Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soegihartono
"Kedatangan para pedangan Cina yang dipimpin laksama Chen Ho di Semarang pada tahun 1412 membuktikan bahwa peristiwa mempengaruhi perbauran budaya Cina dan budaya Jawa. Hubungan perdagangan yang terjadi ketika itu masih berlanjut hingga sekarang. Para pendatang Cina belakangan ke Jawa memutuskan menetap. Mereka disambut penduduk setempat tetapi karena perbedaan budaya para pendatang Cina itu hidup dalam komunitasnya sendiri yang dikenal sebagai Pecinan. Dalam komunitas pecinan itu, para imigran Cina memperlihatkan ethos kerja keras. Mereka mulai bekerja dari jam delapan pagi hingga jam lima sore. Dengan kerja keras mereka memberi pengaruh pada masyarakat asli yang melihat bahwa kesejahteraan keluarga dapat dicapai melalui kerja keras dalam bisnis. Tujuan paper ini memperkenalkan inkulturasi sebagai hasil generasi immigrant Cina yang lahir dan menetap di Indonesia sebagai warga negara Indonesia yang dikenal dengan nama Cina Peranakan."
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2015
300 RJES 20:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Suwarto
"Penelitian sistem komunikasi di dalam organisasi di lingkungan budaya Jawa di PT Gopek Cipta Utama, Slawi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah, yang didirikan oleh sebuah keluarga peranakan Cina/Tionghoa, ini dilakukan pada tahun 2001. Penelitian difokuskan pada peran nilai budaya Jawa dan budaya bisnis Cina/Tionghoa peranakan, serta teori organisasi. Penelitian menggunakan pendekatan ilmu komunikasi, serta pendekatan sistem, sosiologi dan antropologi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem komunikasi di dalam organisasi itu memiliki pola-pola: a) komunikasi selalu dilakukan secara tertulis, dan terdokumentasi; b) komunikasi menggunakan media tulis tersebut selalu diikuti dengan konfirmasi lisan; dan c) dalam komunikasi lisan dilakukan dengan sopan santun yang longgar, menurut kacamata budaya Jawa. Di dalam sistem komunikasi informal, nampak adanya d) pola komunikasi horisontal di semua tingkatan, baik manajemen, pelaksana, maupun pekerja, yang mengikuti pola hubungan antar unit dalam proses produksi,. yang mencerminkan nilai kepastian pesan komunikasi, dan nilai kesetaraan antar aktor komunikasi.
Fenomena itu menunjukkan bahwa terbentuknya sistem komunikasi di dalam organisasi PT Gopek Cipta Utama itu diakibatkan oleh interaksi yang panjang dari perilaku para aktor komunikasi yang masing-masing dipandu oleh nilai-nilai yang dipegangnya. interplay antar nilai budaya itu menghasilkan nilai penghindaran konflik sebagai equilibriumnya, berupa budaya organisasi menghindari konflik dan tetap untung, dan diimplementasikan di dalam sistem komunikasi di dalam organisasi tersebut sebagai nilai kepastian pesan komunikasi, dan nilai kesetaraan antar aktor komunikasi. Secara religi, yang membentuk nilai penghindaran konflik itu, adalah ajaran Islam abangan dalam masyarakat Jawa, yaitu Tantularisme yang mengajak manusia untuk hidup bersatu di dalam keanekaragaman (bhineka tunggal ika) meskipun tidak ada kebenaran yang mendua (tan liana dharma rnangrwa), dan pemahaman tentang asal dan tujuan manusia (sangkan paraning durnadi), yang mengarah ke toleransi tanpa batas. Sedangkan dalam ajaran Budhisme, Konfusianisme, dan Taoisme, antara lain penghindaran dari penderitaan (samsara), toleransi, belaskasihan, kejujuran, kesopanan dan kepantasan, serta mengikuti jalan alam (tao) dengan memelihara harmoni dengan alam.
Pada tataran konsep, budaya Jawa dan Cina memiliki dasar yang berbeda, dan tampak bertolak belakang, tetapi menghasilkan nilai/sikap yang sama, yaitu penghindaran konflik. Dalam budaya Jawa konsep kekuasaan didasarkan pada penguasaan sumberdaya politik yang cenderung menggunakan kekerasan, sedangkan dalam budaya Cina didasarkan pada penguasaan ilmu pengetahuan yang cenderung anti kekerasan. Keduanya mengajarkan nilai penghindaran konflik dengan latar belakang yang berbeda. Pada konsep sosial atau hubungan antar manusia, budaya Jawa menempatkan kehidupan sosial masyarakat sebagai acuan utama, sebaliknya dalam budaya Cina acuan utamanya ialah keluarga (familiisme). Konsep kemasyarakatan Jawa mengajarkan nilai penghindaran konflik dalam kerangka memelihara harmoni sosial di masyarakat, sedangkan budaya Cina dalam kerangka memelihara hubungan keluarga dalam arti luas, serta konsep perang Sun Tzu, yang mengajarkan penghindaran. konflik berdasar kehati-hatian dan keseksamaan perencanaan. Teori organisasi memiliki konsep kontingensi konflik untuk mengelola konflik di dalam organisasi. Interaksi dan kedua set nilai dalam organisasi PT Gopek Cipta Utama itu mencapai equilibrium pada mengkristalnya nilai penghindaran konflik, dan diimplementasikan dalam sistem komunikasinya dalam bentuk kepastian pesan komunikasi, dan kesetaraan aktor komunikasi. Kepastian pesan banyak diilhami oleh nilai perbaikan nama-nama dalam Konfusianisme, sedang nilai kesetaraan antar aktor komunikasi cenderung dibentuk oleh nilai-nilai yang ada pada konsep kekuasaan, baik dari budaya Jawa, Budaya Cina, maupun teori organisasi.
Dari penelitian ini nampak bahwa aktor-aktor komunikasi memang bagian dari komunikasi itu sendiri, yang partisipasinya memiliki peran yang besar dalam pembentukan nilai-nilai bersama. Dalam penelitian komunikasi di dalam organisasi, kernungkinan kits bisa melakukan penelitian percobaan dalam usaha meningkatkan sinergi organisasi, melalui rekayasa budaya komunikasi tertentu. Pada perencana organisasi dianjurkan agar jangan terlalu sering merubah struktur organisasi dengan maksud agar energi pemeliharaan kelompok (instrinsic energy) dapat diminimalkan dan sinergi yang optimum bisa dicapai. organisasi atau kelompok memerlukan waktu panjang untuk membentuk nilai-nilai bersamanya.

Communication System in Organization in Javanese Cultural Environment. (The Role of Values in Javanese Culture, Chinese Descendant Business Culture, and Modem Organization on the Shaping of Communication System in the Organization of PT Gopek Cipta Utama in Slawi, Central Java, Indonesia)Research on communication system in an organization in Javanese cultural environment was carried out in PT Gopek Cipta Utama in Slawi, Tegal district, Central Java Province, Indonesia in the year of 2001. Since the organization is managed by a family of Chinese descendant, the research focused on the roles of values in Javanese culture and Chinese business culture, and modem organization. The research conducted in communication science approach and supported by system, sociology and anthropology perspectives.
The results of the research showing that the communication system of the organization have certain patterns, i.e.: a) the communications always practiced by written materials and be documented, b) the communication practiced by written materials are followed by spoken confirmations, and c) in the spoken communications conducted in the loosely manner in the view of Javanese culture. In the informal communication system, there is a d) horizontal communication pattern in all levels, both of management, supervisor, and employee, following the pattern of inter-unit connection in the production process. The patterns projecting the value of communication message assurance and communication actors equality.
The phenomena showing that the shaping of communication system in the organization was the consequences of the long interaction of behavior of the communication actors in the. frame of the their values, respectively. The interplay of the cultures resulting the value of conflict avoidance and profit making in the organization culture, and implemented in its communication system as the value of communication message assurance and communication actors equality_ Discussion on the values playing in the shaping conflict avoidance value, start with value in the highest level, of religions and theory. Religion shaping the basic values in Javanese culture is the abangan Islamic tenet of Tantularism, directing human being to life in unity in differsity (bhineka tunggal ike) although the truth is one (tan hang dharma mangrwa), and comprehension of origin and destination of man (sangkan paraning manungsa),--having a- trend to be infinite tolerant-to the differentiations. in the Chinese culture, the basic values are from Budhism, Confucianism, and Taoism tenets, i.e. avoidance from anguish (samsara), tolerance, mercy, honesty, good manner and properness, and following the way of nature (tao) by harmony with the nature maintenance.
In the concept level, Javanese and Chinese cultures having the different base, and seem opposite each other, but resulting the same attitude/value of conflict avoidance. In the Javanese culture power concept based on authorizing of political resources that tend to apply violence, while in Chinese culture based on knowledge mastering that tend to prevent violence. The two concepts tenet conflict avoidance value with different background. In the social or human relationship concept, the Javanese culture placed social life in the prime reference, oppositely the Chinese culture placed family in the prime reference. The Javanese social concept tenet conflict avoidance in the frame of social harmony maintenance, while the Chinese culture in the frame of good relationship maintenance of family widely views, and Sun Tzu war concept tenet for conflict avoidance based on carefulness and accuracy of planning. The organization theory it self, have a conflict contingency concept for managing conflict in organization. The interaction of the two sets of value in PT Gopek Cipta Utama organization, gaining equilibrium in the crystallization on conflict avoidance value, and implemented in the communication system by the values of communication message assurance, and communication actors equality. Communication message assurance seem inspired by the value of names accuracy for everything for accuracy in it's handling. While value of communication actors equality rather to be shaped by values in power concept, both from Javanese and Chinese cultures, and theory of organization.
The research uncover phenomena that individuals, as communication actors is a part of the communication it self, and his or her participation shaping an equilibrium, the values shared together, by a long time process. The research result may be used as a reference for other research in the attempt for increasing the organization synergy, such as by a certain cultural engineering. To the organization planner, the research results propose for not too frequent altering organization structure in order to minimizing the allocation of intrinsic energy for optimizing synergy of organization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
D358
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ningrum Apriliawati
"ABSTRAK
Oei Tiong Ham terlahir sebagai Cina peranakan di Semarang, bisnis gula yan ia rintis di kota kelahirannya itu, berhasil membawanya menjadi pengusaha terkaya atau multimilyuner terutama pada kurun tahun 1894_1924. Gula produksinya berhasil memasok 60% kebutuhan di Hindia Belanda pada masa itu. Jingga akhirnya Oei Tiong Ham mendapat julukan orang terkaya di antara Shanghai dan Australia, serta disebut juga sebagai Raja Gula dari Jawa. Lima pabrik gulanya yang tersebar di Pulau Jawa, banyak menyerap tenaga kerja pribumi, baik laki - laki maupun perempuan, bahkan anak _ anak untuk dipekerjakan sebagai buruh. Dipabrik dan perkebunan tebunya, tanah pribumi pun banyak pula yang disewanya. Dengan kata lain, perusahaan Oei Tiong Ham tidak sedikit memberikan pengaruh bagi kehidupan dan penghidupan rakyat pribumi pada masa itu.

Abstract
Oei Tiong Ham was born as an Indonesian born Chinese in Semarang. The sugar business that he developed in his hometown has successfully turned him to be the richest slash multibillionaire businessman especially in 1894-1924. His sugar has fulfilled the need of sugar in Hindia Belanda as much as 60 %. Later, Oei Tiong Ham was considered as the richest man in Shanghai and Australia, and won the title as the sugar tycoon from Java. At that time, 5 of his sugar factory spread throughout Java Island. The business absorbed many local workers. Men, women, and even children were working as laborer in his sugar factories and estates. Not only that, he also rented local people's land. In short, his company gave a quite big contribution to the life and livehood of local people at that time."
2010
S12521
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Onghokham, 1933-
Depok: Komunitas Bambu, 2017
951 ONG r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Onghokham
"Summary:
Socioeconomic history of Chinese Indonesian in Java, Indonesia; collected articles."
Depok: Momunitas Bambu, 2017
305.895 ONG r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Onghokham
"Socioeconomic history of Chinese Indonesian in Java, Indonesia; collected articles"
Depok: Komunitas Bambu, 2005
951 ONG r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meinar Dewi Pujansari
"Pembahasan mengenai perkembangan wilayah urban pada tahun 1970 dan 1995 di
Kotamadya Semarang yang memiliki keunikan dibandingkan dengan kota-kota lain
di Indonesia, yaitu Semarang memiliki pantai, daratan, dan perbukitan sekaligus.
Keadaan mi akan menarik dalam mengkaji pola dan arah perkembangan wilayah
urban yang terdapat di kotamadya Semarang. Materi yang dibahas dalam penelitian
mi meliputi penggunaan tanah, kepadatan dan mata pencaharian penduduk,
kepadatan bangunan, jaringan jalan dan bentuk medan; kemudian dianalisa dengan
menggunakan metode analisa deskriptifkuantitatmf
Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui pola dan arah perkembangan wilayah
urban, serta rnengetahui pengaruh bentuk medan terhadap perkembangan wilayah
urban dan kerapatan jaringan jalan yang ada di Kotamadya Semarang. Adapun
permasalahannya adalah:
1. Bagaimana pola dan arah perkembangan wilayah urban di Kotamadya
Semarang?
2. Bagaimana pola perkembangan wilayah urban tersebut dikaitkan dengan bentuk
medan dan kerapatan jaringan jalan?
Hasil yang diperoleh adalah wilayah urban pada tahun 1970 mempunyai bentuk pola
lonjong memanjang dari utara ke selatan, s&dangkan pada tahun 1995 akibat
perkembangannya membentuk pola setengah lingkaran yang cenderung mengarah ke
tenggara. Wilayah urban yang ada pada tahun 1995 merupakan perluasan dan
wilayah urban pada tahun 1970. Perluasan wilayah tersebut diikuti pula dengan
berubahnya bentuk pola wilayah urbannya. Bentuk pola perkembangan mi
menyesuaikan diri dengan bentuk medan dan tingkat kerapatan jaringan jalan yang
ada di wilayah kotamadya Semarang. Hal mi dapat lihat bahwa wilayah urban
terdapat pada wilayah yang datar di bagian utara dengan tingkat kerapatan jariƱgan
jalan yang lebih tinggi dibandingkan tingkat kerapatan jaringan jalan yang lebih
rendah di wilayah perbukitan pada bagian selatan. Kesimpulannya bentuk medan
dan kerapatan jaringan jalan yang ada di Kotamadya Semarang mempengaruhi
perkembangan wilayah urbannya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Riswanto
1981
S33216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>