Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darin Atiandina
"Skripsi ini membahas mengenai Alternative for Germany AfD sebagai partai radikal kanan populis di Jerman pada pemilihan umum tahun bundestag 2013 dan tahun 2017. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mencoba menganalisis kegagalan AfD pada pemilihan umum tahun 2013 dan keberhasilan AfD pada pemilihan umum tahun 2017 dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan pemilih terhadap partai tersebut, yaitu 1 kondisi ekonomi Jerman, 2 laju imigrasi, dan 3 ketidakpuasan politik. Penelitian ini menggunakan konsep partai radikal kanan populis, tesis the demand side, dan teori protes politik untuk membantu penulis dalam menganalisis ketiga faktor tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa ketika kondisi perkonomian yang buruk terjadi bersamaan dengan peningkatan laju imigrasi, ketidakpuasan politik masyarakat meningkat sehingga menciptakan protest vote atau protes pemilih yang berdampak positif pada peningkatan suara partai radikal kanan populis.

This paper covers Alternative for Germany AfD as a populist radical party in Germany during the bundestag election of 2013 and 2017. By using qualitative methods, this study attempts to analyze AfD 39 s failure in the 2013 elections and the success of AfD in the elections of the year 2017 seen from factors affecting voter support for the party, namely 1 German economic conditions, 2 immigration rate, and 3 political dissatisfaction. This research uses the concept of radical right Populist Party, the demand side thesis, and political protest theory to assist writer in analyzing these three factors. The study find that when the economic conditions of a country 39 s economy in a bad conditions occur along with an increase in the rate of immigration, the political dissatisfaction of society increases so as to create a protest vote or voter protest which positively impacts the improvement of radical rightist Populist Party.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Andra Madusila
"Skripsi ini membahas mengenai faktor-faktor penyebab penurunan kursi parlemen Cambodian People's Party pada Pemilihan Umum Nasional Kamboja Tahun 2013. Skripsi ini menggunakan teori Personalisasi Politik yang dan teori Pilihan Rasional. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor penyebab penurunan kursi parlemen Cambodian People's Party pada Pemilihan Umum Nasional Kamboja Tahun 2013 adalah persoalan kepemimpinan Hun Sen dan kinerja pemerintahan, menguatnya gerakan pro-demokrasi, perubahan kekuatan politik kelompok oposisi, dan tekanan internasional. Kesimpulan yang didapat adalah otoritarianisme yang ada di Kamboja tidak akan dapat bertahan lama karena meningkatnya gerakan pro-demokrasi di Kamboja.

This thesis discusses Cambodian People's Party's parliamentary seats decline factors in Cambodia National Election 2013. This thesis is using Personalisaton of Politics theory and also Rational Choice theory. The research methodology is qualitative through literature study. The research found that there are a few Cambodian People's Party's parliamentary seats decline factors in Cambodia National Election 2013. Those factors are Hun Sen's leadership and government issues, changes in oposition political power, increasement in pro-democracy movement, and international pressure. The conclusion is authorianism in cambodia is will not last long because of increasement of pro-democracy movement in Cambodia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurit Putera Pradita
"Skripsi ini mengelaborasi hubungan antara dua elemen dalam sistem demokrasi yaitu Alternative fuer Deutschland Party sebagai sebuah partai politik sayap kanan dengan Patriotische-Europaer Gegen Die Islamisierung Des Abendlandes (Pegida) sebagai sebuah gerakan sosial sayap kanan di Jerman. Dalam menganalisis hubungan antara kedua elemen demokrasi tersebut, penulis menggunakan teori Gerakan Sosial oleh Sidney Tarrow pada indikator pembingkaian (framing), ditambah dengan tesis interkoneksi gerakan sosial sayap kanan dengan partai politik oleh Neil Davidson pada tiga preposisi yang ada antara lain suportif (1), kompatibel (2), dan destabilisasi (3). Lebih lanjut, skripsi ini juga menganalisis sifat Pegida sebagai suatu gerakan sosial sayap kanan melalui preposisi ide dan gagasan (1), isu (2), serta pembingkaian atau framing (3). Analisa penulis berujung pada temuan bahwa keduanya berelasi secara semi-formal sebab meskipun gerakan Pegida bukan merupakan sayap partai (underbouw) Partai AfD tetapi relasi antara keduanya terjalin dengan harmonis oleh karena militansi mereka dalam memperjuangkan cita-cita revivalisme populisme sayap kanan.

This thesis elaborates the relationship between two elements in the democratic system namely Alternative fuer Deutschland Party as a right-wing political party with the Patriotische-Europaer Gegen Die Islamisierung Des Abendlandes (Pegida) as a right-wing social movement in Germany. In analyzing the relationship between the two elements of democracy, the author uses Social Movement theory by Sidney Tarrow on framing indicators, supported with the thesis of interconnection of right-wing social movements with political parties by Neil Davidson on three prepositions, including supportive (1), compatible (2), and destabilizing (3). Furthermore, this thesis also analyzes the nature of Pegida as a right-wing social movement through the preposition of ideas (1), issues (2), and framing (3). The author's analysis leads to the finding that the relationship between these two elements are semi-formal because even-though the Pegida movement is not an underbouw of the AfD Party, the relationship between the two is harmoniously established because of their militancy in fighting for ambition which are basically relatively the same"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Baptista Fandis Nggarang
"ABSTRAK
Pada tahun 2015, pemerintah Jerman menerima pengungsi dalam jumlah yang hampir mencapai 1 juta orang. Kebijakan ini memicu pro dan kontra. Kecemasan dan ketakutan karena keberadaan orang asing semakin meningkatkan sikap antipengungsi dan bahkan antiislam yang dalam konteks sosial politik di Jerman digerakkan oleh kelompok kanan seperti Pegida dan partai AfD. Pegida dan AfD, sebagai bagian dari gerakan populis Eropa, menarik untuk diteliti karena kedua kelompok ini mempengaruhi perdebatan dan kebijakan pengungsi atau migran dan mendapatkan perhatian yang besar dari media arus utama di Jerman. Sebagai pembentuk opini publik, konstruksi media mengenai kelompok sayap kanan di Jerman sangat perlu dipahami. S ? ddeutsche Zeitung dipilih dalam penelitian ini karena media ini menjadi salah satu media rujukan masyarakat di Jerman dalam berita politik. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengungkapkan strategi pemberitaan dan ideologi S ? ddeutsche Zeitung dalam mengkonstruksi relasi antara Pegida dan AfD dalam wacana anti pengungsi di Jerman selama periode 2014-2016. Data penelitian ini adalah berita berbahasa Jerman dari Desember 2014-Desember 2016. Berita yang diambil adalah berita yang hanya memuat kolokat Pegida dan AfD yang berjumlah 82 konkordansi sebagai sampel dari total 155 konkordansi. Penelitian ini menggunakan ancangan analisis wacana kritis Ruth Wodak yaitu Discourse Historical Approach dengan bantuan linguistik korpus. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Pegida dan AfD digambarkan secara negatif melalui strategi nominasi yang memposisikan kedua kelompok ini sebagai outgroup dan masyarakat demokrasi Jerman sebagai ingroup. Topoi dominan yang dipakai adalah Topoi definisi/Interpretasi yang mengklaim keduanya meruntuhkan tabu dan demokrasi barat. Dalam strateginya, SZ mendiskreditkan Pegida dan AfD secara intensif melalui penggunaan kalimat langsung yang memuat pernyataan aktor, pertanyaan retoris, kata penghubung, dan metafora. Ideologi SZ di balik konstruksi ini adalah ideologi liberal yang dalam masyarakat Jerman dipertentangkan dengan ideologi nativisme kanan yang dianut oleh Pegida dan AfD. Analisis ideologi dalam tesis ini dilakukan dengan melacak intertekstualitas, interdiskursivitas, situasi sosial, budaya, dan sejarah yang melatari topik yang diteliti.

ABSTRACT
In 2015, the German government welcomed refugees of nearly 1 million people. This policy triggered pros and cons. Anxiety and fear because of the presence of foreigners increased the anti refugee attitude and even antiislam which in the political and social context in Germany was driven by right winged groups such as Pegida and AfD party. Pegida and AfD, as part of the European populist movements, is interesting to study because both groups influence the debate and policy about migrants and refugees and get the most attention from the mainstream media in Germany. As a shaper of public opinion, media construction of the right winged group in Germany really needs to be understood. S ddeutsche Zeitung was chosen in this study because the media has become one of the media references in German society in political news, Therefore, the objective of this research was revealing the news strategy and ideology of S ddeutsche Zeitung in constructing the relation between Pegida and AfD in the discourse of anti refugee in Germany during the period of 2014 2016. This research data was a German language news from December 2014 to December 2016. The news taken for this research study was news which contained kolokat of Pegida and AfD, amounting to 82 concordances as samples from a total of 155 concordances. This study used the Definition of critical discourse analysis, namely Ruth Wodak Discourse Historical Approach with the help of corpus linguistics. The conclusion of this study was that Pegida and AfD were portrayed negatively through the nomination strategy that placed these two groups as outgroup and German democratic society as ingroup. The dominant topoi used in the research study were the topoi of definition interpretation that claimed both undermined the taboo and western democracy. In its strategy, SZ discreditted Pegida and AfD intensively through the use of direct sentences that loaded statements of actor, rhetorical question, aber connecting words and metaphors. SZ ideology behind this construction is liberal ideology into German society opposed to the ideology espoused by the right nativism, Pegida and AfD. The analysis of ideology in this thesis was done by keeping track of intertextuality, interdiscursivity, the social, cultural, and historical background of the topic under study"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T51408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aida Mardhatila
"Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku loyalitas pemilih pemula pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pemilih pemula dapat didefinisikan sebagai Warga Negara Indonesia WNI yang sudah berusia 17 tahun; atau WNI yang berusia kurang dari 17 tahun tetapi sudah menikah/sudah pernah menikah. Di dalam Teori Perilaku Memilih ada faktor-faktor sosiologis, psikologis, dan pilihan rasional yang dapat mempengaruhi pemilih pemula dalam menentukan pilihannya. Begitu pula pemilih pemula pada Pilkada Jakarta 2017 yang mendapatkan pengaruh dari lingkungan sosialnya, citra psikologis kandidat, atau pertimbangan rasional dari berbagai media informasi.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Ukuran sampel dalam penelitian ini adalah 400 responden dengan tingkat kepercayaan 95 dan Margin of Error MoE 5. Selain itu, pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling hingga diperoleh 10 kelurahan terpilih dari 5 kecamatan di 5 wilayah kota Provinsi DKI Jakarta.
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa faktor yang paling banyak mempengaruhi loyalitas pemilih pemula pada Pilkada Jakarta 2017 ialah orientasi isu yang merupakan turunan dari faktor-faktor psikologis. Hal ini disebabkan pemilih pemula lebih banyak memilih kandidat karena menyukai program-program yang ditawarkan. Dari segi implikasi teoritisnya, studi ini memberikan hasil berbeda dari penelitian mengenai pemilih pemula di Jakarta oleh Budi Jatnika 2004. Ada perubahan faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih pemula di DKI Jakarta, yaitu dari faktor sosiologis menjadi faktor psikologis. Hal ini juga berkaitan dengan perbedaan situasi politik, dimana pada tahun 2004 kompetisi antar partai politik berlangsung ketat, sementara di tahun 2017 kompetisi yang terjadi tidak hanya antar partai, tetapi juga mengandalkan program dan figur kandidat.

This thesis discusses the factors that influence first voter's loyalty in Jakarta Regional Election 2017. Based on Law Number 7 Year 2017 about General Election, first voters can be defined as Indonesian citizen WNI aged minimum 17 years or an Indonesian citizen who is less than 17 years old but married already married. The Voting Behavior Theory there are sociological, psychological, and rational choices that may influence the first voters. Similarly, first voters in Jakarta Regional Election 2017 who also got influence from their social environment, individual psychological, or rational considerations of various media information.
This research uses quantitative method and data collection is done by using questionnaire. The sample size in this study was 400 respondents, with 95 confidence level, and 5 Margin of Error MoE. In addition, sampling is done by stratified random sampling method to obtain 10 selected urban villages kelurahan, from 5 districts kecamatan, in 5 administratitive cities of Jakarta Province.
The result of this study is the most influence factor on first voter's behavior is issue orientation, which is derived from psychological factors. Because, first voters choose the candidates based on their programs. The theoretical implication is this study gives different results from previous study by Budi Jatmika 2004. There is a change of factors influencing first voter's behavior in Jakarta, from sociological factors into psychological factors. This is also related to the difference political situation, where in 2004 the competition between political parties was tight, while in 2017 the competition was not only between parties, but also rely on candidate programs and their figures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.Mohammad Askar Pejuang Langit Sasongkojati
"Ketidakpercayaan politik adalah suatu hal yang penting guna melihat implementasi kebijakan penanganan pandemi Covid-19 yang membutuhkan partisipasi dari warga negaranya. Pada masa pandemi Covid-19, kepercayaan terhadap pemerintah dapat meningkatkan ketaatan dan kemauan masyarakat untuk patuh terhadap kebijakan kesehatan pemerintah, menurunkan persepsi risiko terhadap Covid-19, dan mengurangi angka mortalitas. Sebaliknya, ketidakpercayaan politik akan meningkatkan ketidakpatuhan dan menyebabkan instabilitas yang berakibat negatif bagi penanganan pandemi Covid-19. Data menunjukkan adanya tren yang sama dalam ketidakpercayaan politik di Jerman dan Indonesia selama penularan pandemi Covid-19 dari Maret 2020-Juli 2021. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa studi pustaka, investigasi media daring, dan hasil survei untuk mengkaji dan membandingkan tren ketidakpercayaan politik masyarakat terhadap pemerintah Jerman pada masa kekanseliran Angela Merkel dan pemerintah Indonesia pada masa kepresidenan Joko Widodo. Dengan menggunakan teori ketidakpercayaan politik Bertsou yang menjelaskan mengenai faktor-faktor kemunculan ketidakpercayaan politik masyarakat terhadap pemerintah, penelitian ini berargumen bahwa tingkat kompetensi, transparansi, dan kepentingan menjadi faktor penting dalam mengkaji ketidakpercayaan politik masyarakat selama masa pandemi. Sebab, tingginya ketidakpercayaan politik berkorelasi terhadap efektivitas kebijakan pandemi.

Political distrust is an important factor in policy implementation to handle the Covid-19 pandemic which requires citizen participation. During the Covid-19 pandemic, trust in government can increase public willingness to comply with government health policies, reduce the risk perception for Covid-19, and reduce mortality rates. On the other hand, political distrust will increase disobedience and lead to instability which has a negative impact in any attempts to handle the Covid-19 pandemic. The data shows a same trend in political distrust in Germany and Indonesia during the spread of the Covid-19 pandemic from March 2020-July 2021. This study will use a qualitative approach with data collection methods in the form of literature studies, online media investigations, and survey results to assess and compares the trend of citizen’s political distrust of the German government during the chancellorship of Angela Merkel and the Indonesian government during the presidency of Joko Widodo. By using Bertsou's theory of political distrust which explains the factors in the emergence of political distrust for the government, this study argues that the level of competence, transparency, and interest are important factors in assessing citizens political distrust during the pandemic as high political distrust correlates with the effectiveness of pandemic health policies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Priguna
"Skripsi ini membahas tentang penurunan perolehan suara PKB pada pemilihan umum 2009. PKB merupakan partai yang memiliki ikatan moral dan historis dengan Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan organisasi kemasyarakatan islam terbesar di Indonesia. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) merupakan salah satu pendiri PKB dan pernah memiliki peranan penting dalam tubuh partai sampai kemudian tersingkir dari kepengurusan PKB secara struktural pada tahun 2008 akibat konflik internal partai. Pada pemilu 2009 suara PKB mengalami penurunan yang begitu besar dibandingkan dengan dua pemilu sebelumnya pada tahun 1999 dan 2004 yang berhasil menjadi partai islam terbesar di Indonesia dari segi perolehan suara. Hal ini tentu tidak lepas dari konflik internal partai yang terus menerus terjadi serta kinerja PKB sebagai partai politik itu sendiri.

This thesis discusses the decreasing of PKB’s electoral vote in the 2009 elections. PKB is a party that has a moral and historical ties with the Nahdlatul Ulama (NU) which is the largest Islamic mass organizations in Indonesia. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) was one of the founders of PKB and has an important role within the party until then knocked out of the stewardship from PKB structurally in 2008 due to internal party conflict. In the 2009 general election PKB’s electoral vote decreased so large compared to the two previous elections in 1999 and 2004 who managed to become Indonesia's largest Islamic party in terms of votes. It is certainly ties with the party's internal conflicts that continue to occur and the lack performanceof PKB itself as a political party.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Julita
"ABSTRAK
Sebagai salah satu aspek yang penting pada kehidupan, makanan juga berperan pada aspek budaya, salah satunya ialah hubungan antara makanan dengan identitas yang dapat terlihat pada makanan khas dari suatu daerah. Sementara itu, makanan khas dari suatu daerah juga dapat menjadi makanan nasional ketika makanan tersebut digunakan untuk memperkenalkan suatu negara sebagai salah satu destinasi pariwisata. Salah satu contohnya ialah penggunaan konten makanan khas seperti sosis dan pretzel yang terdapat pada brosur turisme Jerman. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, makanan Jerman kini tidak hanya terdiri atas makanan khas daerah-daerahnya saja, tetapi juga makanan-makanan lain yang tidak berasal dari Jerman. Skripsi ini membahas mengenai representasi makanan nasional Jerman yang ditampilkan oleh brosur perjalanan ke Jerman dengan BB, brosur perjalanan ke M nchen, serta brosur mengenai tradisi dan adat Jerman. Representasi pada ketiga brosur tersebut akan memperlihatkan identitas budaya Jerman.

ABSTRACT
As one important aspect of life, food also plays a role in cultural aspects, one of which is the relationship between food and identity that can be seen in a typical food of a region. Meanwhile, typical food from a region can also become a national food when the food is used to introduce a country as a tourist destination. One example is the use of typical food content such as sausages and pretzels in German tourism brochures. However, along with the times, German foods is now not only consisting of typical foods from its regions, but also other foods that do not come from Germany. This thesis discusses the representation of German national food displayed trough trip to Germany with BB brochure, travel to Munich brochure, and German rsquo s tradition and costum brochure. Representations on the three brochures will show German cultural identity."
2017
S69662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dannissa Aryani
"ABSTRAK
Nama : Dannissa AryaniProgram Studi : Kajian Wilayah EropaJudul : Partai Alternative f r Deutschland dan Pengaruhnya Dalam Peningkatan Gerakan Populisme Sayap Kanan di Jerman Penelitian ini berfokus pada partai sayap kanan Alternative f r Deutschland AfD yang dianggap oleh media sebagai partai populis. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti kemunculan gerakan populisme di Jerman dan bagaimana partai AfD yang dianggap partai populisme sayap kanan modern mendapat dukungannya, serta bagaimana media di Jerman melihatnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teori utama populisme milik Cas Mudde ditambah dengan analisis wacana kritis milik Teun Van Dijk untuk analisis medianya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populisme muncul di Jerman pada dekade awal pasca perang dunia kedua dan berkembang hingga saat ini, hingga muncullah partai AfD yang semakin mendapat dukungan karena memberikan alternatif baru bagi warga Jerman dan dari empat media yang analisis masing-masing memiliki pandangan tersendiri mengenai partai AfD, tergantung dari ideologi medianya. Kata kunci: populisme, Alternative f r Deutschland, ideologi, media massa di Jerman
ABSTRACT
Name Dannissa AryaniStudy Program Kajian Wilayah EropaTitle Alternative f r Deutschland Party and its Influence on the Rise of Right Wing Populism in Germany This research is focused on right wing party Alternative f r Deutschland AfD of Germany, which labelled by the media as Populist Party. The purpose of this research is to identify the emergence of populism in Germany and how AfD which is labelled as the modern right wing populist party receive the support from German people, also how the leading medias in Germany see this phenomena. The methods used in this research is qualitative method with the main theory of populism by Cas Mudde and additional critical discourse analysis theory by Teun Van Dijk to analyze the media articles. The result shows that populism in Germany emerged since the first decade of post WWII in Europe and is still developing until today and the AfD party received a big amount of support from the people because of its ldquo alternative rdquo policies. Finally, the leading medias analyzed indicates that each has its own view towards AfD party, depending on their media ideology. Keyword populism, Alternative for Germany, ideology, mass media in Germany"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audria Meuthia Basyadi
"Neonatal mortality contributes the highest portion in under-five mortality, globally. Similar pattern also occurred in Indonesia. Additionally, the decreasing rate of neonatal mortality in Indonesia is slower than infant mortality and under-five mortality. In addition to be used as a basis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) 2020-2024, an understanding of the factors associated with neonatal mortality is important as they may differ from factors that affect infant and/or under-five mortality.
The data used for this study was the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS). Respondents of this study include births from ever-married-women, who died during their neonatal period in the past five years preceding the survey.
The results show that opposing trends can be seen in the factors proven to have significance in neonatal death. On one hand, second, third as well as fourth-and-so-on born, low birth weight, neonates with less than 24 months of birth interval compared with preceding birth, neonates with very small birth size, neonates with unemployed fathers, and neonates living in Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, and Papua had lower chance of surviving neonatal period. On the other hand, female neonates, neonates with unemployed mothers, and neonates whose mothers working in agricultural sector were more likely to survive neonatal period.
To address these results, provision of reproductive health education, encouragement programs for pregnant women to keep pre-existing medical illness under control and maintain their weight during pregnancy, awareness programs for mothers to take postnatal care, provision of basic education for fathers, law enforcement of more flexible maternity leave, and efforts to strengthen health facilities are needed.

Kematian neonatal memberikan kontributi tertinggi pada kematian balita, secara global. Pola serupa dapat dilihat di Indonesia. Selain itu, penurunan angka kematian neonatal di Indonesia lebih lambat jika dibandingkan dengan penurunan angka kematian bayi and kematian balita. Selain digunakan sebagai dasar dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pemahaman mengenai faktor-faktor yang terkait dengan kematian neonatal diperlukan karena faktor-faktor tersebut mungkin berbeda dari faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi dan/atau balita.
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Responden dari penelitian ini adalah kelahiran dari wanita yang pernah menikah, yang meninggal selama periode neonatal dalam lima tahun terakhir sebelum survei.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tren yang berlawanan dapat dilihat pada faktor-faktor yang terbukti memiliki signifikansi pada kematian neonatal. Di satu sisi, lahir, kedua, ketiga serta keempat dan seterusnya, berat badan lahir rendah, neonatus dengan interval kelahiran kurang dari 24 bulan dibandingkan dengan kelahiran sebelumnya, ukuran kelahiran sangat kecil, neonatus dengan ayah yang menganggur, dan neonatus yang tinggal di Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua memiliki peluang lebih rendah untuk lahir. Di sisi lain, neonatus wanita, neonatus dengan ibu yang menganggur, da neonatus yang ibunya bekerja di sektor pertanian lebih tinggi kemungkinannya untuk selamat pada saat periode neonatal.
Untuk mengatasi hasil-hasil ini, penyediaan pendidikan kesehatan reproduksi, program-program dorongan bagi wanita hamil untuk mengendalikan penyakit medis yang sudah ada sebelumnya dan menjaga berat badan mereka selama kehamilan, program-program kesadaran bagi para ibu untuk mengambil perawatan pascakelahiran, penyediaan pendidikan dasar untuk ayah, penegakan hukum cuti hamil yang lebih fleksibel, dan upaya untuk memperkuat fasilitas kesehatan diperlukan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>