Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhimas Permana
"ABSTRACT
Proyeksi kebutuhan tenaga listrik di wilayah Balaraja cenderung mengalami kenaikan peningkatan beban, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengembangan sarana kelistrikan diantaranya pengembangan sistem transmisi. Pengembangan tersebut mengharuskan sistem proteksi pada sistem transmisi untuk disesuaikan dalam hal desain dan setting peralatannya. Salah satu peralatan penting dalam proteksi sistem transmisi adalah relai jarak yang dapat mendeteksi adanya gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini, pengembangan sistem transmisi di Balaraja terjadi dengan menambahkan Gardu Induk Spinmill sehingga akan membuat konfigurasi penyetelan relai jarak yang berada didekat Gardu Induk Spinmill akan berubah. Selain itu, secara keseluruhan bentuk konfigurasi saluran udara tegangan tinggi 150 KV di Balaraja adalah saluran ganda ke ganda yang akan berpengaruh terhadap kinerja relai jarak akibat pengaruh infeed dan mutual impedansi urutan nol sehingga penyetelan relai jarak akibat adanya penambahan Gardu Induk Spinmill perlu memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja relai jarak tersebut. Berdasarkan simulasi setting rekonfigurasi yang telah mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja relai jarak maka dapat diambil kesimpulan bahwa rekonfigurasi setting relai jarak di Balaraja sudah benar dikarenakan tidak ada zona pengaman yang tumpang tindih dan zona pengaman relai jarak memiliki jangkauan setting yang dapat melindungi saluran transmisi sesuai dengan kaidah penyetelan

ABSTRACT
The projection of electricity demand in Balaraja region tends to the load increase, so to fulfill the requirement, it is necessary to develop electricity facilities such as the developing of transmission system. The development requires protection systems on the transmission system to be customized in terms of design and equipment settings. One of the important device in the protection of transmission system is a distance relay that can detect a short circuit fault. In this thesis, the development of transmission system in Balaraja occurs by adding the Spinmill Substation so that it will make the configuration of the distance relay adjustment near the Spinmill Substation will change. In addition, the overall configuration of the 150 KV high voltage overhead transmission lines in Balaraja is double to double channel which will affect the relay distance performance due to the infeed and mutual impedance of zero sequence so that the distance relay adjustment due to the addition of the Spinmill Substation should take into consideration factors affect the performance of the distance relay. Based on the simulation of reconfiguration settings that have considered factors that may affect the performance of the distance relay it can be concluded that the reconfiguration of the relay distance settings in Balaraja is correct because there is no overlapping security zone and the relay distance safety zone has a range of settings that can protect the transmission line according to the setting rules. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Aufar
"Sistem proteksi sangatlah penting dalam sistem tenaga listrik, terutama untuk kehandalan kerja dan perlindungan pada sistem dalam mesin-mesin listrik. Rele merupakan salah salah satu alat proteksi yang banyak digunakan pada sistem tenaga listrik. Jenis rele bermacam-macam tergantung karakteristik yang dibutuhkan, salah satunya adalah rele jarak dan rele diferesial penghantar. Pada PT. PLN, penggunaan sistem proteksi mutlak diperlukan untuk mendukung kinerja sistem tenaga listrik karena sebagai perusahaan listrik negara, PLN merupakan gardu terdepan dalam pendistribusian listrik di seluruh Indonesia sehingga tentunya diharapkan keberlangsungan sistem listrik tidak terganggu.
Pada skripsi ini, penulis akan mengangkat topik tentang konfigurasi proteksi dimana pada sistem transmisi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) di daerah Alam Sutera akan dibangun gardu induk baru sehingga dengan adanya penambahan sistem, konfigurasi sistem proteksi yang lama perlu diperbaharui untuk menyesuaikan dengan sistem yang baru secara keseluruhan. Karena fokus lebih diutamakan pada proteksi utama, maka rele yang akan dibahas pada skripsi ini adalah rele jarak dan rele diferensial penghantar yang biasa digunakan pada SUTT. Untuk melihat koordinasi rele setelah perhitungan, akan digunakan metode scanning untuk melihat hubungan koordinasi antar rele dalam sistem yang baru. Sehingga di dapatkan hasil rekonfigurasi dan pengaruhnya pada sistem sebelumnya.

Protection system is essential in an electrical power system, especially for the reliability and protection on the system in electric machines. Relay is one of the devices that is widely used in the protection system of electric power. There are various types of relay based on characteristics that are required on system, two of them are distance relay and line differential relay. In PT. PLN, the usage of protection system is undoubtedly needed to support the performance of electrical power systems because their position as main electrical company on the state, PLN is forefront for electrical distribution throughout Indonesia so it is expected that sustainability of the electrical system is not disturbed.
In this thesis, the author will discuss the topic of protection system configuration about the high voltage overhead power line of transmision system in the area of Alam Sutera where the new main substation will be built. To adjust this new system as a whole, the old protection system needs to be updated. This thesis will focus in main protection of the system, the relay that will be discussed on this thesis is distance relay and line differential relay which commonly used in high voltage overhead transmission line. For the simulation of distance relay coodination, scanning method will be used to see the relation of coordination of the relay on the new system. Therefore the result can be gotten by reconfiguration and the impact for the previous system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Rivaldy
"Sistem transmisi tenaga listrik sangat penting perannya dalam mengalirkan daya dari pembangkit menuju beban melalui saluran transmisi. Dalam proses mengalirkan daya terdapat banyak gangguan yang dapat mengurangi kehandalan sistem tenaga listrik. Sehingga dibutuhkan suatu sistem proteksi yang dapat melindungi atau mengamankan saluran transmisi tersebut agar dapat bekerja secara selektif dan handal. Rele jarak merupakan salah satu jenis proteksi utama saluran transmisi yang bekerja berdasarkan perbandingan nilai impedansi. Selain sebagai proteksi utama saluran transmisi, rele jarak juga berfungsi sebagai proteksi cadangan jauh terhadap proteksi utama saluran transmisi di depannya. Dikarenakan terdapat penambahan gardu induk Nongsa, maka dibutuhkan penyetelan ulang rele jarak untuk menyesuaikan dengan sistem yang baru. Agar rele jarak dapat bekerja secara selektif dan handal, maka diperlukan suatu koordinasi penyetelan antar zona masing-masing sehingga tidak terjadi tumpang tindih. Lalu dilakukan simulasi gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, sehingga dapat ditinjau apakah gangguan yang terjadi berada di dalam atau di luar dari daerah operasi kerja rele jarak dengan menggunakan karakteristik rele jarak. Salah satu rele jarak yang dilakukan penyetelan impedansi adalah rele jarak pada GI Nongsa ndash; GI Batu Besar dengan impedansi sekunder zona 1 = 1,0204?; zona 2 = 1,9081?; zona 3 = 4,4974?; zona 4 = 0,3189?. Dan selanjutnya rele jarak pada GI Batu Besar ndash; GI Nongsa dengan impedansi sekunder zona 1 = 1,0204?; zona 2 = 13,77?; zona 3 = 26,2704?; zona 4 = 0,3189?.

Electricity transmission system is very important role in the flow of power from the plant to the load through the transmission line. In the process of draining power there are many disturbances that can reduce the reliability of power systems. So it takes a protection system that can protect or secure the transmission line in order to work selectively and reliably. Distance relay is one of the main types of transmission line protection that works based on impedance value comparison. In addition to being the primary protection of the transmission line, the distance relay also serves as a remote backup protection against the main protection of the transmission line in front of it. Due to the addition of Nongsa substations, it is necessary to reset the distance relay to adjust to the new system. In order for distance relay to work selectively and reliable, then required a coordination of setting between each zone so that does not happened overlap. Then simulated short circuit single phase to ground, so it can be reviewed whether the disturbance that occurs inside or outside of the working area of distance relay work by using the characteristics of distance relay. One of the distance relay impedance setting is the distance relay on GI Nongsa ndash GI Batu Besar with secondary impedance zone 1 1,0204 zone 2 1,9081 zone 3 4,4974 zone 4 0,3189. Then the distance relay on GI Batu Besar ndash GI Nongsa with secondary impedance zone 1 1,0204 zone 2 13,77 zone 3 26,2704 zone 4 0,3189."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Pratiwi
"Salah satu komponen sistem proteksi yang digunakan pada saluran transmisi 500 kV Jawa bagian barat antara gardu induk Suralaya hingga Suralaya Baru adalah proteksi relai jarak dengan setting yang telah ditentukan oleh PT. PLN (Persero). Dalam studi ini, berdasarkan setting tersebut, dilakukan analisis dengan beberapa skenario gangguan hubung singkat dengan lokasi yang berbeda dengan tujuan untuk mempelajari koordinasi zona proteksi relai jarak dalam mengatasi gangguan tersebut. Selain itu, studi juga akan memperhitungkan impedansi saluran yang akan diproteksi terkait penentuan zona kerja relai jarak. Dengan menggunakan simulasi berbantuan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory serta acuan standar IEEE C37.113.2015 dan NPAG Alstom, dilakukan pembahasan terhadap hasil skenario gangguan hubung singkat tiga fasa dan analisis jangkauan kerja relai jarak melalui plot R-X diagram. Hasil simulasi DIgSILENT menunjukan terjadi jangkauan kurang proteksi (underreach) yang menyebabkan relai terlambat dalam mengamankan gangguan. Kondisi underreach tersebut terjadi pada zona 2 relai RB-F (Jawa 7 bay LBE) dengan impedansi setting sebesar 16,45 ohm (27,21% kurang dari standar) dan pada zona 1 relai RE-R (Suralaya Baru bay LBE) dengan impedansi setting sebesar 0,182 ohm (20% kurang dari standar). Setelah dilakukan resetting sesuai standar, proteksi gangguan dapat dilakukan dengan lebih cepat, dengan impedansi resetting zona 2 relai RB-F sebesar 21,349 ohm (meningkat dari 92,46% menjadi 120%), serta impedansi resetting zona 1 relai RE-R sebesar 0,304 ohm (meningkat dari 48,42% menjadi 80%).

One of the protection system components used on the western Java 500kV transmission line between the Suralaya to Suralaya Baru substations is distance relay protection with settings determined by PT. PLN (Persero). In this study, based on these settings, an analysis was carried out with several short circuit fault scenarios at different locations with the purpose of studying the coordination of the distance relay protection zone in overcoming the fault. Moreover, this study will also consider the impedance of the line to be protected in relation to the determination of the working zone of distance relay. By using a simulation assisted by the DIgSILENT PowerFactory software and standard reference IEEE C37.113.2015 and NPAG Alstom, a discussion of the results of three-phase short circuit fault scenarios and analysis of the working range of the distance relay through R-X diagram plots are carried out. The DIgSILENT simulation results show that there is underreach which causes the relay to be late in securing the fault. The underreach condition occurs in zone 2 of the RB-F relay (Jawa 7 bay LBE) with a setting impedance of 16.45 ohms (27.21% less than the standard) and in zone 1 of the RE-R relay (Suralaya Baru bay LBE) with impedance setting of 0.182 ohm (20% less than the standard). After resetting according to standards, fault protection can be done more quickly, with the resetting impedance of zone 2 of the RB-F relay of 21.349 ohms (increased from 92.46% to 120%), and the resetting impedance of zone 1 of the RE-R relay of 0.304 ohms (increased from 48.42% to 80%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Armiya
"Jaringan distribusi merupakan bagian sistem tenaga listrik yang paling sering mengalami gangguan. Hal ini terjadi karena jaringan ini merupakan jaringan yang paling besar dan kompleks. Perlindungan terhadap kelangsungan jaringan ini penting untuk melindungi konsumen. Pada jaringan distribusi primer 20kV, proteksi terhadap arus gangguan dilakukan oleh rele arus lebih dan rele gangguan tanah. Fungi rele ini sangat penting agar gangguan tidak terjadi. Parameter rele ditentukan agar fungsi koordinasi dari rele ini dapat bekerja dengan baik dalam hubungan proteksi utama-cadangan. Parameter yang paling susah ditentukan adalah time multiplier setting (TMS).
Pada penelitian ini, perhitungan TMS akan dianalisis berdasarkan metode analitik dan perbandingannya terhadap metode big-M untuk mencapai kinerja rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang diinginkan. Penggunaan metode big-M memiliki kelebihan dimana pengguanaan iterasi menjadikan metode ini lebih cocok untuk perhitungan berbasiskan mesin, sedangkan metode analitik lebih cocok untuk perhitungan manual. Sedangkan berdasarkan nilai galat, rata-rata galat menggunakan metode big-M bernilai 2,54% sedangkan metode analitik menghasilkan galat rata-rata sebesar 2,66%. Hal ini menunjukkan secara efisiensi, metode big-M lebih efisien daripada penggunaan metode analitik. Sedangkan berdasarkan pada proses kerja, big-M lebih lama dalam menentukan hasil sebesar 87% berdasarkan pada perhitungan manual. Secara hasil, tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan antara metode big-M dan metode analitik.

Distribution is the most sensitive part of an electric power system, because of its complexity and as far as he has. Protection of such a system is very important for electricity consumer. The 20kV main distribution is protected only by relays and overcurrent ground fault relay, thus its function is considered very important. Utilization is necessary adjusting for failure points is not acceptable. Parameter settings are set to ensure relay coordination in the backup-primary relationship. The time multiplier (TMS) setting is one the most difficult parameter to measure.
In this study, the time multiplier settings were analyzed based on on the comparison between analytic calculations and the big-M method to meet the desired criteria for overcurrent relays and ground fault relays. The nature of the big-M method makes it the most suitable for machine-based calculations because it utilizes the use of iteration, whereas Analytical calculations are best used for manual calculations. In case of errors, the big-M method produces an average error of 2.54% while analytical methods produce 2.66% an error in general. Based on this fact, the big-M method is done more efficiently than analytically calculation. While based on the steps used to find a solution, the big-M method is proven 87% longer value when compared based on manual calculations. Based on the results, there are there is no significant difference between the big-M method and the analytic method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Dwi Prasetyo
"Arus dan tegangan pada suatu konduktor listrik bisa menyebabkan terjadinya fenomena munculnya gelombang elektromagnetik. Paparan medan elektromagnetik bisa menyebabkan bahaya terhadap sistem tenaga listrik yang dilaluinya dan juga manusia yang berada disekitar saluran transmisi listrik tersebut. Skripsi ini membahas karakteristik medan listrik di sekitar saluran transmisi dan mencari solusi untuk memastikan paparan medan elektromagnetik aman untuk manusia. Simulasi yang ada pada skripsi ini menggunakan desain transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi 275 kV yang akan digunakan PT. Perusahaan Listrik Negara dan peraturan menteri tentang jarak aman paparan medan listrik untuk manusia. Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah perhitungan menggunakan Matlab untuk menghitung muatan konduktor dan menggunakan Microsoft Excel untuk menghitunga data-data yang lain. Dari hasil simulasi, didapatkan bahwa jarak aman minimum horizontal untuk bangunan, pada polusi menengah 19,5 meter, pada polusi tinggi adalah 20 meter, dan pada polusi sangat tinggi adalah 21 meter. Nilai medan listrik yang dekat dengan permukaan bumi Near Ground Level Electric Field pada polusi menengah 4,124 kV/m, pada polusi tinggi 4,471 kV/m, dan pada polusi ekstra tinggi 4,769 kV/m.

Current and voltage in electrical conductor can cause electromagnetic field phenomenon. Electromagnetic field exposure can harm the electrical system that causes it and people who live near the field. This book discusses characteristic of electric field around transmission lines and gives the solution for the problems of electromagnetic radiation to make sure that the field is safe for humans and transmission lines. The simulation given in this book uses the spcification of transmission lines that will be used by PT. Perusahaan Listrik Negara and uses standars given by Power Ministry of Indonesia about the safe distance of electromagnetic exposure. Methods used in this project are calculations using Matlab for conductor charge and Microsoft Excel to calcuate other data. From the simulation, it is concluded that the minimum safe distance for moderate polution level is 19,5 meter, for high polution level is 20 meter, and for very high polution level is 21 meter. Electric field value at near ground level for moderate polution level is 4.124 kV m, for high polution level is 4.471 kV m, and for very high polution level is 4.769 kV m. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destra Andika Pratama
"Dengan menggunakan Electromagnetic Transient Program (EMTP) melalui induktor non-linier nya (Type-96), suatu model transien dari transformator arus dipakai untuk menyelidiki pengaruh kejenuhan CT terhadap rele digital arus lebih. Model ini kemudian divalidasikan melalui pengujian di laboratorium dengan peralatan berbasis mikroprosessor untuk mengevaluasi karakteristik kejenuhan CT salah satunya. Faktor-faktor yang mendorong ke arah CT jenuh didiskusikan dan dievaluasi secara komprehensif dengan menggunakan model rele digital arus lebih, guna menyelidiki pengaruh dari pada beban sekunder, level hubung singkat, gangguan asimetris dengan komponen DC offset terhadap kejenuhan suatu CT. Kemudian dilakukan evaluasi antara hasil pengujian terhadap peraturan yang ditetapkan oleh IEEE dengan Standard C37.110-1996. Penelitian ini juga meliputi studi dampak kejenuhan CT terhadap elemen proteksi instantaneous dan time delay pada rele digital arus lebih serta aplikasinya terhadap rele seting koordinasi pada MV Switchgear. Hasil yang didapat adalah cukup memuaskan dan terdapat pula petunjuk dalam pemilihan CT.

Using Electromagnetic Transient Program (EMTP), nonlinear inductor (Type-96) in order to investigate the effects of CT's saturation on digital overcurrent relays the current transformer transient model was implemented. The model was validated by testing in laboratory use the microprocessor devices for evaluate of characteristic of CT saturation one of them. Factors that lead to CT's saturations were comprehensively discussed and evaluated. A typical digital overcurrent relay was tested in the laboratory to investigate the effects of secondary burden, short circuit level, and asymmetrical fault with dc offset components on CT's saturations. Evaluations of test results against the rules, specified by IEEE Standard C37.110-1996 were evaluated. The research includes studying the impact of CT saturation on both the instantaneous and time-delayed element of digital overcurrent relays and the application of relay coordination on MV Switchgear. The results were satisfactory and guidelines for CT's selection were presented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31912
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Jodi Rezki
"Stabilitas tegangan telah menjadi salah satu masalah terpenting dalam sistem tenaga listrik. Kemampuan sistem untuk mempertahankan tegangan bus yang dapat diterima sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Oleh karena itu, penelitian yang dapat menentukan batas kapasitas maksimum sebelum tegangan jatuh harus dilakukan sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat diambil untuk menghindari kegagalan sistem. Penelitian ini membahas kestabilan tegangan sistem transmisi listrik Jawa Barat pada subsistem Balaraja 3,4 - Lontar - Kembangan 1 150 kV menggunakan Indeks Stabilitas Tegangan Cepat (FVSI) dan Line Stability Factor (LQP). Saluran akan dikatakan rentan terhadap ketidakstabilan tegangan ketika nilai indeks stabilitas tegangan mendekati 1. Subsistem ini dimodelkan dengan perangkat lunak ETAP 12.6.0 untuk simulasi aliran daya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa ketika pasokan generator dihilangkan, ada beberapa saluran yang memiliki lebih dari 1 FVSI dan indeks LQP, yaitu saluran dari New Balaraja ke Balaraja dengan nilai masing-masing 1,43201 dan 1,42459.

Voltage stability has become one of the most important problems in the electric power system. The ability of the system to maintain an acceptable bus voltage is very important in the electric power system. Therefore, research that can determine the maximum capacity limit before voltage drops must be carried out so that necessary precautions can be taken to avoid system failure. This study discusses the voltage stability of the West Java electricity transmission system in the Balaraja subsystem 3.4 - Lontar - Kembangan 1 150 kV using the Fast Voltage Stability Index (FVSI) and Line Stability Factor (LQP). The channel will be said to be susceptible to voltage instability when the voltage stability index value approaches 1. This subsystem is modeled with ETAP 12.6.0 software for power flow simulations. The calculation results show that when the generator supply is eliminated, there are several channels that have more than 1 FVSI and LQP index, namely channels from New Balaraja to Balaraja with values ​​of 1.43201 and 1.42459, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Andzani Masulili
"Tenaga listrik sangat dibutuhkan bagi masyarakat untuk berbagai macam keperluan dan akan terus meningkat dengan adanya perkembangan teknologi yang membutuhkannya, salah satunya pada masyarakat di provinsi Bangka Belitung. Sumber energi untuk membangkitkan listrik di provinsi Bangka Belitung sangat terbatas, sehingga diperlukannya energi utama seperti batubara dari Sumatra, sehingga dibangun saluran transmisi kabel bawah laut tegangan tinggi sebesar 150 kV antara Sumatra-Bangka Belitung dari GI Tanjung Api-Api ke GI Muntok
sepanjang 36 km untuk meningkatkan keandalan sistem. Simulasi dilakukan dengan perhitungan manual melalui rumus-rumus yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya. Dikarenakan kabel bawah laut masih dalam tahap
pembangunan, maka akan terdapat beberapa data yang belum diketahui sehingga penulis mengasumsikan data berdasarkan penelitian sebelumnya. Hasil dari perhitungan pada penelitian ini menunjukkan bahwa rugi-rugi daya pada saluran transmisi kabel bawah laut tegangan tinggi sebesar 150 kV antara Sumatra-Bangka Belitung sepanjang 36 km adalah 2,36 MW.

Electric power is needed by the community for various purposes and will continue to increase with the development of technology that requires it, one of which is the community in the province of Bangka Belitung. Energy sources to generate electricity in the province of Bangka Belitung are very limited, so that main energy is needed such as coal from Sumatra, so a 150 kV high-voltage submarine cable transmission line is built between Sumatra-Bangka Belitung from Tanjung Api-Api substation to Muntok substation along 36 km to increase system reliability. Simulations are carried out by manual calculations through formulas that have been obtained from previous studies and books. Because the submarine cable is still under construction, there will be some unknown data so the author assumes the data based on previous research. The results of the calculations in this study indicate that the power losses in the 150 kV high voltage submarine cable transmission line between Sumatra-Bangka Belitung with a length of 36 kilometers is 2,36 MW."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>