Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haries Setiadi Adriansyah
"ABSTRACT
Unit Pengolahan Sampah UPS Merdeka 2 merupakan tempat pengolahan sampah organik yang terletak di Depok, Jawa Barat. UPS juga menghasilkan air lindi yang berasal dari sampah organik yang berpotensi mencemari air tanah dangkal sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah masuk dan komposisi sampah di UPS, karakteristik air lindi yang dihasilkan sampah, serta kualitas air tanah disekitar UPS dengan parameter pH, suhu, BOD, COD, Nitrit, Nitrat, Amonia, KMnO4, Besi Fe, dan Fecal Coliform. Kualitas air tanah dianalisis dengan mengetahui tingkat pencemaran berdasarkan indeks pencemar dan hubungan dengan variasi jarak dari UPS. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah sampah yang masuk ke UPS sebesar 0,954 ton/hari volume rata-rata sampah 1449,20 liter/hari. Kemudian dengan komposisi sampah organik sebesar 93,4 dan non-organik sebesar 6,4. Kemudian kualitas air lindi di UPS menunjukan parameter pH, suhu, BOD dan COD melebihi batas baku mutu. kualitas air tanah dangkal di sekitar UPS dapat dilihat bahwa nilai rata-rata parameter pH, BOD, COD, Nitrat, masih berada diatas baku mutu dan rata-rata parameter lain masih berada di batas baku serta tidak terlihat hubungan yang signifikan antara variasi jarak dengan kualitas air tanah. Dapat disimpulkan bahwa indeks pencemar air tanah dangkal penduduk tergolong cemar ringan hingga cemar sedang.

ABSTRACT
Waste Processing Unit UPS Merdeka 2 is an organic waste processing facility located in Depok, West Java. UPS also produces leachate that comes from organic waste has potential to pollute surrounding shallow groundwater. Purpose of this research is to know the amount of solid waste and solid waste composition at UPS, leachate characteristic, and ground water quality around UPS with pH, temperature, BOD, COD, Nitrite, Nitrate, Ammonia, KMnO4, Fe and Fecal Coliform. Groundwater quality was analyzed by knowing pollution levels based on pollutant index and relation with distance variation from UPS. Results showed that the amount of waste that goes into the UPS is 0.954 ton day the average volume of waste is 1449.20 liters day. Then with the composition of organic waste of 93.4 and non organic by 6.4. Then leachate water quality at UPS shows the parameters of pH, temperature, BOD and COD exceed the quality standard. shallow groundwater quality around the UPS can be seen that the average value of pH, BOD, COD, Nitrate parameters is still above the standard and the average of other parameters is still within the standard limit and there is no significant relationship between the distance variation and the quality groundwater. Then the polluted groundwater pollutant index is classified as mild pollutants. "
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caysa Ardi Bimantara
"Kota Depok menghasilkan timbulan sampah sebesar 3764 m3/hari yang semakin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan wawancara dengan pihak UPS, selama ini pengolahan kembali material sampah seperti botol bekas, logam, dan karet belum dilakukan sehingga sampah tersebut terkadang menjadi residu dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Memanfaatkan sampah untuk menghasilkan renewable energy merupakan alternatif lain pengolahan sampah yang akan meningkatkan nilai ekonomis sampah dan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Produksi Refuse Derived Fuel (RDF) didesain untuk mengubah fraksi sampah yang mudah terbakar dari limbah padat perkotaan untuk dijadikan bahan bakar. Oleh karena itu perlu diketahui berapa potensi nilai kalor dari UPS di Kota Depok.
Potensi nilai kalor dari UPS diketahui dengan meneliti komposisi sampah, karakteristik sampah, potensi nilai kalor dari sampah dan jenis polimer sampah plastik. Karakteristik sampah yang diperiksa adalah kadar air dan kadar abu untuk jenis sampah RDF yang didapat melalui uji laboratorium. Potensi nilai kalor sampah didapatkan dengan metode penghitungan menggunakan nilai kalor dari referensi.
Hasil penelitian membuktikan belum semua jenis sampah memenuhi standar kadar air dan kadar abu untuk dijadikan RDF. Sampah plastik yang berada di UPS terdiri dari PET, PP, HDPE dan PS berdasarkan hasil identifikasi. Potensi nilai kalor dari UPS Grogol sebesar 86250.68 MJ/minggu atau 21.96 MJ/kg, UPS Permata Regency memiliki potensi nilai kalor sebesar 54841.11 MJ/minggu atau 23.36 MJ/kg dan UPS Cilangkap memiliki potensi nilai kalor sebesar 20346.4 MJ/minggu atau 23.18 MJ/kg.

Average waste generation in Depok is 3764 m3/day and still increase every year. Based on the interviews with the managers of UPS, all this time re-processing of waste material like bottles, metals, and rubbers has not been done so that sometimes it can be the residual waste and disposed of to the Final Waste Disposal (TPA). Utilizing the waste to produce renewable energy is an alternative waste treatment that will increase the economic value of waste and reduce fossil fuel usage. Refuse derived fuel (RDF) production is designed to divert combustible fractions from municipal solid wastes (MSW) to produce fuel.
Therefore it is necessary to know how the potential heating value of the UPS in Depok. Potential heating value of the UPS is known by examining the composition of waste, waste characteristics, potential calorific value of waste and the type of polymer plastic waste. The examined characteristics was moisture content and ash content for RDF. It was obtained through laboratory testing. The heating value potential of waste was obtained by the method of calculation using the reference calorific value.
This research proves that not all types of waste suitable with moisture content and ash content standard to be used as RDF. Based on the identification, plastic waste in the UPS consists of PET, PP, HDPE and PS. The heating value potential of the UPS Grogol is 86250.68 MJ/week or 21.96 MJ/kg, UPS Permata Regency has the potential heating value of 54841.11 MJ/week or 23:36 MJ/kg and UPS Cilangkap has the potential heating value of 20346.4 MJ/week or 23:18 MJ/kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42051
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amirah
"ABSTRAK
Air tanah sebagai sumber daya alami yang dapat diperbarui juga perlu dilindungi dari pencemaran. Salah satunya jenis pencemarnya adalah penimbunan sampah yang terlalu dekat dengan sumber air tanah. Sampah yang dibuang ke TPS secara tidak beraturann akan menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari air tanah yang dikonsumsi oleh warga di sekitar TPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi Amonia (NH3), Fosfat (PO4), Nitrat (NO3), Nitrit (NO2), zat organik (KMnO4), dan pH air tanah yang berasal dari air lindi, pada berbagai jarak dari TPS Batu Ampar, serta mengidentifikasi pengaruh kontaminasi sampah terhadap air tanah tersebut. Dari penelitian, didapatkan hasil bahwa sebagian besar konsentrasi pencemar pada jarak 5 m, 15 m, 30 m, 50 m, 75 m, dan 100 m dari TPS masih memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan oleh PP RI No.82 Tahun 2001 dan PERMENKES RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, namun konsentrasi amonia pada titik 0 m dan nilai pH pada titik 15 m, 50 m, 75 m, dan 100 m dari TPS tidak memenuhi baku mutu. Serta pengaruh jarak sumber air tanah dari TPS terhadap kulitas air tanah tidak erat karena ada berbagai faktor lain yang juga turut serta mempengaruhi kualitas air tanahnya.

ABSTRACT
Groundwater as a renewable natural resource needs to be protected from contamination. One of the pollutants is the landfill that is too close to the groundwater sources. Garbage that discharged into the landfill (TPS) that not sanitary will produce wastewater that could contaminate groundwater consumed by residents in the surrounding TPS. This study aims to determine the concentration of ammonia (NH3), Phosphate (PO4), nitrate (NO3), nitrite (NO2), organic substances (KMnO4), and pH in groundwater from at various distances from TPS Batu Ampar, and also identifying the effects of waste on groundwater. From the research results obtained, most of the concentration of pollutant at a distance of 5 m, 15 m, 30 m, 50 m, 75 m, 100 m from the TPS are still meet the standards defined quality in RI PP No.82 of 2001 and the Health Minister of Republic of. 492/MENKES/PER/IV/2010/. But concentration of ammonia a point 0 m and pH value at point 15 m, 50 m, 75 m, and 100 m from TPS does not meet quality standards. And the influence of groundwater sources range from TPS for groundwater quality is not strong as there are various other factors also affect the quality of groundwater."
2012
S42106
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent
"Analisis dan Optimasi Kinerja Bank Sampah dan Unit Pengolahan Sampah UPS Dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Beji Depok. Timbulan sampah Kota Depok terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Peningkatan timbulan sampah membuat kondisi TPA Cipayung tidak mampu lagi menampung sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kota Depok. Upaya yang dilakukan pemerintah Kota Depok dalam menangani hal tersebut adalah dengan membangun UPS Unit Pengolahan Sampah. Kondisi tersebut juga menggerakkan masyarakat untuk membangun bank sampah sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai recycling rate dan recovery rate dari bank sampah dan UPS serta timbulan dan karakteristik sampah di Kelurahan Beji. Selain itu dilakukan pula peninjauan manfaat ekonomi langsung dari dua model pengelolaan sampah yaitu bank sampah dan UPS serta optimasi kedua model pengelolaan tersebut dengan menggunakan analisis SWOT. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah yang sesuai dengan SNI 19 3964 1994 serta menggunakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian sebelumnya ataupun yang berasal dari para stakeholder yang bersangkutan.
Penelitian ini memberikan hasil berupa nilai recycling rate dan recovery rate dari bank sampah yang nilainya sama yaitu 0 17 Nilai recycling rate dan recovery rate dari UPS adalah sebesar 7 7 dan 53. Keuntungan dari penjualan material daur ulang oleh bank sampah adalah sebesar Rp 4 055 560 00 tahun sedangkan perhitungan keuntungan penjualan material daur ulang di UPS tidak dilakukan. Melalui optimasi secara analisis SWOT diperoleh strategi S O yang disarankan untuk mengoptimasikan kedua jenis pengolahan sampah tersebut. Pengurangan sampah yang masuk ke TPA dapat dilakukan dengan meningkatkan participation rate dari bank sampah dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan sampah di UPS dengan batas maksimal 30m3 hari juga dapat membantu mengurangi sampah yang masuk ke TPA.

Analysis and Optimization of Waste Bank and Material Recovery Facility Performance In Solid Waste Management at Beji Sub district City of Depok. The amount of waste in Depok is undoubtedly increasing each passing year in line with the growing number of its population. This leads to the insufficiency of space in Cipayung landfill site In order to solve the problem of insufficient space the local government has developed a unit named MRF. Meanwhile the community is attempting to build a waste bank on their own to reduce their own waste.
The objectives of this research are to determine the value of recycling rate and recovery rate of waste banks and MRF as well as waste characteristics in Beji sub district. Moreover this research also attempts to observe direct economic benefits along with the optimalization of the two models through SWOT analysis. The data of this research were collected through the measurement of waste generation and composition in accordance with SNI 19 3964 1994.
This research revealed that the value of recycling rate and recovery rate is 0 17 for waste bank while the value for MRF is 7 7 and 53. The profit gained through the sale of recycled materials from waste bank is approximately Rp4 055 560 00 year However the sale for MRF is not calculated. The S O strategy gained through SWOT analysis could be used to optimalize both models. Furthermore the reduction of waste in landfill site could be achieved by increasing the participation rate of waste bank supported by the socialization to the community. The research showed that the waste processing in MRF with the maximum value of 30m3 day was able to reduce the amount of waste in the landfill site.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Agung Kurniawan
"Salah satu permasalahan lingkungan hidup kota Depok adalah kondisi TPA Cipayung telah mengalami overload dalam menampung sampah Kota Depok. Maka dari itu, Pemerintah Kota Depok membangun unit pengolahan sampah UPS sebagai upaya pengelolaan sampah, salah satunya adalah UPS TPA Hanggar 4. Untuk mengetahui kinerja UPS tersebut, perlu dilakukan suatu studi mengenai efektivitas dan efisiensi berkaitan proses kerja di UPS tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah 1 mengidentifikasi proses kerja 2 mengidentifikasi aliran material 3 menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas, dan 4 menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi UPS TPA Hanggar 4. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto yang meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak diberi perlakuan oleh peneliti ataupun dimanuplasi dan penelitian eksperimental dilakukan dengan percobaan di lapangan dan percobaan di laboratorium. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, serta pengujian laboratorium. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proses kerja UPS TPA Hanggar 4 terdiri dari pengangkutan sampah, proses pemilahan, proses pencacahan, proses pengomposan dengan open windrow, proses pengayakan, dan proses pengemasan/penyimpanan, aliran material kinerja. Berdasarkan perhitungan aliran material, dengan jumlah sampah yang masuk ke UPS sebanyak 24.867 kg, jumlah sampah organik yang dikomposkan adalah 24.465 kg 98,58 dan jumlah sampah anorganik yang dibuang ke TPA Cipayung sebanyak 402 kg 1,62 serta jumlah kompos yang dihasilkan 7.339,5 kg 29,52. UPS ini efektif untuk mengurangi sampah yang dibuang ke TPA sebanyak 97,88 0,585 dari sampah yang masuk ke UPS. Kompos yang dihasilkan memenuhi 4 parameter pada SNI 19-7030-2004 dan 2 parameter pada Peraturan Menteri Pertanian No.70 Tahun 2011. Berdasarkan pemenuhan kriteria teknis, UPS ini telah memenuhi 4 dari 5 kriteria pada Peraturan Menteri PU RI No. 3 Tahun 2013 dan memenuhi 5 dari 5 kriteria pada Peraturan Daerah Kota Depok No.5 Tahun 2014. UPS TPA Hanggar 4 telah telah memenuhi 62,17 dari kapasitas desain. Dari aspek efisiensi, laju pemulihan sampah pada UPS ini adalah 94,71 dan laju daur ulang yaitu 0,25 sehingga cocok untuk proses pengomposan namun memiliki tingkat efisiensi yang rendah dalam pelaksanaan waktu kerja oleh kelompok pekerja, yaitu hanya sebesar 64,83 dari waktu kerja per hari.

One of the waste management issues in Depok City is TPA Cipayung rsquo s capacity has been exceeded. To overcome the problem, Depok City Government built Material Recovery Facility MRF, and one of them is UPS TPA Hanggar 4. To determine the MRF performance, it is necessary to do a research on the effectiveness and efficiency of the work process. The objectives of this research are 1 to identify work process 2 to identify the material flow 3 to analyze the factors affecting the effectiveness and 4 to analyze the factors affecting the efficiency rate of TPA Hanggar 4 Cipayung. This research is an ex post facto research that examine causal relationships that are not treated by researchers or manipulated and experimental research conducted by field experiments and laboratory experiments. The data were collected by observation, interview, and laboratory experiments. The results of this research show that the work process of UPS TPA Hanggar 4 consists of waste transportation, sorting process, shredding process, open windrow composting, sieving process, and packaging storage process. Based on the calculation of material flow, with the amount of waste input to UPS is 24,867 kg, the amount of composted organic waste is 24,465 kg 98,58, the amount of inorganic waste disposed to TPA Cipayung is 402 kg 1,62, and the amount compost produced is 7.339,5 kg 29.52. UPS is shown effective to reduce waste disposed to landfill as much as 97,88 0,585 from the waste input amount. The compost produced fulfills 4 parameters in SNI 19 7030 2004 and 2 parameters in Minister of Agriculture Regulation No.70 of 2011. Based on the fulfillment of technical criteria, UPS has fulfilled 4 of 5 criterias in Minister of Public Works Regulation RI No. 3 of 2013 and 5 of 5 criterias in Depok City Regional Regulation No.5 of 2014. UPS TPA Hanggar 4 has fulfilled 62.17 of the design capacity. From the efficiency aspect, the recovery rate of waste is as high as 94.71 and the recycling rate is 0.25, making it suitable for the composting process but has low efficiency rate in the implementation of working time by the worker group, that is only 64.83 of working time per day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Benedictus
"ABSTRAK
Timbunan sampah di Kota Depok terus mengalami peningkatan yang
dipicu oleh semakin besarnya jumlah penduduk Kota Depok. Selain itu tingkat
perekonomian yang terus meningkat juga mengakibatkan tingkat konsumsi yan
bertambah besar. Namun, dengan jumlah yang terus meningkat tidak diiringi
dengan sistem penanganan yang baik dan terpadu. Dengan berlandaskan kepada
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah,
pemerintah Kota Depok mulai mengembangkan pengolahan sampah terpadu
dengan membangun unit pengolahan sampah (UPS). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat efektifitas UPS dalam mengurangi jumlah sampah serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang
disajikan secara deskriptif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
survey lapangan dan pengukuran terhadap sampel-sampel yang diambil serta
wawancara langsung para pekerja di lapangan. Hasil penelitian menunujukkan
bahwa UPS Gunadarma memiliki tingkat efektifitas sebesar 45%, sedangkan UPS
Merdeka 2 memiliki tingkat efektifitas sebesar 59%. Selain itu diketahui pula
bahwa faktor proses pengolahan, pekerja, peralatan dan perlengkapan kerja, serta
jumlah dan komposisi sampah yang diterima dapat mempengaruhi tingkat
efektifitas UPS dalam mengurangi jumlah sampah.

ABSTRACT
Waste generation in Depok city increases rapidly,which is triggered by the
increase of the population. Furthermore the increase of economic level also makes
consumtive level increase. However, the increase of waste generation is not
supported by a good and integrated handling system. Based on Law No.18 Year
2008 About waste management, Depok city government began to develop
integrated solid waste management by developing solid waste handling facilities
(UPS). This research was conducted to determine the effectiveness rate of UPS in
reducing waste and factors
The research use quantitative and qualitatavie approaches and presented in
a descriptive way. This research conducted using survey method, sample
measurement, and direct interview of the UPS workers. The results show that the
effectiveness rate of UPS Gunadarma, while the effectivenees rate of UPS
Merdeka 2 is 59%. Besides it shown that processing, human resource, equipment,
amount and composition of waste can affect the effectiveness rate of UPS in
reducing waste."
2010
S50629
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Majid
"Pemerintah Kota Depok melalui Peraturan Walikota Depok No. 46 Tahun 2016 telah mencanangkan adanya pengoperasian Unit Pengolahan Sampah (UPS) sebagai bentuk dari penanganan sampah organik di Kota Depok. Namun pada tahun 2016 daya dukung UPS Kota Depok hanya sebesar 0,26. Hal ini pun mendorong adanya upaya optimasi UPS untuk meningkatkan upaya pengelolaan sampah
organik menjadi lebih efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan optimasi UPS periode 2018–2028 dengan berdasarkan pada jumlah sampah organik yang masuk ke UPS, dengan beberapa langkah: melakukan proyeksi timbulan sampah Kota Depok, proyeksi komposisi sampah organik Kota Depok, pemetaan potensi timbulan sampah untuk seluruh wilayah di Kota Depok,
pemetaan wilayah pelayanan UPS, analisis daya dukung serta potensi optimasi UPS. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan studi kepustakaan untuk memperoleh data primer dan sekunder. Proyeksi timbulan sampah dilakukan dengan menggunakan SNI 3242:2008 Proyeksi komposisi timbulan sampah dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak LCA IWM Prognosis Tools TU Darmstadt. Pemetaan potensi timbulan sampah Kota Depok
dan pemetaan wilayah pelayanan UPS dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcMap 10.6. Analisis daya dukung pengolahan sampah organik di UPS dilakukan berdasarkan perbandingan antara jumlah sampah yang memasuki UPS dengan kapasitas pengolahan yang dimiliki oleh masing-masing UPS. Analisis potensi optimasi UPS dilakukan dengan menghitung tambahan jumlah timbulan sampah yang masih dapat ditambahkan ke UPS. Proyeksi timbulan sampah Kota
Depok untuk periode 2018–2028 adalah sebesar 2.044,44 ± 162,62 ton/hari. Lalu, persentase komposisi sampah organik terhadap jenis sampah lain pada periode tersebut sebesar 44%, dan kenaikan tren jumlah timbulan sampah organik adalah sebesar 3,9% untuk setiap tahunnya. Adapun persentase komposisi sampah kertas
sebesar 4%, sampah plastik sebesar 8%, sampah logam sebesar 2%, sampah kaca sebesar 2%, dan sampah residu sebesar 39%. Dari hasil pemetaan potensi timbulan sampah periode 2018–2028, diketahui bahwa kecamatan Sukmajaya (85.057,22– 125.076,22 ton/tahun) dan kecamatan Cimanggis (88.721,84–130.946,67 ton/tahun) menjadi kecamatan dengan jumlah timbulan sampah paling banyak dibandingkan dengan kecamatan lain. Kecamatan Limo pun menjadi kecamatan dengan jumlah timbulan sampah paling sedikit, dengan besar timbulan berkisar 32.403,81 hingga 48.405,30 ton/tahun. Lalu dari hasil pemetaan wilayah pelayanan
UPS, diketahui bahwa UPS Cilangkap 10 memiliki wilayah pelayanan paling luas (2,900 km2) dan UPS Duren Mekar memiliki wilayah pelayanan paling kecil (0,025 km2). UPS di Kota Depok secara keseluruhan masih memiliki tingkat utilitas yang rendah dengan persentase sebesar 14,4 ± 2,1% apabila mengacu pada kapasitas desain UPS dalam Masterplan dan sebesar 24,0 ± 3,6% apabila mengacu pada kapasitas maksimum mesin pencacah UPS. Bentuk optimasi pelayanan UPS dapat dilakukan dengan melakukan penambahan jumlah sampah untuk diolah pada UPS dengan utilisasi rendah, penambahan jumlah unit UPS maupun dengan mengaktifkan kembali UPS-UPS yang sebelumnya tidak aktif. Optimasi dengan
meningkatkan utilisasi UPS dapat dilakukan dengan menambah sampah organik sebesar 128,432 ton/hari (bila mengacu pada kapasitas desain UPS) atau 68,432 ton/hari (bila mengacu pada kapasitas maksimum mesin pencacah di UPS).

The Government of Depok through the Mayor Regulation of Depok No. 46 year 2016 has proclaimed the operation of Waste Treatment Units (WTUs) as a form of handling organic waste in Depok. In 2016, the carrying capacity index of Depok City’s WTUs was only 0,26. This statement encourages the WTU optimization
efforts based on the amount of organic waste that can be added to increase organic waste management to be more effective and efficient. This study aims to plan WTU optimization in 2018-2028 based on the amount of organic waste entering the WTU, with several steps: projecting the generation of Depok City solid waste, projecting the composition of organic waste of Depok City, mapping the potential of solid waste generation for all regions in Depok City, mapping of WTU service areas, doing carrying capacity analysis and WTU optimization potential. The methods used in this study are observations and literature studies to retrieve primary and secondary data. Projecting solid waste generation is carried out using SNI 3242: 2008 method. Projecting solid waste composition is done using LCA IWM Prognosis Tools TU Darmstadt software. Mapping the potential of Depok City waste generation and mapping of UPS service areas is done using ArcMap 10.6 software. The analysis of the carrying capacity of organic waste processing at each WTU is carried out based on a comparison between the amount of waste entering the WTU and the processing capacity owned by each WTU. The potential for WTU optimization is based on optimization capacity, which is an additional amount of waste generation that can still be added to the WTU. The projected solid waste generation for the period 2018–2028 is 2,044.44 ± 162.62 tons/day.. Then, the percentage of organic waste composition against other types of waste during the period 2018–2028 is 44%, and the rising trend in organic waste generation is 3,9% for each year. Then, the percentage of the composition of paper waste by 4%, plastic waste by 8%, metal waste by 2%, glass waste by 2%, and residual waste by 39%.
From the results of mapping the potential of organic waste generation, Sukmajaya sub-district (85.057,22–125.076,22 tons/year) and Cimanggis sub-district (88.721,84–130.946,67 tons/year) became the subdistricts with the highest number of waste generation compared to other sub-districts. Limo sub-district became a district with the least amount of waste generation, ranging from 32,403.81 to 48,405.30 tons/year. Then from the mapping of the WTU service area, it is known that Cilangkap 10 WTU has the most extensive service area (2,900 km2) and Duren Mekar WTU has the least service area (0,025 km2). Overall, WTUs in Depok still have a low utility level, with a percentage of 14,4 ± 2,1% when referring to the design capacity of the WTU in Masterplan and a percentage of 24,0 ± 3,6% when
referring to the chopper machine maximum handling capacity. The form of optimization of WTU services can be done by increasing the amount of waste to be processed on WTU with low utilization, increasing the number of UPS units or by reactivating WTUs that were previously inactive. Optimization by increasing WTU utilization can be done by adding organic waste of 128,432 tons/day (if referring to WTU design capacity) or 68,432 tons/day (if referring to chopper machine maximum handling capacity).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Trilina
"Sampah merupakan permasalahan di Indonesia yang tak kunjung selesai. Dimana paradigma pengelolaan sampah di Indonesia masih kumpul-angkut-buang. Sehingga tidak ada perubahan yang berarti dalam segi kuantitas sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir. Depok merupakan salah satu kota yang memiliki timbulan sampah cukup besar yaitu sebesar 3.764 m3/hari pada tahun 2007. Termasuk didalamnya adalah timbulan sampah yang berasal dari Universitas Indonesia (UI). Salah satu upaya untuk mengurangi kuantitas sampah yang berasal dari UI, maka dibutuhkan sebuah Unit Pengolahan Sampah (UPS) di dalam kampus. Dimana perlu dilakukan studi timbulan dan komposisi sampah terlebih dahulu dengan cara melakukan pengambilan dan pengukuran sampel (sampling) pada sampah gedung perkuliahan, kantin, jalan dan taman. Sampling dilakukan pada 5 titik yaitu FT, FE, Fasilkom, PAU (Rektorat), dan Pusgiwa selama 10 hari kerja. Hasil pengukuran dan pengolahan data menunjukan bahwa pada tahun 2010 timbulan sampah kampus UI Depok mencapai 9,61 ton/hari atau 367,05 m3/hari. Dengan komposisi sampah terdiri dari 85% organik, 6,5% plastik, 6,9% kertas, 0,3% kaca, 0,3% logam, 0,5% styrofoam dan 0,7% sampah lainnya. Untuk menentukan kebutuhan lahan UPS, dibutuhkan data timbulan sampah pada 20 tahun mendatang. Dimana proyeksi timbulan sampah pada tahun 2030 adalah 11,84 ton/hari atau 419,29 m3/hari. Sehingga didapatkan kebutuhan lahan UPS UI adalah 975 m2. Adapun proses pengolahan di UPS adalah pemilahan, daur ulang, dan komposting.

Solid waste is problem in Indonesia which have not finished yet. Where is the paradigm of solid waste management in Indonesia is the collect-transport-throw. So there is no significant change in the quantity of waste in the Landfill. Depok was one city that has a large garbage that is equal to 3.764 m3/day in 2007. This includes the solid waste generation from University of Indonesia (UI). One effort to reduce the quantity of solid waste that comes from UI, so needed a Solid Waste Handling Facilities (UPS) in campus. Where necessary study of solid waste generation and composition beforehand by doing the taking and measuring samples (sampling) at the lecture building waste, canteen, roads and parks. Sampling was conducted at five points of the FT, FE, Fasilkom, PAU (Rectorate), and Pusgiwa during 10 working days. Results of measurement and data processing in 2010 showed that the solid waste of University of Indonesia Depok reached 9,61 tons / day or 367,05 m3/day. With solid waste composition consisted of 85% organic, 6,5% plastics, 6,9 % paper, 0,3% glass, 0,3% metal, 0,5% styrofoam and 0,7% other. To determine the needs of land UPS, solid waste generation data needed in the next 20 years. Where projections of solid waste generation in 2030 is 11,84 ton/day or 419,29 m3/day. So the land was needed 975 m2 for UPS. The treatment process at UPS are segregation, recycling, and composting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sentani Ayu
"Peningkatan timbulan sampah di Kota Depok yang disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk menimbulkan masalah baru yaitu TPA Cipayung yang sudah mengalami kondisi overload sehingga tidak dapat menerima sampah lagi. Salah satu cara yang dilakukan agar dapat mengurangi jumlah sampah ke TPA Cipayung yaitu dengan dibangun UPS (Unit Pengolahan Sampah) di Kota Depok. UPS di Kota Depok sudah beroperasi sejak tahun 2007 hingga sekarang dengan berbagai penambahan jumlah UPS setiap tahunnya. UPS berfokus kepada pengolahan sampah organik. Saat ini, jumlah UPS yang terbangun sebanyak 45 UPS. Namun, belum diketahui bagaimana kondisi dan kinerja UPS di Kota Depok eksisting saat ini. Maka, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kapasitas dan pengelolaan sampah pada UPS-UPS di Kota Depok saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei, wawancara, dan observasi untuk mengambil data primer dan sekunder. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa jumlah UPS yang terbangun sampai saat ini adalah 45 UPS yang tersebar di 11 Kecamatan Kota Depok dengan Kecamatan Cipayung memiliki UPS terbangun paling banyak dan Kecamatan Cinere dan Cilodong memiliki UPS terbangun paling sedikit. Dari 45 UPS terbangun, sebanyak 31 UPS beroperasi dan 14 tidak beroperasi. Pada UPS yang beroperasi, jumlah sampah yang diolah oleh 30 UPS (1 UPS tidak terhitung) pada kurun waktu 2016-2019 sebanyak 11.831,02 ton. Persentase kapasitas UPS di Kota Depok yang terpakai rata-rata sebesar 27,58% dari kapasitas desain per tahun. Pada proses penanganan sampah di UPS Kota Depok meliputi unloading, pemilahan, pencacahan, pengomposan, pengayakan, pengemasan, dan penyimpanan, serta penanganan residu dengan kemampuan rata-rata UPS dalam mengurangi sampah pada tahun 2016-2019 yaitu 96,15% per tahun. Lalu, untuk kesesuaian pelaksaan UPS digunakan Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 dimana sebagian besar UPS di Kota Depok sudah memenuhi rencana/kriteria pada semua aspek, kecuali aspek bangunan. Dengan mengetahui kapasitas dan proses pengelolaan pada UPS-UPS di Kota Depok, maka tingkat operasi pada UPS di Kota Depok dapat ditingkatkan.

The increasing of waste generation in Depok City that caused by the increase in the population raises a new problem when TPA Cipayung has undergone an overload condition so that it cannot receive wastes anymore. One way to reduce the amount of wastes that goes into TPA Cipayung is with the built of UPS in Depok. UPS in Depok has been operating since 2007 until now with additional amount of it for every year. UPS operating is focused on organic waste processing. Currently, the number of UPS that has built is 45. However, it is not yet known how the UPS conditions and performances for now. Therefore, this research is being done with the aim to know how the capacity and waste management at UPS in Depok. The methods used in the study were surveys, interviews, and observations to retrieve primary and secondary data. From the results of the research, it is known that the number of UPS that are reached until now is 45 UPS which spread in 11 sub districts of Depok, Cipayung have the most number of built UPS and sub districts of Cinere and Cilodong have the least number of built UPS. From 45 UPS that has built, as many as 31 UPS are operating and 14 UPS are not operating. At the operating UPS, the amount of waste processed by 30 MRFs (1 MRFs is not included) in the period 2016-2019 is as much as 11,831.02 tons. The average percentage of used UPS capacity in Depok City is 27.58% of the design capacity per year. The process of organic wastes handling in UPS Kota Depok are including unloading, screening, shredding, composting, sieving, packaging and storage, and also handling residue with the ability of the average UPS in reducing wastes for 2016-2019 is 96.15% per year. For the suitability of the implementation of UPS, the PERMEN PU No. 3/2013 is being used for the standard which most UPS in Depok already fulfill the plans/criteria on all aspects, except the building aspects. By knowing the capacity and management process on UPS in Depok City, the level of operation on UPS in Depok City can be increased."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>