indonesia, yang menunjukkan interaksi antara krisis Liquid Modern, budaya digital, dan strategi manajemen risiko. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu wawancara mendalam dan analisis jejaring sosial dari berbagai situs online. Studi sebelumnya tentang individu dan masyarakat dalam modernitas cair mengungkapkan tiga fitur utama yang mencirikannya: (1) atomisasi ikatan sosial, (2) individualisasi manajemen risiko, dan (3) dominasi tatanan sosial konsumeris. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan temuan penelitian sebelumnya dengan berfokus pada suicide memes sebagai manifestasi dari manajemen risiko individual. Studi ini berpendapat bahwa suicide memes adalah strategi manajemen risiko yang digunakan oleh kaum muda yang didorong oleh budaya dan infrastruktur digital dalam konteks sosial tertentu. Pemuda Indonesia hidup dalam masyarakat yang belum sepenuhnya terindividualisasi, yang ditunjukkan dengan kemampuan mereka menghadapi krisis sosial-ekonomi dengan mengandalkan keluarga dan peer group. Dalam ruang digital Indonesia, anonimitas memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk penggunaan suicide memes oleh kaum muda karena ungkapan tentang bunuh diri masih dianggap tabu. Tabu ini juga menjelaskan mengapa Depressive dan Non-Graphic Suicide Memes adalah bentuk paling umum dari genre meme ini di kalangan anak muda Indonesia, bukan Graphic Suicide Memes. Dari ketiga social origin suicide memes, kaum muda Indonesia kerap beroperasi sebagai Lone Wolves dalam jejaring sosial yang kecil namun sangat terpercaya.

This study explores the phenomenon of using suicide memes among Indonesian youths, which indicates the interplay between Liquid Modern crises, digital culture, and risk management strategy. This study will use a qualitative approach, namely, in-depth interviews and social network analysis of various online sites. Previous studies on the individual and society in liquid modernity revealed three main features primarily that characterize it: (1) atomization of social bonds, (2)individualization risk management, and (3) dominance of consumerist social order. This study aims to develop the previous studies' findings by focusing on suicide memes as a manifestation of individualized risk management. This study argues that suicide memes are risk management strategies used by youths driven by digital culture and infrastructure in a particular social context. Indonesian youths live in a society that has not been fully individualized, as shown by their ability to weather social-economic crises by relying on family and peers. In the Indonesian cyberspace, anonymity plays a considerable role in shaping the usage of suicide memes by youths as expressions about suicidality are still considered taboo. This taboo also explains that Depressive and Non-graphic Suicide Memes are the most prevalent form of this meme genre among Indonesian youths, instead of Graphic Suicide Memes. Among the three social origins of Suicide Memes, Indonesian youths operate more often as Lone Wolves within a small, but highly trusted social network.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayshabella Rifdah Shelia
"Penelitian ini membahas tentang analisis semiotik meme tanpa konteks pada akun Twitter No context Russia dengan menggunakan teori semiotik oleh Roland Barthes. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi makna yang terkandung dalam unggahan meme pada akun Twitter Russia_NC. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mencapai tujuan penelitian. Penulis menganalisis sepuluh buah data berupa meme dari twit pada akun Russia_NC. Pengambilan sumber data dilakukan dengan dokumentasi unggahan berupa gambar pada akun Twitter Russia_NC dan studi pustaka. Dari hasil analisis, penulis menemukan makna denotasi dan konotasi yang terkandung dalam unggahan meme pada akun Twitter No context Russia. Dengan demikian, penulis berharap penelitian ini memberikan kontribusi bagi pengembangan studi semiotik dan secara khusus menambah informasi tambahan terkait meme Rusia.

This study discusses the semiotic analysis of memes without context on the No context Russia Twitter account by using the semiotic theory by Roland Barthes. This study aims to identify the meaning contained in postings of memes on the Russia_NC Twitter account. This study uses a qualitative descriptive method to achieve the research objectives. The author analyzes ten pieces of data in the form of memes from tweets on the Russia_NC account. Data source retrieval was carried out by documentation of postings in the form of images on the Russia_NC Twitter account and literature studies. From the results of the analysis, the author has found the meaning of denotation and connotation contained in postings of memes on the Twitter account No context Russia. Thus, the author hopes that this research contributes to the development of semiotic studies and especially adds additional information related to Russian memes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>