Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Darmayanti
"ABSTRAK
Koping keluarga adalah proses keluarga untuk mengatasi masalah yang terjadi di
dalam keluarga. Koping keluarga tidak efektif salah satunya ditunjukkan oleh
adanya perilaku anggota keluarga yang tidak diharapkan oleh anggota keluarga
yang lain, Salah satu penyebab koping keluarga tidak efektif adalah
ketidakmampuan keluarga menghadapi perubahan perkembangan anggota
keluarga. Remaja merupakan transisi dari anak anak ke dewasa dengan
karakteristik yang kompleks, sehingga dibutuhkan teknik komunikasi yang tepat.
Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan
dengan pendekatan keperawatan kesehatan masayarakat perkotaan dengan
intervensi teknik komunikasi efektif Imessage yang dilakukan pada keluarga
Bapak O dengan masalah koping keluarga tidak efektif di RT 11 RW 03
Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Depok. Hasil evaluasi dari asuhan
keperawatan yang dilakukan selama 7 minggu menunjukkan peningkatan
komunikasi antar anggota keluarga dan menurunnya perilaku yang tidak
diharapkan dari anggota keluarga yang lain.

ABSTRACT
Family coping is the family process to cope with crisis in the family. Ineffective
family coping is characterized by undesired family member behavior. One of
many factors causing ineffective family coping is family inability to adapt with
family members developmental change. Adolescence is transition phase from
childhood to adulthood with complex characteristics thus effective
communication is required. This final paper aims to analyze nursing care towards
Mr. O s family with ineffective family coping using I message communication
technique within urban health nursing approach. The result shows that
communication amongst family member increases and there is decrease in
undesired behavior"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Wahyuni, examiner
"Kebijakan baru terkait isolasi pasien di ruang perawatan anak dengan COVID-19 memengaruhi tuntutan kerja yang berdampak pada perawat berupa kelebihan beban baik fisik dan psikologis sehingga menempatkan praktik perawatan berpusat pada keluarga (PBK) yang diimplementasikan perawat di ruang isolasi pada tekanan yang sangat besar. Hal tersebut menjadi tantangan bagi perawat anak menerapkan PBK untuk memberikan outcome yang baik terhadap quality of care. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam menerapkan PBK di ruang isolasi perawatan anak dengan COVID-19. Desain deskriptif kualitatif digunakan dengan melakukan wawancara semi terstruktur kepada 11 perawat anak. Kriteria inklusi partisipan antara lain memiliki pengalaman minimal 5 tahun merawat pasien anak, bertugas di ruang perawatan anak dengan COVID-19 minimal 2 bulan, pengalaman tersebut maksimal satu tahun yang lalu, dan memiliki pengetahuan PBK dengan nilai cukup. Data hasil wawancara dianalisis menggunakan analisis tematik. Enam tema yang dihasilkan yaitu mendorong keterlibatan keluarga, membangun kerja sama, meningkatkan kesejahteraan psikologis, membuat pengaturan pemberian informasi sekaligus tindakan, membutuhkan dukungan untuk tetap profesional, dan komunikasi kunci keberhasilan. Yang paling penting dalam menerapkan PBK adalah komunikasi perawat dengan anak dan orang tua. Strategi komunikasi perawat memengaruhi peran perawat untuk melibatkan, bekerja sama, meningkatkan kesejahteraan psikologi anak dan orang tua, dan untuk tetap profesional. Diperlukan dukungan institusi untuk mengembangkan kompetensi komunikasi perawat dalam penerapan PBK pada ruang isolasi perawatan anak dengan COVID-19 sehingga pelayanan keperawatan tetap mengedepankan aspek PBK untuk keuntungan pasien dan keluarga. 

The new policy regarding patient isolation in the pediatric care rooms with COVID-19 which was strictly enforced affected work demands which impacted nurses in the form of overload both physically and psychologically so that it placed the practice of family-centered care (FCC) in the isolation rooms caring for children with COVID-19 was under enormous pressure. This is a challenge for nurses to apply to the FCC to provide the best outcomes for quality of care. This study aimed to explore nurses' experiences in implementing FCC in the isolation rooms caring for children with COVID-19. A qualitative descriptive design was used by conducting semi-structured interviews with 11 nurses. The inclusion criteria include a minimum of five years of experience caring for pediatric patients, caring for a child with COVID-19 in the isolation room for at least two months, and this experienced a maximum of one year ago, and having adequate knowledge regarding FCC. The data were analyzed using thematic analysis. Six themes were generated including encouraging family involvement, building collaboration, improving psychological well-being, making arrangements for providing information as well as action, needing support for staying professional, and communication key to success. The most important thing in implementing FCC is the nurses’ communication with children and parents. The strategies to establish communication influence nurses’ roles in involving, collaborating with, and improving the psychological well-being of children and parents. Institutional support is needed to develop nurses' communication competence in the implementation of FCC in isolation rooms caring for children with COVID-19 so that nursing services continue to prioritize FCC aspects for the benefit of patients and families."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Sari
"Agregat dewasa di daerah perkotaan merupakan salah satu kelompok yang berisiko terhadap masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan pada agregat dewasa adalah diabetes melitus. Tingginya angka diabetes dapat disebabkan oleh banyak faktor salah satunya yaitu diet yang tidak sehat. Diabetes pada agregat dewasa dapat berdampak pada aspek fisiologis dan aspek ekonomi. Dampak fisiologis diabetes yaitu diperlukan pengobatan dan perawatan dalam waktu yang lama. Sedangkan dampak ekonominya yaitu diperlukan biaya yang banyak untuk perawatan dan pengobatan. Oleh karena itu, penanganan diabetes pada agregat dewasa sangat perlu untuk dilakukan. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan intervensi buku saku makanan sebagai bentuk media edukasi diet untuk pengaturan makan dan menurunkan kadar gula darah pada keluarga Bapak M. Hasil intervensi keperawatan keluarga menggunakan buku saku makanan menunjukkan adanya penurunan kadar gula darah pada Ibu L, yaitu dari 495 mg/dl menjadi 431 mg/dl. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa buku saku makanan dapat diaplikasikan sebagai salah satu intervensi untuk menangani masalah diabetes di komunitas.
Adults in urban areas are one of the most at risk group to health problem. One of health problem in adults is diabetes mellitus. High prevalence of diabetes can caused by many factors such us unhealthy diet. Diabetes mellitus in adults can affect to physiologic and economic aspects. Affect to physiologic aspect is take long time for the treatment. Whereas affect to economic aspect is need high cost for the treatment. Therefore, management of diabetes in adults is very important to be done. The purpose of this scientific project is to know about the description of family nursing care using food pocket book as an intervention in adults with diabetes mellitus. The result showed that there was a reduction in blood glucose level from 495 mg/dl to 431 mg/dl. It implied that food pocket book can be applied as one of the interventions to treat diabetes mellitus in the community."
2020
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Devita
"Dismenorea merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada remaja perempuan. Akibat dari dismenorea yang tidak ditangani adalah penurunan produktivitas dan penurunan kualitas hidup. Masyarakat perkotaan cenderung mengonsumsi Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) untuk mengatasi masalah tersebut. Namun konsumsi obat NSAID dapat memberikan efek samping pada saluran pencernaan seperti dyspepsia dan mual. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengambarkan intervensi kompres hangat dalam mengatasi masalah gangguan rasa nyaman.
Intervensi diberikan dengan menjelaskan manfaat dan cara melakukan kompres hangat terlebih dahulu kemudian melakukan demonstrasi. Kompres hangat dilakukan dengan menggunakan waslap selama 25 menit. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan keluarga tentang dismenorea dan cara perawatannya serta penurunan skala nyeri dari 4 menjadi 1. Keluarga dengan dismenorea pada remaja disarankan untuk melakukan kompres hangat selama 30 menit dengan suhu air 40-42°C untuk mengatasi masalah gangguan rasa nyaman.

Dysmenorrhoea is a common health problem in female adolescents. The result of the untreated dysmenorrhea is a decrease in productivity and decreased quality of life. Urban communities tend to use Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) to resolve the issue. However, the consumption of NSAID can give side effects on gastrointestinal tract, such as dyspepsia and nausea. The aim of this paper was to describe a warm compress intervention in addressing the problem of impaired comfort.
The intervention provided by explaining the benefits and how to make a warm compress first and then did a demonstration. Evaluation showed there was an increased of family’s knowledge about dysmenorrhoea and its treatment also there was a decreased of pain scale from 4 to 1. Family with dysmenorrhoea in adolescents are advised to perform a warm compress for 30 minutes with the water temperature 40-45°C to address impaired sense of comfort.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harnita
"Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai kontribusi besar terhadap tingginya mutu pelayanan kesehatan. Kualitas komunikasi perawat-klien sangat menentukan tingkat kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan komunikasi perawat-klien di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh klien rawat inap RSD Raden Mattaher Jambi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah total populasi sebanyak 194 responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan uji chi square, sedangkan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien digunakan analisis regresi logistik berganda pada analisis multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar klien (55.7 %) menyatakan komunikasi perawat-klien sesuai harapan. Hasil analisis Uji chi square pada ⍺ 5% didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas ruang rawat, kondisi klien, suku dan bahasa dengan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi. Hasil Analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel yang paling berhubungan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi adalah pendidikan, kelas ruang rawat, dan kondisi klien. Dan kondisi klien merupakan faktor yang paling bcsar tingkat hubungannya dengan komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi. Untuk meningkatkan kualitas komunikasi perawat-klien yang diharapkan klien di RSD Raden Mattaher Jambi, maka disarankan melakukan analisa kesesuaian komunikasi yang dilakukan perawat dengan harapan klien, mengadakan pelatihan tentang komunikasi, evaluasi secara berkala kemampuan komunikasi perawai, memanfaatkan dan menambah fasilitas untuk menunjang kualitas komunikasi perawat-klien."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Masalah etik kerap dihadapi oleh perawat. Kepala ruangan berperan penting dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah etik yang dihadapi perawat di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah etik perawat di rumah sakit. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 96 perawat selevel kepala ruangan di satu rumah sakit umum tipe A di Jakarta. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengambilan keputusan masalah etik diukur menggunakan kuesioner Managerial Ethical Profile (MEP) scale yang dikembangkan oleh Casali (2010) dan faktor-faktor yang berhubungan terdiri atas faktor individu, faktor organisasi, dan faktor eksternal. Analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor individu dan eksternal berhubungan dengan pengambilan keputusan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah etik perawat (p <0,001; r2 = 0,491) dan faktor individu merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pengambilan keputusan kepala ruangan dalam penyelesaian masalah etik perawat. Faktor individu mencakup pengembangan moral dan kemampuan-pengalaman professional. Penelitian ini merekomendasikan perlunya program yang menguatkan dan meningkatkan kemampuan kepala ruangan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah etik melalui diskusi kasus terkait masalah etik yang dihadapi oleh perawat.

Nurses often face ethical problems. The head nurse in the ward has an important role in making decisions to solve nurses' ethical problems in the hospital. This study aims to identify factors related to the head nurses' decision-making in solving nurses' ethical problems in the hospital. This study's design was a cross-sectional study involving 96 nurses at the head of the room in a public hospital in Jakarta. The sample was selected by purposive sampling technique. Ethical decision making was measured using the Managerial Ethical Profile (MEP) scale questionnaire developed by Casali (2010), and related factors consisted of individual factors, organizational factors, and external factors. Data analysis using multiple linear regression. The results showed that individual and external factors were related to the head nurses' decision-making in solving nurses' ethical problems in the hospital (p <0.001; r2 = 0.491). The individual factors were the most related to the head nurses' decision-making in solving nurses' ethical problems in the hospital. Individual factors include moral development and professional experience. This study recommends the need for a program that strengthens and improves the head nurses' decision-making ability in solving nurses' ethical problems in the hospital through discussion of cases related to ethical problems faced by nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Purnama Christina
"

Perawat yang mengalami alarm fatigue membahayakan keselamatan pasien karena dapat menyebabkan kematian sebagai dampak mengabaikan alarm kegawatdaruratan. Pengelolaan alarm dilakukan dengan manajemen kebisingan namun belum semua rumah sakit menerapkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan manajemen kebisingan dengan alarm fatigue pada perawat di ruang perawatan intensif. Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada dua kelompok sampel yang dipilih dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai alarm fatigue lebih rendah di ruang intensif yang telah melaksanakan manajemen kebisingan dibandingkan yang belum menerapkan. Penerapan manajemen kebisingan hanya sebesar 38,3-62,75% dengan rerata tingkat alarm fatigue 29,387%. Faktor yang paling berpengaruh dengan alarm fatigue adalah jenis kelamin (perempuan lebih berisiko mengalami alarm fatigue). Semakin baik penerapan manajemen kebisingan area kamar pasien akan semakin menurunkan tingkat alarm fatigue perawat (p=0,001; r=-0,240). Pimpinan rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan penerapan manajemen kebisingan area kamar pasien dan mengevaluasi penerapan manajemen keseluruhan dalam rangka mencegah alarm fatigue lebih dini pada perawat di ruang intensif.

 


Nurses who undergo alarm fatigue put patient safety at risk as it can lead to death as an impact of ignoring emergency alarms. Alarm management is implemented with noise management, but not all hospitals have done the same. This research aimed to identify the relationship between noise management and alarm fatigue on nurses at intensive care unit. The research design was quantitative research with cross sectional approach done in the two-sampled group`s selected using total sampling technique. The results of the research indicated that the alarms fatigue was lower in intensive care unit, which did implement the noise management than those, which did not. The implementation of noise management was only 38.3-62.75% with the average of alarm fatigue level of 29.387%.  The most influential factor with alarm fatigue was gender (women are more at risk of undergoing alarm fatigue). The better the implementation of noise management in patient`s room area, the lower the level of alarm fatigue on nurse will be (p=0.001; r = -0.240). Hospital leaders are expected to be able to improve the implementation of noise management in the patient`s room area and evaluate the implementation of overall management for the early prevention of alarm fatigue on nurses at intensive care unit.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswantoro Rusca Putra
"ABSTRAK Perawat merupakan profesi yang memiliki tingkat stres tinggi dan berisiko burnout. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring serta mengidentifikasi pengaruhnya terhadap burnout perawat pelaksana. Penelitian ini secara keseluruhan dilakukan dalam dua tahap. Tahap satu yaitu pengembangan model yang diawali dengan penelitian kuantitatif tentang persepsi perawat pelaksana terhadap lingkungan kerja dan burnout. Model kemudian dikembangkan dengan cara melakukan uji statistic pemodelan, studi literatur dan konsultasi pakar. Tahap kedua yaitu uji coba model untuk menentukan pengaruh terhadap burnout. Penelitian tahap dua merupakan penelitian kuasi eksperimen menggunakan desain post test with control group. Perawat yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 485 perawat untuk tahap 1,  85 perawat kelompok intervensi dan 85 perawat kelompok kontrol untuk tahap 2. Hasil penelitian tahap satu diketahui perilaku caring kepala ruangan , beban kerja, kendali, penghargaan mempengaruhi kelelahan emosional (p<0.005) dan dihasilkan model lingkungan kerja perawat berbasis caring. Hasil penelitian tahap dua membuktikan adanya penurunan skor kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya penurunan pencapaian prestasi secara signifikan (p<0.001) dibandingkan skor awal. Kesimpulan hasil penelitian yaitu model lingkungan kerja perawat berbasis caring menurunkan gejala burnout pada perawat dan direkomendasikan digunakan oleh kepala ruangan dalam pengelolaan lingkungan kerja.

ABSTRACT
Nurses are professions that have high stress levels and cause susceptibility to burnout. The purpose of this reserach is to develop a nurse work environment based on caring model and identify its effectiveness on burnout among nurses. This study conducted in two stages. First stages acknowledge constructing a model by integrating the results of quantitative study about perception of work environment and burnout among nurses. Model was developed using statistic modeling test, literature review, and expert review. The second stage identified the influence the model on reducing burnout. The second stage of this study used quasi experimental research using post test with control group design. The number of nurses who participated in this study is 85 nurses in intervention group and 85 nurses in control group. The results of the first stage study found that the nurse manager caring behavior (p=0.0001), workload (p=0.0001), control (p=0.0001), rewards (p=0.004) affect emotional exhaustion. The second stage of research proved the significant decrease in emotional exhaustion, depersonalization, and increase personal accomplishment (p=0.0001) after intervention compared with in control group. The conclusion of the research is that nurses work environment based on caring models reduce symptoms of burnout in nurses and it is recommended for use by the nurse manager in managing the work environment.

 

Keyword: nurses work environment based on caring mode; emotional exhaustion; depersonalization; reduce personal accomplishment.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2576
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrani Iskandar
"Lanjut usia lansia di perkotaan berisiko mengalami hipertensi. Salah satu faktor yang menjadi penyebab kejadian ini adalah stres. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan tehnik relaksasi benson dengan murottal Al-Qur'an sebagai bentuk penerapan teknik relaksasi untuk menurunkan stres dan tekanan darah pada keluarga Bapak F. Hasil intervensi menunjukkan terdapat penurunan tekanan darah Ibu M, pada pengkajian di minggu pertama adalah 160/110 mmHg setelah dilakukan penerapan relaksasi benson dengan murottal Al-Qur'an tiga kali dalam seminggu, nilai ini menurun menjadi 120/80 mmHg pada kunjungan minggu terakhir, serta pengukuran yang dilakukan menggunakan kuesioer Self Reporting Questionnaire WHO menunjukan tidak ada stres pada Ibu M. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa tehnik relaksasi benson dengan murottal Al-Qur'an dapat diaplikasikan sebagai salah satu intervensi untuk menangani masalah hipertensi di komunitas.

Ageing population in urban is at risk for hypertension. Stress is among the factors affecting hypertension. This paper aimed to identify effectiveness of Benson relaxation technique by Koranic murottal as an intervention to reduce stress and blood pressure on Mr. F family. The result indicated that there was a lowered blood pressure in Mrs. M, assessment in the first week revealed blood pressure of 160/100 mmHg and after Benson technique by Koranic murottal 3 times a week. blood pressure dropped to 120/80 mmHg in the last week of visitation. The measurement by Self Reporting Questionnaire of WHO indicated that Mrs. M was not affected by stress. This result suggested that Benson relaxation technique by Koranic murottal is applicable as choice of intervention to reduce hypertension in community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, [Date of publication not identified]
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Friedman, Marilyn
Connecticut : Appleton-Century Crofts, 1986
613 FRI f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>