Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qayyum Hamidi Alius
"ABSTRACT
Vaksin merupakan salah salah satu permasalahan yang ada di Indonesia. Berdasarkan data dari WHO menyatakan bahwa 75 vaksin di Indonesia terindikasi membeku pada saat distribusi.Vaksin pada umumnya harus di distribusikan dengan menggunakan kotak vaksin yang dimana suhuny harus berada pada temperatur 2 C - 8 C. Teknologi terbarukan dari kotak vaksin yaitu dengan menggunakan adsorption sebagai sumber pendingin. Teknologi ini terbagi menjadi 3 modul yaitu modul pendingin, kotak vaksin, dan solar heater. Pada modul pendingin dimana proses adsorpsi terjadi yaitu dengan memanfaatkan penurunan tekanan sehingaa terjadinya penurunan temperatur. Pada penelitian kali ini yaitu menguji peforma dari 3 jenis adsorbent yaitu zeolite alami, silica gel tipe RD, dan silica gel tipe A dengan menggunakan cooling modul. Parameter yang diuji dari penelitian kali ini yaitu temperatur evaporator, temperatur bed, serta lama waktu proses adsorpsi. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa untuk temperatur evaporator yang dapat dicapai oleh zeolite alami yaitu 11 C dan temperatur bed 110 C dan tekanan paling rendah yaitu -0.05 bar, dengan proses adsorpsi berlangsung selama 10,000s. Sedangkan untuk temperatur evaporator yang dapat dicapai oleh silica gel tipe RD yaitu 16 C dan temperatur bed 30 C dengan tekanan terendah 0.039 bar. Proses adsorpsi dapat berlangsung selama 5800s. Untuk temperatur evaporator yang dapat dicapai oleh silica gel type A yaitu 16 C akibat perbedaaan tekanan dan kembali naik hingga suhu 20 C dan mengalami penurunan lagi hingga suhu 18 C dengan temperatur bed yaitu 38 C. Sedangkan untuk tekanan yang dapat dicapai yaitu 0.059 bar.Pada proses adsorpsi dapat berlangsung dari 2000s hingga 8000s.

ABSTRACT
Vaccine is one of the biggest problem that happen in Indonesia. Almost 75 vaccine is frozen on shipment process from Province to healthcare in district. Vaccine usually is transferred using a vaccine box whose the temperatur has to be maintained at 2 8 C. The newest technology of vaccine box uses adsorption cooling and solar energy to keep the cold chain. This technology is separated into 3 modules which are cooling module contain zeolite and water , vaccine box, and solar heater. The cooling module using adsorption as the cooling process, where the adsorption makes a pressure drop and causes the decrease of the temperatur. The decrease temperatur will be used as source of the cooling in the vaccine box. This paper is about defined a performance of adsorbent natural zeolite, silica gel type RD, and silica gel type A that will be used in cooling module. The parameter that will be measured to defined a performance are temperatur of evaporator, bed, and how long the process of adsorption. According to experimental, the temperatur that can reach by natural zeolite is 11 C while the temperatur in bed is 110 C. The lowest pressure during adsorption process is 0.05 bar and adsorption rsquo s time is 5800s. While for silica gel type RD, the lowest temperatur of evaporator for adsorption process is 16 C and the temperatur of bed is 30 C with the pressure is 0.05 bar. The lowest temperatur that can reach for silica gel type A is 16 C because of large difference of pressure between evaporator and bed, because of that suddenly the temperatur rise to 20 C and after that the process of adsorption is running. The temperatur go down to 18 C and remain constant for 6000s."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Alaydrus
"Penelitian ini menggambarkan desain flooded evaporator dalarn penggunaannya yang akan di pakai untuk pembibitan udang. Flooded evaporator ini menggunakan siklus aliran pendingin ini bertipe shell-and-tube hear exchanger, Serta memanfaatkan refrigeran R-22 dalam shell dan air laut yang ingin didinginkan pada bagian tube-nya. Konsep desain ini akan ditampilkan sejalan dengan deskripsi bagaimana sebuah evaporator bekerja sehingga terjadi perpindahan kalor yang berfungsi menurunkan temperatur air laut dalam range tertentu, sehingga dapat digunakan untuk tambak udang ini. Temperatur air laut keluaran dari evaporator yang diinginkan sebesar 25°C dengan temperatur masuknya air laut sebesar 35°C. Stainless steel digunakan sebagai material untuk shell dan juga tube-nya, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya karat pada bagian dalam dari keduanya.

This research describes a flooded evaporator’s design for seeding shrimp. Flooded evaporator uses shell-and-tube heat exchanger on its refrigerant flow cycle. It takes R-22 as the refrigerant in shell and seawater that will be cooled in tubes. The concept of designing this evaporator is how to make the temperature of seawater lower than before in a certain range caused by heat transfer on the evaporator. The seawater exit temperature coming out from the evaporator is 25°C while the intake temperature is 35°C. Stainless steel will be used for shell and tube to avoid corrosion on the inside of shell and tubes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Sidharta
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulham Sasmita
"Kondisi udara merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia, lingkungan ataupun industri. Pada zaman sekarang kehidupan industri sudah banyak menggunakan mesin. Kebanyakan mesin yang digunakan tersebut menghasilkan kalor yang sangat besar. Biasanya kalor tersebut dilepas dengan menggunakan media air, tetapi pada beberapa mesin air tidak dapat meyerap seluruh kalor yang dilepas. Maka air tersebut harus didinginkan terlebih dahulu, disinilah peran mini chiller dipakai. Penulis hanya membahas bagian evaporator dan capillary tube pada mini chiller ini.
Biasanya chiller mampu menurunkan perbedaan temperatur yang cukup besar maka di skripsi ini kita ingin mengetahui apakah mini chiller mempunyai kemampuan seeperti chiller yang dapat menurunkan temperatur yang cukup besar tersebut dilihat dari kapasitas evaporatornya. Dan kita juga ingin mengetahui apakah panjang pipa kapiler yang sudah cukup baik.

The air condition is one of the important things in human life, the environment or industry. In today's industrial life has many uses machines. Most machines that used produces the heat that very large. Usually the heat is removed by using water, but on some machines the water can not absorb all the heat that released. Then the water must be cooled, where the role of mini chiller used. The author discusses only part evaporator and capillary tube at this mini chiller.
Usually the chiller can reduce the temperature difference is large enough then this thesis we want to know whether the mini chiller has the ability like chiller to lower substantial temperature that seen from the capacity of evaporator. And we also want to know whether the length of the capillary tube is good enough."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S55015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnas
"Pada perhitungan model simulasi, yang terutama adalah untuk pengembangan desain alat penukar kalor (evaporator), tetapi dibatasi oleh spesifikasi dari komponen sistem dan jenis Refrijeran. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat permodelan matematika evaporator dari sistem Refrijerasi cascade untuk membantu permodelan seluruh sistem. Pada sistem Refrijerasi cascade ini menggunakan Refrijeran propane/CO2/ethane. Kerja evaporator sistem cascade pada temperatur yang sangat rendah yaitu -70°C. Sistem sirkuit temperatur rendah menggunakan refrijeran campuran CO2 dan ethane sedangkan pada sirkuit temperatur tinggi menggunakan propane. Permodelan dihitung dengan menggunakan software Matlab. Evaporator yang digunakan dalah jenis fin dan tube dengan fin berbentuk plat, di mana perhitungan dilakukan dengan mengadopsi persamaan dari EVSIM. Parameter yang diketahui adalah temperatur masuk evaporator, laju masa, koefisien heat transfer dan tekanan masuk dan keluar evaporator, temperatur kabin dan kecepatan udara di dalam kabin. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan variasi beban pendinginan pada evaporator kemudian dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teori. Sehingga didapatkan prosentase penyimpangan antara hasil perhitungan dan eksperimental sebesar 38 %.

In the simulation model calculations, which mainly are for the development of the design heat exchanger (evaporator), but limited by the specification of the system components and the type refrigerant. The purpose of this study is to make mathematical modeling of Refrijerasi cascade systems evaporator to help modeling the entire system. In this cascade system using refrigerant propane/CO2/ethane. Work evaporator cascade system at extremely low temperatures of -70°C. The low system using refrigerant mixture of CO2 and Ethane while at high temperature circuits using propane. Modeling calculated using Matlab software. Evaporator used fin and tube type with fin-shaped plate, in which the calculation is done by adopting the equation from EVSIM. Parameters that are known to inlet evaporator temperature, the mass flow rate, heat transfer coefficient and pressure inlet and outlet of the evaporator, cabin temperature and air velocity inside the cabin. Experiments performed using variations of the cooling load on the evaporator is then compared with the results of theoretical calculations. The percentage error between the calculated and experimental results by 38%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T29990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Riyadh
"Sistem adsorpsi pada padatan atau sistem adsorpsi fisik banyak sekali digunakan dewasa ini. Sistem adsorpsi digunakan pada sistem penjernihan air, penyerapan limbah, gas storage (penyimpan gas), sistem pendingin, pemurnian gas (gas purification) dan lain-lain. Pada sistem adsorpsi media penyerapannya biasa disebut sebagai adsorben dan zat yang terserap disebut sebagai adsorbat. adsorben adalah zat atau material yang mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mempertahankan cairan atau gas didalamnya.
Sistem ini menggunakan silica gel sebanyak 150 gr sebagai adsorben dan air sebanyak 120 ml sebagai adsorbat. Alat pengujian adsopsi dirancang untuk tidak mengalami kebocoran pada tekanan sampai dengan -29 inHg gauge untuk mendapatkan temperatur saturasi air yang mencukupi untuk proses penyerapan kalor. Sedangkan material yang dipilih pada komponen alat ini adalah material yang tahan terhadap korosi akibat air seperti kaca dan stainless steel. Perbedaan temperature terendah yang dicapai di adsorbat storage sebesar 137ºC.

Adsorption in solid surface is used by research and industrial. Adsorption system has used for water purity, gas storage, cooling system, gas purification etc. In adsorption system, Material or physic media is conceiving call adsorbent and the material is permeated call adsorbate. Absorbent is material, which is having ability to fasten and maintain liquid or gas.
In this system using 150 gr of silica gel as an adsorbent and 120 ml water as an adsorbate. This device is designed to be able to prevent leakage at pressure up to -29 inHg gauge to reach the saturation temperature which is enough for heat absorption process. While, material selected for component of this machine is a material that capable to resist the corrosion effect caused by methanol such as glass and stainless steel. Lowest temperature difference achieved on adsorbate storage is 13ºC.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50955
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai jenis vaksin telah banyak dikembangkan untuk mengatasi dan mencegah penularan penyakit infeksi. Beberapa pendekatan teknologi perancangan vaksin telah telah mengalami perkembangan yang cukup pesat untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kerumitan penanggulangan penyakit infeksi. Vaksin generasi pertama yang menggunakan mikroba patogen yang dilemahkan telah banyak
digunakan, namun karena pertimbangan keamanan dari vaksin generasi pertama ini maka vaksin generasi kedua yang menggunakan mikroba patogen yang dimatikan, telah dikembangkan. Demikian pula dengan vaksin generasi ketiga yaitu vaksin rekombinan yang terdiri dari protein yang dimurnikan telah dikembangkan dan digunakan. Kemajuan dalam bidang biologi molekuler dan rekayasa genetika telah memungkinkan untuk mengembangkan vaksin generasi keempat yaitu vaksin DNA. Dalam review ini akan dibahas tentang konstruksi dan elemen genetik vaksin DNA, keuntungan dan berbagai kemajuan yang telah dicapai dalam penelitian tentang vaksin DNA.

Abstract
Vaccines have been developed for a range of different infectious diseases. The complexity of microbial infections requires novel approaches to vaccine design. The first-generation of vaccines were live attenuated pathogens. Because of safety concerns, the second-generation of vaccines, chemically or physically inactivated pathogens were later developed. Purified or synthetic proteins represent a third generation, and recent advances in molecular biology and genetic engineering have led to the development of
the fourth vaccine generation, which includes DNA and virus vector-based vaccines. This review discusses on the genetic elements and construction of DNA vaccines, comparison of DNA vaccines and conventional vaccines, the benefits and limitations of DNA vaccines, and the advances of genetic vaccine development over the last
decade."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Widarso
"ABSTRAK
Program pemberantasan rabies telah dilaksakan secara terpadu lintas sektoral sejak Pelita V, yang tertuang dalam SKB Menteri Kesehatan, Menteri Pertanian, dan Menteri Dalam Negeri, tahun 1978 dengan peran dan tanggung jawab sesuai masing-masing sektor. Rabies tersebar di 20 propinsi, dengan terdapat kematian karena rabies setiap 3 hari 1 orang meninggal (1986-1989). Penyakit ini bersifat fatal. Hanya dengan cara memberikan vaksin anti rabies/serum anti rabies sesuai dengan SOP terhadap orang digigit hewan penular rabies dapat mencegah tidak terjadi kasus rabies pada manusia. Propinsi Jawa Barat menempati urutan ke dua setelah Sumatera Barat (1992). Penderita gigitan per-tahun di Jawa Barat rata-rata 2571 orang, kematian karena rabies 4,3 per 1000 gigitan. Lokasi penelitian adalah Kotamadya dan Kabupaten Bandung, sample diambil secara total populasi.
Penelitian ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemberian VAR/SAR sesuai dengan SOP terhadap penderita gigitan hewan penular rabies. Metode yang dipergunakan adalah survai retrospektif dengan menggunakan data sekunder sejak 5 tahun yang lalu (1989-1993). Hasil penelitian didapatkan 2 variabel yang sangat berpengaruh terhadap pemberian VAR/SAR sesuai SOP dan terhadap kematian karena rabies. Variabel tersebut adalah jenis luka gigitan dan keadaan hewan. Penular utama adalah hewan anjing. Jenis luka gigitan sangat menentukan indikasi pemberian VAR/SAR sesuai dengan SOP secepat mungkin. Demikian juga keadaan hewan penggigit, bila keadaan hewan lari/mati/dibunuh tanpa pemeriksaan laboratorium/diobservasi/ laboratorium positif maka ini merupakan indikasi kuat untuk pemberian VAR/SAR. Dari pengamatan sebanyak 4708 kasus gigitan hewan penular rabies yang terjadi/tercatat selama periode 1989-1993 di Kodya dan Kab. Bandung ternyata hanya didapat 11 kematian. Keadaan ini menunjukkan tingkat efektivitas yang sangat tinggi didalam penatalaksanaan kasus gigitan hewan penular
rabies. Penerapan pemberian VAR/SAR sesuai S0P (yang mengaca pada SOP yang dibuat WHO) menunjukkan efektivitas sebesar 99,76% dalam menekan kematian karena rabies. Padahal kegagalan penetapan indikasi pemberian VAR/5AR dapat menyebabkan kematian 100X. Penerapan pemberian VAR/SAR sesuai SOP secara tepat dalam penanganan kasus gigitan hewan penular rabies, dapat menekan angka kematian sampai dengan 0,0055%.
Para petugas kesehatan (dokter/paramedis) di Kodya dan Kab. Bandung telah mengenai dan mengetahui dengan melaksanakan SOP dengan benar. Namun demikian agar petugas tetap segar tentang pengetahuan rabies maka perlu dilakukan pelatihan/penyegaran secara teratur.
Hasil yang sudah dapat dicapai di Kodya dan Kab. Bandung dapat dijadikan model serta direplikasikan kedaerah endemic lain.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"Di rumah sakit merupakan hal yang memerlukan perhatian khusus, untuk menghindari risiko obat kadaluarsa dan rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama yang dapat berujung pada kerugian rumah sakit. Namun, kekurangan persediaan dapat menyebabkan terjadinya stock out sehingga harus dilakukan pemesanan cito dan berakibat pada semakian lamanya waktu tunggu dan penurunan tingkat kepuasan pasien. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang termasuk ke dalam kategori slow moving dan fast moving di depo farmasi rawat jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data pengeluaran sediaan farmasi dan BMHP pada setiap depo farmasi rawat jalan di Rumah Sakit Universitas Indonesia periode januari-maret 2023. Obat kategori fast moving terdiri dari  2 obat non esensial, 7 obat esensial, dan 1 obat vital. Sementara obat slow moving terdiri dari 7 obat esensial dan 3 BMHP.

Availability of drugs in hospitals is a matter that requires special attention, to avoid the risk of drugs being expired and damaged due to storage for too long which can lead to hospital losses. However, a shortage of supplies can cause stock outs so that orders must be made for cito and result in longer waiting times and a decrease in patient satisfaction. This report aimed to determine pharmaceutical preparations and Medical Consumable Materials (BMHP) which were included in the slow moving and fast moving categories at the outpatient pharmacy unit at the Universitas Indonesia Hospital. The method used is to collect data on the release of pharmaceutical preparations and BMHP at each outpatient pharmacy unit at the Universitas Indonesia Hospital for the period January-March 2023. The fast-moving drugs category consisted of 2 non-essential drugs, 7 essential drugs, and 1 vital drug. Meanwhile, slow moving drugs consisted of 7 essential drugs and 3 BMHP."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Kurniawan
"ABSTRAK
Teknologi adsorpsi menjadi salah satu solusi oleh peneliti saat ini untuk menyelesaikan permasalahan energi dan lingkungan. Bagian utama sistem pendingin adsorpsi adalah adsorben dan adsorbat. Salah satu adsorben yang paling banyak digunakan dalam penelitian tentang pendinginan adsorpsi adalah silika gel. Konfigurasi chiller terdiri atas dua ruang penyerapan dengan menggunakan fin tube heat exchangers sebagai adsorber, kondenser, and evaporator. Chiller diuji pada kondisi temperatur hot water inlet/cooling water inlet/chilled water inlet/outlet sebesar 79.2/29.4/11.0/8.5oC. Heat dan mass recovery diadopsi dalam eksperimen untuk meningkatkan kapasitas pendinginan. Waktu proses pendinginan divariasikan untuk memperoleh waktu optimal berkaitan dengan performa. Nilai terbaik untuk COP dan kapasitas pendinginan diperoleh sebesar 0.52 dan 3.1 kW menggunakan jarak fin 3 mm pada saat waktu adsorpsi/desorpsi sebesar 700 s.

ABSTRACT
The adsorption technology is becoming the more expected solution by today 39 s researchers for fix the energy and environmental issues. The main part of the cooling system adsorption is adsorbent and adsorbate. One of the most widely used adsorbents in research of adsorption technology is silica gel. A new silica gel water adsorption chiller design was developed that composed of two sorption chambers with compact fin tube heat exchangers as adsorber, condenser, and evaporator. The chiller is tested under typical condition for hot water inlet cooling water inlet chilled water inlet outlet temperatures are 79.2 29.4 11.0 8.5oC, respectively. Heat and mass recovery were adopted in experiment to increase the cooling capacity. The cooling time was variated to obtain the heat recovery optimum time related to the performance. Best value of COP and cooling power were obtained 0.52 and 3.1 kW using 3 mm range of fin, respectively, at adsorption desorption time 700 s."
2018
T50886
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>