Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22005 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Hamima
"ABSTRACT
Penelitian ini mendeskripsikan pergerakan Tionghoa Muslim yang merupakan jamaah Masjid Lautze dalam ruang. Pergerakan tersebut meliputi aktivitas harian dan aktivitas sosial budaya yang dapat memengaruhi aktivitas Tionghoa Muslim di Masjid Lautze. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap sembilan orang informan dan pengamatan langsung di lapangan. Informan diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaannya, yaitu wiraswasta, karyawan, ibu rumah tangga, dan pekerja keluarga. Hasil dari penelitian ini adalah ruang gerak harian informan wiraswasta dan karyawan yang bekerja di bidang pemasaran cenderung lebih luas. Selain itu, informan wiraswasta bebas menentukan hari kerja. Hal ini juga membuat informan wiraswasta bebas untuk mengikuti aktivitas sosial di luar pekerjaan utamanya, sehingga ruang gerak sosial budaya informan wiraswasta cenderung lebih luas. Faktor pengekang, seperti aktivitas harian dan sosial budaya memengaruhi intensitas kunjungan ke Masjid Lautze. Informan yang bekerja di akhir pekan lebih jarang berkunjung ke Masjid Lautze. Begitu pula dengan informan yang memiliki aktivitas sosial budaya yang padat. Sebaliknya, informan yang dipercaya membantu pengurus masjid lebih sering berkunjung ke Masjid Lautze. Sebagian besar informan tetap menunjukkan identitasnya sebagai etnis Tionghoa dengan tetap merayakan Imlek dengan meninggalkan ritual yang mengandung unsur kepercayaan.

ABSTRACT
This research describes Chinese moslems movement who are the member jamaah of Lautze Mosque in space. The movement includes daily activities and socio culture activities that could influence the respondents activities in Lautze mosque. Most of datas are collected by interviewing and observing the respondents. The respondents are classified based on their occupation businessman, private sector employee, housewife, and family worker. The results of this research is the businessman and marketing employee respondets have larger latitude. The businessman respondent also has independency in determining working days. This also make the businessman respondent free to take a part in some social activities in addition to work, so the businessman respondents also have the larger latitude in socio culture activities. The constraint factors, such as daily and socio culture activities influence the intensity of visiting Lautze mosque. The respondents who have to work on weekend usually come to Lautze Mosque rarely. The respondent who has so many social activities also comes to Lautze Mosque rarely. Otherwise, the respondents who like to help mosques administrators usually visit the mosque more often. Most of the respondents show their Chinese identity by celebrating Chinese new year without doing any rituals containing mystical belief. "
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Konsep Diri dan Kebermaknaan Hidup Pelaku Konversi Agama Studi Kasus Komunitas Muslim Tionghoa Masjid Lautze . Hal tentang perpindahan keyakinan merupakan isu sensitif bagi orang-orang Tionghoa yang berpindah keyakinan ke dalam Islam. Pengucilan, intimidasi, dijauhkan dari keluarga besar merupakan problem internal dari perpindahan keyakinan tersebut. Selain problem internal tersebut, konversi agama pada masyarakat Tionghoa memberi dampak perubahan pada aspek psikologis yaitu pada Konsep Diri dan kebermaknaan Hidup. Hal tersebut melatar belakangi penelitian ini yang membahas tentang Konsep Diri dan Kebermaknaan Hidup pelaku konversi agama Studi Kasus muslim Tionghoa masjid Lautze . Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk memberikan gambaran bagaimana Konsep Diri dan Kebermaknaan Hidup muslim Tionghoa masjid Lautze pelaku konversi agama.Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana konversi agama memberi pengaruh berupa perubahan pada Konsep Diri dan Kebermaknaan Hidup pelaku Konversi agama Studi kasus komunitas Muslim Tionghoa Masjid Lautze .

ABSTRACT
Islam is religion for all of the mankind. This proverb is a proof that Islam has not considered race as a differences. This issue is the basis of the research which discusses about self concept and meaningful of life in Chinese Muslim of Mosque Lautze Community which perform the religion conversion A Case Study of Chinese Muslim Mosque Lautze . The Chinese Muslim up brings more discussion and argumentation among their ethnics including others. By using qualitative descriptive method this research found that religion convention give big impact to the self concept and the meaningful of life. This research will discuss the willingness of Chinese Muslim of Mosque Lautze Community to have positive self concept to become wholehearted muslim. Meanwhile the meaningful of life has been indicated by characteristic changes toward self as well as environment.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaweli Saputra
"Listrik merupakan sumber energi yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, saat ini energi listrik menjadi sumber energi penunjang yang tidak bisa diabaikan. Listrik adalah energi berbahaya yang dapat mengancam kehidupan, seperti dapat menyebabkan bahaya kebakaran, dan daerah DKI Jakarta adalah daerah rawan terhadap kejadian kebakaran oleh listrik. Kemudian telah dilaksanakan penelitian mengenai persepsi risiko warga RW 07 Jl. Lautze Dalam terhadap risiko bahaya listrik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi risiko warga terhadap bahaya listrik dan hubungannya dengan risiko kejadian kebakaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitif. Dengan teori psikometrik didapatkan bahwa persepsi risiko dipengaruhi oleh faktor kesukarelaan, ketakutan, pengendalian, dampak, dan kondisi lingkungan.

Electricity is an energy source that has an important role in people's lives, nowadays electricity become supporting energy that can not be denies. Electricity is dangerous energy that can be life threatening, such as may cause a fire hazard, and Jakarta area is an area prone to electrical fires. Then have been carried out a research on risk perception at RW 07 Jl. Lautze Dalam toward the risk of electrical hazards.
This study aims to determine perceptions of risk residents against electrical hazards and their relationship to the risk of fire. This study was conducted with cross-sectional research methods with quantitative approaches. By the psychometric theory found that the perception of risk is influenced by factors volunteerism, fear, control, impact, and environmental conditions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wulandari
"ABSTRAK
Di kawasan pesisir Jakarta, Cilincing merupakan salah satu kawasan yang berbasis nelayan tradisional. Nelayan tradisional yang menggantungkan mata pencahariannya di daerah ini sangat rentan terhadap masalah penangkapan ikan karena ketergantungannya pada musim, alam dan modal yang besar. Dalam keluarga nelayan, peran istri biasanya memiliki peran ganda. Peran ganda ini terbagi menjadi peran domestik yaitu mengurus urusan rumah tangga dan peran produktif sebagai pencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga. Pola hidup produktif istri nelayan menciptakan gerakan-gerakan yang menghasilkan pola gerakan berdasarkan perilaku spasial sebagai aktivitas dan peran istri nelayan. Pola pergerakan ini nantinya akan menunjukkan hubungannya dengan pendapatan istri nelayan sebagai bagian dari kegiatan produktif mereka. Pola pergerakan istri nelayan dibagi menjadi jenis pekerjaan dan musim. Pola pergerakan pedagang pada setiap musim sama tetapi durasi dan pendapatan kerja berbeda. Pola pergerakan pengolah kerang dan udang berbeda di setiap musim baik jarak, durasi maupun pendapatan, karena bergantung pada hasil komoditas laut.
ABSTRACT
In the coastal area of ​​Jakarta, Cilincing is an area based on traditional fishermen. Traditional fishermen who depend their livelihoods in this area are very vulnerable to fishing problems because of their dependence on seasons, nature and large capital. In fishing families, the role of the wife usually has a dual role. This dual role is divided into domestic roles, namely taking care of household affairs and productive roles as breadwinners to help the family economy. The productive lifestyle of fishermen's wives creates movements that produce movement patterns based on spatial behavior as the activities and roles of fishermen's wives. This pattern of movement will later show its relationship with the income of fishermen's wives as part of their productive activities. The movement patterns of fishermen's wives are divided into types of work and seasons. The pattern of movement of traders in each season is the same but the duration and income of work are different. The movement pattern of mussel and shrimp processors is different in each season in terms of distance, duration and income, because it depends on the results of marine commodities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Alfarisi
"[ABSTRAK
Masyarakat Minangkabau dikenal aktif melakukan pergerakan keluar dari daerah asalnya atau disebut merantau. Merantau telah melembaga dalam sistem sosial. Itulah sebabnya penelitian geografi kebudayaan mengenai pola pergerakan dalam merantau menarik untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan mewawancarai delapan informan. Pada dasarnya, merantau merupakan budaya yang digunakan untuk meningkatkan kualitas diri laki-laki Minang. Merantau dipengaruhi daya dorong dari ranah berupa sistem sosial, budaya, dan kondisi fisik serta daya tarik yang kuat dari rantau berupa perekonomian dan pendidikan yang menimbulkan kesenjangan di kedua wilayah. Faktor pribadi individu berupa motivasi dan tujuan, kekerabatan, serta identitas diri juga berperan penting dalam menentukan keputusan merantau. Pola pergerakan dalam proses merantau terlihat mengarah ke kota-kota dengan kondisi perekonomian dan pendidikan yang baik.
ABSTRACT
Minangkabau community is known for actively migrating out from their origins, the tradition called "merantau". Merantau has been institutionalized in a particular social systems. The nature made the study of cultural geography regarding the movement patterns in merantau is fascinating. This research was conducted using qualitative method by interviewing eight informants. Basically, ?merantau? is a culture that is used to improve the quality of men in Minang Merantau is influenced by the outer stimuli ranging from the form of social system, culture, and physical conditions and the strong appeals of the ?rantau?, the destination areas, in the form of economic and education opportunities that constituted gaps in the two distinct regions. Individual personal factors such as motivation and purpose, kinship, and identity also plays an important role in determining the decision to undergo "merantau". Movement patterns in the process of merantau have inclinations to prefer cities with good economic conditions and good educational opportunities.
;Minangkabau community is known for actively migrating out from their origins, the tradition called "merantau". Merantau has been institutionalized in a particular social systems. The nature made the study of cultural geography regarding the movement patterns in merantau is fascinating. This research was conducted using qualitative method by interviewing eight informants. Basically, ?merantau? is a culture that is used to improve the quality of men in Minang Merantau is influenced by the outer stimuli ranging from the form of social system, culture, and physical conditions and the strong appeals of the ?rantau?, the destination areas, in the form of economic and education opportunities that constituted gaps in the two distinct regions. Individual personal factors such as motivation and purpose, kinship, and identity also plays an important role in determining the decision to undergo "merantau". Movement patterns in the process of merantau have inclinations to prefer cities with good economic conditions and good educational opportunities.
, Minangkabau community is known for actively migrating out from their origins, the tradition called "merantau". Merantau has been institutionalized in a particular social systems. The nature made the study of cultural geography regarding the movement patterns in merantau is fascinating. This research was conducted using qualitative method by interviewing eight informants. Basically, “merantau” is a culture that is used to improve the quality of men in Minang Merantau is influenced by the outer stimuli ranging from the form of social system, culture, and physical conditions and the strong appeals of the “rantau”, the destination areas, in the form of economic and education opportunities that constituted gaps in the two distinct regions. Individual personal factors such as motivation and purpose, kinship, and identity also plays an important role in determining the decision to undergo "merantau". Movement patterns in the process of merantau have inclinations to prefer cities with good economic conditions and good educational opportunities.
]"
Universitas Indonesia, 2016
S61817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Viandika Suryana
"Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Salah satu wisata yang terkenal di Indonesia adalah Kepulauan Seribu. Kabupaten Kepulauan Seribu memiliki letak yang strategis karena berada di Provinsi DKI Jakarta. Kepulauan Seribu juga sudah masuk sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan mendapat dukungan dari Pemprov DKI dan Kementrian PUPR dalam pengembangannya. Banyaknya variasi objek dan atraksi wisata di daerah ini memicu pergerakan wisatawan yang beragam. Penelitian ini meneliti mengenai pola pergerakan wisatawan dan hubungan faktor profil perjalanan, faktor motivasi pribadi, faktor konfigurasi fisik tujuan, faktor aksesibilitas, faktor pengalaman berkunjung dan faktor lama kunjungan dengan tipe pergerakan wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dan analisis statistik korelasi chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat pola pergerakan wisatawan di Kabupaten Kepulauan Seribu. Pola pergerakan Destination Region Loop banyak di temukan di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang memiliki jumlah atraksi lebih banyak dibanding selatan, sedangkan pola pergerakan Base Site, Stop Over, Single Point dan Chaining Loop banyak ditemukan di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Pola yang paling banyak ditemukan adalah Destination Region Loop dan yang paling sedikit adalah Chaining Loop. Hampir seluruh faktor memiliki hubungan yang signifikan dengan tipe pergerakan, hanya terdapat satu faktor yang tidak memiliki hubungan yaitu faktor pengalaman berkunjung karena wisatawan yang sudah pernah maupun belum pernah mengunjungi Kabupaten Kepulauan Seribu tidak memiliki pengaruh dengan tipe pergerakan yang terbentuk. Wawasan mengenai pergerakan wisatawan dianggap bermanfaat dalam pariwisata seperti merancang sebuah paket perjalanan wisata yang maksimal dan menjadi awal perencaan dalam pengembangan pariwisata agar dapat memaksimalkan kegiatan wisata serta memenuhi permintaan pengunjung.

Tourism is widely considered as an activity with multiple dimensions of a process of development. One of the most popular tourist destination in Indonesia is Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu is strategically located at the north of DKI Jakarta Province. Its also listed as National Tourism Strategic Area (Kawasan Strategis Pariwista Nasional KPSN) and has gained support both from the DKI Jakarta local government and the Ministry of Public Works and Housing (PUPR) in its development. Various objects and tourist attractions in it provoke various tourists activities. This research covers the patterns of tourists movements along with the relation between the factors of travel profile, personal motivation, physical purpose configuration, accessibility, visiting experience, and the period of visit based on the types of the movements of the tourists. The methods that are used are spacial analysis and chi-square correlated statistic analysis. The results of this research reveal that there are four patterns of tourists movements in the district of Kepulauan Seribu. The pattern Destination Region Loop is often found in the northern sub-districts of Kepulauan Seribu which have more tourist attractions than the ones in the southern sub-districts, in which the patterns Base Site, Stop Over, Single Point, and Chaining Loop are often found. The pattern that is most commonly found is Destination Region Loop and the least is Chaining Loop. Almost all of the factors have a significant relation with the types of the movements, only one of them does not, which is visiting experience because the tourists who have or have not visited the district of Kepulauan Seribu do not have any influence with any types of the movements that are built. Knowledge of tourism movement is considered essential in tourism such as for designing a trip package for maximum enjoyment and to be the pioneer of tourism development to maximize tour agendas and fulfill tourists expectations.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Finur Fithriah
"Kota Jakarta sebagai ibukota negara merupakan salah satu tujuan wisata bagi wisatawan di Indonesia. Berbagai objek wisata yang disuguhkan kota ini memicu wisatawan untuk mengunjunginya, meskipun pergerakan mereka terbatas. Terbatasnya pergerakan ini disebabkan oleh kemacetan dan kurangnya ketersediaan sarana transportasi publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pola pergerakan wisatawan yang terbentuk berdasarkan jarak, moda transportasi, dan tipologi wisatawan di DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dan observasi lapang yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan di Jakarta hanya mengunjungi satu objek wisata atau bergerak dengan tipe single point dan merupakan wisatawan dengan tipologi individual mass tourist jika ditinjau berdasarkan jarak antar objek wisata jarak metrik , waktu yang harus ditempuh dengan melewati titik kemacetan, serta moda transportasi yang dipilih.

Jakarta as the capital city of Indonesia is one of tourist destinations in Indonesia. Various attractions in this city is triggering tourists to visit, even when their movement is limited. This movement limitation is caused by traffic jam and the lack of supply from public transportation provided.This study aims to analyze the difference of tourist movement patterns based on distance, mode of transportation, and tourist typology in DKI Jakarta. The method used in this research is direct interview and observation which analyzed with spatial descriptive analysis. The result of the research shows that the majority of tourists in Jakarta only visit one tourism site or move in single point pattern with the type of individual mass tourist according to the distance between tourism object, time to pass by traffic jam point, and selected transportation mode.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Airen Meleagrina Regia
"Masyarakat etnis Tionghoa merupakan salah satu masyarakat etnis terbesar di Indonesia. Msyarakat etnis Tionghoa membangun sebuah pemukiman yang berada di Jakarta, yaitu kawasan Glodok. Kawasan Glodok selain dikenal sebagai pemukiman masyarakat etnis Tionghoa, kawasan ini juga dikenal sebagai pusat perdagangan terbesar di Jakarta. Dengan keberagaman kebudayaan di masyarakat etnis Tionghoa mempengaruhi kepada pembentukan pola persebaran pemukiman masyarakat etnis Tionghoa di kawasan Glodok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa persebaran pemukiman masyarakat etnis Tionghoa dan faktor-faktor yang mempengaruhi bentang budaya masyarakat etnis Tionghoa di kawasan Glodok, Jakarta. Metode yang digunakan adalah menganalisis temuan secara kualitatif dengan melakukan wawancara dengan macam tokoh masyarakat dan pejabat publik di kawasan Glodok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola persebaran permukiman etnis Tionghoa di kawasan Glodok memiliki ciri yaitu persebaran dengan bentuk rumah toko (Ruko) dan pesebaran masyarakat etnis Tionghoa di kawasan Glodok saat ini adalah menyebar dan mengikuti jalan dan pusat perdagangan. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi bentang budaya di kawasan Glodok adalah mata pencaharian, kesenian, bahasa, religi dan adat.

The Chinese ethnic community is one of the largest ethnic communities in Indonesia Indonesia. The Chinese ethnic community built a settlement in Jakarta, namely in Glodok. The purpose of This study is to analyze the distribution of settlements of the Chinese ethnic community and the factors that influence the cultural landscape of the ethnic Chinese community in Glodok, Jakarta. To analyze the findings qualitatively, the method is used by conducting interviews with various community leaders and public officials in the Glodok region. The results showed that the distribution pattern of ethnic Chinese settlements in Glodok that has a characteristic of a residence in the form of a shophouse the distribution of the Chinese ethnic community in the Glodok area is spreading and following the trade center. While the factors that influence the cultural landscape in the Glodok area are livelihood, arts, languages, religion and custom."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Syahrani
"ABSTRAK
Tunawisma akan mencari lokasi tempat tinggal/shelter yang nyaman bagi dirinya. Dari tempat tinggal tersebut juga akan mempengaruhi pergerakan yang mereka hasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang karakteristik lokasi yang dipilih tunawisma sebagai tempat tinggal dan bagaimana pergerakan dihasilkan. Dengan metode kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam kepada informan tunawisma, dan juga disertai dengan pengamatan. Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa pola pergerakan tunawisma dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lokasi dan keadaan shelter, kelompok, cuaca, dan jenis pekerjaan tunawisma. Tunawisma akan memilih lokasi yang banyak diakses masyarakat agar penghasilannya lebih besar, dan akan tinggal di penggunaan lahan berupa perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana pendidikan dan di sekitar jalan arteri dan kolektor. Pola pergerakan yang dihasilkan pun beragam, dipengaruhi oleh kelompok dan jenis pekerjaan tunawisma.

ABSTRACT
Homeless will be looking for a place of shelter that is comfortable for them. Their shelter will also affect the movement that they produce. This research aims to acknowledge the characteristics of choosing a location to stay and the movement that they produce. The analytical methods used in this research is qualitative methods, which is done by in-depth interview to the informant (homeless), and also observation. The results of this research explains that the condition of a location to stay, weather, peer group and also type of homeless?s job determine their movement and the choice of their shelter. They will choose a busy place to make a higher income, and they will live in a commercial, office, education centre, and around the artery and colector road in choosing the location to stay. A movement produced vary depending on their peer group and type of their activity and job."
2016
S65296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Alif Abhinaya
"Kabupaten Pangandaran merupakan satu dari 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Potensi terbesar pariwisata yang dimiliki Kabupaten Pangandaran adalah wisata alam baik objek wisata pantai maupun sungai. Objek wisata di Kabupaten Pangandaran yang bervariasi memicu terbentuknya pola pergerakan wisatawan. Namun, dari banyaknya objek wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran, kunjungan wisatawan hanya terkonsentrasi di beberapa wisata saja. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pola pergerakan wisatawan dan hubungannya dengan faktor pengaruhnya yaitu motivasi wisatawan, pengalaman berkunjung, aksesibilitas, dan daya tarik wisata. Analisis yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis statistik menggunakan metode crosstab. Hasil didapatkan bahwa di Kabupaten Pangandaran terbentuk empat jenis pola pergerakan wisatawan yaitu single point, base site, stopover, dan chaining loop. Pola pergerakan chaining loop merupakan yang paling banyak terbentuk sedangkan pola pergerakan single point yang paling sedikit. Dari hasil pengolahan dan analisis data, motivasi wisatawan, pengalaman berkunjung, aksesibilitas, dan daya tarik wisata memiliki hubungan dengan pola pergerakan wisatawan yang terbentuk di Kabupaten Pangandaran.

Pangandaran Regency is one of the 88 National Strategic Tourism Areas (KSPN) located in West Java Province. The greatest tourism potential of Pangandaran Regency lies in it’s natural attractions, including both beach and river tourism destinations. The diverse range of tourist attractions in Pangandaran Regency has led to the formation of various tourist movement patterns. However, despite the numerous tourist attractions available in Pangandaran Regency, tourist visits are only concentrated in a few specific destinations. This research aims to examine the patterns of tourist movement and their relationship with influencing factors, namely tourist motivation, visiting experience, accessibility, and tourist attractions. The analysis employed spatial analysis and statistical analysis using the crosstab method. The results revealed that four types of tourist movement patterns were formed in Pangandaran Regency: single point, base site, stopover, and chaining loop. The chaining loop movement pattern was the most commonly observed, while the single point pattern was the least frequent. From the data processing and analysis, it was found that tourist motivation, visiting experience, accessibility, and tourist attractions are related to the formation of tourist movement patterns in Pangandaran Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>