Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122904 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rully Syahputra
"Teknologi sistem pencahayaan menjadi kebutuhan pokok manusia seiring dengan perkembangan teknologi penerangan seperti lampu yang digunakan pada kegiatan sehari-hari ataupun pada ruangan-ruangan. Dalam perkembangan teknologi penerangan yang membuat konsumsi energi meningkat sehingga diperlukan penghematan dan mengoptimalkan penggunaan energi. Penghematan dan pengoptimalan penggunaan energi yang mudah untuk dilakukan adalah pemilihan lampu yang dapat bekerja secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, lampu yang dibuat harus memiliki bentuk konfigurasi susunan LED yang tepat untuk memperoleh pola distribusi cahaya yang paling baik. Pengujian terhadap tingkat iluminasi dari beberapa titik dilakukan untuk melihat bagaimana pola distribusi cahaya yang terjadi pada bidang kerja ketika terdapat perbedaan bentuk konfigurasi.
Dari hasil pengujian diperoleh data yang menunjukkan bahwa konfigurasi bentuk melingkar memiliki pola distribusi cahaya yang menyebar mengikuti bidang kerja. Distribusi cahaya pada lampu LED E Customize lebih baik karena lebih menyebar atau merata pada rentang sudut 0° hingga 180° sampai 189 lebih terang dibanding dengan lampu LED D yang memiliki jenis sumber yang sama. Titik Iluminasi tertinggi dari masing-masing lampu LED didapatkan pada titik tengah pengukuran sudut 90°.

Lighting system technology becomes the basic needs of human beings in line with the development of lighting technology such as lights used in everyday activities or in rooms. In the development of lighting technology that makes energy consumption increased so that required saving and optimize energy usage. Saving and optimizing energy usage is easy to do which the selection of lights that can work effectively and efficiently. Therefore, the lamp that is created must have the right LED frame configuration to obtain the best light distribution pattern. Tests on the illumination level of several points are conducted to see how the pattern of light distribution occurs in the work plane when there is a different form of configuration.
The result of this research shows that the configuration of a circular shape has a pattern of distribution of light that spread following the work field. Light distribution on LED E Customize lamps is better because it is more diffuse or evenly distributed in the range of angles 0° to 180° for 189 brighter compared to LED D lights that have the same source type. The highest illumination point of each LED lamp is obtained at the midpoint of the measurement angle 90°.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Arlia Shafadilla
"Resin komposit termasuk dalam material restoratif direk yang proses pengerasannya melalui proses polimerisasi dibantu dengan bantuan cahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak dan durasi penyinaran terhadap kekerasan permukaan resin komposit nanofilled. 60 spesimen resin komposit yang ditumpat dalam mold dibagi ke dalam 6 kelompok berdasarkan jarak dan durasi penyinaran yang berbeda yaitu 2 mm, 5 mm, dan 8 mm; serta 20 detik dan 40 detik. Rerata nilai tertinggi dimiliki oleh kelompok dengan jarak terkecil dan durasi penyinaran terlama sedangkan nilai rerata terendah terdapat pada kelompok dengan jarak terbesar dan durasi penyinaran tersingkat. Terdapat perbedaan bermakna antar tiap kelompok perlakuan dengan jarak yang berbeda, namun pada 2 kelompok yang memiliki jarak tip LED Light Curing Unit sebesar 8 mm, tidak ada perbedaan bermakna. Dapat disimpulkan, jarak tip LED Light Curing Unit dan durasi penyinaran berpengaruh terhadap kekerasan permukaan resin komposit nanofilled. Pengaruh durasi penyinaran hanya signifikan apabila jarak tip LED Light Curing Unit terhadap permukaan resin komposit kurang atau sama dengan 5 mm.

Composite resin is a material of choice for direct restorations. Hardening process of composite resin is triggered by light to begin the polymerization process. The aim of this research was to assess the effect of LED light curing unit's tip distance and curing time to surface hardness of nanofilled composite resin. 60 specimens were prepared into a mold and they were divided into 6 groups based on the different curing distance and time which is 2 mm, 5 mm, and 8 mm along with 20 seconds and 40 seconds. The highest surface hardness was seen in group with 2 mm tip's distance and 40 seconds curing time, while the lowest was seen in group with 8 mm tip's distance and 20 seconds curing time. Significant differences were seen between different tip's distances but in 2 groups which has 8 mm tip's distances and different curing time, there is no significant differences. In coclusion, LED light curing unit's tip distance and curing time is affecting surface hardness of nanofilled composite resin. Curing time only affect the surface hardness if the tip's distance is less than 8 mm."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Ryan
"ABSTRAK
Lampu LED berbasis air garam merupakan alternatif sumber energi listrik untuk penerangan yang ramah lingkungan. Aluminium mempunyai potensi sebagai pengganti elektroda yang lebih murah dan tetap memiliki performa yang baik sebagai elektroda. Batang elektroda aluminium yang dirangkai dengan seri dapat menghasilkan listrik menggunakan elektrolit larutan garam. Pengujian dengan elektrolit air garam dilakukan dengan menggunakan pelarut 380 ml air. Pada jumlah garam 18 gr dihasilkan tegangan 4,12 Volt dan arus listrik 0,19 Ampere, sementara pada garam 28 gr dihasilkan tegangan 4,49 Volt dan arus listrik 0,21 Ampere. Pada pengujian waktu operasi, pada elektrolit air garam dengan garam 18 gr menghasilkan waktu maksimum operasi ± 88 jam pemakaian. Kemudian, kedua macam pengujian dilakukan kembali menggunakan elektrolit air laut guna mengetahui kelayakan kedua jenis karakteristik elektroda aluminium pada air laut. Pengujian tersebut menghasilkan tegangan maksimum 3,98 Volt dan arus listrik maksimum 0,22 Ampere dan menghasilkan waktu maksimum operasi ± 80 jam. Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya menggunakan elektroda magnesium, disimpulkan bahwa elektroda aluminium dapat dirangkai sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil karakter kelistrikan yang mendekati magnesium, namun secara keseluruhan elektroda aluminium perlu diuji campuran logam (alloy) untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

ABSTRACT
Salt-water based LED light is an alernative source of electrical energy for environmentally-friendly lighting. Aluminum has the potential as a substitute for cheaper electrodes and still has good performance as an electrode. Alumunium electrode rods that has been arranged in series electrical circruits can produce electricity using the electrolyte saline solution. The study that is done with brine electrolyte was carried out using 380 ml of water solvent. At the amount of 18 gr salt, it produced a max voltage of 4,12 Volt and a max electric current of 0,19 Ampere, while the 28 gr of salt produced a max voltage of 4,49 Volt and a max electric current of 0,21 Ampere. In testing the operating time, the salt electrolyte with 18 gr salt produces a max operating time of ± 88 hours of use. Then, the two types of tests were carried out again using seawater electrolyte to determine the feasibility of the two types of characteristics of aliminum electrodes in seawater. The test produces a max voltage of 3,98 Volt and a max electric current of 0,22 Ampere and produces a max operating time of ± 80 hours. Compared with previous studies using magnesium electrodes, it is concluded that aluminum electrodes can be arranged in such a way as to obtain electrical characteristics that are close to magnesiums results, but overall aluminum electrodes need to be tested by a mixture of metals (alloy) to get better testing results."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhornchai Harakotr
"ABSTRAK
Light-Emitting Diode (LED) lights allow specific wavelengths to be selected. These may be associated with microgreen growth, nitrate accumulation, and synthesis of bioactive compounds. The objective of this study was to assess the effect of LED irradiance on the yield, antioxidant production, and antioxidant capacity of microgreens from five traditional vegetables: rat-tailed radish (Raphanus sativus Linn var. caudatus Ale.), water convolvulus (Ipomoea aguatica Forsk), red holy basil (Ocimum sanctum L.), dill (Anethum graveolens L.), and lemon basil (O. africanum Lour). Samples were grown on a peat substrate in a controlled environment ( 8-12 days from sowing to harvesting, 25+2 ºC and 16-h photoperiod, 0.05% CO2 concentration, and 60+2% RHs). Light irradiance levels of 330, 220, and 110 µmol.m-2. s-1 photosynthetically active flux density (PPFD) were compared, with fluorescence lighting as control. The different species showed different responses to irradiance levels. Irradiance at 330 µmol.m-2.s-1 PPFD was found to be optimal for growth and accumulation of bioactive compounds by water convolvulus, red holy basil, dill, and lemon basil microgreens, producing the greatest dry weight, total phenolic and flavonoid content, and ABTS and DPPH free radical scavenging. Rat-tailed radish microgreen was not significantly responsive to the irradiance level. We recommend the use of LED lighting to enhance productivity and promote higher production of bioactive compounds in indigenous vegetable microgreen cultivation.
"
Pathum Thani: Thammasat University, 2019
670 STA 24:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silfilistianingsih
"Konstanta Planck merupakan sebuah konstanta dasar yang digunakan untuk menghitung energi foton. Penghitungan Konstanta Planck dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya ialah menggunakan LED. Sistem pengukuran yang hendak dibuat ialah sistem pengukuran konstanta Planck dengan menggunakan LED, yang kemudian pengendalian dilakukan secara automasi dengan bantuan LabVIEW dan arduino nano. Pengukuran dilakukan dengan melakukan kalibrasi I dan V terhadap nilai ADC yang dihasilkan dari sistem pengukuran.
Pengambilan data dilakukan dengan mengambil nilai Vd dan Vr yang kemudian didapatkan grafik karakteristik I dan V untuk mengetahui tegangan treshold masing ndash; masing LED. Setelah mengetahui tegangan treshold masing ndash;masing LED, kemudian mencari nilai konstanta Planck untuk tiap LED yang digunakan. LED yang digunakan dalam penelitian ini ialah LED Infra Merah, LED Merah, LED Jingga, LED Kuning, LED Hijau, serta LED Biru. Hasil konstanta Planck penelitian sebesar 7.28361 1.70635 x 10-34 Js dengan kesalahan literaturnya sebesar 9.93351.

Planck Planck constant is a basic constant used to calculate photon energy. Calculation of Planck constant can be done with various methods, one of them is using LED. The measurement system to be made is a Planck constant measurement system using LED, which then control is done by automation with the help of LabVIEW and arduino nano. Measurements are made by performing calibration I and V against the ADC values generated from the measurement system.
Data retrieval is done by taking the values of Vd and Vr which then obtained graphs of characteristics I and Vto know treshold voltage each LED. After knowing the treshold voltage each LED, Planck constant value can be searched for each LED been used. LEDs used in this study are Infra Red LED, Red LED, Orange LED, Yellow LED, Green LED, and Blue LED. The result of Planck 39 s research constant is 7.28361 1.70635 x 10 34 Js with literature error of 9.93351.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mahmudah Kurniasari
" ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai penerapan Intelligence Led Policing ILP di KPK dalam penanganan kasus korupsi infrastruktur dalam konteks memahami lingkungan korupsi yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan korupsi yang dihadapi oleh KPK melibatkan pihak legislatif, pihak eksekutif, dan pihak swasta yang memiliki kekuasaan dan kewenangan yang besar. Dalam penanganan korupsi infrastruktur selama ini, KPK mengandalkan informasi dari pengaduan masyarakat yang kemudian dianalisis oleh unit penelaah informasi yang utamanya akan disajikan untuk mendukung Bidang Penindakan. KPK belum memiliki konsep yang jelas dalam penerapan Intelligence Led Policing secara komprehensif, terutama dalam mengintegrasikan program kerja di Bidang Penindakan dan Pencegahan serta penyusunan rencana strategis lembaga. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan bahwa KPK perlu untuk mengembangkan unit intelijen aktif sebagai bagian dari infrastruktur lembaga untuk membantu kegiatan taktis operasional dan perencanaan strategis lembaga dalam mencapai sasaran strategis KPK yaitu menurunkan tingkat korupsi di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis focuses on the implementation of Intelligence Led Policing ILP in the investigation of infrastructure corruption in KPK. It also aims at understanding the elements of corruption environment in KPK. This research uses qualitative paradigm and analytical descriptive approaches. The results show that environment in infrastructure corruption involves the legislative, the executive, and private parties who have great power and authority. In conducting corruption investigation, KPK relies on information from public complaints. This information is analyzed by an information review unit, which will be presented primarily to support the work of investigation unit. KPK does not yet have a clear concept in applying a comprehensive Intelligence Led Policing, particularly in integrating the action plan of prevention and investigation unit as well as to develop the organisation strategic plan. Therefore, this study suggests that KPK need to develop an active intelligence unit as part of its institutional infrastructure. This unit will be responsible for supporting operationaltactical as well as other KPK rsquo s strategic activities to reduce corruption in Indonesia Keywords Intelligence Led Policing, infrastructure corruption, KPK "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dylan Mahesa Anggasta
"Sistem pencahayaan sudah menjadi seperti kebutuhan pokok manusia contohnya seperti lampu yang digunakan pada malam hari ataupun pada ruangan-ruangan. Saat ini ada dua jenis lampu yang banyak digunakan masyarakat yaitu lampu LED dan CFL. Karena membutuhkan energi yang cukup besar, maka diperlukan pemilihan lampu yang dapat bekerja secara efektif dan efisien. Karena itu harus dilakukan pengujian untuk melihat bagaimana distribusi panas dan cahaya dari kedua jenis lampu tersebut ketika terjadi perubahan tegangan yang dapat terjadi kapan saja dalam sistem tenaga listrik.
Dari hasil pengujian didapatkan data yang menunjukan bahwa pada lampu LED maupun CFL ketika terjadi penurunan tegangan, cahaya yang dihasilkan juga menurun. Distribusi lampu CFL lebih baik karena pada sudut 0o dan 180o menghasilkan cahaya sampai 1,5 kali lebih terang dari lampu LED. Untuk lampu LED cahaya yang dihasilkan lebih terfokus dibawah lampu sudut 90o sampai 3 kali lebih terang dari lampu CFL. Pada pengujian suhu yang dihasilkan lampu diketahui bahwa lampu CFL menghasilkan panas lebih tinggi dari lampu LED. Suhu tertinggi didapatkan berada pada sisi horizontal lampu sudut 0o dan 180o .

Lighting systems have become basic human needs such as lamps used at night or in rooms. Currently there are two types of lamps that are widely used by people, LED and CFL. Because it requires considerable amount of energy, it is necessary to choose the lamp that can work effectively and efficiently. Therefore, it is necessary to test the lamps to see how the heat and light distribution of both types of lamps when voltage is changing.
From the testing, the data show that the LED and CFL lamp when there is a decrease in voltage, the resulting light is also decreased. CFL lamp distribution is better because at angle 0o and 180o produce light up to 1.5 times brighter than LED lamp. For the LED lamp, the resulting light is more focused under the lamp angle 90o up to 3 times brighter than the CFL lamp. In testing the temperature produced by the lamps was known that the CFL lamps produce higher heat than LED lights. The highest temperature was found on the horizontal side of the lamp angle 0o and 180o ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frederick Marshall Allo Linggi
"Penerangan merupakan salah satu pengkonsumsi energi listrik terbesar yang berkisar 20 %-25 % dari total konsumsi energi listrik yang terpakai sehingga diperlukan pemilihan penggunaan lampu yang hemat energi. Lampu LED adalah inovasi teknologi penerangan yang lebih hemat energi dibandingkan Lampu Hemat Energi (LHE). Maka dari itu dilakukan penelitian dengan menggunakan lampu LED 10 Watt dan LHE 14 Watt bermerek sama. Pengujian yang dilakukan adalah Pengujian Penuaan 100 jam untuk menganalisis kebenaran spesifikasi lampu dan Pemeliharaan Fluks Cahaya 480 jam untuk membandingkan laju perubahan spesifikasi yang terjadi dari lampu terhadap waktu pada tiga tegangan kerja yaitu 198 V, 220 V, dan 231 V berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 06/2011 , SNI IEC 60969 : 2009 ,dan SNI 04-0227-2003. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tegangan operasi terbaik dari kedua lampu adalah tegangan 220 V. Setelah pengujian penuaan dan pemeliharaan fluks cahaya pada tegangan 220 V didapatkan lampu LED dengan spesifikasi 10 Watt 800 lumen 80 lumen/watt, diperoleh hasil 9,7 Watt, 851,17 lumen, 87,75 lumen/watt dan LHE spesifikasi 14 Watt, 810 lumen, 58 lumen/watt, diperoleh hasil 12,5 Watt, 727,5 lumen, 58,2 lumen/watt.

Lighting is one of the biggest electrical usage, taking 20% 25% of the total consumption, so that the selection of an efficient, low power lamp is a necessity. LED lamp is a lighting technology innovation which has a better efficiency compared to that of a Compact Flourescent Lamp (CFL). From this fact, a research is done by using a 10 watt LED and a 14 watt CFL from the same brand. The measurements done are a 100 hour ageing test to analyze the validation of the lamp's spesification and a 480 hour lumen maintenance to compare the rate of the spesification change of the lamp on three operating voltage: 198 V, 220 V, and 231 V based on the Regulation of Minister of Energy and Mineral Resources Number 06/2011, SNI IEC 60969 : 2009, and SNI 04-0227-2003. From the measurement done, the best operating voltage for both lamps is 220 V. From the ageing and lumen maintenance test, the 10 Watt and 800 lumens with 80 lumen/watt LED lamp results in 9,7 watt and 851,17 lumen, with 87,75 lumen/watt and the 14 watt and 810 lumen with 58 lumen/watt CFL lamp results in 12,5 watt, 727,5 lumen, with 58,2 lumen/watt."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanum Nayomi
"Skripsi ini membahas pengenai peluang pemanfaatan lampu LED sebagai sumber penerangan. Lampu LED yang ada dipasaran saat ini selain menggunakan sumber tegangan AC juga sudah ada yang menggunakan sumber tegangan DC. Pemilihan penggunaan lampu LED karena usia pakai yang mencapai 50.000 jam serta intensitas terang serta efisiensi yang dihasikan tinggi. Pada lampu yang dibuat, digunakan sumber tegangan DC sehingga tidak diperlukan konverter perubah tegangan AC. Hal ini tentu sangat membantu keluarga yang tinggal didaerah yang belum teraliri sumber tegangan PLN dan mengganti sumber tegangan tersebut dengan aki atau pun baterai. Intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu hasil buatan tidak kalah terang dibandingkan dengan lampu yang sudah ada dipasaran. Penggunaan lampu LED selain menghemat daya bagi pengguna juga membawa dampak positif lainnya. Lampu LED tidak mengandung merkuri sehingga aman bagi lingkungan. Selain itu, dengan menggunakan lampu LED maka akan membantu mengurangi energi fosil yang digunakan dalam proses pembangkitan energi listrik PLN sehingga mengurangi kadar CO2 diudara.

This paper discusses the opportunities about LED lights as a source of illumination. LED lights that available in the market right now than using an AC voltage source is also using the DC voltage source. Selection of the use of LED lights for a lifetime of 50,000 hours and the intensity of light and high efficiency. In the light that's made, used DC voltage source that is not in need of change AC voltage converters. This greatly helps families who live in areas that have not PLN voltage source and replace it with a accu or battery. Intensity of the light produced by the light yield no less artificial light than the bulbs currently on the market.The use of LED lights to save power for the user in addition also bring other positive impacts. LED lights not contain mercury so it is safe for the environment. In addition, by using the LED lights will help reduce fossil fuel energy used in the electricity generation process, thereby reducing the levels of CO2 in the air."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septyono Utomo
"Perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk membuat konsumsi energi terus meningkat sehingga diperlukan penghematan. Salah satu cara melakukan penghematan tersebut adalah dengan penghematan konsumsi energi untuk penerangan. Seiring dengan kemajuan teknologi pun muncul Lampu LED (Light Emitting Diode). LED merupakan lampu dengan konsumsi daya yang rendah bila dibandingkan dengan lampu penerangan lainnya seperti misalnya lampu hemat energi. Lampu LED membutuhkan catu tegangan arus searah. Karena itu lampu LED membutuhkan rangkaian untuk mengubah catu tegangan arus bolak-balik menjadi catu tegangan arus searah. Selain itu lampu LED harus memiliki distribusi cahaya yang baik agar dapat digunakan untuk penerangan. Karena itu dilakukan pengujian untuk melihat perbandingan panas serta pengujian untuk melihat bagaimana distribusi cahaya lampu LED bila dibandingkan dengan lampu hemat energi. Dan dari hasil yang didapat Lampu LED memiliki panas yang lebih rendah dibandingkan dengan lampu hemat energi. Sementara lampu hemat energi memiliki distribusi cahaya yang lebih baik dibandingkan lampu LED.

The development of technology and population growth make electrical energy consumption increased so that the savings needed to be made. One way to savings on energy consumption is savings energy consumption for illumination. Along with advances in technology arises LED lamps (Light Emitting Diode). LED (Light Emitting Diode) Lamps is a lamp with low power consumption when compared with other lamps, like energy-saving lamp (LHE). LED lamps require direct current voltage supply. Therefore, the LED lights require electrical circuit to convert the alternating current voltage supply into direct current voltage supply. Futhermore LED lamps should have good light distribution to be used for illumination. Because of that testing of lamps was to compare the heat distribution and light distribution between LED lamps and energy-saving lamps. And from the result LED lamps have lower heat than enery saving lamps. While energy-saving lamps have better light distribution than LED lamps."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>