Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita Permata Fitri
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Dahniel Rizki
"ABSTRAK
Latar Belakang: Lama rawat pada usia lanjut dipengaruhi oleh rasa takut jatuh.
Rasa takut jatuh dapat mempengaruhi kehidupan usia lanjut, yang akan
berdampak pada menurunnya aktivitas kehidupan sehari-hari, status kesehatan
fisik, dan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan rasa
takut jatuh dengan lama rawat pada usia lanjut.
Metode: Desain studi potong lintang. Penelitian dilakukan terhadap 50 pasien
usia lanjut di ruang rawat akut geriatri yang didapat secara konsekutif. Rasa takut
jatuh dinilai dengan kuesioner Falls Efficacy Scale International (FES-I). Lama
rawat dihitung dalam hari. Penilaian hubungan rasa takut jatuh dan lama rawat
menggunakan korelasi Pearson.
Hasil: Didapatkan rasa takut jatuh sedang sebanyak 16% dan rasa takut jatuh
berat sebanyak 84%. Tidak terdapat rasa takut jatuh ringan. Didapatkan korelasi
positif bermakna antara rasa takut jatuh dengan lama rawat pada usia lanjut (r=
0,58, p=0,000).
Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara rasa takut jatuh dengan
lama rawat pada usia lanjut.

ABSTRACT
Background: Length of stay in elderly is affected by fear of fall. Fear of fall
could influence elderly life, which further can cause in decreasing activity of daily
living, physical health, and quality of life. The aim of this study was to look the
correlation between fear of fall and length of stay in elderly.
Methods: The study was a cross sectional study which looked at 50 consecutive
elderly patients in geriatric acute ward. Fear of fall was evaluate using Falls
Efficacy Scale International (FES-I). The length of stay was measured by days.
The correlation between fear of fall and length of stay was evaluated using
Pearson Correlation.
Results: 16% fear of fall was moderate and 84 % was severe. None of them was
mild fear of fall. There was a significant positive correlation between fear of fall
and length of stay in elderly (r=0,58, p=0,000)
Conclusions: There was a significant correlation between fear of fall and length
of stay in elderly."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Roroputri Aprilia
"Hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan prevalensi tertinggi pada kelompok lanjut usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi yang belum terdiagnosis pada lansia di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari hasil survei Riskesdas 2018. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh penduduk berusia ≥60 tahun di Indonesia yang belum terdiagnosis hipertensi, yaitu sebanyak 70.127 orang. Data dianalisis secara regresi logistik sederhana (bivariat) dan regresi logistik berganda (multivariat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi yang belum terdiagnosis pada lansia di Indonesia sebesar 52,4%. Umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, konsumsi makanan asin, perilaku merokok, dan aktivitas fisik merupakan faktor- faktor yang berhubungan dengan hipertensi yang belum terdiagnosis pada lansia di Indonesia, dengan umur sebagai faktor yang paling berhubungan dengan AOR = 1,44 (95% CI: 1,36-1,52). Untuk mengurangi prevalensi hipertensi yang belum terdiagnosis pada lansia, pemerintah diharapkan dapat fokus pada penguatan promosi, skrining, dan surveilans kesehatan pada lansia.

Hypertension is one of the public health problems in Indonesia with the highest prevalence in elderly. The purpose of this study was to determine the prevalence and factors associated with undiagnosed hypertension among elderly in Indonesia. The design of this study is cross-sectional using secondary data from the results of the 2018 basic health research survey. The sample in this study was the entire population aged ≥60 years in Indonesia who had not been diagnosed with hypertension, which was 70,127 people. Data were analyzed by simple logistic regression (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate). The results showed that the prevalence of undiagnosed hypertension among elderly in Indonesia was 52.4%. Age, gender, education level, area of residence, consumption of salty food, smoking behavior, and physical activity are the factors associated with undiagnosed hypertension among elderly in Indonesia, with age as the most associated factor (AOR = 1.44, 95% CI: 1.36-1.52). To reduce the prevalence of undiagnosed hypertension among elderly, the government is expected to focus on strengthening promotion, screening, and health surveillance on elderly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Yulia Saputri
"Loneliness (kesepian) merupakan salah satu persepsi subjektif yang dialami seseorang akibat kurangnya kontak sosial dengan orang lain. Lansia merupakan salah satu kelompok usia yang berisiko tinggi mengalami loneliness (kesepian) akibat berbagai penurunan dan kehilangan yang dialami baik secara fisik, psikologis, dan lingkungan sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran loneliness (kesepian) pada lansia di kelurahan Depok dengan sampel sebanyak 103 responden. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu teknik random sampling dengan cluster sampling. Instrumen penelitian menggunakan UCLA loneliness scale untuk mengetahui kejadian loneliness (kesepian) pada lansia.
Hasil analisis deskriptif menyatakan bahwa sebanyak 52% lansia di kelurahan Depok tidak mengalami loneliness (kesepian). Mempertahankan dan meningkatkan aktivitas rutin secara individu maupun kelompok di komunitas perlu diperhatikan oleh keluarga dan perawat komunitas untuk menghindari terjadinya loneliness (kesepian) pada lansia.

Loneliness is one of the subjective perception that being experienced by individual as result of the lack of social interaction with others. Elderly is groups of certain age who has certain quite high number at risk of loneliness. It happens due to degrading physical, psychological ability and social environment.
The purpose of study was to describe the loneliness among elderly in certain area of Depok, with 103 respondents sample. Descriptive method of random sampling with cluster was being chosen as design research methodology. And UCLA loneliness scale was being used as the research instrument.
The result of this research stated that 52% of elderly people in certain area of Depok did not experience loneliness. Maintaining and improving routine activities in both individual level and community can be one of suggestion and need to being considered by family and community nurse to avoid loneliness in the elderly groups.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusyani Rahmawati
"

Semakin bertambahnya usia, status fungsional dalam melakukan aktifitas sehari-hari semakin menurun. Seiring dengan hal itu banyak pula lansia yang menderita depresi di Panti Sasana Tresna Werdha. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan status fungsional dengan depresi pada lansia. Penelitian dilakukan melalui simple random sampling dan menggunakan desain cross secsional dengan cara menggunakan kuesioner Katz Index dan Zung Self Rating Scale. Penelitian dilakukan pada 103 responden lansia yang tinggal di PSTW Budi Mulia 01 Ciracas, PSTW Budi Mulya Cengkareng, PSTW Budi Mulia 03 Margaguna, dan PSTW Budi Mulia 05. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status fungsional dengan depresi pada lansia (p value= 0,001 OR= 10,45). Hasil penelitian menyatakan bahwa lansia dengan status fungsional buruk 10.45 kali berpotensi mengalami depresi dibandingkan lansia yang memiliki status fungsional yang baik. Saran dari penelitian ini adalah perlu tindakan lebih lanjut dari petugas panti untuk masalah status fungsional buruk agar dapat meminimalisir angka depresi pada lansia yang tinggal di PSTW.


As age increases, functional status in daily activities is decreas. Along with that, there are also many elderly people have depression when they live in the Sasana Tresna Werdha Home. The purpose of this research was to determine the relationship between functional status and depression in the elderly. The research was conducted through simple random sampling and using the cross-sectional method by using the Katz Index questionnaire and the Zung Self Rating Scale questionnaire . The research was conducted on 103 elderly respondents living in Budi Mulia 01 Ciracas PSTW, Budi Mungkareng PSTW, Budi Mulia 03 Margaguna PSTW, and Usada Mulia 04 PSTW. The results of this research stated that there was a significant relationship between functional status and depression in the elderly, with p value 0.001. The results of the study stated that elderly with poor functional status 10.45 times had the potential to experience depression compared to elderly who had good functional status. Suggestions from this study are that further action is needed for the problem of poor functional status in order to minimize the rate of depression in the elderly living in PSTW.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ameria Paramita
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi dan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan age-related macular degeneration AMD pada penduduk usia 50 tahun ke atas di provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian berbasis populasi dengan menggunakan metode kasus kontrol. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua responden yang turut serta dalam survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness RAAB DKI Jakarta tahun 2015. Kriteria inklusi kelompok kasus adalah responden yang didiagnosa AMD pada survei RAAB DKI Jakarta 2015 dan kriteria eksklusi adalah pada pemeriksaan validasi diagnostik tidak ditemukan AMD pada kedua mata. Kriteria inklusi kelompok kontrol adalah responden yang tidak didiagnosa AMD pada survei RAAB DKI Jakarta 2015 dan kriteria eksklusi adalah pada pemeriksaan validasi diagnostik ditemukan AMD pada salah satu mata. Pemeriksaan funduskopi direk dilakukan terhadap responden lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah, glukosa darah sewaktu, kolesterol total darah, berat badan dan tinggi badan. Wawancara terpimpin dilakukan untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi, riwayat merokok dan riwayat penggunaan obat-obatan. Jumlah total sampel adalah 87 orang dalam kelompok kasus dan 89 orang dalam kelompok kontrol. Pada analisis multivariat diperoleh faktor risiko untuk AMD adalah diabetes mellitus OR 3,691; 95 CI 1,116-12,208 , hiperkolesterolemia OR 3,206, 95 CI 1,669-6,517 , dan merokok OR 1.987; 95 CI 1,027 ndash; 3,884 . Faktor usia, hipertensi, serta obesitas tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik terhadap AMD.

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the socio demographic characteristics and risk factors associated with age related macular degeneration AMD in population aged 50 years and above in the Province of DKI Jakarta. Population based case control study was performed. The accessible population in this study was all respondents who participated in the Rapid Assessment of Avoidable Blindness RAAB survey DKI Jakarta 2015. Inclusion criteria for case group was respondents who are diagnosed with AMD in the RAAB survey DKI Jakarta 2015 and the exclusion criteria was no signs of AMD in both eyes at diagnostic validation examination. The inclusion criteria for control group was respondents who are not diagnosed with AMD in RAAB survey DKI Jakarta 2015 and the exclusion criteria was signs of AMD found in either eye. Direct funduscopy examination conducted on the respondent and then followed by blood pressure, blood glucose, and total blood cholesterol checks, and also weight and height measurement. Guided interviews conducted to determine the socio demographic characteristics, smoking history and a history of drugs consumed. The total number of samples was 87 people in the case group and 89 in the control group. On multivariate analysis, risk factors for AMD are diabetes mellitus OR 3.691 95 CI 1.116 to 12.208 , hypercholesterolemia OR 3.206, 95 CI 1.669 to 6.517 , and smoking OR 1,987 95 CI 1.027 to 3.884 while age, hypertension, and obesity were not significant related against AMD. Keywords age related macular degeneration, risk factors"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Nirmalasari
"Depresi merupakan masalah psikologis yang lazim terjadi pada sebagian lansia serta akan membawa dampak pada keluarga, masyarakat, dan pemerintah jika tidak ditangani secara serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dan status fungsional dengan kejadian depresi pasca bencana pada lansia di Kota Palu. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Pengambilan sampel secara cluster random sampling dengan jumlah sampel 166 orang. Sampel penelitian adalah lansia dengan usia 60 tahun keatas, dengan hasil penelitian sebagian besar usia lansia < 75 tahun, tidak bekerja 65,1% dan memiliki penyakit 78,3%. Analisis lebih lanjut menggunakan uji Chi square menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga instrumental, penghargaan, emosional, dan dukungan informasi dengan kejadian depresi pada lansia. Ada hubungan antara status fungsional motorik dan status fungsional kognitif dengan kejadian depresi pada lansia (p < 0,05). Analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa dukungan keluarga instrumental merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kejadian depresi pada lansia setelah dikontrol variabel confounding. Kesimpulan: Kejadian depresi pada lansia yang tinggal dihunian sementara dua tahun paska bencana masih ditemukan dengan jumah 44,6%. Keluarga menjadi bagian yang penting dalam pemberian dukungan terhadap peningkatan kesehatan fisik dan psikis lansia.

Depression is a psychological problem that commonly occurs in some older adult and will have an impact on the family, community and government if not handled seriously. This study aims to identify the relationship between family support and functional status with the incidence of post-disaster depression in the older adults in Palu City. The research design used is cross sectional. Sampling was cluster random sampling with a sample size of 166 people. The sample of this research is older adults who is aged 60 years and over, with the results of the research that most of the older adults were <75 years, did not work 65,1% and had 78,3% disease. Further analysis using the Chi square test shows that there is a relationship between instrumental family support, reward, emotional, and information support with the incidence of depression. There is a relationship between motor functional status and cognitive functional status with the incidence of depression (p <0.05). Multivariate analysis using multiple logistic regression indicates that instrumental family support was the variable most associated with the incidence of depression after controlled confounding variables. Conclusion: The incidence of depression in the older adults living in temporary housing two years after the disaster is still found to be 44.6%. Family is an important factor in providing support to improve the physical and psychological health of the older adults."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universiats Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashka Dwita Arisawara
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan angka mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi di dunia. Hipertensi merupakan penyakit terbanyak dengan kasus 3.336 di Puskesmas Pasar Manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas pasar Manggis Tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden dalam penelitian ini yaitu lansia (≥60 tahun) dengan hipertensi yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Pasar Manggis sebanyak 59 responden, yang dipilih menggunakan metode quota sampling. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara via telepon dengan panduan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale-8 (MMAS-8) dan kuesioner yang telah diadaptasi dari penelitian sebelumnya serta dianalisis dengan uji chi-square . Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan (p=0,011), pengetahuan (p=0,009), dan dukungan keluarga (p=0,001) memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi. Jenis kelamin, umur, peran petugas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan minum obat antihipertensi (p> 0,05). Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan & Puskesmas Pasar Manggis sebagai dasar pengambilan keputusan untuk upaya kedepannya dalam meningkatkan kesadaran, pengobatan dan pengendalian penyakit hipertensi di masyarakat.

Hypertension is a disease with very high mortality and morbidity in the world. Hypertension is the most common disease with cases of 3.336 in Puskesmas Pasar Manggis. This study aims to determine the factors associated with antihypertensive medication adherence among elderly in the working area of Pasar Manggis Health Center in 2020. This research is a quantitative-based cross-sectional design. Respondents in this study were 59 elderly (≥60 years old) with hypertension who lived in the working area of Pasar Manggis Health Center which were selected using the quota sampling method. Data was collected through phone interview questions with the Morisky Medication Adherence Scale-8 (MMAS-8) questionnaire and a questionnaire that has been modified from previous studies which will be analyzed by chi-square test. The results showed that educational factors (p = 0.011), knowledge (p = 0.009), and family support (p = 0.001) had a significant relationship with antihypertensive medication adherence. Gender, age, role of health workers and access to health services do not have a significant relationship with antihypertensive medication adherence (p> 0.05). The result of this study are expected to benefit the Sout Jakarta city Health Office & Pasar Manggis Health Center as a basis for making decisions for future efforts to raise awareness, treatmet and control of hypertension in the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nedia Fia Indriana
"Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif kedua yang paling umum dan menyerang sekitar 2-3% populasi di atas 65 tahun di seluruh dunia. Salah satu gejala yang sering muncul pada penderita Parkinson adalah depresi. Depresi terjadi pada sekitar 40 - 50% penderita Parkinson dan sangat umum terjadi pada tahap awal perkembangan Penyakit Parkinson. Terdapat berbagai perbedaan dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko depresi dalam berbagai studi yang telah dilakukan dan belum diketahui mekanisme depresi secara rinci pada Penyakit Parkinson. Oleh karena itu, akan dilakukan identifikasi faktor-faktor risiko depresi dengan metode klasifikasi, yaitu metode Decision Tree dan regresi logistik. Namun, depresi sangat umum terjadi pada Penyakit Parkinson stadium awal sehingga dapat menimbulkan masalah data yang tidak seimbang, yaitu proporsi kelas tidak depresi yang terlalu kecil dibandingkan dengan proporsi kelas depresi. Hal ini mengakibatkan model klasifikasi yang dihasilkan memiliki tingkat kepekaan yang minimum terhadap kelas minoritas. Salah satu strategi rebalancing untuk mengatasi masalah kelas data tidak seimbang adalah SMOTE (Synthetic Minority Over-sampling TEchnique). Pada tugas akhir ini, akan dilakukan analisis data mengenai depresi pada penderita Parkinson stadium awal dengan metode decision tree, dimana data tidak seimbang akan diatasi dengan metode SMOTE. Kuantifikasi risiko untuk setiap faktor teridentifikasi akan dilakukan dengan regresi logistik. Performa model diukur dari nilai precision, recall, AUC, dan F1-score . Data sejumlah 257 penderita Parkinson stadium awal pada database Parkinson’s Progression Markers Initiative (PPMI) digunakan pada tugas akhir ini. Berdasarkan analisis, diperoleh secara keseluruhan faktor-faktor risiko penting yang berasosiasi dengan depresi pada penderita Parkinson stadium awal adalah kadar alpha synuclein (α-syn), jenis kelamin, skor SEADL (Schwab & England – Activities on Daily Living), skor STAI-State, binding ratio putamen pada bagian kiri otak, skor RBDSQ (REM Sleep Behavior Disorder-Questionnaire), dan umur saat terdiagnosis Parkinson. Model classification tree dengan rebalancing menggunakan SMOTE memberikan nilai akurasi, precision, recall, AUC dan F1-score masing – masing sebesar 95.18%, 0.9215, 0.9412, 0.949, dan 0.9312. Peningkatan kadar alpha synuclein (α-syn), perempuan, penurunan skor SEADL, penurunan skor STAI-State, penurunan binding ratio putamen pada bagian kiri otak, peningkatan skor RBDSQ, dan usia lebih tua saat terdiagnosis Parkinson secara rata-rata memiliki risiko lebih tinggi untuk terdiagnosis depresi pada Penderita Parkinson

Parkinson's disease is the second-most common neurodegenerative disease and affects about 2-3% of the population over 65 years worldwide. One of the symptoms that often occurs in patients with Parkinson's is depression. Depression occurs in about 40-50% of Parkinson's sufferers and is very common in early stages of the development of Parkinson's Disease. Various difference in identifying risk factors for depression in various studies that have been conducted and the mechanism of depression is not yet known in detail in Parkinson's Disease. This study identifies risk factors for depression using decision tree and logistic regression methods. However, depression is common in early-stage Parkinson's disease causing unbalanced data problems, that is the proportion of non-depressed classes is too small compared to the proportion of depressed classes. This resulted in classification model having a minimum level of sensitivity to the minority class. One of rebalancing strategy to overcome the problem of unbalanced data classes is SMOTE (Synthetic Minority Over-sampling TEchnique). In this final project, data analysis on depression in patients with early stage Parkinson's was conducted using decision tree method, with SMOTE to handle imbalanced data. Risk quantification for each of the identified factors was carried out using logistic regression. Model performance is measured by the values of precision, recall, AUC, and F1-score. Data on 257 patients with early stage Parkinson's in the Parkinson's Progression Markers Initiative (PPMI) database were used in this final project. Based on the analysis, the overall important risk factors associated with depression in patients with early-stage Parkinson's are alpha synuclein (α-syn) levels, gender, SEADL (Schwab & England - Activities on Daily Living) scores, STAI-State scores , putamen binding ratio on the left side of the brain, RBDSQ (REM Sleep Behavior Disorder-Questionnaire) score, and age at diagnosis of Parkinson's. Classification tree model with rebalancing using SMOTE produced the accuracy, precision, recall, AUC and F1-score of 95.18%, 0.9215, 0.9412, 0.949, and 0.9312, respectively. Increased levels of alpha synuclein (α-syn), women, decreased SEADL scores, decreased STAI-State scores, decreased putamen binding ratio on the left side of the brain, increased RBDSQ score, and older age when diagnosed with Parkinson's on average have a higher risk for being diagnosed with depression in Parkinson's sufferers"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Alfriani
"Pensiun merupakan salah satu bentuk jaminan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Setiap tahunnya pemerintah mengeluarkan uang untuk pembayaran pensiun. Melihat jumlahnya yang cukup membebani fiskal APBN maka dalam pelaksanaan pembayaran pensiun diperlukan pengendalian internal untuk menjaga agar dana tersebut tersalurkan kepada penerima yang berhak. Skripsi ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap mekanisme pembayaran pensiun serta pengendalian internal yang dilakukan oleh PT TASPEN (Persero) selaku pelaksana pembayaran pensiun bulanan APBN. Adapun hasil penelitian ini berupa gambaran proses dan prosedur pengendalian internal dari pembayaran pensiun. Manfaat yang diperoleh manajemen PT TASPEN (Persero) adalah pemahaman atas pengendalian internal yang telah dilakukan dengan teori dan best practice yang ada dimana selanjutnya hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan meminimalisir risiko yang ada.

Pension is one kind of social security provided by the government for retired Civil Servant (PNS). Every year the government spend money for pension payments. By seeing a considerable amount that burden fiscal budget pension payments need an internal control to ensure that funds are distributed to eligible recipients. This research is aimed to analyze the mechanisms of pension payments and its internal control perforrmed by PT TASPEN (Persero) as executant of this program. The results of this study are a description of internal control process and procedure of pension payments. Besides, the benefit for the management of PT TASPEN (Persero) is also in terms of a better understanding regarding the internal control done in TASPEN between the theory and best practice, through which can further enhance the eficiency and minimize the risks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>