Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131859 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yenny Silvia
"ABSTRACT
Sistem budidaya perikanan intensif menimbulkan masalah pada air yakni tingginya kadar sekresi amonia-nitrogen. Sponge-bed Trickling Filter sebagai salah satu teknologi RAS diharapkan mampu mengelola air hingga dapat menurunkan konsentrasi TAN sesuai dengan nilai ambang batas yang aman untuk ikan. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dengan menggunakan reaktor trickling filter bermedia spons berukuran 13 13 28 cm3. Ketinggian trickling filter 40 cm dan kecepatan aliran 3L/menit. Influen yang digunakan merupakan air limbah sintetis dari kualitas air perikanan budidaya Osphronemus goramy dengan berat rata-rata 0,013 gr yang berasal dari penambahan larutan amonia dengan variasi beban 0,4, 0,6, dan 0,8 mg TAN/L. Selama 7 kali pengulangan pengamatan pada tiap beban, hasil menunjukkan bahwa pemberian beban sebesar 0,8 mg TAN/L menghasilkan efisiensi penyisihan yang relatif tinggi dan VTR yang stabil masing-masing sebesar 96,41 0,880 dan 0,01571132 0,001045214 g/m3-hari. Reaksi nitrifikasi berlangsung pada kinetika orde satu dengan nilai laju penyisihan paling besar terjadi pada beban 0,8 mg TAN/L sebesar 0,67 g/m2-hari. Kinetika orde satu bukan merupakan kondisi yang optimum untuk operasional sponge-bed trickling filter namun pemilihan beban 0,8 mg TAN/L dapat meminimalisir dampak dari kinetika orde satu karena menghasilkan persentase dan VTR yang relatif stabil.

ABSTRACT
Intensive aquaculture systems increase the water quality risks by its high level ammonia nitrogen secretion. Sponge bed Trickling Filter as one of the RAS technology is expected to be capable managing water quality until TAN concentration reaches its safe threshold for fish. The study was conducted on a laboratory scale using a 13 13 28 cm3 sponge media trickling filter. The trickling filter height was 40 cm and the flow rate was 3L min. The influent used was synthetic wastewater with similar water quality of Osphronemus goramy aquaculture with an average weight of 0.013 g derived from the addition of ammonia solution with load variation 0.4, 0.6, and 0.8 mg TAN L. During 7 repetitions of observations at each load, the results showed that the loading of 0.8 mg TAN L resulted in a relatively high removal efficiency and a stable VTR of 96.41 0.880 and 0.01571132 0.001045214 g m3 day. The nitrification reaction takes place on first order kinetics with the highest rate of removal occurring at 0.8 mg TAN L load of 0.67 g m2 day. First order kinetics is not an optimum condition for sponge bed trickling filter operations but the 0.8 mg TAN L load selection minimizes the impact of first order kinetics as it results in relatively stable percentages and VTRs. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asoka Bagaswari
"ABSTRAK
Pada budidaya perikanan, TAN merupakan parameter yang sensitif terhadap ikan, dimana amonia akan menjadi toksik apabila konsentrasinya melebihi 0,02 mg/L. Trickling filter bermedia LECA merupakan teknologi yang mampu menyisihkan amonia pada air buangan perikanan dengan proses nitrifikasi dengan resirkulasi RAS . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi penyisihan amonia pada biofilter untuk mengolah air sintetis yang kualitasnya disesuaikan dengan kualitas air buangan perikanan. Beban amonia memiliki 3 variasi yang dikaitkan dengan kepadatan ikan di airnya yaitu 0,4 mg/L; 0,6 mg/L dan 0,8 mg/L untuk kepadatan 10 ekor/L; 15 ekor/L dan 20 ekor/L dan operasional dilakukan dengan air 72 L. Selama pengamatan 7 hari, diketahui untuk variasi 0,4 mg/L; 0,6 mg/L; dan ketiga 0,8 mg/L rata-rata efisiensi penyisihan amonianya berturut-turut adalah 61,1 ; 98,2 dan 95,2 . Orde reaksi yang terjadi untuk reaktor ini adalah orde 0 mengingat TF didesain beroperasi pada orde 0. Laju penyisihan TAN untuk beban amonia 0,4 mg/L adalah 0,71 gram TAN/m2-hari dengan VTR sebesar 126,5 gram TAN/m3-hari. Dan untuk variasi beban organik 0,8 mg/L amonia, laju penyisihan amonianya sebesar 0,745 gram TAN/m2-hari dengan VTR sebesar 154,4 gram TAN/m3-hari yang diolah dengan menggunakan reaktor dengan volume media 5,5 L. Berdasarkan laju penyisihannya, dipilih beban optimum untuk biofilter ini adalah 0,8 mg/L amonia.

ABSTRAK
TAN can be toxic when the concentration of unionized ammonia is over 0,02 mg L. The objective of this research is to analyze the efficiency of biofilter with media LECA in removing unionized ammonia in aquaculture effluent with nitrification process. This study observed the performance of TF to treat synthetic aquaculture effluent in removing ammonia by using Recirculating Aquaculture Systems RAS . The load concentration varies based on the density of fish in the water, which is 0,4 mg L 0,6 mg L and 0,8 mg L respectively for 10 fish L 15 fish L and 20 fish L, operated in 72 L of water. Within 7 days of observation, TF performed that for the first variation 0,4 mg L, the mean removal efficiency is 61,1 with deviation standard 30,7 , for the second variation 0,6 mg L, the mean removal efficiency is 98,2 with deviation standard 1,7 , and for the third variation 0,4 mg L, the mean removal efficiency is 95,2 with deviation standard 3,8 . The process is operated in 0 order reaction as TF is designed to be operated in 0 order. The TAN removal rate for the smallest loading 0,4 mg L is 0,71 gram TAN m2 day and VTR 126,5 gram TAN m3 day, and for the largest loading 0,8 mg L, the TAN removal rate is 0,745 gram TAN m2 day and VTR 154,4 gram TAN m3 day. The optimum loading for this biofilter based on the nitrification rates is 0,8 mg L."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Luthfiya Hanum
"ABSTRAK
Budidaya perikanan metode resirkulasi Recirculating Aquaculture Systems, RAS mendapat perhatian lebih jika dibandingkan dengan budidaya perikanan metode konvensional khususnya pada budidaya ikan air tawar karena bersifat ramah lingkungan. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi penyisihan ammonia pada RAS dipengaruhi oleh beban organik berupa Total Ammonia Nitrogen TAN yang berbeda dalam 3 variasi Surface Loading Rate SLR sebesar 0,05; 0,075; dan 0,1 g/cm2.hari dan mengetahui kinetikan laju reaksi penyisihan ammonia didasarkan pada budidaya ikan Gurame Osphrenomus gourami Lac tahap pendederan. Pengolahan ammonia dilakukan dengan menggunakan biofilter tipe CycloBio Fluidized Sand Biofilter CB FSB dengan ukuran pasir efektif D10 of 0.6 mm yang terekspansi sebesar 60 pada kecepatan air 2,5 cm/l. CB FSB dapat menyisihkan 59,33 - 100 konsentrasi TAN. Penyisihan ammonia dalam biofilter sesuai dengan kinetika laju reaksi orde nol. Nilai konstanta orde nol pada penyisihan ammonia sebesar 0,415 g m-2 hari-1 . Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk optimalisasi dalam pengolahan khususnya di kawasan budidaya air tawar.

ABSTRAK
Recirculating Aquaculture System RAS has get more attention since it environmentally friendly compared with conventional aquaculture system particularly in freshwater aquaculture. The objective of this study to evaluate the removal of ammonia in RAS affected by different feed loading of Total Ammonia Nitrogen TAN based on the culture of Gourami Osphrenomus gourami Lac . Treatment of ammonia in laboratory scale CycloBio Fluidized Sand Biofilter CB FSB was evaluated using effective size D10 of 0.6 mm and was expanded approximately 60 at a superficial velocity of 2,5 cm s. The CB FSB removed 59,33 100 of TAN concentration and reached 100 when using high feed loading 0,6 and 0,8 mg L . The ammonia degradation within the biofilter system, obtained by the ammonia measurements of the biofilter has been fitted satisfactorily to 0 order kinetic expression in good agreement with the results found in literature for laboratory studies. Rate constants k 0 order 0,415 g m 2 day 1 has been obtained based ammonia in this study. Thus, this work reports the first time the kinetics of ammonia oxidation in CB FSB in laboratory scale of Recirculating Aquaculture System. These results will provide useful information for the design in order to optimize the water quality in this activity."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanty Driantami
"Kandungan NH3-N dalam air limbah yang cukup tinggi jika dibuang ke badan air dapat menyebabkan eutrofikasi yang berdampak negatif terhadap ekosistem akuatik. Membrane aerated biofilm reactor MABR merupakan teknologi pengolahan air limbah yang mampu mengurangi konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik. Penelitian ini melakukan pengamatan mengenai kinerja penyisihan konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik menggunakan MABR. Air limbah domestik mengandung konsentrasi NH3-N sebesar 73 mg/l ndash; 104.8 0.12 kg NH3-N/m3.d - 0.24 kg NH3-N/m3.d dan COD sebesar 332 - 468 mg/l 0.56 kg COD/m3.d - 1.05 kg COD/m3.d . MABR disuplai oleh oksigen dengan tekanan sebesar 20 kPa dan penelitian dilakukan dengan tiga variasi waktu detensi HRT berbeda yaitu 8, 10, dan 12 jam. Setelah 33 hari, hasil menunjukkan rasio COD/N berkisar antara 3.9 ndash; 5.7 dengan maksimum efisiensi penyisihan COD dan NH3-N terjadi ketika HRT 12 jam yang mencapai, masing-masing 88 dan 89.58 . Hal ini mengindikasi, bahwa NH3-N dapat dihilangkan menggunakan MABR pada rasio COD/N yang rendah. Selan itu, bakteri autotrof yang berperan untuk mengoksidasi NH3-N menjadi NO2- da NO3- memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan bakteri heterotrof. Sehingga, HRT yang semakin lama akan memberikan keuntungan untuk proses nitrifikasi dan efisiensi penyisihan NH3-N yang tinggi telah dapat tercapai.

High concentration of NH3 N in wastewater discharges from Sewage Treatment Plant can causes eutrophication of the surface water that have the negative impacts for aquatic ecosystems. Membrane aerated biofilm reactor MABR has been proposed as a wastewater technology to reduce NH3 N concentration in domestic wastewater. This study observed the performance of NH3 N removal in domestic wastewater using MABR. Domestic wastewater contains concentration of NH3 N from 73 mg l to 104.8 mg l 0.12 kg NH3 N m3.d to 0.24 kg NH3 N m3.d and COD from 332 mg l to 468 mg l 0.56 kg COD m3.d to 1.05 kg COD m3.d . MABR was supplied by oxygen at pressure of 20 kPa and study performed for 3 hydraulic loading rate HRT variations, which were 8, 10, and 12 hours. After 33 days of running, the result showed COD N ratio were about 3.9 to 5.72 with maximum efficiency of COD and NH3 N removal occurred when HRT 12 hours, reached 88 and 89.58 respectively. This indicated, that NH3 N could removed by MABR at low COD N ratio. Furthermore, autrotrophs bacteria that responsible for oxidized NH3 N to NO2 and NO3 have slower growth rates compared with heterotrophs bacteria. Thus, the longer HRT provided benefit for nitrification process and high NH3 N removal efficiency has been achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lolita Thesiana
"ABSTRAK
Sistem resirkulasi atau Recirculating Aquaculture System RAS sudah mulai banyak diterapkan karena bersifat lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan budidaya sistem konvensional. Balitbang perikanan KKP telah mengembangkan sistem resirkulasi untuk budidaya lobster namun sistem tersebut masih memiliki kendala, yaitu kualitas air yang dihasilkan belum memenuhi standar budidaya. Pada penelitian ini dilakukan penyesuaian desain biofilter dan penambahan unit foam fractionation sebagai upaya untuk menghasilkan kualitas air yang memenuhi standar budidaya lobster. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis desain spongebed trickling filter STF , membandingkan kinerja penyisihan TAN biofilter eksisting dan STF baru, menguji kinerja foam fractionation dalam menyisihkan suspended solid ss dan volatile suspended solid vss . Metode penelitian dilakukan secara eksperimental kemudian data dianalisis secara deskriptif dan statistik menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain STF yang sesuai untuk sistem RAS, bervolume media filter 0,1 m3; ketinggian media 24 cm, cross sectional area 0,21 m2; flow rate total 84 m3/hari dan menggunakan media filter bioblok. STF baru memiliki kinerja penyisihan TAN sebesar 12,87 atau dua kali lipat dari biofilter eksisting. Kinerja penyisihan ss dan vss oleh foam fractionation sebesar 19,42 dan 34,83 pada waktu pengamatan 4 jam. Rata-rata laju penyisihan TAN oleh biofilter baru adalah 46,12 ndash; 55,79 mg TAN L-1hari-1.

ABSTRACT
Recirculating Aquaculture System RAS has attract attention since its environmentally friendly when compared with conventional aquaculture. Research center for fisheries of Ministry of marine affairs and fisheries has developed recirculation system for marine lobster culture but their system is still having problems, water quality not meet the aquaculture standart. This research will make adjustments to biofilter design and addition of foam fractionation unit, few changes are made to comply water quality requirement for lobster cultivation. The purpose of this study are to analyze spongebed trickling filter design, comparing TAN removal performance between biofilter existing and new, to test foam fractionation performance on eliminates suspended solid ss and volatile suspended solid vss . The research method is done by experimental approach and the results analyzed descriptively and statistically with t test. The result showed that the appropriate biofilter dimensions for RAS were 0,1 m3 in volume, with media height 24 cm, cross sectional area 0,21 m2 and total flow rate 84 m3 day. TAN removal rate on new biofilter is 12,87 higher than existing biofilter. Ss and vss removal by foam fractionation are 19,42 are 34,83 at four hours observation. The range of TAN removal rate performance by new biofilter are 46,12 55,79 mg TAN L 1day 1."
2017
T47838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Yulliana Sari
"ABSTRACT
Meningkatnya luas permukaan kedap air seperti lahan parkir menyebabkan berkurangnya infiltrasi alami ke dalam tanah sehingga berdampak pada meningkatnya volume limpasan air hujan. Limpasan air hujan mengandung berbagai macam polutan seperti logam berat, nutrien, organik maupun sedimen. Konsentrasi logam berat dan nutrien amonia yang terkandung dalam limpasan di lahan parkir mobil FTUI telah melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, yaitu Pb, Zn dan NH3 masing ndash;masing 0,73 mg/L, 0,39 mg/L dan 3,7 mg/L. Bioretensi merupakan salah satu LID yang dapat mengolah limpasan air hujan. Untuk meningkatkan efisiensi penyisihan pada bioretensi, maka dilakukan kombinasi pada media filter. Penelitian menggunakan 3 reaktor bioretensi skala pilot berukuran 30 30 80 cm3 dan tanaman Iris pseudacorus untuk mengetahui efisiensi penyisihan Pb, Zn dan NH3. Variasi komposisi media filter yang terdiri dari pasir kuarsa dan zeolit dibedakan pada setiap reaktor dengan perbandingan 1:3, 1:1, 3:1 berurut dari reaktor 1,2, dan 3. Setelah 5 kali pengaliran synthetic runoff dengan konsentrasi berbeda, hasil menunjukkan bahwa variasi konsentrasi influen memiliki pengaruh yang kecil yaitu 20-40 terhadap persentase penyisihan logam berat dan amonia. Rata-rata efisiensi penyisihan bioretensi 1, 2 dan 3 berturut ndash;turut yaitu 91, 78, 83 untuk Pb, 88, 95, 94 untuk Zn dan 97, 98, 96 untuk NH3. Kombinasi media filter pasir kuarsa dan zeolit terbukti meningkatkan efisiensi penyisihan sebesar 11,5 untuk NH3, 18 Pb dan 20 Zn yang dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Tanaman menyerap polutan sebesar 18 dengan akar menyerap 9-14 kali lebih besar daripada daun, sedangkan media filter menyerap 70 polutan. Bioretensi dengan komposisi 35 pasir kuarsa, 40 zeolit, 10 tanah dan 10 kompos serta Iris pseudacorus diusulkan sebagai kombinasi media filter dengan kinerja terbaik untuk peningkatan efisiensi penyisihan.

ABSTRACT
Increasing impervious surface areas such as parking lots cause a reduction in natural infiltration into the soil, resulting in an increase in stormwater runoff volume. Stormwater runoff contains a variety of pollutants such as heavy metals, nutrients, organic and sediments. The concentration of heavy metals and nutrients ammonia contained in stormwater runoff in FTUI rsquo s car park has exceeded the quality standard of Government Regulation No. 82 of 2001, such as Pb, Zn and NH3 approximately 0,73 mg L 0,39 mg L and 3,7 mg L, respectively. Bioretention is one of the LID that can affecting treat stormwater runoff. To increase removal efficiency on bioretention, a combination of filter media is applied. Observation was conducted on a pilot scale using three reactor each 30 30 80 cm3 and Iris pseudacorus as plant to determine removal efficiency of Pb, Zn and NH3. Variation of filter media composition consists of quartz sand and zeolite with ratio 1 3, 1 1, 3 1, on bioretention 1, 2 and 3, respectively. After 5 times running of synthetic runoff with different concentration, the results showed that variations in influent concentrations has a small effect of 20 40 on the removal efficiency of heavy metals and ammonia. The average removal efficiency of bioretention 1, 2 and 3 for Pb was 91, 78, 83, respectively, followed 88, 95, 94 for Zn and 97, 98, 96 for NH3. The combination of quartz sand and zeolite as filter media proved to increase the removal efficiency by 11,5 for NH3, 18 Pb and 20 Zn compared to previous research. The plants absorb pollutants by 18 with roots absorbing 9 14 times larger than leaves, while filter media absorbing 70 pollutants. Bioretention with a combination of filter media with composition of 35 quartz sand, 40 zeolite, 10 soil, 10 compost and Iris pseudacorus is proposed to have best performance to increasing removal efficiency. "
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Marlin Nugroho
"ABSTRACT
Amonia NH3 merupakan bahan kimia yang penting dan banyak digunakan dalam berbagai proses industri kimia. Amonia yang digunakan untuk produksi pada skala industri dilakukan melalui proses Haber-Bosch, dimana dalam proses ini mereaksikan gas H2 dan N2 dengan suhu dan tekanan tinggi. Pada penelitian ini, yang akan diteliti adalah metode produksi NH3 dengan fotokatalitik melalui air dan N2 pada tekanan atmosfer dan suhu ruang. Sebagian fotokatalis semikonduktor sudah diusulkan, tetapi terhambat oleh rendahnya efisiensi. Pada penelitian sebelumnya menggunakan material semikonduktor TiO2 yang diperkaya spesi Ti3 untuk bertindak sebagai reduksi N2 menjadi NH3, namun hal tersebut hanya aktif pada panjang gelombang sinar UV. Kali ini peneliti akan mendekorasi material tersebut dengan nanopartikel emas yang diharapkan aktivitas fotokatalitiknya dapat digunakan atau diaktifkan pada panjang gelombang sinar tampak. Sistem fotokatalitik ini dengan Au/Ti3 /TiO2-NT yang ketika difotoirradiasi dengan sinar Visible dalam aquabidest dengan bubbling N2 diharapkan dapat menghasilkan gas NH3. Spesi Ti3 pada sistem Au/Ti3 /TiO2-NT berfungsi untuk mereduksi N2. Hasil penelitian ini didapatkan konversi energi cahaya menjadi energi kimia dengan efisiensi sebesar 0.0059 .

ABSTRACT
Ammonia NH3 is an important chemical and widely used in various chemical industry processes. Ammonia used for production on industrial scale carried out through the Haber Bosch process, which in this process reacts H2 and N2 gases with high temperature and pressure. In this research, the production method of NH3 with photocatalytic through water and N2 at atmospheric pressure and room temperature will be investigated. Some semiconductor photocatalysts had been proposed, but had been hampered by low efficiency. In previous research used by semiconductor material TiO2 which enriched by Ti3 to act as N2 reduction to NH3, but it was only active at the wavelength of UV light. At this time, researchers will decorate the materials with gold nanoparticles that photocatalytic activity expected to be used or activated at wavelengths of visible light. This photocatalytic system with Au Ti3 TiO2 NT when photoirradiated by visible light in aquabidest with N2 bubbling is expected to produce NH3 gas. Ti3 on Au Ti3 TiO2 NT systems serves to reduce N2. The results of this research obtained the conversion of light energy into chemical energy with an efficiency of 0.0059 ."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Amonia merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan. Produksi amonia yang sering digunakan adalah proses Haber-Bosch menggunakan hidrogen dan nitrogen pada kondisi tekanan dan suhu ekstrim. Salah satu cara lain yang berpotensi dan sedang dikembangkan adalah fiksasi nitrogen secara fotokatalisis pada kondisi ambien. Dalam penelitian ini dilakukan proses fotokatalisis reduksi nitrogen menggunakan sumber elektron yang dihasilkan oleh zona Quantum Dot Sensitized Solar Cell QDSSC berbasis semikonduktor TiO2 nanotube. TiO2 nanotube disensitasi oleh quantum dot CdS dan disinari oleh cahaya tampak menghasilkan elektron yang ditransfer ke zona katalisis untuk reduksi nitrogen menjadi amonia. Variasi waktu reaksi dan pH dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah amonia yang dihasilkan. Karakterisasi dilakukan terhadap morfologi TiO2 serta keberadaan spesi Ti3 pada permukaan TiO2 di zona katalisis yang akan bertindak sebagai sisi aktif reduksi nitrogen. Efisiensi dari QDCdS-SSC yang diperoleh sebesar 1,63. Aplikasi QDCdS-SSC yang dimodifikasi dengan zona katalisis Ti3 /TiO2 nanotube dapat menghasilkan amonia dengan efisiensi konversi energi cahaya menjadi energi kimia oleh QDCdS-SSC sebesar 0,0211.

Ammonia is a chemical compound that mostly used in our life. Generally, ammonia is produced by Haber Bosch process using hydrogen and nitrogen at extreme pressure and temperature. The other alternative potential method is a photocatalysis process. In this research, reduction of nitrogen by photocatalysis using nanotube TiO2 based Modified CdS Quantum Dot Sensitized Solar Cell with catalytic zone was investigated. TiO2 was sensitized by CdS and irradiated by visible light to generate electrons for nitrogen reduction at catalytic zone. Variation of reaction time and pH were performed to determine the effect of ammonia production. Characterization was performed to determine morphology of TiO2 and presence of Ti3 species on the surface as an active site of nitrogen reduction. The obtained efficiency of QDCdS SSC is 1.63. Modified QDCdS SSC with Ti3 TiO2 nanotube attain to produce ammonia with solar chemical conversion efficiency at 0,0211."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denok Wahyuningtyas
"Cakupan pelayanan air bersih PT. PALYJA untuk DKI Jakarta berkisar 60% pada tahun 2015, sedangkan target yang ditetapkan pada MDGs tahun 2015 cakupan pelayanan air bersih akses aman nasional adalah 68,87%. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kurangnya pasokan air baku yang memenuhi syarat untuk diolah menjadi air bersih/ air minum dikarenakan kualitas air baku yang makin menurun akibat buangan limbah domestik maupun nondomestik. Untuk memperbaiki kualitas air baku maka dilakukan pengolahan secara biologis dengan optimalisasi parameter operasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinetika dan efisiensi removal zat organik dan amonia pada pengolahan air baku IPA Cilandak yang bersumber dari Sungai Krukut menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor terhadap variasi laju aerasi dan waktu tinggal hidrolik. Pada laju aerasi 40 L/menit efisiensi removal COD dengan waktu tinggal 20, 40, dan 60 menit berturut-turut adalah 47,23%, 49,35%, dan 52,04%, sedangkan amonia berturut-turut 47,83%, 50,63%, dan 54,01%. Untuk kinetika penguraian COD adalah 0,0369 jam-1 dan amonia 0,0578 jam-1. Sedangkan pada laju aerasi 30 L/menit efisiensi removal COD dengan waktu tinggal 20, 40, dan 60 menit berturut-turut adalah 43,80%, 45,20%, dan 46,99%, untuk amonia berturut-turut 43,26%, 46,23%, dan 48,96%. Kinetika penguraian COD pada laju aerasi tersebut adalah 0,0288 jam-1 dan amonia 0,0539 jam-1. Kondisi optimum pengolahan MBBR pada percobaan ini dicapai pada saat waktu tinggal 60 menit dan laju aerasi 30 L/menit.

Coverage of water service to the Jakarta area ranges from 61.06% in 2015, while the target set in the MDGs by 2015 service coverage of national safety access clean water in Jakarta is 68,87%. The problems faced today was the lack of supply of raw water that is eligible to be processed into clean water/ drinking water, it?s because the quality of the raw water is decreasing due to domestic and non-domestic waste disposal. To improve the quality of raw water, biological processing is carried out by optimizing the operating parameters. The purpose of this study was to analyze the kinematics and the efficiency of organic matter and ammonia removal in the raw water treatment Cilandak Drinking Water Plant from Krukut River source using Moving Bed Biofilm Reactor to variations aeration rate and hydraulic retention time. At 40 L/minutes aeration rate, removal efficiency of COD with 20, 40, and 60 minutes retention time are 47,23%, 49,35%, dan 52,04%, while removal efficiency of ammonia are 47,83%, 50,63%, dan 54,01%. For the decomposition kinetics of COD and ammonia is 0,0369 hour-1 and 0,0564 hour-1. At 30 L/minutes aeration rate, removal efficiency of COD with 20, 40, and 60 minutes retention time are 43,80%, 45,20%, dan 46,99%, while removal efficiency of ammonia are 43,26%, 46,23%, dan 48,96%. Decomposition kinetics of COD and ammonia at this aeration rate is 0,0288 hour-1 and 0,0539 hour-1. The optimum conditions of MBBR treatment in this trial achieved when the retention time is 60 minutes and aeration rate is 30 L/min"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardha Abidillah
"Amonia merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan. Produksi amonia yang sering digunakan adalah proses Haber-Bosch yang menghasilkan emisi CO2 yang besar dan harus dilakukan pada suhu dan tekanan ekstrim. Produksi NH3 air dan N2 secara fotokatalisis dapat dilakukan pada temperatur dan tekanan ruang sehingga menjadikan produksi ini sangat ideal. Namun metode ini masih memiliki efisiensi yang relatif rendah.
Dalam penelitian ini dilakukan proses konversi nitrogen menjadi ammonia tandem sel surya, Quantum Dot Sensitized Solar Cell (QDSSC), dengan sel fotoelektrokimia sebagai zona katalisis. Fotoanoda dalam sel surya menggunakan  TiO2 nanotube yang disensitasi dengan CdS, sedangkan sel fotoelektrokimia pada zona katalisis menggunakan pasangan electrode Ti3+/TiO2 nanotube yang diletakan dalam dua kompartemen terpisah. Tandem sel yang dikembangkan berhasil mengkonversi N2 menjadi NH3, dengan menggunakan sumber hidrogen dari air dan input energi dari sinar tampak, denga rata-rata efisinesi konversi berkisar antara 0,03-0,098%.

Ammonia is an essential substance in human lives. The most common method in ammonia production in industries is the Haber-Bosch method, this method using high temperature and pressure also produce CO2 emissions as sideproduct. NH3 can be produced by water and N2 through a photolytic reaction using room temperature and atmospheric pressure which made this reaction is ideal for ammonia production. But this method has low efficiency of production.
This research purpose is to produce ammonia through photocatalytic reaction of nitrogen reduction using modified Quantum Dot Sensitized Solar Cell (QDSSC) in TiO2 nanotube, through separation of an anodic catalytic zone and cathodic zone. TiO2 nanotube sensitized by CdS and illuminated by visible light to produce electron which can be transferred to catalytic zone for nitrogen reduction. The solar cell that has been made succeeded in convert N2 to NH3, using water as H2 source and visible light as an energy source, with average conversion efficiency 0,03-0,098 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>