Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ganang Adhitama
"Biomachining merupakan salah satu metode alternatif dalam dunia fabrikasi mikro, khususnya micromachining, yang ramah lingkungan dan dengan efisiensi yang cukup tinggi eco-efficient. Metode ini menggunakan bakteri Acidithiobacillus ferooxidans, yang dapat mengekstrak metal dengan menggunakan reaksi reduksi oksidasi sebagai bagian dari siklus hidupnya.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah dilakukan karakterisasi dari proses biomachining untuk berbagai material, seperti tembaga Cu, nikel Ni, dan juga alumunium Al. Penelitian ini akan melakukan karakterisasi untuk material zinc Zn, dengan zinc dalam bentuk ingot dan lembaran.
Pembuatan pola dilakukan dengan metode visible light maskless photolithography, dan karakterisasi dilakukan dengan memvariasikan waktu pemakanan. Data profil permukaan diperoleh menggunakan SURFCOM dan mikroskop Dino-Lite.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan profil permukaan zinc hasil proses biomachining berbentuk cekungan kedalam seperti lembah, dan untuk kedalaman, dimensi, serta kekasaran permukaannya cenderung naik, sedangkan untuk nilai MRR dan SMRR cenderung turun seiring bertambahnya waktu pemakanan.

Biomachining is one of the alternative methods in the field of micro fabrication, especially micromachining, which is environmentally friendly and have high efficiency eco efficient. This method uses the Acidithiobacillus ferooxidans bacteria, which can extract the metal by using oxidation reduction reactions as a part of its life cycle.
Previous studies have characterized the biomachining process for various materials, such as copper Cu, nickel Ni, and aluminum Al. This study will characterize zinc Zn materials, with zinc in the form of ingot and sheet.
Pattern making was done by visible light maskless photolithography process, and characterization was done by varying the biomachining time. Surface profile data were obtained using SURFCOM and Dino Lite microscope.
The results of this study show the profile of the surface of biomachined zinc forms a valley shaped like, and for the depth, dimensions, and surface roughness tend to increase, while for the MRR and SMRR tend to decrease with increasing of biomachining time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisno Mandraguna
"Proses fabrikasi mikro menggunakan mikroorganisme untuk melakukan proses permesinan dinamakan biomachining. Mikroorganisme ini mampu mengurangi massa dari logam dengan mencerna ion logam menjadi ion untuk sumber energinya. Mikroorganisme pada penelitian ini menggunakan bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans NBRC14262.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja permesinan pada material Aluminium yang berupa material removal rate, surface roughness, dan bentuk profil permukaan dengan rentang waktu permesinan pada 24, 48, dan 72 jam. Analisis data permesinan dilakukan dengan menggunakan foto SEM, perhitungan removal mass, dan pengukuran dengan mesin SURFCOM.
Hasil penelitian yang didapat, nilai material removal rate terjadi tren penurunan nilai seiring pertambahan waktu permesinan. Terbentuknya fenomena permukaan kasar pada profil permukaan yang penyabarannya secara acak. Surface roughness cenderung meningkat seiring pertambahan waktu permesinan. Profil permukaan berbentuk lembah yang dalam pada sisi tengahnya. Kedalaman maksimal profil bertambah mengikuti rentang waktu permesinan yang dilakukan.

Microfabrication process using microorganism to perfom machining process known as Biomachining. Microorganism able to remove mass from metal and used for its metabolism. This research use bacteria Acidithiobacillus ferrooxidans NBRC14262.
This research is to determine the machining performance of alummunium including material remove rate, surface roughness, and shape of profile in time range at 24, 48, and 72 hours. Data analyze perfomed using SEM, mass removal calculation, and measurement with SURFCOM machine.
The result obtained, material removal rate is reduce as the the time increase. The formation of rough surface phenomena was random in Aluminium surface. Surface roughness was increase as the machining time increase. Profile shape was form the valley that deep in the middle, and the maximum depth of the profile increase as the time increase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Fatah Ismail
"Perilaku masyarakat dunia terhadap teknologi informasi menyebabkan terdorongnya para ilmuwan dan insinyur dalam mengembangkan permesinan dalam skala mikro, salah satunya adalah biomachining. Biomachining merupakan permesinan berskala mikro yang hemat energi dan ramah lingkungan karena menggunakan mikroorganisme sebagai cutting tool-nya.
Mikroorganisme yang digunakan merupakan bakteri aerob sehingga membutuhkan adanya aerasi untuk membantu respirasi dari bakteri tersebut. Salah satu manfaat agitasi adalah untuk meningkatkan laju aerasi sehingga dapat mempengaruhi kinerja bakteri dalam melakukan proses biomachining. Dengan menggunakan photolithography, benda kerja yang berupa tembaga akan memiliki pola yang nantinya menjadi pola pemakanan bakteri.
Pada penelitian ini, dilakukan proses biomachining menggunakan bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans dengan penambahan agitasi pada kecepatan 50 rpm, 100 rpm, dan 150 rpm. Parameter yang akan diukur adalah kekasaran permukaan, profil permukaan, MRR (material removal rate) dan SMRR (specific material removal rate).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan agitasi pada proses biomachining berpengaruh secara signifikan terhadap profil permukaan, MRR, dan SMRR. Hasil dari proses biomachining dengan kondisi 150 rpm memiliki nilai MRR, SMRR, kedalaman dan lebar pemakanan yang paling tinggi. Selain itu ditemukan bahwa penambahan agitasi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap perbedaan nilai kekasaran.

The behavior of the society about information technology encourage scientists and engineers in developing micro-scale machining, one of which is biomachining. Biomachining is a micro-scale machining that use energy efficiently and environmental friendly because it uses microorganisms as its cutting tool.
Microorganisms which used is an aerobic bacterium that requires aeration to aid respiration. One of the benefits of agitation is to increase the rate of aeration so that it can affect the performance of the bacteria in the biomachining process. By using photolithography, the copper workpiece will have a pattern that would become a bacteria pattern feeds.
In this study, conducted biomachining process using bacteria acidithiobacillus ferrooxidans with the addition of agitation at a speed of 50 rpm, 100 rpm and 150 rpm. The parameters to be measured is the surface roughness, surface profile, MRR (material removal rate) and SMRR (specific material removal rate).
The results of this study show that the addition of agitation in the biomachining process affect significantly to surface profile, MRR, and SMRR. Biomachining‟s results on the condition of 150 rpm has the highest value of MRR, SMRR, depth and width of feeds. In addition it was found that the agitation was not give a significant effect on the roughness value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadlan Hadi
"Salah satu teknologi fabrikasi mikro yang dikembangkan adalah penggunaan mikroorganisme dalam proses pemakanan suatu material atau yang biasa disebut biomachining. Teknologi ini memanfaatkan bakteri yang dapat melakukan pemakanan terhadap suatu logam yang diolah sebagai sumber energinya. Penelitian ini mengamati karakteristik hasil proses biomachining ini dengan menambahkan parameter suhu yang konstan dan variasi sudut inkliinasi yang lebih beragam, yaitu 20º, 30º, dan 40º.
Hasil dari proses biomachining dengan parameter-parameter tersebut menghasilkan keragaman profil permukaan juga, mulai dari tingkat kekasaran, hingga sudut undercut yang dihasilkan. Benda kerja diberi sebuah pola berbentuk segi empat menggunakan metode photolithography. Lalu, benda kerja dimasukkan ke dalam cairan medium kultur bakteri, dengan diberikan sudut inklinasi sebesar 20°, 30°, dan 40° menggunakan inklinator yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Data hasil pengukuran bentuk profil dan tingkat kekasaran permukaan didapatkan dengan bantuan mesin SURFCOM. Lalu, hasilnya akan dibandingkan antara sudut inlinasi yang satu dengan yang lainnya.
Hasil penelitian ini yaitu bahwa perbedaan suhu mempengaruhi nilai MRR. Lalu sudut inklinasi tidak mempengaruhi nilai Ra. Untuk sudut undercut α1, semakin rendah posisi objek machining, semakin tingi sudut undercut α1 yang terbentuk. Perbedaan karakter profil permukaan ini diharapkan dapat direkayasa untuk penerapan teknologi mikrofabrikasi kedepannya.

One of microfabrication technology developed is the use of microorganisms in a material processing, commonly called biomachining. This technology utilizes bacteria that can perform the funeral of a metal as a source of its energy. The study looked at the characteristics of this process results biomachining by adding a constant temperature and angular variation inclination more diverse, which is 20º, 30º, and 40º.
The results of the biomachining process with these parameters produce a diversity of surface profile as well, from the level of roughness, to undercut the resulting corner. Workpiece are given a rectangular pattern using photolithography method. Then, the workpiece were drawn into the liquid bacterial culture medium, with a given angle of inclination of 20°, 30°, and 40° using inklinator that has been prepared in advance. Shape measurement data and the level of surface roughness profiles obtained with the help of machines Surfcom. Then, the results will be compared between inlinasi angle with each other.
The results of this research that is going on every rise impairment MRR inclination angle. Then The greater the angle of inclination, the greater the value of Ra. To undercut angle α1, the lower the position of the object machining, the steeper the angle α1 undercut formed. The difference of character from the surface profile is expected to be engineered for future technology implementation mikrofabrication.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Najih Amin
"Hingga saat ini, mikrofabrikasi sudah terus berkembang hingga beragam jenis dan tekniknya. Salah satunya adalah mikrofabrikasi dengan memanfaatkan mikroorganisme (bakteri), dimana teknik ini dikenal dengan sebutan biomachining. Terdapat beberapa jenis bakteri yang dapat dimanfaatkan untuk teknik tersebut, salah satunya adalah Acidithiobacillus ferrooxidans. Bakteri ini dapat melakukan pemakanan terhadap beberapa material, dimana salah satunya adalah material nikel.
Material nikel terbukti dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam bidang, salah satunya adalah bidang kedokteran, lebih spesifik lagi adalah untuk pembuatan microneedle. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan rekayasa pembentukan microneedle dengan parameter waktu 24 jam dan 48 jam, dimana hasil dari diameter dan ketinggian microneedle yang dihasilkan belum maksimal, sehingga tidak bisa didapatkan prediksi aspek rasio yang maksimal.
Maka dari itu pada penelitian kali ini akan dicoba parameter waktu yang lain yaitu 48 jam dan 72 jam, serta parameter ukuran pola yang dicetak 750 µm dan 1000 µm. Pola microneedle dicetak diatas permukaan benda kerja dengan metode maskless photolithography, kemudian benda kerja dimasukkan dalam cairan medium kultur bakteri selama 48 jam, dan 72 jam. Data profil, diameter serta ketinggian yang didapat dengan alat SURFCOM kemudian dibandingkan dengan hasil biomachining dengan parameter 24 jam dari hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini yaitu sampel dengan waktu pemakanan 48 jam dan 72 jam dapat menghasilkan ketinggian yang lebih dari penelitian sebelumnya. Tren untuk ketinggian yang dihasilkan yaitu sampel 72 jam>48 jam>24 jam dan 1000>750>300 µm.

Microfabrication has develop into many different types and methods. One of them is microfabrication with microorganism, known as biomachining. There are several bacteria that can be utilized for this method, one of them is Acidithiobacillus ferrooxidans. This bacteria can do the fabrication process at some materials, one of which is nickel.
Nickel has been proven to be used at various field, one of them is medical field, specifically to microneedle manufacturing process. From recent research, microneedle has been engineered with process time parameter 24 hours and 48 hours, but the results was not satisfying. Therefore, in this research, another process time parameter will be tried, 48 hours and 72 hours, and the patten dimensions parameter, which are 750 µm and 1000 µm.
The microneedle pattern printed on the material surface with maskless photolithography method, and then dipped on bacteria medium for 48 hours and 72 hours. Surface countour, diameter and height of the microneedle will be obtained with SURFCOM, where the datas will be compared to recent research. The result is with more time process, the height of the microneedle obtained will be higher. The trend for the height of microneedle is 72 hours sample>48 hours>24 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihansyah Nurhakim
"Proses Biomachining merupakan pemesinan yang masih awam bagi sektor industri. Penggunaan biomachining dapat menjadi alternatif dalam mikrofabrikasi jika dilihat dari penggunaan mikroorganisme sebagai cutting tools. Mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan yaitu salah satunya adalah Acidithiobacillus ferrooxidans, dimana bakteri ini dapat memproses material nikel. Pada penelitian ini, hal yang menjadi fokus utama adalah pemanfaatan material nikel dalam rekayasa pembuatan microneedle dengan menggunakan proses hybrid milling biomachining untuk mengetahui apakah akan mendapatkan hasil yang presisi dan membuat proses biomachining menjadi efisien. Penelitian ini akan menggunakan material nikel dengan strategi proses yang berbeda antara satu dengan lainnya, dimana pada material pertama akan menggunakan strategi material turun kedalam larutan biomachining sedangkan untuk material kedua akan menggunakan strategi material naik dari dalam larutan biomachining. Perbedaan strategi proses ini yaitu untuk mengetahui apakah dengan menambahkan hal ini dapat membuat pemakanan akan menjadi lebih optimal dan sesuai dengan aspek rasio yang dibutuhkan untuk pembuatan microneedle atau tidak. Penelitian dilakukan selama 72 jam dengan ukuran pola menggunakan maskless photolithography sebesar 800 μm. Hasil yang didapatkan dari kedua strategi proses ini saling bertolak belakang, dimana untuk strategi proses turun memiliki profil diameter yang lebih besar, dan untuk strategi proses naik memiliki profil kedalaman yang lebih besar. Nilai dari diameter dan kedalaman untuk strategi turun yang dihasilkan secara berturut-turut adalah 872,5 μm dan 1.880,25 μm, sedangkan untuk diameter dan kedalaman pada strategi naik yang dihasilkan secara berturut-turut adalah 830 μm dan 1.887,75 μm. Aspek rasio yang dihasilkan untuk strategi turun dan naik, yaitu sebesar 0,49 dan 0,44.

The Biomachining process is still relatively unfamiliar to the industrial sector. The use of biomachining can be an alternative in microfabrication considering the use of microorganisms as cutting tools. One such microorganism that can be utilized is Acidithiobacillus ferrooxidans, which can process nickel material. This study focuses on the utilization of nickel material in the engineering of microneedles using a hybrid milling biomachining process to determine whether precise results can be obtained and whether the biomachining process can be made efficient. The study will use nickel material with different process strategies. In the first strategy, the material will be submerged into the biomachining solution, while in the second strategy, the material will rise from within the biomachining solution. The purpose of these different process strategies is to determine whether this adjustment can make the machining more optimal and meet the aspect ratio required for microneedle fabrication. The research will be conducted over 72 hours using a pattern size of 800 µm created by maskless photolithography. The results obtained from the two process strategies are contrasting: the downward process strategy yields a higher diameter profile, while the upward process strategy yields a higher depth profile. The diameter and depth values for the downward strategy are 872,5 µm and 1.880,25 µm, respectively. For the upward strategy, the diameter and depth values are 830 µm and 1.887,75 µm, respectively. The aspect ratios produced for the downward and upward strategies are 0.49 and 0.44, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochtar Chandra
"Kebutuhan dan permintaan yang tinggi akan proses fabrikasi dalam skala mikro atau nano dibidang peralatan medis, elektronik maupun telekomunikasi mendorong proses fabrikasi murah sekarang banyak dikembangkan. Peneliti dan perusahaan berlomba-lomba mengembangkan proses-proses baru atau memperbaruhi proses-proses lama seperti photolithography atau lithography. Salah satu cara membuat produksi murah adalah memproduksi alat-alat produksi yang murah dan mudah diproduksi sesuai dengan sumber daya yang tersedia secara lokal.
UV-aligner yang berhasil dibuat memiliki nilai lebih dari segi konsumsi bahan dan tempat yang efisien dengan kemampuan melakukan proses contact printing (jarak gap 0.58 mm). Jarak pemaparan dapat diatur sebesar 20-200 mm untuk perubahan terkecil 138.89 μm. Pemaparan dilakukan menggunakan lima buah lampu UV-C 11 W dengan panjang gelombang 253.7 nm yang disusun secara paralel.

Highly needs and demands of micro and nano fabrication process in medical, IC and telecommunication makes low cost fabrication process excessively developed. Researchers and companies compete in developing new processes or innovate on old processes used processes like photolithography or lithography. One strategy to make cheap production is to produce low cost and easily-manufactured production tools using local resources.
As a result, manufactured UV-aligner has better values over optimization material consumption and space with the ability to do contact printing process (gap length 0.58 mm). Range of exposure distance can be set from 20-200 mm and the smallest change is 138.89 μm. Exposure source uses five parallel commercial UV-C 11 W lamps with a wavelength of 253.7 nm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book offers a comprehensive collection of micro electrical discharge machining (EDM) processes, including hybrid processes. It discusses the theory behind each process and their applications in various technological as well as biomedical domains, and also presents a brief background to various micro EDM processes, current research challenges, and detailed case studies of micro-manufacturing miniaturized parts. The book serves as a valuable guide for students and researchers interested in micro EDM and other related processes."
Singapore: Springer Nature, 2019
e20509241
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiasina, Firensca
"Latar Belakang : Kolitis merupakan penyakit gastrointestinal yang banyak ditemukan dan menjadi masalah utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Zinc, trace element penting dengan berbagai fungsi diantaranya antimikrobial mukosa intestinal, meningkatkan fungsi barrier gastrointestinal, dan fungsi imun. Kolitis menyebabkan perubahan anatomis saluran gastrointestinal, dianggap dapat menyebabkan defisiensi zinc akibat gangguan penyerapan dan peningkatan ekskresi. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil zinc darah dan analisa tinja pada pasien kolitis di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Metode : Dilakukan penelitian potong lintang pada bulan Agustus 2019-November 2019. Subjek kolitis diperoleh secara konsekutif dari pasien yang kontrol di poliklinik gastroenterologi atau menjalani kolonoskopi di Pusat Endoskopi Saluran Cerna RSUPN. dr. Cipto Mangunkusumo. Pemeriksaan sampel zinc darah secara spektrofotometri dan analisa tinja subjek kolitis untuk menilai profil zinc darah dan analisa tinja. Kadar zinc darah subjek kolitis dibandingkan dengan kadar zinc darah subjek sehat. Hasil : Terdapat 40 subjek kolitis dan 16 subjek sehat yang disertakan untuk dianalisis pada penelitian ini. Diperoleh 45% pasien kolitis yang defisiensi zinc dengan rerata kadar zinc kelompok kolitis adalah 10,9 ± 1,9 µmol/L dan rerata kadar zinc subjek sehat 12,3 ± 1 µmol/L. Profil analisa tinja kelompok kolitis ditemukan konsistensi lembek 90%, BAB berlendir 17,5%, peningkatan jumlah eritrosit 60%, peningkatan jumlah leukosit 5%, positif amilum 20%, positif lemak 7,5%, pH asam 97,5%, positif darah samar tinja 37,5%, dan jamur di tinja 7,5%.
Simpulan : Kadar zinc pada kelompok kolitis lebih rendah bermakna dibanding kadar zinc pada kelompok sehat. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mempertimbangkan pemberian terapi zinc pada pasien kolitis dengan defisiensi zinc.

Background: Colitis is a common gastrointestinal disease that is a major problem in developing countries including Indonesia. Zinc, an important trace element with various functions including antimicrobial intestinal mucosa, improves gastrointestinal barrier function, and immune function. Colitis causes anatomical changes in the gastrointestinal tract, considered to cause zinc deficiency due to impaired absorption and increased excretion. This study aims to determine the profile of blood zinc and fecal analysis in colitis patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Methods: A cross-sectional study was conducted on 40 colitis and 16 healthy subjects in August 2019-November 2019. Colitis subjects were obtained consecutively from patients who were in the gastroenterology outpatient clinic or underwent colonoscopy at the Gastroenterological Endoscopy Center of RSUPN. dr. Cipto Mangunkusumo. Spectrophotometric examination of blood zinc samples and fecal analysis of colitis subjects to assess blood zinc profile and stool analysis. The level of colitis in the subjects' blood zinc was compared with the level of zinc in the healthy subject. Results: There were 40 colitis subjects and 16 healthy subjects included for analysis in this study. 45% of colitis patients who were deficient in zinc with a mean zinc level in the colitis group were 10.9 ± 1.9 μmol / L and the mean zinc level in healthy subjects was 12.3 ± 1 μmol / L. Fecal analysis profile of colitis group found 90% soft stool consistency, 17.5% slimy stool, increase in erythrocyte count 60%, increase in leukocyte count 5%, positive starch 20%, positive fat 7.5%, acid pH 97.5%, positive Fecal blood feces 37.5%, and fungi in feces 7.5%.
Conclusion: Zinc levels in the colitis group were significantly lower than zinc levels in the healthy group. Further research needs to be done to consider giving zinc therapy to colitis patients with zinc deficiency.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Naufal Ananda Perdana
"Pemesinan mikro merupakan teknik fabrikasi lanjutan untuk produk berukuran mikro atau memiliki akurasi dalam level mikro. Material yang digunakan pun tidak jarang berupa material lanjutan yang memiliki kekuatan tinggi dengan massa yang ringan seperti Ti-6Al-4V. Sebagai akibatnya, material tersebut memiliki sifat keras, getas, dan sulit diproses melalui pemesinan. Penelitian terbarukan menunjukkan bahwa pemberian getaran mampu meningkatkan kualitas dan kemampuan pemesinan untuk material-material dengan sifat tersebut, salah satunya berupa pemberian getaran longitudinal dan torsional (longitudinal torsional vibration assisted micromilling/LT-VAM). Penelitian ini akan mengamati proses pemesinan mikro dengan sistem LTVAM secara simulasi 3D. Pemesinan akan dilakukan dengan kombinasi kondisi kecepatan pemesinan dan jenis horn untuk LTVAM. Melalui pengamatan dengan simulasi 3D, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem LTVAM dengan horn yang memiliki torsionality tinggi memiliki potensi mengurangi gaya pemesinan hingga 35%, temperatur pemesinan hingga 9%, dan kekasaran permukaan hingga 27%.

Micromachining is an advanced microfabrication technique for micro-sized or micro-accuracy products. The materials used in micromachining are as advanced as it is, providing high-strength material while keeping its mass low such as those found in Ti-6Al-4V material. As a result, those mentioned advantages make them hard, brittle, and difficult to machine. Recent research articles had shown that vibration induction to the machining process can give a better machining quality to hard and brittle materials, one of which is longitudinal torsional vibration assisted micromilling (LT-VAM). This research is intended to simulate an LT-VAM machining process and how it compares to conventional micromilling. Several horn designs for LTVAM and variable speed will be simulated. Through the usage of 3D simulation techniques, the effects of LTVAM can then be measured. It has been shown that the application of the LTVAM system using a horn that has a high level of torsionality has the potential to reduce up to 9% of cutting temperature, 35% of cutting force, and 27% of surface roughness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>