Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfahmi Ferdiansyah
"ABSTRAK
Adsorpsi Linear Alkylbenzene Sulfonate LAS menggunakan karbon aktif komersial berbahan baku tempurung kelapa dengan tiga merek berbeda: A Haycarb, B MC5, dan C grade teknis dari laboratorium dasar proses kimia telah dilakukan dengan hasil terbaik pada karbon aktif A yang memiliki luas permukaan sebesar 591 m2/g melalui metode analisis luas permukaan BET, serta persentase penurunan kadar LAS dalam air mencapai 89 removal dan qe kapasitas adsorpsi mencapai 44 mg/g. Analisis konsentrasi LAS dilakukan menggunakan metode MBAS. Variasi waktu kontak, konsentrasi awal LAS, dosis karbon aktif, dan ukuran karbon aktif juga dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penurunan kadar LAS dalam air dan kapasitas adsorpsi karbon aktif A mengadsorpsi LAS. Model kinetika adsorpsi pada eksperimen ini cenderung mengikuti model kinetika adorpsi pseudo-second-order, sedangkan model isoterm adsorpsi cenderung mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir.

ABSTRACT
Adsorption of Linear Alkylbenzene Sulfonate LAS on commercial activated carbon based on coconut shell with three different brands A Haycarb, B MC5, and C from laboratorium dasar proses kimia, technical grade have been conducted with best result on A activated carbon which has surface area 591 m2 g through BET surface area analysis, up to 89 LAS removal and qe 44 mg g. Analysis of LAS content is conducted by MBAS method. Variation of contact time, initial concentration of LAS, activated carbon dose, and adsorben size are performed to see the effect on LAS removal and adsorption capacity of A activated carbon. LAS adsorption on A activated carbon best described by the pseudo second order kinetic model and Langmuir isotherm model."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Tedjo
"Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia telah melakukan beberapa penelitian tentang kemampuan pendegradasian satu jenis mikroorganisme terhadap senyawa hidrokarbon tertentu. Untuk melanjutkan dan lebih mengembangkan penelitian sebelum-sebelumnya, dilakukan penelitian untuk menguji ketahanan dan keefektifan konsorsium bakteri (kultur campuran) dalam mendegradasi limbah produk petroldmia yang digunakan oleh masyarakat secara luas. Dalam penelitian ini digunakan jenis sampel kontaminan berupa surfactant sintetis Linear AlkylBenzene Sulfonate (LAS), yang banyak diaplikasikan dalam detergen pembersih. Sedangkan mikroorganisme yang digunakan adalah mikroorganisme konsorsium yang telah dikultur sendiri oleh LEMIGAS, yaitu Pseudomonas aeroginosa, Bacillus subtilis, Bacillus aglomerans. Bacillus cereus, Bacillus alvae. Pelaksanaan proses biodegradasi dilakukan selama 12 hari dengan medium Lockhead and Chase, pada temperatur ruang, kecepatan pengocokan tetap, dengan inokulum awal bakteri sebesar 1.59 x 108 CFU/mL. Sementara itu variasi konsentrasi awal LAS yang digunakan adalah 100,400,700,1000 dan 1500 ppm. Hasil yang diperoleh dan penelitian menunjukkan bahwa konsorsium bakteri yang digunakan dapat hidup dalam lingkungan LAS sampai 1500 ppm. Pertumbuhan dan penurunan chemical oxygen demand teriadi maksimum pada konsentrasi yang terkecil, yaitu 100 ppm. Di sini LAS dapat berfungsi sebagai sumber karbon namun juga dapat berisiko tinggi terhadap kelangsungan hidup beberapa jenis bakteri karena faktor penurunan tegangan permukaan. Hal ini menyebabkan konsorsium bakteri dengan jenis bakteri yang digunakan dalam penelitian ini dapat mendegradasi LAS, namun kurang efektif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini membahas tentang proses adsorpsi untuk mengeliminasi limbah surfaktan dengan karbon aktif. Surfaktan dipilih sebagai model polutan karena banyaknya pencemaran air akibat penggunaan surfaktan yang melimpah dari detergen, drilling mud pada pengeboran minyak, hingga industri bioteknologi dan mikroelektronik. Kemudian penelitian akan dilanjutkan untuk mendapatkan kecepatan minimum fluidisasi pada bioreaktor yang akan dirancang pada penelitian yang akan datang.
Surfaktan yang digunakan adalah Sodium Dodeayl Benzene Sulfonate branched yang dibuat dengan variasi konsentrasi = 400, 700, 1000, 1500 mg/L dan ditempatkan dalam labu erlenmeyer tertutup. Bioreaktor merupakan tabung kaca (L =30 cm, diameter = 2 cm) dengan unggun terfluidisasi Kondisi operasi penelitian ini adalah l atm dan 28,9°C, Percobaan dilakukan dengan sistem batch dimana pada tiap konsentrasi diamali fenomena adsorpsi hingga ekuilibrium. Kuantifikasi konsentrasi surfaktan dengan menggunakan pengukuran COD-kromat 0 - 1500 mg/L (metoda refluks tertutup, reagen “HANNA Instrument” HI 9375413-25 MR) dan tegangan permukaan (metoda cincin Platinum-Iridium 20, merk : “Kruss”).
Analisis dilakukan dengan membuat kurva kesetimbangan adsorpsi fasa padat (jumlah yang terserap/ massa karbon aktif, dC/m) dan cair (konsentrasi keselimbangan fasa cair, Ce), jumlah yang terserap terhadap waktu operasi, dan konsentrasi surfaktan terhadap tegangan permukaan.
Dari penelitian ini, terlihat bahwa kurva ketimbangan adsorpsi surfaktan akan naik (Ce : 0 - 533,-4 mg/L) kemudian konstan dengan kenaikan nilai Ce. Nilai konsentrasi misel kritis (CMC) surfaktan ABS : 533,4 mg/L, Konstanta kesetimbangan Freundlich (1/n) = 1,906 dan KF = 4.10-4 yang berlaku untuk Ce 252,561 - 481,682 mg/L. Waktu adsorpsi hingga jenuh : 24 jam. Keceparan fluidisasi minimum : 0,716 cm/s."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibrahim
"ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode elektrolisis Plasma untuk degradasi limbah
LAS. Metode elektrolisis plasma dapat digunakan untuk degradasi limbah organik
karena dapat memproduksi radikal hidroksil dalam jumlah besar. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas degradasi limbah
LAS menggunakan multi-reactor cascade sirkulasi semi-kontinu. Degradasi LAS
terbesar pada penelitian ini mencapai 81,91% dengan konsumsi energi sebesar
2227,34 kJ/mmol pada kondisi tegangan 600 V, konsentrasi KOH 0,03 M,
kedalaman anoda 0,5 cm dan menggunakan 3 reaktor selama 120 menit proses.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa degradasi LAS menggunakan multireactor
cascade sirkulasi semi-kontinu pada kondisi optimum belum dapat
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia dalam Kep-
51/MenLH/10/1995.

ABSTRACT
This research using Plasma Electrolysis method for degradation LAS waste.
Research plasma electrolysis for degradation of organic waste has been carried out.
Plasma electrolysis method can be used for degradation organic waste because this
method can produce large amounts hydroxyl radicals. The purpose of this research
is to increase the efficiency and effectiveness of the LAS waste degradation using
multi-reactor cascade with semi-continuous circulation system. The greastest LAS
degradation in this study up to 81.91% with 2227,34 kJ/mmol of the energy
consumption that is obtained by using 600 V of the voltage, 0.03 M of the KOH,
0.5 cm of the anode depth and using 3 reactor during 120 minutes of the process.
The results showe that degradation of LAS using multi-reactor cascade with semicontinuous
circulation system at the optimum condition can not fulfill quality
standards from Indonesia Government on Kep-51/MenLH /10/1995"
2016
T45703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
LAS (Linear Alkylbenzene Suffonates) adalah bahan dasar pembuat detergen yang paling banyak digunakan saat ini [24]. LAS juga banyak ditemukan pada cairan pembersih mobil, paling, pencuci tangan tanpa air (hand sanitizer), pembersih dalam industri maupun pabrik. Jika air yang tercernar LAS terminum oleh manusia maka akan menimbulkan gangguan pencernaan, necroscopy, dan akan menimbulkan iritasi pada kulit ataupun mata jika terkena tubuh bagian luar [11,20]. Mengingat pentingnya air bagi kehidupan manusia, maka proses pengolahan air menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.
Salah satu teknik baru yang sedang dikembangkan oleh Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia untuk mengolah air yang mengandung senyawa hidrokarbon seperti LAS adalah biobarrier. Biobarrier adalah penggabungan antara proses adsorpsi dan proses biodegradasi secara sirnultan. Proses ini akan dikembangkan menjadi biobarrier fluidisasi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk meninjau aspek adsorpsi saja. Pada penelitian ini akan diuji seberapa jauh efek adsorpsi karbon aktif terhadap LAS dengan memasukkan karbon aktif dalam jumlah yang sama ke larutan LAS dengan konsentrasi yang bervariasi (400, 550, 700, 850, 1000, 1150, 1300, dan 1500 ppm) pada proses batch. Metode analisa yang akan digunakan adalah analisa COD-kromat. Setelah itu sebagai data tambahan juga akan dihitung laju fluidisasi larutan LAS dan waktu breakthrough karbon aktif.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pengaruh waktu kontak terhadap adsorpsi LAS, pengaruh konsentrasi LAS terhadap tegangan permukaan, pengaruh konsentrasi awal LAS terhadap kapasitas adsorpsi, dankurva adsorpsi isotermis. Nilai konstanta kesetimbangan Freundlich yang didapatkan adalah 0,004906. Laju tluidisasi untuk larutan LAS yang melewati unggun karbon aktif ±0,716 cm/s clan waktu breakrhrough-nya kurang dari 1 menit.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nur Hidayati
"[Linear alkilbenzena sulfonat (LAS) adalah surfaktan dalam deterjen yang bersifat toksik terhadap organisme aquatik dan menurut Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 kadar maksimum surfaktan dalam air adalah sebesar 0,5 mg/L. Degradasi LAS dilakukan dengan adsorpsi yang disimultan dengan peranan biofilm dari bakteri Acinetobacter baumanii yang terbentuk di atas permukaan karbon aktif jerami. Acinetobacter baumanii terbukti dapat membentuk biofilm diatas karbon aktif jerami dalam nutrient broth (NB), hal ini dibuktikan dengan adanya EPS (Extracellular Polymer Substance) pada Uji SEM dan FTIR. Analisis penurunan konsentrasi LAS dilakukan dengan menggunakan teknik MBAS (methylene blue active substance). Pada penelitian ini dilakukan degradasi LAS dengan dua variasi yaitu pertama variasi konsentrasi LAS 10 ppm, 20 ppm dan 30 ppm serta kedua variasi massa karbon aktif jerami yaitu 60 g, 100 g dan 150 mg. Hasil percobaan menunjukkan bahwa degradasi dengan konsentrasi 20 ppm pada massa karbon 150 gram memberikan hasil persen degradasi yang lebih besar, mencapai 96% pada hari ke-4 diikuti oleh degradasi LAS dengan konsentrasi 10 ppm yang mencapai 95% dan terkahir konsentrasi 30 ppm mencapai 56,25%.
;Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) one of a kind surfactants in detergents and which is toxic to aquatic organisms, and according to Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 the maximum levels of surfactant in water are 0.5 mg/L. LAS degradation conducted by adsorption simultaneously with the role of bacteria Acinetobacter baumannii biofilms formed on the surface of activated carbons straw. Acinetobacter baumannii shown to form biofilms on activated carbon straw in nutrient broth (NB), proven by the EPS (Extracellular Polymer Substance) presence in SEM and FTIR test. Degradation Analysis of LAS concentration was conducted by MBAS (Methylene Blue Active Substance). This research conducted with two variations: first variation is LAS concentration there are 10 ppm, 20 ppm and 30 ppm, and a second variation of the mass of activated carbon straw which are 60 g, 100 g and 150 g. The results showed that the LAS degradation with concentration 20 ppm at 150 grams have percentage degradation higher, reached 96% on day 4 followed by 95% for 10 ppm and the last 30 ppm, that is 56,25%.
;Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) one of a kind surfactants in detergents and which is toxic to aquatic organisms, and according to Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 the maximum levels of surfactant in water are 0.5 mg/L. LAS degradation conducted by adsorption simultaneously with the role of bacteria Acinetobacter baumannii biofilms formed on the surface of activated carbons straw. Acinetobacter baumannii shown to form biofilms on activated carbon straw in nutrient broth (NB), proven by the EPS (Extracellular Polymer Substance) presence in SEM and FTIR test. Degradation Analysis of LAS concentration was conducted by MBAS (Methylene Blue Active Substance). This research conducted with two variations: first variation is LAS concentration there are 10 ppm, 20 ppm and 30 ppm, and a second variation of the mass of activated carbon straw which are 60 g, 100 g and 150 g. The results showed that the LAS degradation with concentration 20 ppm at 150 grams have percentage degradation higher, reached 96% on day 4 followed by 95% for 10 ppm and the last 30 ppm, that is 56,25%.
, Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) one of a kind surfactants in detergents and which is toxic to aquatic organisms, and according to Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 the maximum levels of surfactant in water are 0.5 mg/L. LAS degradation conducted by adsorption simultaneously with the role of bacteria Acinetobacter baumannii biofilms formed on the surface of activated carbons straw. Acinetobacter baumannii shown to form biofilms on activated carbon straw in nutrient broth (NB), proven by the EPS (Extracellular Polymer Substance) presence in SEM and FTIR test. Degradation Analysis of LAS concentration was conducted by MBAS (Methylene Blue Active Substance). This research conducted with two variations: first variation is LAS concentration there are 10 ppm, 20 ppm and 30 ppm, and a second variation of the mass of activated carbon straw which are 60 g, 100 g and 150 g. The results showed that the LAS degradation with concentration 20 ppm at 150 grams have percentage degradation higher, reached 96% on day 4 followed by 95% for 10 ppm and the last 30 ppm, that is 56,25%.
]"
2015
S59374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilfi Finasthi Kusuma Putri
"Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang efektif digunakan dalam mendegradasi limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan sistem s-CGDE maupun m-CGDE dalam mendegradasi limbah LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate). Anoda yang digunakan berupa tungsten, sedangkan katoda yang digunakan berupa stainless steel SS-304. Larutan elektrolit yang digunakan berupa NaOH 0,02 M. Variabel proses dalam penelitian ini antara lain tegangan listrik, kecepatan pengadukan serta pengunaan lebih dari 1 anoda. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indikator produksi OH radikal menggunakan metode titrasi iodometri, dan pengukuran asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah hingga 0,08 mg/L yakni tegangan listrik 700 V, kecepatan pengadukan sebesar 1000 rpm dan penggunaan 3 buah anoda. Konsentrasi H2O2 dan konsumsi energi listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah yaitu 2,1025 mmol dan 1502,31 kJ/mmol.

Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is one of plasma electrolysis technology which is effective for waste degradation. The aim of this research is to apply s-CGDE and m-CGDE in LAS degradation. Anode which is used on this research is made from tungsten and for the cathode from stainless steel (SS-304). NaOH 0,02 M as an electrolyte solution. Another variation are voltage variable on 600 V and 700 V, mixing speed variable, also multi anode variable. Some tests on this research are MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as indicator of OH radical, and permangometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variable which result lowest of LAS concentration to 0,08 mg/L are 700 V of voltage, 1000 rpm of mixing speed, and using three anodes. H2O2 concentration and energy consumption of degradation which result those LAS concentration are 2,1025 mmol and 1502,31 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Haidi Ramdhony
"Pada penelitian nanofluida yang dilakukan akhir-akhir ini molekul Carbon Nanotube (CNT) merupakan salah satu molekul nano yang sering digunakan, hal ini karena CNT memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi dan memiliki karakterisasi yang unggul, CNT sendiri dibagi menjadi dua jenis berlapisan tunggal atau single-walled CNT (SWCNT) dan multi-walled (MWCNT). Dalam penelitian ini menggunakan MWCNT as-received yang dikarakterisasi dengan menggunakan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) dan Scanning Electron Microscope (SEM). Nanofluida berbasis CNT disintesis dengan menambahkan konsentrasi CNT sebesar 0,1%, 0,3%, dan 0,5% serta surfaktan sodium dodecylbenzenesulfonate (SDBS) sebanyak 10%, 20%, dan 30% pada fluida dasar yaitu air distilasi yang kemudian didispersikan menggunakann alat ultrasonikasi selama 15 menit. Kemudian nanofluida akan dikarakterisasi nilai zeta potensial dan konduktivitas termalnya di suhu ruang (25oC). nanofluida sebanyak 100ml yang sudah dikarakterisasi kemudian akan digunakan untuk proses quenching atau perlakuan panas pada baja S45C, sebelumnya baja S45C sudah diaustenisasi di suhu 900oC. Baja S45C hasil perlakuan panas akan dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik dan rockwell hardness C. Penambahan konsentrasi CNT tanpa surfaktan pada nanofluida menaikan konduktivitas termal nanofluida, namun penambahan surfaktan konsentrasi tinggi (10%, 20%, dan 30%) pada nanofluida menurunkan konduktivtas termal nanofluida. Nilai zeta potensial dari nanofluida meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi surfaktan, zeta potensial dapat mengukur stabilitas nanofluida. Hubungan konduktivitas termal dan kekerasan baja S45C hasil perlakuan panas menggunakan nanofluida tidak dapat dihubungkan secara linier walaupun terlihat tren semakin tinggi konduktivitas termal, maka nilai kekerasan akan semakin tinggi. Hal tersebut terjadi karena proses perlakuan panas dilakukan di temperatur tinggi yang dapat mempengaruhi stabilitas nanofluida. Mikrostruktur Baja S45C hasil perlakuan panas dengan media quench dengan konsentrasi SDBS 0% hingga 10% memiliki mikrostruktur yang didominasi martensite, sedangkan untuk konsentrasi SDBS 20-30% mikrostruktur baja didominasi dengan pearlite, ferrite dan sedikit widmanstätten ferrite.

In recent nanofluid research, Carbon Nanotube (CNT) are one of the nano-molecules that are often used in studies, this is because CNT’s have a high thermal conductivity value and have superior characterization. There are two kinds of CNT, Single-walled CNT (SWCNT) and multi-walled (MWCNT). In this study, the as-received MWCNT is characterized by using Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) and Scanning Electron Microscope (SEM). CNT-based nanofluids were synthesized by adding 0.1%, 0.3%, and 0.5% CNT and as much as 10%, 20%, and 30% surfactant sodium dodecylbenzenesulfonate (SDBS) in the base fluid, namely distilled water which was then dispersed. using ultrasonication tool for 15 minutes. Then the nanofluid will be characterized by its zeta potential value and thermal conductivity at room temperature (25oC). 100ml of nanofluid that has been characterized will then be used for the quenching process or heat treatment on S45C steel, previously S45C steel has been austenized at 900oC. Heat treated S45C steel will be characterized using an optical microscope and rockwell hardness C. The addition of CNT concentrations without surfactants in nanofluids increased the thermal conductivity of nanofluids, but the addition of high concentrations of surfactants (10%, 20%, and 30%) in nanofluids decreased the thermal conductivity of nanofluids. The zeta potential value of nanofluids increases with increasing surfactant concentration, the zeta potential can measure the stability of nanofluids. The relationship between thermal conductivity and hardness of the heat treated S45C steel cannot be linearly related, although the trend is that the higher the thermal conductivity, the higher the hardness value. This happens because the heat treatment process is carried out at high temperatures which can affect the stability of the nanofluid. The microstructure of the heat treated S45C steel with nanofluids quenchant with a concentration of 0% to 10% SDBS has a predominantly martensite microstructure, while for an SDBS 20-30% concentration the steel microstructure is dominated by pearlite, ferrite and a little widmanstätten ferrite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irine Ayu Febiyanti
"Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) merupakan senyawa organik yang terkandung dalam limbah deterjen. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan teknologi elektrokimia plasma yang menghasilkan radikal hidroksil (?OH) dalam jumlah besar dan dapat digunakan untuk mendegradasi LAS. Penelitian ini dilakukan untuk degradasi LAS menggunakan reaktor Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) sistem sirkulasi dan penambahan ion Fe2+ serta untuk mempelajari pengaruh jumlah anoda dan penambahan ion Fe2+ terhadap degradasi LAS. Penambahan jumlah anoda pada reaktor M-CGDE dapat meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi tertinggi sebesar 100 % dalam waktu 120 menit menggunakan 3 anoda. Penambahan ion Fe2+ dapat menekan rekombinasi ?OH menjadi H2O2 dan meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi LAS tertinggi sebesar 99,28 % selama 60 menit menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L. Nilai COD mengalami penurunan dari 290,02 mg/L menjadi 189,95 mg/L setelah proses CGDE menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L selama 120 menit. Selama proses degradasi LAS dihasilkan senyawa asam oksalat yang merupakan salah satu senyawa intermediet hasil degradasi LAS.

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) is an organic compound which is commonly found in the detergent waste. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a plasma electrochemical technology that produces hydroxyl radical (?OH) in large quantities and can be used for LAS degradation. This study has been conducted to degrade LAS using Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) circular system and the adding of Fe2+ ions, and to establish the influence of anode number and the adding of Fe2+ ion toward the degradation of LAS. Increasing the number of anode on M-CGDE reactor can increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 100% during 120 minutes using three anodes. The adding of Fe2+ ions can suppress ?OH recombination into H2O2 and increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 99,28% during 60 minutes using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L. COD value has decreased from 290,02 mg/L to 189,95 mg/L after CGDE process using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L during 120 minutes. It was confirmed that oxalic acid which is one of intermediate product was produced during LAS degradation process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Luthfi Mahar
"Polyanilin (PANi) adalah salah satu jenis polimer konduktif yang masih mendapat perhatian besar dan menjadi subjek investigasi intensif sampai saat ini. Dalam studi ini, PANi disintesis melalui metode reaksi polimerisasi oksidatif kimia. Sampel untuk penyelidikan dipersiapkan melalui penggunaan surfaktan dengan tiga variasi yaitu, larutan reaksi tanpa menggunakan surfaktan, dengan menggunakan surfaktan sodium octylsulfate atau SOS (NaC8H17SO4) dan sodium dodecylsulfate atau SDS (NaC12H25SO4) masing-masing dengan konsentrasi 1%. Selama proses polimerisasi, data pH, viskositas, densitas, dan suhu larutan diukur secara berkala. Hasil dari reaksi adalah serbuk PANi basa emeraldin atau PANi-EB yang kemudian didoping dengan HClO4 untuk memperoleh sifat konduktivitas listrik. Semua PANi yang disintesis dievaluasi oleh FTIR, TGA, DSC, PSA dan FPP. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perpanjangan rantai karbon surfaktan tidak berkontribusi banyak terhadap peningkatan nilai konduktivitas listrik. Perpanjangan rantai karbon surfaktan hanya memengaruhi distribusi ukuran partikel. PANi konduktif dengan penambahan 1% SDS memiliki distribusi ukuran partikel dengan ukuran partikel rata-rata ~ 191 nm dan PANi konduktifif dengan penambahan 1% SOS memiliki ukuran partikel rata-rata 291 nm. Kedua nilai ini jauh lebih halus dibandingkan dengan nilai ukuran rata-rata partikel PANi bebas surfaktan (~ 723 nm). Konduktivitas listrik PANi / SOS 1% dan PANi / SDS 1% setelah didoping dengan HClO4 masing-masing adalah 1,16 S/cm dan 1,12 S/cm.

Polyaniline (PANi) is one type of conductive polymers which still receive large attentions and being a subject of intensive investigation up to date. In this study, PANi was synthesized by a chemical oxidative polymerization reaction method. Samples for under investigation were prepared through three fixed variations during polymerization reactions respectively, using no surfactants, with surfactants of sodium octylsulfate SOS (NaC8H17SO4) and sodium dodecylsulfate SDS (NaC12H25SO4) of 1% concentration. During the polymerization process data of pH, viscosity, density and temperature of solutions were collected periodically. The result of the reaction is an emeraldine base PANi or PANi-EB, which was then doped with HClO4 for obtaining the electrical conductivity property. All synthesized PANi were evaluated by FTIR, TGA, DSC, PSA and FPP. The research work of current study concluded that the extension of carbon chain of the surfactant did not contribute much the increase in conductivity values. The extension of the surfactant carbon chain only affected the particle size distribution. Conductictive PANi with the addition of 1% SDS has a particle size distribution with a mean particle size ~ 191 nm and that of 1 % SOS has a mean particle size ~ 291 nm, which are much finer than that of 291 nm of PANi free of surfactant (~ 723 nm). The electrical conductivity of PANi / SOS 1% and PANi / SDS 1% after doped with HClO4 were respectively 1.16 S/cm and 1.12 S/cm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>