Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Iswati
"ABSTRACT
Jahe dikenal baik di masyarakat Indonesia sebagai salah satu rempah. Hampir semua wilayah di tanah air memanfaatkan jahe sebagai bahama masakan penting. Seiring pengetahuan masyarakat, berbagai kemasan jahe telah beredar, baik berbentuk ekstrak maupun cair. Guna peningkatan kemasan, LPPM Universitas Airlangga akan bekerjasama dengan PT ASIMAS di Lawang. Sehingga jahe merah instant yang diekstrak melalui proses
spray drying di Kabupaten Banyuwangi dikemas dengan baik. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah dengan pelatihan dan pendampingan usaha. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan pengabdian masyarakat yakni tempat pelatihan dan pendampingan usaha Sirup Jahe Merah Al Maghfiroh Banyuwangi. Pengmas memberikan informasi mengenai manajemen usaha dan keuangan hasil pembukuan yang sangat penting peranannya bagi kemajuan perusahaan. Selain itu, memberikan informasi awal tentang pengelolaan jahe merah menjadi produk serbuk (instan). Berdasarkan analisa ditemukan permasalahan pada kemasan botol plastik yang selama ini dilakukan."
Surabaya: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Jahe merah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Evaluasi sifat toksik jahe merah sangat penting untuk mengetahui dampak negatif (yang membahayakan) terhadap kesehatan pasien. Oleh karena itu, sebelum dikonsumsi oleh manusia, perlu dilakukan penelitian toksisitas akut oral jahe merah pada mencit. Rimpang tipis jahe merah dalam kemasan plastik poli etilen diiradiasi dengan sinar gamma pada dosis 10 kGy dengan laju dosis 10 kGy/jam. Ekstrak etanol dari jahe merah yang tidak diiradiasi maupun yang diiradiasi lalu diuji toksisitas akut oral menggunakan metode OECS Guideline test. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sepanjang 14 hari perlakuan terdapat perubahan pola perilaku, gejala klinis dan berat badan mencit kontrol dan perlakuan kelompok. Pemeriksaan histopatologi sampai dosis kurang dari 1250 mg/kg berat badan (bb) menunjukkan normal dan tidak ada efek samping yang signifikan diamati pada ginjal, jantung, hati, paru-paru dan limpa. Kerusakan vena central dan berkurangnya jumlah sel hepatosit pada mencit jantan terjadi pada kelompok dosis uji lebih kurang 2000 mg/kg bb, sedangkan pada mencit betina terjadi pada kelompok uji dosis lebih kurang 1250 mg/kg bb.
"
AIDR 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mellynia Tri Sugiarti
"Model tikus hiperlipidemia yang diberikan high fat diet dapat mengalami aktivasi platelet akibat plak aterosklerosis yang ruptur dan dapat berkembang menjadi penyakit kardiovaskular. Kandungan 6-Shogaol dan 6-Gingerol pada jahe merah serta brazilin pada ekstrak secang terbukti secara in vitro berperan sebagai zat antiplatelet. Penelitian ini bertujuan untuk menguji khasiat jahe merah dan secang secara in vivo dengan parameter waktu pendarahan pada model tikus hiperlipidemia. Delapan belas ekor tikus dibagi ke dalam enam kelompok, yakni kelompok kontrol normal serta kelompok hiperlipidemia yang terdiri atas kelompok kontrol negatif, kontrol positif, varian dosis 1, 2, dan 3. Pemberian high fat diet yang terdiri dari 50% lemak kambing, 15% mentega, 20% fruktosa, 2% kolesterol murni, 0,5% asam kolat, dan 12,5% minyak kelapa diberikan pada kelompok induksi hiperlipidemia hingga minggu ke-10 dan diberikan dosis sesuai jenis kelompok di minggu ke-8 induksi. Kadar kolesterol total dan trigliserida mencapai cut off pada kelompok tikus hiperlipidemia di minggu ke-8 induksi dengan berbeda bermakna (p < 0,05). Waktu pendarahan yang dihasilkan semakin meningkat seiring peningkatan dosis ekstrak, dimana durasi terlama waktu pendarahan terjadi pada dosis 3 dengan perbandingan jahe merah dan secang sebesar 800 mg : 200 mg per 200 gram BB tikus, yakni selama 15,99 menit.

Hyperlipidemic rat model given high fat diet can experience platelet activation due to ruptured atherosclerotic plaque and develop into cardiovascular disease. 6-Shogaol and 6-Gingerol in red ginger and brazilin in sappan extract was proven in vitro to act as antiplatelet substances. This study aims to examine the efficacy of red ginger and sappan in vivo with bleeding time parameters in hyperlipidemic rat model. Eighteen rats were divided into six groups, namely the normal control group and the hyperlipidemic group consisting of negative control group, positive control group, dose variants 1, 2, and 3. The administration of high fat diet consisting of 50% goat fat, 15% butter, 20% fructose, 2% pure cholesterol, 0.5% cholic acid, and 12.5% ​​coconut oil were given to the hyperlipidemic group until the 10th week and given the dose according to the type of group at the 8th week of induction. Total cholesterol and triglyceride levels reached the cut off in the group of hyperlipidemic rats at the 8th week of induction with significantly different (p < 0.05). The resulting bleeding time increased with the increase in the dose of the extract, where the longest duration of bleeding time occurred at dose 3 with a ratio of red ginger and sappan of 800 mg: 200 mg per 200 grams of body weight of rats, which was 15.99 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unik Yuliantina Risqi
"Jahe merah merupakan tanaman herbal yang mengandung banyak senyawa fenolik yang mempunyai manfaat sebagai antioksidan dengan senyawa utamnya 6-gingerol. Namun, senyawa ini dan senyawa fenolik lainnya rentan terhadap suhu tinggi, cahaya, dan oksigen sehingga perlu dilakukan enkapsulasi dengan menggunakan polimer kitosan untuk melindungi senyawa bioaktif dari kerusakan dan juga sebagai pelepasan obat terkendali. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan formulasi kapsul suplemen antioksidan mikropartikel kitosan - oleoresin jahe merah yang ditambahkan bahan eksipien agar dapt rilis di usus halus. Ekstrak oleoresin didapat dengan metode ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 96 dan didapatkan rendemen sebesar 6,06 , kadar 6-gingerol sebesar 5,997 mg/g, kandungan total senyawa fenolik sebesar 40,576 mg GAE/gr. Aktivitas antioksidan ekstrak oleoresin jahe merah ditunjukkan dengan parameter nilai IC50 DPPH sebesar 17 ppm. Ekstrak oleoresin dienkapsulasi dengan kitosan dengan efisiensi enkapsulasi sebesar 95,81 dan pemuatan obat sebesar 4,95. Mikropartikel yang terbentuk diisi ke dalam kapsul dengan penambahan eksipien berupa starch sebagai disintegrant dan magnesium stearat sebagai lubricant. Profil rilis kapsul dengan menggunakan alat disolusi metode keranjang menghasilkan burst release pada menit ke-30 di setiap medium gastrointestinal. Kapsul gelatin keras suplemen antioksidan formula 2 dengan komposisi 89,5 mikropartikel kitosan ndash;oleoresin, 10 starch, dan 0,5 magnesium stearat menunjukkan rilis yang paling rendah di dalam medium simulasi lambung SGF tetapi paling besar pada usus halus, sehingga formula 2 secara bioavailabilitas dapat rilis di dalam usus halus.

Ginger is one of spices that well known for the health benefit. Ginger containing 6 gingerol and other phenolic compounds that act as antioxidant activity. Bioactive compounds in ginger is sensitive to high temperature, pH, and light so encapsulation is needed for protecting the bioactive compounds from degradation and for controlling the drug release in gastrointestinal tract. The aim of this study is to get the formulation of antioxidant supplement capsule containing microparticle chitosan oleoresin extract from red ginger with addition of excipients and to get the release profile of the capsules in gastrointestinal simulated fluid. Oleoresin extract was obtained by macerasion extraction with the yield 6.06. 6 gingerol content is 5.997 mg gr DW, total phenolic content is 40.576 mgGAE gr DW and the IC50 DPPH of the oleoresin is 17.35 ppm. Oleoresin extract then was encapsulated using chitosan with the encapsulation efficiency is 95.81 and the loading capacity is 4.95. Hard gelatin capsule was filled with chitosan oleoresin microparticle, starch as disintegrant, and magnesium stearate as lubricant. Dissolution test was done by dissolution tester basket method. The release profile shown the burst release in each gastrointestinal simulated fluid. Antioxidant supplement hard gelatin capsule in formula 2 with the composition consisted of 89,5 chitosan oleoresin microparticle, 10 starch, and 0,5 magnesium stearatate show the lowest release in SGF but the highest release in SIF. the bioavailability of formula 2 can be released in the small intestine.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Mahmudi Wicaksono
"Secang (Caesalpinia sappan L.) dan jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) adalah dua tanaman obat tradisional yang sering dimanfaatkan di Indonesia dan keduanya memiliki kandungan senyawa fenolik. Secang telah menunjukkan aktivitas inhibisi agregasi platelet yang kemungkinan berasal dari kandungan brazilin dan brazilein, yang keduanya telah menunjukkan aktivitas antitrombotik. Secara umum, jahe (Zingiber officinale) juga telah menunjukkan efek antiagregasi platelet yang dikaitkan dengan kandungan gingerol dan shogaol, namun belum ada evaluasi serupa untuk jahe merah secara spesifik. Di sisi lain, jahe telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang dikaitkan dengan kandungan senyawa [6]-gingerol, [6]-shogaol, dan gingerdione, yang ketiganya memiliki konsentrasi lebih tinggi dalam jahe merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pemberian variasi kombinasi secang dengan jahe merah terhadap aktivasi platelet pada hewan uji, diamati dari perubahan pada biomarker tromboksan B2 (TxB2). Kadar TxB2 dari kelompok yang diberikan intervensi berupa campuran ekstrak secang dan jahe merah dalam variasi dosis 1 (50 mg secang dan 200 mg jahe merah/200 gram berat badan) dan dosis 2 (100 mg secang dan 400 mg jahe merah/200 gram berat badan) secara signifikan lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (dosis 1 p=0,013; dosis 2 p=0,004). Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa campuran ekstrak secang dan jahe merah dengan variasi dosis 1 dan 2 memiliki efek inhibisi aktivasi platelet jika diamati melalui parameter TxB2. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara efek variasi dosis 1 dan dosis 2 terhadap kadar TxB2 pada hewan uji.

Secang (Caesalpinia sappan L.) and red ginger (Zingiber officinale var rubrum) are two traditional medicinal plants that are often used in Indonesia and both contain phenolic compounds. Secang has shown platelet aggregation inhibitory activity which is probably due to its content of brazilin and brazilein, both of which have shown antithrombotic activity. In general, ginger (Zingiber officinale) has also shown an antiplatelet aggregation effect associated with gingerol and shogaol content, but there has been no similar evaluation for red ginger specifically. On the other hand, ginger has been shown to have antioxidant activity which is attributed to the content of compounds [6]-gingerol, [6]-shogaol, and gingerdione, all of which have higher concentrations in red ginger. This study aims to determine the effect of the variation of the combination of secang with red ginger on platelet activation in test animals, observed from changes in the biomarker of thromboxane B2 (TxB2). TxB2 levels from the intervention group in the form of a mixture of secang and red ginger extracts in varying doses of 1 (50 mg secang and 200 mg red ginger/200 gram body weight) and dose 2 (100 mg secang and 400 mg red ginger/200 gram body weight). ) was significantly smaller than the negative control group (dose 1 p=0.013; dose 2 p=0.004). Therefore, it can be concluded that a mixture of secang and red ginger extracts with variations in doses 1 and 2 has an inhibitory effect on platelet activation when observed through the TxB2 parameter. There was no significant difference between the effects of variations in dose 1 and dose 2 on TxB2 levels in test animals."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afifah
"Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit dengan morbiditas yang tinggi di Indonesia. Salah satu faktor utama penyebabnya yaitu hiperlipidemia yang juga berkaitan dengan aktivasi platelet yang memicu pembentukan trombus. PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin 9) diketahui terlibat dalam metabolisme lipid karena mampu mendegradasi reseptor LDL (Low Density Lipoprotein Cholesterol) sehingga mempengaruhi kadarnya dalam plasma. Penelitian terkait PCSK9 juga telah menghasilkan adanya hubungan langsung antara PCSK9 dengan aktivasi platelet. Rimpang jahe merah dan kulit kayu secang merupakan tanaman yang dikenal khasiatnya turun temurun oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelitian yang telah ada ditemukan potensi ekstrak jahe merah dan secang sebagai antiplatelet. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi efek pemberian 3 kombinasi ekstrak jahe merah secang terhadap kadar PCSK9 sebagai marker aktivasi platelet dengan heman model hiperlipidemia yang diinduksi HFD (High Fat Diet). Kadar kolesterol total dan trigliserida dari 18 ekor sampel plasma tikus Wistar jantan pada minggu ke-8 diukur dengan spektro UV kemudian diperoleh hasil signifikan (p<0,05) dibanding kelompok normal. Pada minggu ke-8 hingga 10 tikus tetap diinduksi HFD dan juga diberikan perlakuan berbeda setiap kelompoknya dengan tambahan pemberian CMC 0,5% pada kelompok normal dan negatif, aspirin dosis 81 mg/KgBB pada kelompok positif dan tiga variasi dosis kombinasi ekstrak jahe merah dan secang. Pada minggu ke-10 kadar PCSK9 plasma diukur dan diperoleh bahwa dosis 3 ekstrak jahe merah-secang (800:200 mg/200 g BB tikus) memberikan hasil kadar PCSK9 terendah secara deskriptif dan berbeda signifikan dengan kadar PCSK9 kelompok negatif (p<0.05).<

Cardiovascular disease is one of the diseases with high morbidity in Indonesia. One of the main factors causing hyperlipidemia is also related to platelet activation that triggers thrombus formation. PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin 9) is known to be involved in lipid metabolism because it is able to degrade LDL (Low Density Lipoprotein Cholesterol) receptors so that it affects its plasma levels. Studies related to PCSK9 have also shown a direct relationship between PCSK9 and platelet activation. Red ginger rhizome and sappan wood are plants that are known for their usefulness from generation to generation by the people of Indonesia. Based on existing research, it was found the potential of red ginger extract and secang as an antiplatelet. In this study, an evaluation of the effect of giving 3 combinations of red ginger and sappan wood extract of PCSK9 levels as a marker of platelet activation was carried out with the HFD (High Fat Diet) induced hyperlipidemia animal model. Total cholesterol and triglyceride levels from 18 male Wistar rat plasma samples at week 8 were measured by UV spectrophotometer. Then, significant results were obtained (p<0.05) compared to the normal group. At week 8 to 10 the rats were still induced by HFD and also given different treatment for each group with the addition of 0.5% CMC in the normal and negative groups, aspirin dose of 81 mg/Kg BW in the positive group and three variations of the dose of red ginger and sappan wood extract combination. At week 10, plasma PCSK9 levels were measured and it was found that a dose 3 of red ginger and sappan wood extracts (800:200 mg/200 g BW rats) gave the lowest PCSK9 levels descriptively and significantly different from PCSK9 levels in the negative group (p<0,05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahirani Hijrianti
"ABSTRAK
Oleoresin jahe merah Zingiber officinale var. Rubrum menjadi senyawa alam yang dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan obat. Mikroenkapsulasi merupakan cara melindungi komponen aktif oleoresin dari pengaruh lingkungan. Kitosan-alginat digunakan sebagai enkapsulan karena aman dikonsumsi dan stabil. Penelitian ini bertujuan mendapatkan formulasi mikropartikel kitosan-oleoresin-alginat yang memiliki efisiensi enkapsulasi dan pemuatan oleoresin tinggi, serta mendapatkan hasil analisis pengaruh konsentrasi alginat terhadap karakteristik pelepasan oleoresin dalam larutan sintetis gastrointestinal. Metode enkapsulasi yang digunakan adalah gelasi ionik yaitu menyalut 0,1 g oleoresin dengan polimer kitosan-alginat yang divariasikan berdasarkan rasio kitosan:alginat 1:0; 1:0,1; 1:0,25; serta 1:0,5 g. Maserasi dengan etanol 96 menghasilkan oleoresin dengan rendemen sebesar 7,64 serta kandungan total fenolik sebanyak 583,48 mgGAE/g. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi enkapsulasi terbesar terdapat pada mikropartikel dengan alginat 0,1 g yaitu 97,53 dan pemuatan obat sebesar 6,27 . Penyalutan oleh alginat pada mikropartikel menyebabkan pelepasan oleoresin lebih sedikit dibandingkan dengan mikropartikel tanpa alginat. Mikropartikel tanpa alginat menghasilkan pelepasan kumulatif yang tinggi yaitu 52,93 dengan pola pelepasan cepat di media pH 1,2. Mikropartikel dengan alginat 0,1 g menunjukkan pola pelepasan cepat di media pH 7,4 dengan persentase pelepasan kumulatif terendah yaitu 25,8 . Hasil pengamatan pada uji pelepasan in vitro senyawa oleoresin jahe merah menunjukkan potensi formula ini digunakan sebagai obat atau suplemen dengan target sistem pencernaan.

ABSTRACT
Red ginger Zingiber officinale var. Rubrum oleoresin contains bioactive components which are increasingly being developed as a raw material for making drugs. Microencapsulation is the process of protecting the active ingredients oleoresin from environmental influences. Chitosan alginate is used as the coating material, because it is safe for consumption and stable. This research aims to obtain a formulation of oleoresin chitosan alginate microparticle with high encapsulation efficiency and high loading capacity, as well as analyze the effect of alginate concentration on the in vitro released profile of oleoresin. Encapsulation was using 0.1 g of oleoresin and 1 g of chitosan, which is coated with alginate 0.1 0.25 0.5 and 0 g respectively using ionic gelation method. Maceration using 96 ethanol obtained yield 7.64 and total phenolic content is 583.48 mgGAE g of oleoresin. Microencapsulation with 0.1 g of alginate resulted the largest encapsulation efficiency and loading capacity as high as 97.53 and 6.27 respectively. The controlled release of microparticles showed that alginate affected to lower the cummulative release than the microparticle without alginate. Microparticle without alginate were found showing highest cummulative release 52.93 with burst release profile in pH 1.2 solution. At the lower alginate mass 0.1 g , microparticle had the lowest release percentage 25.8 and showed burst release in pH 7.4 solution. In vitro controlled release of red ginger oleoresin can be regarded a promising candidates as medications or supplements for gastrointestinal drug delivery purpose.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatwa Hidayah Purwarini
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai latar belakang dari konflik agraria yang terjadi di Bongkoran, Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Konflik yang dimulai di era pemerintahan Orde Baru ini berlatar belakang pencaplokan perkampungan warga Bongkoran yang tergabung dalam Organisasi Petani Wongsorejo OPWB oleh PT.Wongsorejo yang memiliki HGU atas tanah bekas hak erfact dan tanah Kampung Bongkoran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa penerbitan HGU PT. Wongsorejo sarat akan tindakan manipulatif dan diskriminatif. Temuan penulis yang berupa riwayat sejarah tanah Bongkoran ini dianalisa dengan kerangka pemikiran Bourdieu mengenai interaksi antara habitus, capital, dan field untuk memberikan penjabaran yang komprehensif terkait dengan konflik agraria tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang datanya berupa data primer wawancara dan observasi dan data sekunder penelusuran dokumen dan penjabaran Film Dokumenter . Tulisan ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai latar belakang konflik agraria yang terjadi di Bongkoran, Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur.

ABSTRACT
This thesis discusses the backround of agrarian conflict in Bongkoran, Wongsorejo, Banyuwangi, East Jawa. The conflict that began in the era of ldquo Orde Baru rdquo goverment was an impact of PT. Wongsorejo who had HGU of land erfact rights and Bogkoran resident land aquisition toward Bongkoran resident which incorporate with Wongsorejo Farmer Organizations OPWB . Based on thir reseach HGU of PT. Wongsorejo posses manipulative and discriminative action. History of Bongkoran land has been discovered analyzed by the reseacher with Bourdieu concept of interaction between habitus, capital and field to give an comprehensive explanation about agrarian conflict in this places. This is an qualitative research using primer data deep interview and observation and secondary data documents and documentary film . This thesis expected to give and explanation of agrarian conflict backround in Bongkoran, Wongsorejo, East Jawa."
2017
S69816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Tuada Afnan
"Ulat grayak Spodoptera sp. merupakan salah satu hama yang sangat merusak. Berbagai insektisida kimia telah diciptakan untuk mengontrol serangga tersebut salah satunya bekerja dengan menginhibisi Asetilkolinesterase AchE pada sistem syaraf. Akan tetapi, insektisida kimiawi tersebut menyebabkan efek samping terhadap mamalia yang memiliki situs katalitik sejenis serta terakumulasi pada hewan air. Kita perlu menciptakan insektisida yang ramah lingkungan, ramah pengguna, secara spesifik mengontrol ulat grayak, dan terdegradasi secara alamiah dalam tubuh hewan air. Penelitian ini menginvestigasi aktifitas protease sistein jahe merah Zingiber officinale var. Rubrum dalam kaitannya menginhibisi kerja Asetilkolinesterase ulat grayak. Jahe merah terkenal dengan kekuatan kandungan enzim proteasenya, yaitu zingibain. Jenis protease zingibain cocok dengan situs katalitik pada ulat grayak sehingga jahe merah potensial dijadikan bahan baku bioinsektisida ulat grayak yang memenuhi kriteria di atas. Jahe merah segar dicuci kemudian diekstraksi dengan dua variasi yakni menggunakan pelarut etanol 95 dan tanpa pelarut. Aktifitas enzim yang diperoleh menggunakan pelarut jauh lebih kecil dibandingkan dengan ekstrak yang diperoleh tanpa menggunakan pelarut sehingga tidak dilanjutkan ke tahap uji efikasi. Perolehan ekstrak tanpa menggunakan pelarut disentrifugasi pada 4600 rpm dan difilter. Filtrat kemudian dicampur dengan buffer natrium fosfat ber-pH 7 dengan rasio 1:1. Campurannya kemudian disentrifugasi kembali pada 4600 rpm selama 30 menit dan ambil supernatannya. Supernatan hasil ekstrak tersebut digunakan untuk mencelup daun pakan ulat grayak berinstar 4. Efeknya terlihat dengan kematian ulat grayak pada konsentrasi larutan 25 dan 50 sedangkan pada larutan berkonsentrasi 100 hanya tampak perlambatan tumbuh kembang ulat. Ekstrak crude jahe merah tidak cukup efektif mematikan ulat grayak walaupun aktifitas enzimatiknya mencapai 169 PU. Ekstrak tersebut perlu diteliti lebih lanjut untuk dapat diproduksi sebagai bioinsektisida komersial.

Armyworm Spodoptera sp. is highly polyphagous defoliator on various horticulture and grain plants. Various chemical insecticides have been created to control armyworms. One of those insecticides inhibits Acetylcholinesterase AChE in nervous system. Nevertheless, it causes side effect to mammals since their serine catalytic residu in their nervous system are inhibited and accumulated in under water living organism. There is a need to create an eco friendly, user friendly, and specific insecticide which only affect armyworm rsquo s nervous system, and degraded safely in the body of under water living organism. This research investigates cysteine protease rsquo s enzyme activity of red ginger Zingiber officinale var. Rubrum to block armyworm rsquo s AChE. Red ginger is known for its powerful proteolytic enzyme content, called zingibain. Its catalytic site also matches with residue site in armyworm rsquo s body so that red ginger rsquo s proteolytic enzyme can be used as bioinsecticide raw material which meets the criterias above. Fresh red ginger rhizomes were washed and extracted with 95 ethanol and without any organic solvents. Ethanol extracted has lower enzymatic activity than non solvent extract so that only non solvent extract was continued to efication test. Non solvent was then deposited in low temperature and centrifuged at 4600 rpm to get rid of its starch content. It was filtrated through filtration paper to remove large contaminants. The filtrate was poured into 0.1 M Potassium Phospate buffer pH 7 with ratio 1 1. The liquid was then centrifuged again at 4600 rpm for 30 minutes before collecting the supernatant. Fresh leaves were then dipped into crude ginger protease extract and fed to fourth instar armyworms. Leaves dipped into non diluted extract were barely eaten by armyworm while the 50 and 25 dilution was half eaten and most eaten. The crude red ginger extract was not strong enough to kill them although the research showed its enzymatic activity reaches up to 169 PU. It still needs improvement to be produced as commercial bioinsecticide.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Margi Astuty
"Senyawa fenolik yang terkandung dalam ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) memiliki sifat antibakteri yang dapat menahan pertumbuhan bakteri . Isolasi senyawa fenolik dilakukan dengan pelarut etanol. Sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan penggunaan ekstrak jahe sabagai pengawet susu pasteurisasi. Dari penelitian tersebut, didapatkan bahwa penggunaan ekstrak jahe mampu menahan pertumbuhan bakteri pada susu pasteurisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak jahe sebagai pengawet susu segar. Variasi yang dilakukan adalah bentuk sediaan ekstrak jahe yaitu, irisan jahe, sari rimpang jahe, oleoresin, dan mikropartikel kitosan alginat yang dimuati ekstrak jahe.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah kandungan total fenol, efisiensi enkapsulasi mikropartikel, loading, jumlah bakteri, serta organoleptis pada susu segar. Kandungan total fenol tertinggi yaitu 513.23 mg GAE/g pada oleoresin. Sementara untuk matriks alginat-oleoresin sebesar 499.68 mg GAE/g, mikropartikel kitosan?oleoresin dan mikropartikel kitosan oleoresin tersalut alginat sebesar 39.09 mg GAE/g, sari rimpang jahe 2.13 mg GAE/g, dan terendah pada irirsan jahe sebesar 0.214 mg GAE/g.
Efisiensi enkapsulasi mikropartikel kitosan-oleoresin, kitosan-oleoresin tersalut alginat dan alginat-oleoresin masing-masing sebesar 76.16%, 76.16% dan 97.36%. Persentase efisiensi enkapsulasi berbanding lurus dengan nilai loading pada mikropartikel, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah bakteri antar sediaan. Selain itu sediaan dalam bentuk mikropartikel tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap warna, aroma, dan rasa dari susu segar. Sehingga sediaan dengan bentuk mikropartikel kitosan alginat dapat digunakan sebagai bentuk sediaan pengawet susu segar.

Phenolic compounds contained in extracts of Red ginger Rhizome (Zingiber officinale var. Rubrum) has antibacterial properties which can hold the growth of bacteria. Isolation of phenolic compound was done with ethanol as solvent. Previous research have been used ginger extract for pasteurized milk preservatives. From these research, it was found that the use of ginger extract able to hold the growth of bacteria in pasteurized milk.. This research aims to know the influence of the addition of ginger extract as a preservative fresh milk. Variation is done by preparation of ginger extract become sliced ginger, extract ginger, oleoresin, and chitosan alginate microparticle loaded with extract from ginger.
The results obtained in this research is the content of total phenols, microparticles, encapsulation efficiency of loading, the number of bacteria, as well as organoleptis on fresh milk. The higest of content of total phenols is 513,23 mg GAE/g on oleoresin. Second is an alginat-oleoresin matrix of 499,68 mg GAE/g, and then microparticles chitosan ? oleoresin and microparticles chitosanoleoresin coating alginat of 39,089 mg GAE/g, ginger rhizome extract with 2,13 mg GAE/g, and the lowest at slice of ginger amounted to 0,214 mg GAE/g.
Encapsulation efficiency of microparticles chitosan-oleoresin, microparticles chitosan-oleoresin coating alginate and matrix alginate-oeloresin each of 76,16%, 76,16% and 97,36%. Percentage of efficiency encapsulation is directly proportional to the value of loading on microparticles, but has no effect against a significant number of bacteria between preparations. In addition preparations in the form of microparticles have no significant influence against the color, aroma, and flavor of fresh milk. So the preparations with a alginat Chitosan microparticles form can be used as a form of preservative material of fresh milk.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>