Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lydia Virsa Almira
"ABSTRAK
Pasar kaget merupakan pasar sesaat yang sering ditemui di Jakarta. Pasar kaget, sebagai titik temu untuk kegiatan jual beli, merupakan pasar yang terjadi di ruang urban seperti jalan. Pasar kaget yang muncul dan hilang dalam waktu yan singkat menjadikannya sebuah interior urban yang transformatif. Dalam pembentukannya, pasar kaget merupakan salah satu praktik interiorisasi urban yang menghadirkan interior pasar ke ruang urban. Interiorisasi urban pada pasar kaget memiliki mekanisme dan metode yang bertujuan untuk menghadirkan komponen penyusun ruang yang disertai dengan penyesuaian dengan konteks baru sehingga sistem interior dapat beroperasi dengan baik. Skripsi ini membahas bagaimana mekanisme dan metode interiorisasi urban diterapkan pada pasar kaget yang berlokasi di Jalan Tepian Banjir Kanal Timur, Jakarta Timur dan Jalan Kp. Melayu Besar, Jakarta Selatan. Dengan mempertimbangkan keterikatannya dengan waktu, skripsi ini fokus pada bagaimana objek interior dipindahkan dari pasar ke jalan.

ABSTRACT
Pasar kaget is a temporary market commonly found in Jakarta. Pasar kaget is a point where trading activity is performed and occurred in urban space such as street. Its temporality makes it a transformative urban interior. The making process of pasar kaget performs an urban interiorization that collects the interior of the market and transfer it to the urban setting. Urban interiorization of pasar kaget has its mechanisms and methods that aim to present the spatial components and their adjustments to the new context to ensure a well operated interior system. This thesis discusses how the mechanisms and the methods of urban interiorization are performed in the making process of pasar kaget located in Tepian Banjir Kanal Timur Street, East Jakarta and Kp. Melayu Besar Street, South Jakarta. Within consideration of time, this thesis focuses on how the interior objects are transferred from the market to the street. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina
"Banyak hal kreatif yang dapat dilakukan untuk dapat menarik minat masyarakat dalam melakukan usaha perdagangan salah satunya dengan membuka usaha retail temporer atau pop up shop Retail ini menghadirkan sesuatu yang berbeda pada suatu lingkungan kemunculannya yang tiba tiba dan unik membuat kehadirannya dinantikan oleh masyarakat Sebagai sebuah retail display visual menjadi sangat penting untuk menarik minat konsumen Bagaimana cara pembentukan display yang bersifat portable pada retail temporer seperti pasar kaget dan bagaimana pengaruh sifat sifat arsitektur temporer jika diterapkan pada sebuah retail Hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada penulisan skripsi ini.

There are some creative ways to attract people rsquo s interest in doing commercial business for example is by opening a temporary retail or a pop up shop This kind of retail bring up something different to an environment the sudden appeareance and unique design makes people wait for them As a retail visual display also being an important role to attract consumer rsquo s interest in temporary retail How to make a portable display in temporary retail like pasar kaget and how to put in temporary architecture rsquo s characters in a retail I will explain it further in this thesis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46701
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Nabilah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi Pasar Kaget di Kota Depok berdasarkan site dan situation, karakteristik pengunjung, dan motivasi pengunjung. Metode yang digunakan adalah analisa spasial dan deskriptif yang akan dihubungkan dengan karakteristik dan motivasi pengunjung.
Kesimpulan dari hasil analisis yaitu:
1. Karakteristik lokasi Pasar Kaget paling dominan adalah Pasar Kaget dengan tipe "rendah bervariatif" serta berada di situation dengan permukiman teratur dan tidak ada trayek angkutan umum yang melewati lokasi Pasar Kaget.
2. Karakteristik pengunjung paling dominan adalah para pengunjung yang berasal dari dalam Kota Depok serta komoditas barang yang dibeli yaitu non makanan. Motivasi pengunjung yang paling dominan di Pasar Kaget adalah pengunjung dengan orientasi rekreasi.
3. Pasar Kaget "tinggi bervariatif" yang berada di pola permukiman tidak teratur serta ada trayek, Pasar Kaget "rendah bervariatif" yang berada di pola permukiman teratur serta tidak ada trayek, dan Pasar Kaget "rendah tidak bervariatif" yang berada di pola permukiman tidak teratur serta ada trayek, ketiganya masing-masing memiliki pengunjung yang berasal dari dalam Kota Depok serta komoditas barang yang dibeli yaitu non makanan dengan motivasi pengunjung berupa orientasi rekreasi.
Pasar Kaget "rendah bervariatif" yang berada di pola permukiman teratur serta tidak ada trayek dengan motivasi pengunjung yaitu orientasi ekonomi dan Pasar Kaget "rendah bervariatif" yang berada di pola permukiman tidak teratur serta tidak ada trayek dengan motivasi pengunjung yaitu orientasi rekreasi, keduanya masing-masing memiliki pengunjung yang berasal dari dalam Kota Depok serta komoditas barang yang dibeli yaitu non makanan serta makanan. Pasar Kaget "tinggi bervariatif" yang berada di pola permukiman teratur serta tidak ada trayek, memiliki pengunjung yang berasal dari dalam Kota Depok serta komoditas barang yang dibeli berupa non makanan dengan motivasi pengunjung yaitu orientasi ekonomi.

This study aims to analyze the characteristics of the location of Pasar Kaget in Depok City based on site and situation, characteristics of visitors, and motivation of visitors. The method used spatial and descriptive analysis that will be connected with the characteristics and motivation of the visitors.
The results of the analysis are:
1. The most dominant characteristics of the location is Pasar Kaget with the type low vary as well as in the regular settlements situation and there is no public transport route that passes the location.
2. The most dominant visitors who came from Depok City with the commodity items purchased are non food.
3. Pasar Kaget with the type high vary as well as in the irregular settlement situation and there is a public transport route, Pasar Kaget with the type low vary rdquo as well as in the regular settlements situation and there is no public transport route, and Pasar Kaget with the type low not vary as well as in the irregular settlements situation and there is no public transport routes, each has a visitor who came from Depok City and the commodity items purchased are non food with the motivation of visitors is recreation.
Pasar Kaget with the type low vary as well as in the regular settlements situation and there is no public transportation route with the motivation of visitors is economic and Pasar Kaget with the type low vary as well as in the irregular settlements situation and there is no public transportation route with the motivation of visitors is recreation with the visitors who come from Depok City and the commodity items purchased is non food and food. Pasar Kaget with the type high vary as well as in a regular settlement situation and there is no public transportation route is have a visitors who came from Depok City as well as the commodity items purchased is non food with motivation of visitor is economic.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Yoga Sulistyo
" ABSTRAK
Fenomena pasar kaget sering kali muncul di dalam kota dengan mengisi ruang-ruang di tepian jalan atau di antara bangunan, yang merupakan bagian dari bentuk solid-void kota. Pasar kaget dapat diterima sebagai bagian dari kehidupan kota bukan hanya karena mampu menyediakan kebutuhan warga kota namun juga karena mampu menyesuaikan dengan solid-void kota yang sudah ada. Penyesuaian pasar kaget dapat dilakukan melalui penempatan display melalui linkage atau perekatan visual, struktural dan kolektif. Selain itu, perekatan pasar kaget ke dalam ruang solid-void kota memberikan makna serta keunikan pasar kaget sehingga membentuk place atau tempat yang menarik. Kualitas ruang pasar kaget dapat dilihat secara fisik dari sistem encoding-decoding. Encoding merupakan hubungan ruang pasar kaget dengan ruang kota yang sudah ada sedangkan decoding merupakan ruang pasar kaget yang dihasilkan yaitu melalui negosiasi ruang. Skripsi ini mencoba melihat pasar kaget dan hubungannya dengan bentuk solid-void kota serta bentukan tambahan seperti display pedagang pasar kaget serta perekatan dengan bentuk fisik kota. Sebagai hasil pengamatan adalah bagaimana bentuk solid-void kota memengaruhi terciptanya karakter dan variasi display pedagang yang menghasilkan kualitas ruang unik bagi pasar kaget.Kata kunci : solid dan void kota, linkage, tipe display, encoding-decoding
ABSTRACTThe phenomenon of pasar kaget or street bazar happens in the city as a result of using spaces along the streets and between buildings, which is also occupying solids and voids of the city. Nowadays, Pasar kaget can be easily accepted as a part of the city life not only because it provides the needs of city inhabitats but also the arrangement of pasar kaget can adapt to the existing solid void of the city. The adaptation of pasar kaget rsquo s displays is through visual, structural, and collective linkages. The result of these linkages of the displays to the city solid void creates a unique character of the street bazar. Physically, the quality of pasar kaget can be understood through encoding decoding system. Encoding is the relation between pasar kaget with the existing space of the city, including the solid void relation. Decoding is the place for pasar kaget created as the result of space negotiation in the city. This thesis analyzes the relationship between solid void of the city with pasar kaget and how the sellers put their displays and create a certain kind of linkage to the existing solid void. The findings of this thesis show how solid void of the city affects variations on the pasar kaget rsquo s displays and creates a unique character for pasar kaget. Keywords solid void city, linkage, display type, encoding decoding"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S63557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Malina Az Zahra
"ABSTRAK
Manusia adalah makhluk yang bergerak berdasarkan kebutuhannya dalam hidup.
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan, manusia memerlukan sumber daya yang
jumlahnya terbatas. Kondisi ini membuat kompetisi menjadi suatu keniscayaan
yang sulit dielakkan. Untuk meraih sumber daya yang diinginkan, manusia tidak
bergerak secara individual melainkan melalui kerjasama dengan berbagai manusia
lainnya hingga membentuk suatu jaringan sosial. Kegiatan pasar kaget telah
menempati kawasan perumahan Grand Depok City selama lebih dari enam tahun.
Jaringan sosial yang terbentuk dari kompetisi penguasaan lahan di kawasan yang
ditempati pasar kaget terbagi menjadi dua pengelompokan yang saling
berlawanan yaitu “pro pasar kaget” dan “kontra pasar kaget”. Keduanya
menghubungkan individu di dalamnya dengan “koordinasi” melalui pengaktifan
persamaan dan perbedaan dalam rangka persiapan kerja sama untuk meraih
sumber daya lahan. Hal ini dilihat melalui penelusuran interaksi sosial yang
tergambarkan melalui pertukaran barang/jasa yang terjadi di dalamnya.
Barang/jasa yang ditawarkan dalam proses pertukaran memiliki nilai yang
disepakati oleh orang-orang yang melakukan transaksi. Interaksi yang melibatkan
pertukaran ini membentuk ikatan di antara para pelaku meskipun tidak semua
ikatan menjadi setara tetapi juga hubungan yang hierarkis seperti hubungan
patron-klien. Para aktor bisa terhubung dengan aktor lainnya melalui lebih dari
satu jenis hubungan bahkan yang hierarkis dan yang setara sekaligus sehingga
menghasilkan hubungan multipleksitas.

ABSTRACT
Human acts as he fulfills his needs in life. Fulfillment of a need requires a
resource which amount is limited. This condition makes competition becomes
inevitable. To achieve the desired resource, humans did not move individually
except through cooperation with various other human beings to form a social
network. Pasar kaget activity has been occupying Grand Depok City residential
area for over six years. The social network that is formed from the competition of
land mastery in the area of the market is divided into two opposite groupings,
namely “pro pasar kaget” and “contra pasar kaget”. Both groupings connect
individuals in it with “coordination” through activation of similarity and
dissimilarity in order to prepare the cooperation to reach the resources. This has
been seen by tracking social interactions that are captured through exchange of
goods/services within it. Goods/services offered in the exchange process has a
value that is aggreed by the transacting parties. Interactions that involved this
exchange generated ties among the actors although not all ties becomes equivalent
but also the hierachical relations such as patron-client relations. The actors could
connect with other actors through more than one kind of relationship even
hierarchical and solidarity simultaneously so that it produce multiplexity
relationship."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnia Marsha Amanda
"Saat ini, berbelanja merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat perkotaan. Perubahan gaya hidup turut menuntun perubahan ruang kota sebagai tempat kegiatan konsumsi. Seiring berjalannya waktu, kegiatan berbelanja tidak lagi hanya mengenai pencarian komoditas dan pelayanan, melainkan kebutuhan akan pengalaman berbelanja. Pengalaman ini didapatkan melalui placemaking, yang merupakan suatu proses penciptaan place yang baik berdasarkan kebutuhan manusia. Terjadinya placemaking dapat memicu hadirnya identitas tempat dan attachment yang dirasakan pengguna ruang. Kedua hal inilah yang nantinya berpengaruh dalam munculnya sense of place.

Nowadays, shopping has become an inseparable part of urban society. A change of lifestyle has occurred transformation in urban spaces as a place for consumption. As time goes by, shopping is not only about commodity and service, but also the need of shopping experience. Experiences are explored through placemaking, which is a process of creating a place based on human needs. Placemaking could also lead to the emergence of place identity and attachment of people’s experiences. These two factors are later affect in creating sense of place.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brilli Aurabillah
"Aksi menolak ruang adalah reaksi dari kegagalan ruang tempat manusia bertinggal untuk memenuhi kebutuhan penghuni ruang dan interiorisasi ruang adalah aksi menciptakan interior dari eksterior untuk mencari keamanan dan keselamatan di dalam ruang interior. Interiorisasi berhasil jika ruang dapat menghadirkan kualitas interior melalui atmosfer interior melalui kehadiran dari; Teritori, Keteraturan Objek, Pencahayaan dan Warna, dan Materialitas Material. Dari merasakan atmosfer dari ruang manusia dapat menolak ruang disaat kualitas ruang tidak dapat memastikan keamanan dan keselamatan dirinya. Dalam menolak ruang dapat ditemukan mekanisme menolak ruang berdasarkan kualitas yang ditemukan di dalam ruang. Dari mekanisme transformasi, manusia menolak ruang berdasarkan perubahan pada ruang. Dari mekanisme transisi, manusia menolak ruang karena tidak dapat melakukan aktivitas selain sirkulasi. Dari mekanisme kehadiran oposisi, manusia menolak ruang karena perbedaan ekspektasi manusia dari apa yang dirasakan dari ruang. Dari penelusuran ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemahaman terkait aksi menolak ruang.

The act of rejecting space is a reaction to the failure of the space in which humans live to meet the needs of the occupants of the space and interiorization of space is the act of creating interior from the exterior to seek security and safety in the interior space. Interiorization is successful if the space can present the interior quality through the interior atmosphere through the presence of; Territory, Object Order, Lighting and Color, and Material Materiality. From feeling the atmosphere of space, humans can reject space when the quality of space cannot ensure their safety and security. In rejecting space, a mechanism for rejecting space can be found based on the qualities found in the space. From the mechanism of transformation, humans reject space based on changes in space. From the transition mechanism, humans reject space because they cannot perform activities other than circulation. From the mechanism of the presence of opposition, humans reject space because of differences in human expectations from what is perceived from space. It is hoped that this search can contribute to an understanding of the action of rejecting space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Alyani
"ABSTRAK
Banyaknya literatur, perbincangan, kegiatan-kegiatan dan komunitas yang berfokus membahas mengenai masa lalu kawasan perkotaan mendorong masyarakat urban untuk mencari tahu lebih dalam dan mendapat kembali (retrieve) memori kolektif akan hal tersebut. Memori kolektif yang membentuk urban memory inilah yang nantinya menjadi salah satu unsur sangat berpengaruh pada pembentukan karakter sebuah ruang perkotaan. Bermula sejak terbentuknya Weltevreden pada awal abad ke-18 sebagai kawasan eksklusif untuk masyarakat Eropa, kemudian diberlakukannya sistem politik etnis oleh pemerintah kolonial Belanda yang membagi masyarakat etnis Tionghoa, pribumi, dan Eropa dengan fungsi tertentu turut mempengaruhi terbentuknya karakter ruang kota di Kawasan Pasar Baru. Isu-isu akulturasi budaya, segregasi ruang, atmosfer multietnis, modernisasi hingga sayembara dan penetapan bangunan cagar budaya merupakan citra urban memory dari Kawasan Pasar Baru Jakarta. Hal-hal tersebutlah yang menarik perhatian saya untuk mengajukan gagasan mengenai representasi urban memory dalam ranah perancangan ruang perkotaan. Tesis ini menggunakan metode berupa interpretasi sejarah dan penelusuran tipomorfologi untuk kemudian ditetapkan periodisasi tertentu sebagai batasan representasi. Melalui hal tersebut diharapkan Kawasan Pasar Baru dapat menjadi sebuah situs mnemonic bagi masyarakat urban khususnya generasi tua warga Jakarta yang terkait.

ABSTRACT
The amount of literatures, conversations, communities, and activities that focus on discussing the past of urban area encourage urban people to find out more and retrieve its collective memory. Collective memory that build up urban memory is one of the very influential elements in shaping the character of an urban space. Starting since the formation of Weltevreden in the early 18th century as an exclusive area for the people of Europe, then the implementation of ethnic politics system by the Dutch colonial government that divides the ethnic Chinese community, indigenous, and Europe with specific functions also influence the character formation of the urban space in the Pasar Baru area. Issues of acculturation, segregation, multiethnic atmosphere, modernization, competition and the establishment of cultural heritage buildings are an image of urban memory in Pasar Baru Jakarta. The things is exactly what attracted me to put forward the idea of ​​the representation of urban memory in the realm of urban design. Through the interpretation of history and typomorphology analysis in particular periodization which is then reconstructed on its significance expected Pasar Baru as a mnemonic site for the urban community, especially the older concerned generation of Jakarta residents.
"
2016
T45296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherine Devina
"Pemukiman padat penduduk dalam area perkotaan selalu diperhadapkan dengan permasalahan keterbatasan ruang. Situasi ini mengakibatkan penggunaan ruang publik secara spesifik pada gang untuk penggunaan eksklusif dari penghuni, seperti memasak, mencuci, dan berjualan. Skripsi ini akan membahas tentang strategi pembentukan ruang publik menjadi ruang interior individu sebagai analogi dari proses mengkoleksi oleh Walter Benjamin, mulai dari memilih, membawa ke dalam, dan menampilkan. Metode kualitatif digunakan untuk melihat proses dan hasil dari interiorisasi dalam ruang publik yang dalam skripsi ini berlokasi di Kampung CikiniAmpiun, Jakarta Pusat. Melalui pembahasan ditemukan bahwa proses dan hasil dari interiorisasi individual tidak lagi terpisah satu sama lain melainkan berhubungan satu sama lain melalui relasi sosial.

High density settlements in an urban area are always confronted with the lack of space issue. This situation leads to the use of public space specifically the alley as a circulation space for exclusive uses of the inhabitants, such as cooking, cleaning, and selling. This study will discuss about the strategy of making a public space into an individual interior space as an analogy of collecting process by Walter Benjamin, from choosing, bring inside, and presenting. A qualitative method was conducted to trace the process and the result of interiorization in public space which case study was taken in Kampung Cikini Ampiun, Central Jakarta. The study revealed that the process and the result of the individual interiorization in public space are no longer separated from each other and yet they are connected by the inhabitant rsquo social relations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafaat
"Telah kita ketahui sistem negara Totaliter bukanlah bentuk pemerintahan yang ideal jika meningkatkan kesejahteraan penduduk merupakan agenda utama dari negara. Namun, sejarah menunjukkan dibawah rezim ini dapat terjadi peningkatan industrialisasi dan ekonomi seperti yang telah terjadi di Jerman dibawah pimpinan Adolf Hitler. Indonesia telah melewati 2 rezim yang bisa sidebut diwarnai dengan kediktatoran dan pada rezim tersebut Pasar Senen merupakan sarang premanisme yang membentangkan tangannya hingga ke mencapai ke ranah politik negeri ini. Penerapan arsitektur Totaliter dilakukan dalam konteks Pasar Senen bertujuan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi lokal dan re-regulasi premanisme untuk kesejahteraan masyarakat. Menggunakan 3 tokoh politik Indonesia menjadi sebuah ikon kediktatoran di negeri ini.

We know that from history, totalitarian states are not the ideal system to apply on a country if people's welfare is part of the government's agenda. Though, history has shown that under these regimes rapid industrialization and economic growth could be achieved as we could see to what happened in Germany under Hitler's command. Indonesia have passed under 2 regimes that could be synonymous to a dictatorship and at that regime Senen market has shown to be a lair of racketeering, growing rapidly and extending it's hands to political realms. Application of totalitarian architecture in the context of Senen market aims to increase the local economical movement and re-regulation of the thugs in conduct with racketeering to increase the people's welfare. Using 3 political actors to serve as an icon of dictatorship in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>