Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118866 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hikmat Nurul Fikri
"Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab 1,25 juta orang meninggal setiap tahunnya dan diproyeksikan menjadi beban penyakit nomor tiga di dunia pada 2030. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keselamatan transportasi darat di PT. XYZ dan analisis antar faktor tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitik. Penelitian ini menggunakan matriks Haddon yang melihat faktor pengemudi, kendaraan, lingkungan fisik dan lingkungan sosial dari masing-masing fase kecelakaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keselamatan transportasi darat di PT. XYZ dipengaruhi oleh empat faktor yang kompleks. Kelelahan menjadi faktor risiko kecelakaan di PT. XYZ. Kendaraan yang digunakan selalu dilakukan pemeriksaan secara berkala. Kejahatan dan kendaraan lain merupakan faktor risiko kecelakaan dari lingkungan fisik. Dan sistem pemberangkatan pengemudi merupakan masalah dari faktor lingkungan sosial. Interaksi antar faktor tersebut akan meningkatkan risiko kecelakaan di PT. XYZ.

Traffic accident caused 1,25 million death for every years and projected to be the third world burden disease at 2030. Aim of this study is to analyzing factors and interaction of each factor related to land transportation safety in PT. XYZ. This study is qualitative research with descriptive analitic design. This study used Haddon Matrix to show driver factor, vehichle factor, physical and social environment factor from each accident's phase.
The results of this study show that safety transportation in PT. XYZ influenced by driver factor, vehicle factor, physical dan social environment factor. Drivers fatigue being risk factor accident in PT. XYZ. Their vehicles is under routine maintenance. Crime and other vehicles are risk factor accident from physical environment. And driver dispatch system is problem from social environment. Interaction from each factor will raise risk accident in PT. XYZ.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Omar Mochtar
"Menurut perkiraan International Labour Organization (ILO), di tingkat global lebih dari 2,78 juta orang meninggal per tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPJS, kecelakan kerja di konstruksi meningkat dari 114.000 di tahun 2019 menjadi 177.000 kecelakaan ditahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan budaya keselamatan pada pekerja di PT. XYZ . Penelitian bersifat semi kuantitatif dengan design penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan dari hasil FGD, Kuisioner, review dokumen & Observasi kemudian dilakukan analisa secara mendalam. Terdapat 19 variabel yang akan diuji dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kematangan budaya keselamatan didapatkan PT. XYZ berada di tingkat calculative dengan mayoritas variabel berada pada tingkat calculative kecuali variabel penghargaan K3L, pelatihan & kompentensi, penerapan dan penggunaan standart berada pada tingkat reactive. Berdasarkan dengan  kriteria 20 variabel yang diuji dalam penelitian ini tingkat kematangan budaya keselamatan PT. XYZ berada ditingkat calculative yaitu masuk kedalam titik awal dalam menuju budaya selamat.

According to estimates of the International Labour Organization (ILO), at the global level more than 2.78 million people die per year from occupational accidents or work-related diseases. Based on data released by BPJS, work accidents in construction increased from 114,000 in 2019 to 177,000 accidents in 2020. This study aims to determine the level of maturity of safety culture in workers at PT. XYZ. Research is semi-quantitative with a descriptive research design. The data collected from the results of the FGD, Questionnaire, document review & Observation was then carried out an in-depth analysis. There are 19 variables that will be tested in this study.  Based on the results of measuring the level of maturity of safety culture obtained by PT. XYZ is at the calculative level with the majority of variables being at the calculative level except the K3L reward variable, training &compensatory, application and use of the standard are at the reactive level. Based on the criteria of 20 variables tested in this study, the maturity level of pt. XYZ is at the level of being calculative, which is to enter the starting point in the direction of a culture of safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Wenta Chris Omega
"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hak pekerja untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah sistem yang digunakan untuk mengelola dan mengendalikan keselamatan, atau adalah sistem manajemen yang khusus ditujukan untuk keselamatan. ISO 45001: 2018 memiliki manfaat bagi pekerja maupun perusahaan. PT XYZ merupakan perusahaan pengelolaan dan penanganan limbah B3 yang memiliki risiko bahaya K3 yang tinggi. Maka, SMK3 ISO 45001:2018 sangat diperlukan untuk pengembangan berkelanjutan K3. Oleh karena itu dilakukan analisis Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT XYZ berdasarkan ISO 45001:2018.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana pemenuhan SMK3 di PT XYZ yang selanjutnya akan menjadi masukan untuk perbaikan berkelanjutan dan pengetahuan sudah sejauh mana PT XYZ dalam kesesuaian SMK3 berdasarkan ISO 45001:2018. Penelitian merupakan penelitian cross sectional dengan desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan deskriptif dengan menggunakan metode studi perbandingan semi kuantitatif deskriptif yang kemudian hasilnya dianalisis secara univariat dengan skor penilaian pada skala 1 -5.
Hasil dari analisis implementasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan ISO 45001:2018 adalah PT XYZ telah memenuhi persyaratan ISO 45001:2018, dengan 71% telah memahami pentingnya aktivitas dan menerapkan secara konsisten, 20% sudah menerapkan tetapi belum konsisten, dan sebanyak 9% sudah memilki dokumen tetapi belum melaksanakan atau sudah melaksanakan tetapi belum memiliki dokumen. Maka berdasarkan hasil penelitian diharapkan PT XYZ selalu dapat lakukan perbaikan yang berkelanjutan dalam penerapan SMK3 seperti pelaksanaan pelatihan, dan pelaksanaan tinjauan terhadap dokumen secara berkala.

Occupational Safety and Health (K3) is the right of workers to obtain protection for occupational safety and health. The Occupational Safety and Health Management System (SMK3) is a system used to manage and control safety, or is a management system specifically aimed at safety. ISO 45001: 2018 has benefits for both workers and companies. PT XYZ is a B3 waste management and handling company that has a high OHS hazard risk. So, ISO 45001:2018 SMK3 is very necessary for the continuous development of K3. Therefore an analysis of the Implementation of Occupational Safety and Health at PT XYZ was carried out based on ISO 45001: 2018.
The purpose of this research is to see the extent to which PT XYZ fulfills SMK3 which will then become input for continuous improvement and knowledge of the extent to which PT XYZ is in compliance with SMK3 based on ISO 45001:2018. This research was a cross-sectional study with a descriptive research design using a semi-quantitative descriptive comparative study method. The results were then analyzed univariately with an assessment score on a scale of 1 -5.
The results of the analysis of the implementation of occupational safety and health implementation based on ISO 45001: 2018 are that PT XYZ has fulfilled the requirements of ISO 45001: 2018, with 71% having understood the importance of activities and implementing them consistently, 20% have implemented them but not consistently, and as many as 9% have have documents but have not implemented or have implemented but do not have documents. So based on the research results, it is expected that PT XYZ can always make continuous improvements in the implementation of SMK3 such as conducting training, and carrying out periodic reviews of documents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhandi Mulia
"Berdasarkan hasil kajian literatur, aktivitas hauling, loading, dan dumping merupakan aktivitas berisiko tinggi di pertambangan (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). Pada tahun 2015 sampai 2018, di PT. XYZ telah terjadi beberapa kecelakaan pada aktivitas tersebut, sehingga menyebabkan fataliti. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian risiko mendalam terkait tiga kegiatan tersebut di PT. XYZ. Kajian risiko dilakukan dengan metode failure modes and effects analysis (FMEA). Ditemukan 71 mode kegagalan potensial di PT. XYZ, terdiri dari 7 temuan tahap persiapan, 18 temuan proses pemuatan, 35 temuan proses pengangkutan, dan 11 temuan proses pembongkaran. Dari 71 mode kegagalan, 25% mode kegagalannya memiliki tingkat risiko sangat tinggi, seperti kerusakan ban dumptruck akibat batu tajam, kegagalan fungsi rem, ban bocor saat berjalan, unit loader menabrak batu besar ketika manuver, unit loader terkena pentalan batu dan mengenai kabin ketika pengisian, ban unit loader mengalami sayatan besar akibat ceceran batu tajam, unit dumptruck terperosok di permukaan labil, kendaraan ringan terjatuh saat berjalan di tebing. Oleh karena itu, perlu dilakuan peningkatan perawatan pada unit alat berat, lingkungan kerja aman, dan peningkatan kompetensi operator.

Loading, hauling, and dumping activities are high risk acitivities in mining, based on the literatur review (Kecojevic dan Radomsky, 2004; MSHA, 2018). During the period of 2015 to 2018, there were several accidents related to loading, hauling, and dumping activities that causing fatalities at PT. XYZ. Therefore, detail risk assessment need to be performed of these three activities at PT. XYZ. The failure modes and effects analysis (FMEA) method was used in this study. 71 potential failure modes were identified, consist of 7 failure modes at preparation step, 18 failure modes at loading process, 35 failure modes at the hauling process, and 11 failure modes at the dumping process. About 25% of the 71 potential failure modes were very high risk level. They were dumptruck tire failure due to scattered sharp stones, brake failure while operating dumptruck, tire damage while operating, loader unit crahsed with big stones while maneuvering, loader cabin hit by hanging stones while loading, scratched tire of the loader unit due to scattered sharp stones, the dumptruck caught in the labile surface, and light vehicle fell down from benches. As recommendation, it is important to strengthen maintenance of heavy equipment, improve safe environment, and increase operator competence."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Anggarawati Putri
"Penilaian risiko pada proses pressing di PT. XYZ perlu dilakukan karena terdapat potensi bahaya yang sering ditemukan. Hazard yang sering ditemukan diantaranya bahaya fisik, kimia, dan biomekanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja dari setiap aktivitas kerja yang ada pada proses pressing di PT. XYZ. Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional yang mengacu terhadap kerangka manajemen risiko AS/NZS 4360.
Identifikasi risiko dilakukan menggunakan Job Hazard Analysis. Analisis risiko dilakukan menggunakan metode semikuantitatif W.T Fine. Analisis risiko dilakukan dengan menentukan nilai consequences, probability, dan exposure, lalu dihitung dengan mengalikan masing-masing nilai tersebut. Selanjutnya skor risiko yang didapat akan dibandingkan dengan standar tingkat risiko semi kuantitatif W.T Fine.
Hasil penelitian menunjukan bahwa risiko yang ditemukan diantaranya risiko terpajan bising, suhu panas, uap kimia, dan risiko terpajan hazard biomekanik. Selain itu pekerja juga berisiko kejatuhan benda, terjepit, dan terjatuh. Tingkat risiko paling tinggi adalah risiko terpajan bising dan terpajan rubber fume.

Risk assessment at pressing process in PT. XYZ needs to be done because there are hazards oftenly found in the workplace. Those hazards mostly are physical, chemical, and biomechanical. This study aims to determine the occupational health and safety risk level at every activities within pressing process in PT. XYZ. This study uses descriptive observational approach which refers to AS NZS 4360 standard. Risks in each activities are identified using Job Hazard Analysis.
The identifed risks are analyzed using W.T Fine semi quantitative method. Risk analysis is performed by determining consequences, probability, and exposure scores, and then will be calculated by multiplying each scores. Risk scores are then compared with the W.T Fine semi quantitative standard risk level.
The result of this study indicates that there are various risks found in the process, such as noise, thermal environment, heat, chemical mist and fume, and biomechanical hazards. Moreover, workers are likely to be exposed to gravitational hazards, get squeezed by objects, and fall. The two highest risks level are risk of being exposed to noise and rubber fume.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inti Sari Puspita Dewi
"Perusahaan yang bergerak di bidang logistik juga memiliki potensi risiko kebakaran, tabrakan, pencemaran lingkungan dan kecelakaan kerja lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan budaya keselamatan, khususnya perusahaan logistik PT XYZ yang memiliki spesialisasi pengangkutan over dimension & heavy cargo. Penelitian melibatkan 192 pekerja di kantor pusat dan di kantor cabang  PT XYZ melalui surveionline & offline yang mengukur dimensi iklim keselamatan. Analisis statistik dilakukan dengan uji t-test 2 sampel untuk melihat perbedaan persepsi elemen iklim keselamatan pada setiap karakteristikdemografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim keselamatan dalam dimensi organisasi, pekerjaan dan individu memperolah nilai masing-masing 4,25; 3,82 dan 3,83. Dilihat dari faktor keselamatannya, Priority of Safety (PS) secara umum memiliki persepsi skor tertinggi di antara yang lainnya, sedangkan Personal Appreciation of Risk (PAR) memiliki skor yang paling rendah. Dari hasil pengukuran tingkat kematangan budaya K3 didapati PT XYZ berada pada level Kalkulatif (skor 3,4) dimana manajemen PT XYZ masih menjadi penggerak sentral dari implementasi K3 di perusahaan  (top down). Dari hasil observasi didapat nilai index safety behavior yaitu 79%. Untuk itu perusahaan disarankan untuk lebih sering turun kelapangan untuk menangkap aspirasi dari pekerja serat memfasilitasi lebih banyak pelatihan keselamatan untuk pekerja. Serta disarankan lebih konsisten dalam realisasi anggaran K3.

Companies engaged in logistics industry also have a potential risk of fire, collision, environmental pollution and other work accidents. This study aims to provide an overview of the application of safety culture, especially in logistics companies PT XYZ that specialize in dimensional & heavy cargo transportation. The study involved 192 workers at the head office and at PT XYZ Jakarta branch offices through online & offline surveys measuring the dimensions of safety climate. Statistical analysis was carried out by using a 2-sample t-test to see differences in perceptions of safety elements on each demographic characteristic. The results showed that the safety climate in the dimensions of the organization, work and individual earned a score of 4.25; 3.82 and 3.83. Analyze from the safety factor, Priority of Safety (PS) generally has the highest perceived score among the others, while Personal Appreciation of Risk (PAR) has the lowest score. From the results of the measurement of the maturity level of K3 culture, it was found that PT XYZ was at the calculative level (score 3.4) where the management of PT XYZ was still the central of the implementation of K3 in the company (top down). From the observation, the index value of safety behavior is 79%. For this reason, companies are advised to go out more often to capture the aspirations of workers and facilitate more safety training for workers. PT XYZ also recommended to be more consistent in the realization of the HSE budget."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Karmilasari
"Bisnis adalah suatu hal yang bersifat dinamis, dapat berubah dan berkembang sebagai dampak dari faktor internal dan eksternal, sehingga menjadi hal yang penting untuk dapat mengimplementasikan Business Continuity Management System (BCMS) di perusahaan. Berdasarkan laporan Top Business Risk yang dikeluarkan oleh Allianz Risk Barometer pada tahun 2018 disebutkan bahwa business interruption merupakan salah satu risiko terbesar dalam kurun waktu 6 tahun belakang ini, hal ini pun menjadi salah satu risiko bisnis utama pada negara-negara Eropa, Afrika dan Timur Tengah serta Asia Pasifik termasuk Indonesia. Lebih spesifik lagi, untuk Indonesia disebutkan bahwa bussiness interuption terbesar disebabkan oleh gangguan dalam rantai pasok, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tsunami dsb, kebakaran dan ledakan pabrik serta perubahan iklim/ peningkatan suhu/cuaca buruk. Hal ini pun tidak luput terjadi pada perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk industri manufakturing yaitu farmasi, terdapat peningkatan skenario interupsi bisnis dibanding 2017 yang diakibatkan dari adanya gangguan rantai pasokan, bencana alam serta peristiwa kebakaran dan ledakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dan semi kuantitatif berdasarkan ketentuan NFPA 1600 dan ISO 22301.
Tujuan dari penelian ini adalah untuk menganalisis implementasi Business Continuity Plan (BCP) level existing perusahaan dan faktor-faktor yang berkontribusi sesuai dengan standar yang akan dikategorikan menjadi 4 tingkatan; Tidak Baik, Kurang Baik, Cukup Baik dan Baik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan analisis gaps (kekurangan) pada tiap elemen BCP untuk membandingkan implementasi BCP aktual dengan standar, lalu dilakukan analisis mendalam untuk mengkaji faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gaps. Hasil yang dapat disimpulkan adalah rata-rata BCP level existing perusahaan berada pada level 71% (Cukup Baik). Elemen BCP yang menjadi prioritas utama untuk perusahaan tingkatkan yaitu Pelatihan dan Edukasi, Program Pemeliharaan & Peningkatan serta Evaluasi kinerja. Faktor yang berkontribusi terhadap gaps adalah terkait TNA yang belum spesifik, proses audit internal BCP yang kurang menyeluruh serta mindset implementasi BCP yang masih prosedural.

Business is something dynamic, changeable and developed as impact from internal and external factors, so it is important to implement well-adapted Business Continuity Management System (BCMS) in a company. Based on the report on Top Business Risk issued by the Allianz Risk Barometer in 2018, it is stated that business interruption is one of the biggest risks in the past 6 years, this has become one of the main business risks in European countries, Africa and Middle East and Asia Pacific including Indonesia. Specifically, Indonesia, it stated that the biggest business interruption is caused by disruptions on supply chain, natural disasters such as earthquakes, floods, tsunamis etc., factory fires and explosions and climate change/ rising temperatures. This also happened to companies in Indonesia, including pharmaceuticals. There is an increasing trend in business interruption scenarios compared to 2017 caused by supply chain disruptions, natural disasters, and fire & explosion events. This study was conducted by using qualitative and semi-quantitative analysis in accordance with requirements from NFPA 1600 and ISO 22301.
The aim of this study is to analyse the implementation of Business Continuity Plan (BCP) existing level in the company and the contributing factors in referral to the standards which are categorized by 4 level; Not Good, Less Good, Good Enough and Good. Data collection carried out by conducting gap analysis on each BCP element to compare the actual BCP implementation with the standards, then it is being in-depth analyzed to explore the contributing factors on gaps. It concluded that the average existing BCP level is 71% (Good Enough). High priority should be main concern for improvement are training & education, monitoring & continuous improvement and performance evaluation. Contributing factors on the gaps are unspecified TNA, not robust internal audit process of BCP and mindset on BCP implementation which still procedural.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T52777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Putra Adi Suwarno
"Safety leadership adalah salah satu komponen yang berperan penting dalam menurunkan angka kecelakaan dan peningkatan performa keselamatan kerja di perusahaan. Penelitian ini mengkaji profil safety leadership pada manajemen lini Manajer dan Supervisor di workshop PT. XYZ yang bergerak dalam bidang manufaktur wireline sebagai penunjang sektor migas yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan konsep dan teori dari Krause 2005 . Elemen yang diteliti berdasarkan safety leadership best practices yang terdiri dari vision, credibility, action oriented, collaboration, communication, feedback and recognition dan accountability. Hasil penelitian menunjukkan bahwa safety leadership pada manajemen lini di PT. XYZ masih kurang baik.

Safety Leadership is the one of the important components in reducing accident rates and improving safety performance in the company. This study examines the profile of safety leadership on line management Manager and Supervisor in workshop of PT. XYZ engaged in wireline manufacturing as a supporter of oil and gas sector located in Cikarang, West Java. The method used is qualitative by using concept and theory from Krause 2005. The elements studied are based on the best practices of safety leadership consisting of vision, credibility, action oriented, collaboration, communication, feedback and recognition and accountability. The result showed that safety leadership on Line Management in PT. XYZ is still not good."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Paschalis Andie Brahmantya
"ABSTRAK
Penerapan Internet of Things (IoT) diproyeksikan akan memberikan nilai ekonomis yang besar pada bidang-bidang bisnis. Namun, berdasarkan penelitian Harvard Business Review, pertumbuhan penerapan IoT masih relatif kecil. Salah satu penyebabnya adalah belum jelasnya manfaat implentasi IoT terhadap bisnis. Internet of Things dapat diterapkan dalam berbagai bidang bisnis. Salah satu bidang yang diprediksi akan mereguk manfaat dari penerapan IoT adalah bidang kendaraan atau otomotif. Penerapan IoT pada kendaraan memerlukan alat khusus yaitu OBD-II reader yang terhubung dengan internet. Salah satu bidang usaha yang mengoperasikan armada dalam jumlah besar adalah perusahan logistik.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun manfaat terhadap bisnis dari penerapan OBD-II sebagai perangkat IoT, secara khusus pada perusahaan logistik. Penyusunan manfaat bisnis dilakukan menggunakan metodologi Value Proposition Design. Data primer yang digunakan dalam penelitian dikumpulkan dari Systematic Literature Review dan wawancara langsung. Data sekunder dikumpulkan dari studi terhadap dokumen perusahaan dan studi literatur terhadap penelitian yang relevan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi justifikasi awal bahwa OBD-II sebagai perangkat IoT mampu memberikan manfaat terhadap bisnis. Dengan kata lain, mampu membuka peluang bisnis penggunaan OBD-II sebagai perangkat IoT, khususnya pada perusahaan logistik.

ABSTRACT
The implementation of Internet of Things (IoT) was predicted to give enormous economic value to businesses. However, according to the research held by Harvard Business Review, the growth of IoT implementation is relatively small. One of the reasons is the benefit of IoT implementation for businesses is still unclear. One of the area which has been predicted to gain much benefits from IoT implementation is automotive. Implementation of IoT in a vehicle needs a specific device (i.e: OBD-II reader) which able to connect to internet. One of business fields which operate big numbers of vehicle is logistic company.
This research aimed to compile the benefits of OBD-II implementation as an IoT device to business, specifically for logistic company. The benefits were compiled using Value Proposition Design methodology. Primary data for this research was gathered from Systematic Literature Review and interview. Secondary data was gathered from study to company documents and literature review to relevant research.
The output of this research is expected to be a justification that OBD-II as an IoT device can give benefit to business. In other words, it can create a new business opportunity of using OBD-II as an IoT devices, specifically for logistic company."
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haloho, Deddy Fernando Wendry
"Budaya keselamatan (Safety Culture) adalah sub dari budaya organisasi/perusahaan yang digunakan untuk menyatakan suatu nilai (value), sikap (attitude) yang menjadi perilaku (behaviour), persepsi (perception), dan kepercayaan (belief) yang dimiliki dalam suatu perusahaan terkait aspek keselamatan. Konsep budaya keselamatan ini pertama kali dikemukakan setelah terjadinya ledakan pada reaktor nuklir chernobyl pada tahun 1986. Didalam laporan penelitian ini, penulis akan menganalisis terkait penerapan budaya keselamatan kerja di salah satu perusahaan minyak dan gas yaitu PT.JHH. Dari hasil review terhadap data kecelakaan kerja (2014-Jun 2018) di PT JHH terlihat adanya aspek perilaku tidak aman (Unsafe act) sebesar 63 % menjadi faktor yang dominan sebagai penyebab kecelakaan.
Dari hasil observasi lapangan juga terlihat dan diduga adanya perbedaan penerapan aspek budaya keselamatan diantara pekerja yang berada di lapangan dan di kantor, pekerja yang muda dan berpengalaman, pekerja permanent dan pekerja kontrak. Dari data-data ini lah yang menjadi perhatian penulis untuk dijadikan bahan penelitian didalam menganalisis profil budaya keselamatan kerja secara umum dan pada kategori pekerja-pekerja tersebut. Penelitian yang diaplikasikan dalam studi ini adalah penelitian mixed methods yaitu sebagian data akan dinilai secara kuantitatif dan sebagian lagi akan dinilai secara kualitatif.
Hasil penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif dengan kajian yang mendalam (in depth analysis) Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek budaya keselamatan ini yaitu dengan metode safety climate level (SCL) dan safety culture maturity model (SCMM). Metode SCL menggunakan media kuesioner yang disebar secara online dengan melibatkan 145 responden (20% populasi) dengan teknik stratified random sampling dan metode SCMM menggunakan teknik focus group discussion (FGD) yang melibatkan 103 responden. Hasil analisis dengan metode SCL didapatkan profil budaya pekerja secara umum adalah 8,07 dimana hal ini dapat diartikan bahwa persepsi pekerja terhadap nilai-nilai keselamatan sudah terinternalisasi dengan baik didalam diri pekerja baik sebagai individu, grup dan organisasi.
Hasil analisis dengan metode SCMM didapatkan profil budaya pekerja secara umum adalah 3,99 yaitu pada level proactive (3,5-4,4). Hal ini dapat diartikan adanya Keterlibatan pekerja secara aktif dan memberikan inisiatif di dalam pencegahan hal hal yang tidak diinginkan dan dalam meningkatkan aspek K3. Dari hasil perhitungan statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan penerapan budaya keselamatan kerja yang signifikan antara pekerja muda vs berpengalaman (Ï? (0,149) > 0,05), pekerja lapangan vs kantor (I(0,147) > 0,05), dan pekerja permanent dan kontrak (Ï (0,771) > 0,05).

Safety culture is a sub of organizational culture / company that is used to declare value , attitude that becomes behavior , perception, and belief that is owned in a company related safety. The concept of safety culture was first established after an explosion at the chernobyl nuclear reactor in 1986. In this research , the author will analyze the implementation of work safety culture in oil and gas companies, namely PT. JHH. Based on review of work accident data (2014-Jun 2018) there were 63% aspects of Unsafe act being the dominant factor as causes of accident.
Based on field observation, it is suspected that there were possible different implementation of work safety culture among these workers , young and experienced workers, permanent workers and contract workers, field workers and office workers. From these data, the author put attention to work on analyzing the profile of work safety culture in general and in the categories of workers. The research applied in this study is a mixed methods study, where some data will be calculated quantitatively and some will be interpreted qualitatively.
This study uses descriptive analysis with in-depth study. The method used to analyze aspects of this safety culture is the method of safety climate level (SCL) and safety culture maturity model (SCMM). The SCL method uses a questionnaire distributed online by involving 145 respondents (20% of the population) with stratified random sampling techniques and the SCMM method using Focus group discussion (FGD) techniques involving 103 respondents.
The results of the analysis with the SCL found that the profile of the work culture in general is 8.07 where it can be interpreted that workers` perceptions of the values of safety have been internalized well within workers both as individuals, groups and organizations. The results of the analysis with the SCMM found that the work culture profile in general is 3.99, which is at the proactive level (3.5-4.4). This can be interpreted as an active involvement of workers and providing initiatives in the prevention of things that are not desirable and in improving aspects of K3. From the results of statistical calculations it can be concluded that there is no difference in the application of a significant work safety culture between young vs. experienced workers (I (0,149) > 0,05), field vs. office workers (I (0,147) > 0,05) and permanent and contract workers (I(0,771) > 0,05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>