Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84739 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tun Susdiyanti
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pengembangan program Corporate Social Responsibility (CSR) berdasarkan observasi dilapangan dan merekomendasikan strategi yang tepat dalam mengimplementasikan CSR di Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Cianjur Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Metode kerja dalam penelitian ini meliputi tahap evaluasi menggunakan kerangka konseptual dengan analisis deskriptif serta rekomendasi teknis dan tahap penyusunan rekomendasi strategi menggunakan analisis SWOT.
Hasil analisis SWOT, program CSR di PTN Cianjur adalah agressive (poin 2,22;1,75) merupakan posisi yang strategis. Usulan strategi pengembangan yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan pemahaman masyarakat, meningkatkan partisipasi masyarakat usia produktif, optimalisasi penggunaan dana, dan meningkatkan kinerja penyuluh, Polhut, PEH dan operator dalam pelaksanaan kegiatan CSR."
Bandung: Unisba Pusat Penerbitan Universitas (P2U-LPPM), 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Khaerul Amri
"Tesis ini membahas komodifikasi lingkungan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di dalam pengelolaan ekoturisme. Ekoturisme sebagai bentuk wisata alam dengan tujuan utama pelestarian alam pada akhirnya justru menimbulkan masalah dalam proses konservasi yang dijalankan dan bahkan menjadi ancaman terhadap keberlangsungan lingkungan alam di TNGGP. Di samping itu, permasalahan di TNGGP tidak hanya menyangkut bahasan lingkungan, tetapi juga pembahasan mengenai strategi dalam bernegosiasi dan berkontestasi di antara para pemangku kepentingan di dalam ruang yang menjadi kawasan ekoturisme. Data diperoleh dengan pendekatan etnografi termasuk wawancara mendalam di kawasan Cibodas dan Gunung Putri sebagai pintu masuk pendakian, dan di Gunung Gede, selama bulan April-Mei 2017. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana praktik berjualan yang berkontestasi terhadap otoritas Balai Besar di TNGGP setidaknya berperan sebagai alternatif pendapatan masyarakat sekitar kawasan konservasi untuk mengalihkan perhatian mereka dari pekerjaan yang tidak ramah lingkungan. Di samping itu, masyarakat sekitar melalui negosiasi dan resistansi dapat menutupi celah yang ditinggalkan oleh pemangku kepentingan yang mempunyai otoritas karena terbatasnya sumber daya manusia dalam mengelola ekoturisme pendakian gunung. Masyarakat sekitar menunjukkan bagaimana mereka mempunyai peran-peran yang cukup signifikan dalam pengelolaan pendakian gunung dan menjaga taman nasional.

This research discusses the commodification of environment in Mount Gede Pangrango National Park on ecotourism management. Instead of to conserve nature, ecotourism carried out in TNGGP causes problems on conservation proses and even becomes a threat to the sustainability of nature in TNGGP. Moreover, problem in TNGGP is not only about environment issues, but also discussions about strategies in negotiating and contesting among stakeholders in the space that become ecotourism area. The data was collected by ethnography approach including in depth interview in Cibodas and Gunung Putri area as climbing entrance, and on Mount Gede, on April-May 2017. The results show how the practice of selling which contested the authority of Balai Besar in TNGGP at least become an alternative income for the community around conservation area to divert their attention from jobs that damage the environment. Beside that through negotiation and resistance, the surrounding communities can cover the gap left by stakeholders who have authority because of limited human resources in managing mountaineering ecotourism. Surrounding community showed that they have significance roles in managing mountaineering and preserving national park."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Krishnamurti
"ABSTRACT
The national park concept allows the utilization of conservation areas for tourism purposes. Without proper management, this could create conflict between objectives, where the utilization objectives may, very often, produce negative impact for other objectives. Tourism infra-structure development, especially the establishment of a footpath and other supporting facilities can cause both direct and indirect change on vegetation community and soil. A footpath and all activities that go with it constitute a potential disturbance regime because it became the entry point for propagules alien Species from ecosystems outside the conservation zone. The main issues being studied are : 1. How does the footpath affect the understory vegetation in a forest located in the Gede-Pangrango Mountain National Park; 2. What factors are influential on the widening of the footpath in Gede-Pangrango Mountain National Park; 3. How does the occurrence of footpath influence the soil in the forest along it length in the Gede-Pangrango Mountain National Park. The objective of this study is to know the impact of a footpath on the soil and understory vegetation as well as factors influencing the widening of the footpath.

ABSTRAK
Konsepsi taman nasional memperkenankan adanya pemanfaatan kawasan konservasi untuk kaperluan pariwisata. Tanpa pengelolaan yang baik, hal ini dapat menimbulkan konflik antar tujuan dimana seringkali tujuan pemanfaatan dapat nwmberikan dampak negatif bagi tujuan yang lainnya. Pembangunan prasarana pariwisata terutama pembangunan jalan setapak dan fasilitas pendukung lainnya dapat menyebabkan perubahan secara langsung maupun tidak langsung terhadap komunitas vegetasi dan tanah. Jalan setapak dengan segala aktivitas di dalamnya merupakan sumber gangguan yang potensial karena menjadi jalan masuknya benih dari ekosistem di luar kawasan konservasi. Masalah pokok yang diteliti adalah: 1. Apakah jalan setapak mempengaruhi vegetasi tumbuhan bawah di hutan yang terdapat di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango; 2. Faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap lebar jalan setapak di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango; 3. Apakah jalan setapak mempengaruhi tanah di hutan sepanjang jalan setapak di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jalan setapak terhadap tanah dan vegetasi tumbuhan bawah serta faktor faktor yang berpengaruh terhadap lebar jalan setapak."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robin
"Lingkungan hidup, yang bertalian erat dengan kehidupan manusia pada saat ini menunjukkan berada dalam taraf yang cukup merisaukan. Pada saat kondisi lingkungan semakin kritis, semakin terganggu keseimbangannya sementara kebutuhan manusia semakin meningkat, menjadikan lingkungan hidup sebagai masalah. Masalah yang berkaitan dengan unsur manusia, hanya dapat ditanggulangi melalui pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian masyarakat, peserta didik, para pelaksana pembangunan serta para pengelola sumber daya alam dan lingkungan. Peranan manusia merupakan unsur utama dalam ekosistem, karena ia dapat dididik agar memiliki konsep mental dan perilaku yang bertanggung jawab dalam membangun lingkungan.
Pendidikan memainkan peranan sebagai pembentuk dan penyebar nilai-nilai baru yang diperlukan untuk menghadapi tuntutan lingkungan. Usaha ini untuk mempertinggi martabat manusia dan mempertinggi mutu hidup manusia (Salim 1986).
Isu tentang penurunan kualitas lingkungan telah menciptakan suatu kebutuhan yang mendesak dalam menggalakkan pendidikan lingkungan (environmental education) yang bertujuan untuk menimbulkan kesadaran terhadap lingkungan dan membekali peserta didik dengan pengetahuan dan pandangan-pandangan luas tentang manfaat lingkungan.
Pendidikan lingkungan adalah usaha untuk mengembangkan atau membangun pengertian tentang konsep lingkungan dan meningkatkan kesadaran, sikap, motivasi dan komitmen-komitmen tentang lingkungan di antara para pendidik dan peserta didik juga antara guru dan murid (Soerjani 1991).
Salah satu program pendidikan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah Program Kemah Konservasi, yang bertujuan agar peserta didik yang terdiri dari siswa-siswi SLTP dan SMU mempunyai pengetahuan, sikap dan kesadaran yang tinggi tentang lingkungan. Pendekatan yang dilakukan oleh para pengelola kawasan konservasi adalah program pendidikan lingkungan yang edukatif namun sekaligus rekreatif dengan metode pengajaran langsung berdekatan dengan alam / lingkungan pada kawasan konservasi tersebut (resource based learning). Penelitian ini akan mengetahui sejauhmana hubungan Program Kemah Konservasi dengan pengetahuan dan sikap peserta tentang lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui hubungan Program Kemah Konservasi dengan pengetahuan peserta tentang lingkungan; (2) untuk mengetahui hubungan Program Kemah Konservasi dengan sikap peserta tentang Iingkungan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: (1) pengembangan ilmu lingkungan khususnya pendidikan lingkungan non-formal; (2) masukan bagi para pendidik, pengelola sekolah dan masyarakat akan manfaat kawasan konservasi bagi penelitian dan pendidikan, serta (3) masukan bagi pengambil keputusan baik Dephut maupun Depdiknas.
Penelitian ini dilakukan di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan mengambil keseluruhan jumlah populasi yang mengikuti Program Kemah Konservasi pada tahun 2002 (studi kasus). Jumlah peserta yang mengikuti program ini adalah sebanyak 30 orang yang terdiri atas siswa-siswi SMU yang berasal dari sekolah yang ada di sekitar kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yaitu dari Cianjur, Sukabumi, dan Bogor.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dilaksanakan dengan metode ex post facto dengan desain prates dan pascates. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, wawancara, dan observasi lapangan. Alat pengumpulan data berupa kuesioner ada dua yaitu: tes untuk mengukur pengetahuan peserta tentang lingkungan dan kuesioner sikap peserta terhadap lingkungan dalam bentuk skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t-tes untuk tes pengetahuan peserta tentang lingkungan dan setelah penskoran kuesioner sikap peserta terhadap lingkungan digunakan tabulasi yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian, dari data responden terdapat 20 orang peserta siswa (66,67%) dan selebihnya (10 orang l33,33%) peserta siswi, adapun dari asal peserta 12 orang (40%) berasal dari Cianjur, dan selebihnya berasal dari Bogor dan Sukabumi masing-masing 9 orang (30%) peserta, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa terdapat 26 orang (86,67%) yang mengikuti kegiatan Pecinta Alam (PA) dan hanya 4 orang (13,33%) yang mengikuti selain Pecinta Alam. Hasil pre test pengetahuan didapatkan nilai rata-rata 5,867; standar deviasi = 1,137 dengan kisaran nilai 3-8, sedangkan hasil post test kisaran nilainya 5,2-8,8 dengan nilai rata-rata 6,947 (standar deviasi = 1,084) yang selanjutnya akan diolah dengan menggunakan Uji t (uji perbedaan dua rata-rata). Berdasarkan hasil tes sikap peserta tidak ada peserta yang mempunyai sikap sangat tidak setuju (sangat tidak sadar) dan tidak setuju (tidak sadar) terhadap lingkungan, adapun yang bersikap ragu-ragu dari hasil pra tes terdapat 3 orang (10%) dan basil pascates hanya 1 orang (3,33%); sebanyak 12 orang (40%) peserta yang bersikap cukup setuju (cukup sadar) pada pra tes sedangkan pada pasca tes terdapat 11 orang (36,67%), sedangkan yang bersikap sangat setuju (sangat sadar) sebanyak 15 orang (50%) pada pra tes dan pada hasil pasca tes terdapat 18 orang (60%).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang positif antara Program Kemah Konservasi dengan pengetahuan peserta tentang lingkungan (p < 0,05).
2. Terdapat hubungan yang nyata antara Program Kemah Konservasi dengan sikap peserta terhadap lingkungan.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) perlunya penelitian lanjutan tentang perilaku peserta program kemah konservasi; (2) agar memperpanjang waktu pelaksanaan Program Kemah Konservasi.

Correlation between Conservation Camping Program with Knowledge and Attitude toward the Environment (Case Study on Gunung Gede Pangrango National Park)Nowadays the environment which has a close relation with the live hood of man has shown up to the level of restlessness. When the environmental condition reached the more critical stage, its balance consequently was more interrupted while the human's needs highly increased, so that the environment became a real problem. Problem dealing with human factor can only be overcome with education in order to improve society, learning participants, development executives, and natural and environmental resources administrators. The role of human is essential in ecosystem, since they can be educated to develop a responsible mental and behavioral concept in their environmental development.
Education plays the role as the developer and the distributor of new value required to meet environment demand. This will improve the dignity and quality of human lives (Salim 1986).
The issue of environment quality degradation has created an urgency to promote environmental education, which objective is to build environmental awareness and to provide learning participants with broader knowledge and insight on the benefit of environment.
Environmental education is an effort to develop and to build understanding on environmental concept, and also to increase awareness, behavior, motivations and commitment toward the environment among all concerns, the trainers and trainees as well as teachers and students (Soerjani 1991).
One of environmental education program accomplished in Gunung Gede Pangrango National Park is Conservation Camping Program. The activity aims at providing better knowledge, behavior, and awareness of learning participants, who consists of Junior and Senior High School students; about environment. The administrators of conservation areas approach the environmental education activity in such an educational and recreational way, while specifically exercise resource based learning method. The study will know how far correlation between Conservation Camping Program with knowledge and behavior of learning participants toward the environment.
The objectives of this study are: (1) to know correlation between Conservation Camping Program with knowledge of learning participants; (2) to know correlation between Conservation Camping Program with behavior of learning participants.
The results hopefully will be useful to: (1) develop environment science especially non-formal environmental education, (2) provide inputs for instructors, school management and society on the benefit of conservation areas for learning and research activities, and (3) provide inputs for policy makers either from Ministry of Forestry or Ministry of Education.
The study takes place in Gunung Gede Pangrango National Park, and involves total population of Conservation Camping Program which is held in 2002 (case study). Total learning participants are 30 students, comprising High School students of regencies surrounding the Gunung Gede Pangrango National Park areas, of Cianjur, Bogor, and Sukabumi.
This research is quantitative, and accomplished with ex post facto method using pre and post test. The data collection is performed with questionnaire, interviews, and field observation. There are two types of questionnaires performed: one type of questionnaire is to assess the participants' knowledge on environment, while the other one is a Likert scale type of questionnaire to measure the participants' behavior on environment. Data analysis methods employed are t-test examination, for questionnaire to assess the participants' knowledge and tabulation, which is employed to analyze the participants behavior questionnaire scores, before descriptive analysis performed.
Based on the result, among 12 of respondents compromising 20 male participant students (66,67%) and 10 others of female students (33,3%), those are 12 participants (40%) came from Cianjur, while 9 others coming from Bogor and Sukabumi and representing 30% of the participants. Of those participants 26 (86,67%) are joining Outbound extracurricular activity and only 4 (13,33%) join other extracurricular activity. The knowledge pre-test obtained result average score of 5,867; (t 1,137) with 3-8 ranges, while post test score ranges from 5,2-8,8 with scores of 6,947 (t 1,084) will be further analyzed using t test (test to examine two averages). Based on the result of attitude test on participants, there is no student of least and less apprehension on environment, while 3 (10%) these participants are uncertain while the post test reveals only 1 (3,33%); in pre-test, 12 of those participants (40%) have a good apprehension, while in post, the result is only 11 (36,67%), and finally those who have the best apprehension in pre test is 15 (50%) while in post test there are 18 (60%).
Based on the result, the study concludes:
1. There is positive correlation between Conservation Camping Program with learning participants knowledge on environment (p 0,05)
2. There is significant correlation between Conservation Camping Program with participants attitude on environment.
The author's suggestion on this research are: (1) to arrange further research about behavior of participants of Conservation Camping Program; (2) to add period of Conservation Camping Program."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Saefrudin
"Meskipun taman nasional berperan penting dalam mendukung aktivitas manusia, kesadaran masyarakat masih rendah karena mereka umumnya mengabaikan dan meremehkan manfaat dari hutan. Kondisi ini meningkatkan tekanan terhadap lingkungan. Tujuan dari studi ini adalah untuk meninjau beberapa studi terdahulu, menentukan metode yang tepat dan menyusun panduan penilaian ekonomi dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Meskipun taman nasional ini memiliki keunikan, taman nasional ini dinilai terlalu rendah oleh studi terdahulu. Kelebihan dari Metode Penilain Kontingensi membuat metode ini sesuai untuk diterapkan pada manfaat konservasi keanekaragaman hayati dan air. Apilkasi sebelumnya dari Metode Biaya Perjalanan menyarankan bahwa manfaat rekreasi dari TNGGP dapat dinilai dengan metode ini. Taksiran Nilai yang didapat dari penerapan metode yang disarankan dapat membantu pemerintah dan pengelola TNGGP dalam pengalokasian sumber daya untuk meningkatkan perlindungan terhadap taman nasional ini.

Although national park plays an important role in supporting human activities, people?s awareness still remains low because they are often neglected and underestimate forest benefits. This condition leads to more pressures on the environment. The objective of this study is to review several previous studies, to determine the suitable method and to construct total economic valuation guidelines of the Gunung Gede Pangrango National Park (GGPNP). Although, this national park has unique features, it was undervalued previous studies. Advantages of Contingent Valuation Method make this method suitable to be applied in biodiversity conservation and watershed values. Moreover, Travel Cost Method previous applications suggest that recreational benefit in GGPNP can be evaluated using this method. The estimated value provided by application of the proposed method is supposed to help the government and GGPNP management allocating their resources to increase this national park protection."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T38633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Diana Ari Utami
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jatna Supriatna
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2022
658.409 5 JAT s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dades Prinandes
"Pembangunan fasilitas sanitasi komunal berbasis masyarakat merupakan salah satu konsep penyelesaian masalah kebutuhan akses pada fasilitas sanitasi dasar yang layak bagi kalangan masyarakat miskin, dan keberhasilan program tersebut kebanyakan ditemui di perdesaan. Lokasi studi kasus yang menjadi obyek penelitian ini adalah Kelurahan Jatake, Kota Tangerang sebagai contoh kasus penerapan berhasil di perkotaan, Kelurahan Tegal Kunir Lor, Kota Tangerang sebagai contoh kasus penerapan tidak berhasil di perkotaan, serta Desa Gintung, Kab_ Tangerang sebagai contoh kasus penerapan berhasil di perdesaan sekaligus tipikal lokasi yang kebanyakan menjadi lokasi penerapan pembangunan berbasis komuniti. Dengan menggunakan studi kasus di tiga lokasi tersebut, penulis mengangkat permasalahan untuk mengetaliui faktor-faktor utama yang berpengaruh kuat dan signifikan dalam menentukan tingkat keberhasilan proses pembangunan dan pengelolaan fasilitas sanitasi komunal berbasis masyarakat di suatu lokasi. Metode penelitian yang digunakan dalarn penelitian ini adalah untuk pengumpulan data dilakukan metode pengumpulan kuesioner. wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait, dan pengumpulan data sekunder. Adapun untuk metode pengolahan data, dilakukan evaluasi terhadap tahap-tahap pemberdayaan masyarakat yang dilakukan berdasar wawancara mendalam, serta analisis uji signifikansi terhadap basil pengumpulan data kuesioner dengan menggunakan metode Pearson Product Moment, Dari temuan dan pembahasan penelitian ini didapatkan kesimpulan faktor-faktor yang memiliki pengaruh kuat dan signifikan dalam menentukan keberhasilan proses pembangunan dan pengelolaan fasilitas sanitasi komunal di 3 lokasi studi adalah faktor keberadaan lembaga lokal, faktor keberadaan pihak ekstemal yang terlibat, dan faktor kesanggupan masyarakat menjamin atau menjaga keberlanjutan. Selain itu ada satu faktor yang menentukan secara signifikan sehingga hares ada namun tidak berpengaruh kuat, faktor tersebut adalah faktor pelaku proses pembangunan dan pengelolaan (keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengelolaan).

Community based development on providing basic sanitation facilities has become an appropriate concept among other concepts, that is suitable to implement on the community level, since it has a pro-poor sound. So far, this community based development concept has been succeeded to implement in rural community. The basic concern of this research is to find out whether the community based development concept can also be implemented in the urban community. Three location have been taken as the case studies, the one in Kelurahan Jatake, Tangerang City, has been taken as the succeed implementation in urban community, another one in Kelurahan Tegal Kunir Lor, Tangerang City, has been taken as the failed implementation in urban community, and the other one in Desa Gintung, Tangerang Regency, has been taken as the succeeded implementation in rural community, which is common. Based on the searching within those three locations, the writer tries to recognize the problems which are needed to identify the main factor that took a significant role and strong influences in determining level of success on the development process and management efforts in providing basic sanitation facilities using community based development concept. The methods used in this research are data collecting and data processing. For data collecting, the writer use questionaire method, indepth interview method to all stakeholders, and secondary data collection. For data processing, the writer use evaluation every stages that have been taken on community empowerment action based on the interview results and "Pearson Product Moment" method to analyze the questionaire results. It can be conclude that the factors that took a significant role in the development and management of basic sanitation are concerned with three things. Those are the existence of local institution, the external participation from environmental surround, and the ability of the community to ensure the sustainability of the programs. Otherwise, the factor that should be include but does not have strong influence, is the community participation itself as the lead actor in the program."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>