Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104416 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haritsya Putri
"ABSTRACT
A Fashion set is very vital in order to support the concept of a private fashion show. However, to gain more attention, the set is getting closer to the public by its presence in public open space. As the set is intended to be built for temporary use, it has several impacts on the placemaking. This thesis, discusses about how ephemeral architecture can redefine certain places in order to support placemaking. This thesis aims to find the relation between Ephemeral Architecture and placemaking in the Fashion Set and how the principle of ephemeral architecture works to create a new experience and leads to placemaking. Two case studies are chosen because of two different contexts, which are Dior Spring Summer 2016 Fashion Set in Paris and JNBY COTTON USA 2016 Fashion Set in Shanghai.

ABSTRACT
Set fesyen sangat penting untuk mendukung sebuah konsep dalam Fashion show yang bersifat privat. Namun, untuk lebih mencuri perhatian, set fesyen mulai ditempatkan dekat dengan masyarakat umum dengan cara menghadirkan set pada ruang terbuka umum. Dengan fungsi fesyen set yang diharapkan untuk memenuhi fungsi temporer, Set mempunyai kelebihan dan pengaruh terhadap placemaking. Dalam skripsi ini, dijelaskan mengenai bagaimana cara ephemeral architecture bisa mengartikan kembali tempat dimana set fesyen diletakkan, dan juga elemen-elemen dari ephemeral architecture dalam set fesyen yang bisa kita temukan untuk mendukung placemaking. Skripsi ini bertujuan untuk mencari keterhubungan antara ephemeral architecture dan placemaking dalam set fesyen dan bagaimana prinsip dari ephemeral architecture bekerja untuk menghadirkan experience baru yang bisa menuntun ke cara dalam placemaking. Studi kasus dipilih berdasarkan perbedaan pada dua konteks tempat yang berbeda, yakni Set Fesyen untuk Dior musim semi panas tahun 2016 di Paris, dan JNBY Cotton USA tahun 2016 di Shanghai."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Teressa
"Seni pertunjukan merupakan aktivitas yang melibatkan sekelompok penampil dan penonton, biasanya melibatkan desain set panggung. Salah satu bentuk pertunjukan adalah fashion show. Fashion show umumnya menggunakan scenery untuk membantu menyampaikan konsep yang diangkat oleh koleksi fesyen. Penonton menggunakan kemampuan visualnya untuk memahami koleksi dan lingkungannya, sehingga terbentuk persepsi visual. Dari sekian banyak stimulus visual yang hadir, perancang desain set perlu dapat mengarahkan fokus penonton. Oleh karena itu, skripsi ini akan membahas peran dari ruang pertunjukan dan scenery dalam mengarahkan persepsi visual terhadap koleksi fesyen pada fashion show.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan melakukan studi literatur dan analisis studi kasus. Hal ini dilakukan untuk menelusuri peran dari stimulus visual berupa ruang pertunjukan dan scenery dalam mengarahkan persepsi visual penonton untuk memahami konsep koleksi fesyen pada fashion show. Studi literatur dilakukan untuk menelusuri bagaimana pesepsi visual memengaruhi hubungan antara scenery, koleksi fesyen, dan manusia. Studi kasus dilakukan dengan mengaji scenery yang hadir pada fashion show yang menampilkan koleksi haute couture.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, koleksi pakaian merupakan attended stimulus sedangkan scenery dan ruang pertunjukan merupakan unattended stimulus. Meski begitu, scenery dapat menjadi attended stimulus ketika karakteristik dari komposisi dan elemen penyusunnya dapat menarik perhatian penonton. Scenery dan ruang pertunjukan turut menyampaikan makna dan dapat mengarahkan perhatian penonton menuju bagian yang ingin ditekankan sehingga penonton dapat dengan lebih baik memahami konsep yang diangkat.

Performance art is an activity that involves a group of performers and spectators, commonly involves the usage of set design. An example of performance art is fashion show. Fashion shows generally use scenery to help convey the concepts of the presented collection. The audience uses their visual ability to understand the collection and its environment, hence visual perception is formed. Of the many visual stimuli that are present, set designers need to be able to direct audiences focus. Therefore, this thesis will discuss the role of theatrical space and scenery in directing audiences visual perception towards a fashion collection in fashion shows.
The method used was qualitative method, by conducting literature studies and analysis of case studies. This was done to explore the role of visual stimulus in the form of theatrical space and scenery in directing the audiences visual perception to understand the concept of fashion in a fashion show. Literature studies were conducted to explore how visual perception affects the relationship between scenery, fashion collection, and humans in fashion shows. The case study was conducted by analyzing the scenery of a fashion show that presented a haute couture collection.
Based on the analysis conducted, the presented collection is the attended stimulus while scenery and theatrical space are unattended stimulus. Even so, scenery can also act as attended stimulus when the characteristics of the composition and its elements have the ability to attract audiences attention. Scenery and theatrical space also convey meaning and can direct audiences attention towards a specific part that needs to be emphasized so that the audience can understand the concept of the collection better."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyyah Hasyim
"Fashion show terus berkembang seiring dengan minat konsumen pada produk fashion. Fashion show adalah sebuah seni pertunjukan dengan tujuan memperkenalkan koleksi pakaian terbaru sebagai media promosi bagi brand. Konsumen terus menginginkan inovasi dari tren yang diciptakan oleh brand. Brand bersaing untuk menarik perhatian konsumen melalui pertunjukan fashion show. Pertunjukan fashion show diisi dengan rangkaian gerakan pakaian dalam waktu tertentu. Rangkaian gerak tersebut diruangkan menjadi performativitas spasial pada ruang pertunjukan. Ruang pertunjukan berperan aktif dalam menyebarkan informasi terkait pertunjukan kepada penonton. Informasi tersebut disampaikan melalui elemen ruang pada ruang pertunjukan yang membentuk atmosphere. Musik merupakan rangkaian suara yang memiliki peran dalam pembentukan atmosphere ruang. Struktur yang membentuk musik menciptakan suasana dan karakteristik pada musik, kemudian ditangkap oleh indera tubuh yang membentuk persepsi ruang dan membentuk suasana hati pendengar. Hal tersebut membuat musik mempengaruhi suasana hati dan menarik atensi penonton pada pertunjukan fashion show.

Fashion shows continue to grow along with consumer interest in fashion products. Fashion show is a performance art with the aim of introducing ideas from the latest clothing collections as a promotional medium.Fashion show shows are filled with narration from a series of clothes that move in a certain time and atmosphere accompany them. Performance space plays an active role in spreading the narrative of the fashion show to the audience.Music is a series of sounds that have a role in forming the atmosphere of space. There is a structure th at forms the atmosphere and characteristics of music, then it is captured by the senses of the body which forms the perception of space and shapes the listener's mood. This makes music have a role in conveying the narrative through the atmosphere at the fashion show. Observations were made via the Dior Fall 2023 fashion show video on YouTube. The purpose of the observation was to find out the role of music in fashion shows. The results of the observations that have been made show that music has a role in changing the atmosphere in the fashion show space. Atmosphere is an architectural element that forms a narrative in the performance space. So that music has a role in build a narrative in the fashion show performance space through the formation of space atmosphere."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bevani Cattleya
"Cahaya matahari adalah anugerah Tuhan yang sering kali kita take it for granted. Ilmu pengetahuan alam yang kita dapat semenjak sekolah dasar sudah menjabarkan bagaimana matahari adalah sumber energi pokok untuk kehidupan di atas bumi, namun belum banyak pengkajian mengenai sisi estetis dan puitis dari cahaya matahari. Salah satu sisi estetis dan puitis dari cahaya matahari adalah perubahannya yang menerus dan keragaman kualitasnya yang sering melukis alam menjadi begitu indah. Ketika berlibur ke alam terbuka, sering kita menikmati pemandangan alam yang memberi kita suasana yang berbeda dari pagi, siang dan sore, berbeda pula ketika cerah atau mendung. Apa yang membuat suasana pagi hingga sore itu berubah? Tentunya pohon-pohonan, laut, dli tidak banyak berubah, yang merubah pemandangan secara keseluruhan adalah posisi matahari dan kondisi langit_ Sebagai arsitek, yang idealnya tidak hanya merancang sesuatu yang berguna tetapi jugs indah, kita semestinya awas terhadap efek yang dapat ditimbulkan oleh cahaya matahari terhadap karya arsitektur kita. Bila matahari dan langit dapat merubah suasana alam di ruang Iuar, mengapa tidak dapat merubah suasana di dalam ruang arsitektur kita? Tentunya tidak mudah merancang ruang yang dapat menanggapi perubahan kualitas cahaya matahari menjadi perubahan kualitas ruang. Tulisan ilmiah ini mencoba mengamati dan belajar bagaimana suatu ruangan dapat berubah kualitasnya dengan mengapresiasi perubahan kualitas cahaya matahari dan kondisi langit serta mengamati perilakunya dalam ruang interior meialui kajian teoritis dan pengamatan studi kasus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sidqi Azizi
"ABSTRAK
Terus meningkatnya populasi manusia mengakibatkan meningkatnya kebutuhan ruang dan jenis ruang pada bangunan. Hal tersebut menuntut arsitek untuk membuat desain yang lebih efektif dan efisien. Fenomena yang terjadi yaitu adanya integrasi struktural dengan utilitas bangunan yang kedua hal tersebut cenderung dilihat sebagai aspek yang terpisah. Di dalam skripsi ini, saya mencoba mencari tahu tentang integrasi struktural dengan utilitas bangunan dan bagaimana dampaknya terhadap kebutuhan ruang, dengan metode deskriptif dan analisa studi kasus bangunan Sendai Mediatheque dan Logytel ID Headquarters. Dari kedua studi kasus menggambarkan struktural yang sekaligus berperan menjadi ruang jalur utilitas bangunan lebih efisien dalam aspek struktural dan penggunaan volume ruang serta efektif memberikan alokasi ruang untuk penggunaan lainnya.

ABSTRACT
The increasing human population resulted in an increased need for space and the type of space in the building. It requires architects to design more effective and efficient. A phenomenon that occurs that is the integration of structural and the utility services that both of these tend to be seen as a separate aspect. In this thesis, I tried to find out about integration of structural and utility services and how it impacts the space, with descriptive method and analytical case studies of buildings Sendai Mediatheque and Logytel ID Headquarters. From these two case studies illustrate the structural once served into the space for the utility services lines is more efficient in structural and volume of space and more effective in allocating more space for the other function.;"
2016
S64697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosiana Ambarwati
"Sejak dulu lingkungan kesehatan atau Rumah Sakit digambarkan sebagai suasana yang putih, steril, licin, dan bersih. Telah luas diketahui bahwa warna memainkan dan mempunyai pengaruh yang kuat pada emosi, suasana hati dan psikologi manusia. Warna dapat menjadikan tenang, menyegarkan atau menggairahkan, memberi semangat atau malah menimbulkan stress. Kesan hidup dan suasana suatu ruang sangat ditentukan oleh warna dan sebutan yang kita berikan pada ruang tersebut baik cerah, riang, meriah, nyaman, sedih, sejuk atau serius berdasarkan warna - warna yang menimbulkan kesan seperti di atas pada kita.
Penelitian ini merupakan survai analitik cross sectional dengan tujuan mengetahui gambaran deskriptif faktor-faktor yang diteliti dan hubungannya. Pengumpulan data primer dilakukan di dua buah Rumah Sakit yaitu di Rumah Sakit UKI Cawang yang menggunakan warna interior dinding putih dan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Jatinegara yang menggunakan warna interior dinding berwarna ( krem/kuning gading ). Sampel diambil dengan cara kuota dengan jumlah sampel 80 atau 40 setiap Rumah Sakit yaitu pasien rawat inap di kelas perawatan Super VIP, VIP dan I. Waktu pengambilan sampel yaitu pada bulan Juli - Agustus 2000. Hasil penelitian ini dianalisis secara statistik univariat dan bivariat menggunakan SPSS 10.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan univariat bahwa karakteristik responden dikedua Rumah Sakit ( hanya berbeda dalam hal pekerjaan yaitu persentase responden yang bekerja lebih banyak di Rumah Sakit UKI dan mayoritas dari responden usia produktifnya adalah bekerja. Kesimpulan bivariat adalah ada hubungan antara warna interior dinding dengan efek psikologis pada pasien, yaitu warna interior dinding yang berwarna ( krem / kuning gading) kurang meyebabkan stres dibandingkan warna interior dinding yang putih. Pendidikan dan pekerjaan juga ada hubungan dengan efek psikologis warna interior dinding.
Sebagai saran untuk Rumah Sakit UKI Cawang agar menggunakan warna interior dinding krem / kuning gading. Untuk Program Kajian Administrasi Rumah Sakit ( agar memberikan mata kuliah tentang Desain Interior agar mahasiswa mengetahui bahwa warna interior dinding memiliki aspek yang penting pada pasien.

The Correlation between Colors On Interior Walls And Their Psychological Effect On Patients Treated At UKI Cawang Hospital And Mitra Keluarga Jatinegara Hospital In The Year 2000Since long ago health environment or Hospital has been pictured as a white, sterile, smooth and clean atmosphere. It is widely known that colors play and have a strong influence on the emotion, feeling and psychology of mankind. Colors can calm down, refresh or stimulate, give encouragement or even cause stress. A lively impression and atmosphere of a room is very much determined by the colors and the reference we give to that room be bright, cheerful, joyful, pleasant, sad, cool or serious based on the colors creating the above impression upon ourselves.
A study such as this is an analytical cross sectional survey with the purpose to comprehend the descriptive illustration of the examined factors ad its correlation. Primary data collection was conducted in two Hospitals, both in UK1 Cawang Hospital which uses a white color for its interior walls and Mitra Keluarga Jatinegara Hospital which uses a crème/ ivory yellow. Samples were taken by the quota method with a total of 80 or 40 for each Hospital being treated in the Super VIP, VIP and 1' class. The samples were taken in the month of July and August 2000. The result of this research was univariat and bivariat statistically analyzed using SPSS 10.
The result of this research was the univariat conclusion that the characteristics of respondents at both Hospitals only differed in the employment factor, being that the UKI Cawang Hospital had a higher percentage of employed respondents and that the majority or respondents had job in the productive age. The bivarial conclusion was that a correlation does exist between the color of interior walls and its psychological effect on patient, which is that colored interior walls ( crème/ ivory yellow ) will caused less stress compared to white colored interior wall colors. Also a correlation does exist between education and the employment with psychological effect of stress of interior walls.
I would like to propose that UKI Cawang Hospital would use a crème/ ivory yellow color on its interior walls, For the Study Program on Hospital Administration lectures should be given on Interior Design so that students would understand that the color of interior walls is an important aspect to a patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfajri Rahmatullah
"Saat ini, nobar merupakan salah satu kegiatan komunitas yang semakin populer di kalangan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyak komunitas pendukung klub sepak bola yang bermunculan dan mengadakan kegiatan tersebut. Kegiatan nobar yang biasanya rutin dilakuan setiap minggunya tidak terlepas dari tempat yang mereka gunakan. Sebuah tempat nobar harus memiliki faktor yang menjawab kriteria komunitas terkait penggunaannya sebagai pangkalan nobar. Tulisan ini akan membahas lebih lanjut tentang keterkaitan atau hubungan sebuah komuntas pendukung klub sepak bola dengan tempat nobarnya. Hal ini berkenaan dengan elemen fisik tempat nobar komunitas, aktivitas yang berupa penuansaan tempat nobar dengan identitas komunitas tersebut, serta pemaknaan peserta nobar terhadap komunitasnya dan tempat nobar sebagai pangkalan nobarnya.

These a day , nobar has become one of the most popular community activities in society. This fact can be proven by realizing that there are so many supporter comunities that appear and hold this activity. Nobar, regularly being held by supporter community every weekend can't be separated with the place they used as a venue. One place should have several factor that answer community criteria about the usage of that place as their nobar basecamp. This paper will be focused more about the connection between football community supporter with their nobar location. This paper is also talk about physical element of nobar's venue, community activity that create and change a neutral place into a place with their identity, and the meaning that member indivually feel towards community and also the place as their nobar basecamp.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Ayunda Putri
"Pengunjung kafe umumnya ingin merasakan suasana yang nyaman dan rileks, dan cahaya yang agak redup dan kekuningan dinilai dapat memberikan kesan rileks. Sedangkan sebuah kafe perpustakaan memiliki aktivitas membaca sebagai aktivitas tambahan, yang membutuhkan cahaya yang terang. Beberapa lembaga juga mengeluarkan rekomendasi tingkat iluminasi untuk sebuah ruang baca. Namun setelah dilakukan kajian teori dan studi kasus didapat bahwa pencahayaan yang dapat membuat rileks tidak hanya bergantung dari warna cahaya akan tetapi ada pengaruh dari penempatan sumber cahaya, arah cahaya dan elemen-elemen lain dalam sebuah ruang. Untuk aktivitas membaca tidak harus terang sesuai tingkat iluminasi yang direkomendasikan, namun tetap harus cukup untuk kenyamanan manusia ketika membaca.

Guests of cafe in general way want to feel relax ambience, generally dreary and warm light claimed can create impression of relax. While library cafes have reading as additional activity that require bright light. Some institute also published recommendation of illuminance for a reading room. However after did theory research and study case, found that lighting which can make relax not only depend by color of light but also effected by location of light source, direction of light and other elements of a room. For reading activity must not bright as recommendation of illuminance, but still must enough for human comfort when reading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanny Febrina
"Pencahayaan buatan merupakan salah satu aspek desain interior untuk menerangi interior ruang komersil yang bergerak di bidang food & beverages. Dalam hal ini, pencahayaan buatan juga berperan penting untuk membentuk suasana interior dan suasana hati pengunjung, karena berkaitan dengan interaksi visual pengunjung dalam mengalami sebuah ruang ketika sedang menikmati makanan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kriteria mendesain interior ruang komersil yang menjual western cake melalui pencahayaan buatan serta standar iluminasi yang dibutuhkan untuk sebuah kios di pasar dan kafe sehingga dapat mengetahui pengaruh pencahayaan buatan terhadap persepsi visual manusia. Penulisan ini menggunakan metode studi kepustakaan, studi kasus, wawancara dan kuisioner untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Studi kasus dilakukan dengan mengamati dan membandingkan karakteristik suasana yang terbentuk melalui pencahayaan buatan pada sebuah kios dan kafe yang masih tergolong baru. Pencahayaan buatan pada suasana interior di kedua tempat tersebut membentuk karakteristik yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi visual manusia dalam menerima intensitas cahaya yang dibutuhkan ketika sedang menikmati kue, kawasan dimana kios dan kafe tersebut berada, dan target pengunjung yang datang untuk menikmati kue.
Artificial lighting is one aspect of interior design to illuminate the interior of commercial space engaged in food & beverages. In this case, artificial lighting also has an important roles to form the interior atmosphere and mood of visitors, because it related to the visual interaction of visitors in experiencing a space while enjoying the food. This thesis aims to determine the criteria for designing the interior of commercial space that sells western cake through artificial lighting and illumination standards required for a kiosk at the market and cafe so it can determine the effect of artificial lighting on human visual perception. The methods used literature studies, case studies, interviews and questionnaires to obtain the required data. Case studies conducted by observing and comparing the characteristics of the atmosphere that is formed through artificial lighting at a new kiosk and cafe. Artificial lighting on the interior atmosphere in both places forming different characteristics. It is influenced by human visual perception in receiving the required light intensity while enjoying cake, an area where the kiosk and cafe are located, and the targeted visitors who come to enjoy the cake."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chelsy Oktaviani
"ABSTRACT
Objek merupakan elemen interior pembentuk atmosfir. Atmosfir berperan dalam membangun kualitas ruang bagi penggunanya. Dalam interior, objek dapat berperan sebagai komoditas yang memiliki nilai di masyarakat. Chinoiserie merupakan salah satu contoh komoditas yang berkembang di masyarakat. Chinoiserie dianggap kaya akan nilai kebudayaan, spiritualitas, dan sosial. Dalam ruang interior, Chinoiserie hadir pada objek, furnitur, dan elemen dekorasi. Keberadaan Chinoiserie tercermin dari elemen warna dan pola yang digunakannya. Ketika ditempatkan, Chinoiserie membawa nilai-nilai sebagai komoditas sehingga mempengaruhi kualitas ruang dan penggunanya. Dalam menelusuri penggunaan Chinoiserie dalam ruang interior, digunakan dua studi kasus yaitu Apartemen Coco Chanel dan Restoran Orient8, Hotel Mulia, Jakarta. Dari penelusuran kedua studi kasus tersebut ditemukan bagaimana Chinoiserie sebagai komoditas dimaknai oleh pengguna ruang dan pengaruhnya terhadap interior dan perilaku manusia serta menemukan bagaimana aplikasi Chinoiserie sebagai elemen dekorasi dalam ruang interior domestik dan ruang interior publik.

ABSTRACT
Objects as interior element are used to form atmosphere. Atmosphere plays a role to build the quality of space for it rsquo s user. In the interior, objects act as commodities that have value in society. Chinoiserie is one example of a growing commodity in the community. Chinoiserie is considered rich in cultural, spiritual, and social values. In interior space, Chinoiserie is presented in objects, furniture, and decorating elements. The existence of Chinoiserie is reflected in it rsquo s color elements and patterns. When placed in the interior, Chinoiserie carries values as a commodity that affects the quality of space and its users. In searching for the use of Chinoiserie in interior space, two case studies are used Coco Chanel Apartment and Orient8 Restaurant, Mulia Hotel, Jakarta. From the search of two case studies, it is found how Chinoiserie as commodity interpreted by the users and its influence on the interior and human behavior, also the findings how the application of Chinoiserie as a decorative elements in the domestic interior and public interior. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>