Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152478 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alit Kumala Dewi
"ABSTRACT
Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar kelima setelah India, China, Srilanka dan Kenya. Di samping manfaat kesehatan dari teh, kesegaran, cita rasa dan aromanya yang khas, terdapat pula nilai-nilai kebersamaan, kekerabatan dll. Masyarakat yang memiliki insting bisnis atau kewirausahaan serta tanggap terhadap perkembangan jaman akan memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat media-media yang berkaitan dengan teh, yang diharapkan mampu membawa pesan makna budaya, nilai-nilai, norma-norma dan kepercayaan yang dikomunikasikan secara simbolik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peranan media dan teknologi pada perkembangan budaya minum teh. Media sangat berperan dalam perubahan pola tingkah laku dari masyarakat, sehingga kedudukan media dalam masyarakat sangatlah penting. Peran penting media dan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi hampir tanpa batas, jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan dan sebagainya."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 JSRD 21: 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fedyani Saifuddin
"In Indonesian context specifically, technology and culture have frequently been seen not only as two separated domains but also positioned technology as superior to culture. This article discusses that anthropo/ogical-archeologica/ studies clearly indicate that artefactual materials are the products of the work of culture. It argues that culture and its products, technology is one of them, are unsepararable entities. It also discusses that although culture definition has been changing from time to time, depending on paradigm upon which it works, there is one that has been unchanged, that is culture as the very source of all aspects of human life, and "the soul" of all scientific disciplines including technology.· "
2009
MK-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Sunarti
"Dari seluruh bahasan dapatlah ditampilkan pokok-pokok pikiran van Peursen sebagai berikut. Pokok pertama adalah bahwa kebudayaan itu bertahap tiga, yaitu tahap mitis, ontologis, dan fungsional, yang paralel, bukan vertikal. Maksudnya adalah bahwa tahap yang satu bukan berarti lebih tinggi dari pada tahap yang lain, melainkan samalah derajatnya, hanya bentuknya sajalah yang berbeda. Pokok pikiran kedua adalah bahwa dilihat dari segi fungsinya, kebudayaan itu mencari relasi-relasi. Sesuatu itu berarti dalam hubungannya dengan sesuatu yang lain. Kata gungsi selalu menunjukkan kepada pengaruh terhadap sesuatu yang lain. Apa yang kita namakan fungsional tidak berarti sendiri, tetapi justru dalam suatu hubungan tertentu ia memperoleh arti dan maknanya. Dengan demikian, pemikiran fungsional menyangkut hubungan pertautan, dan reIasi. Pokok pikiran ketiga adalah bahwa kebudayaan itu harus dipandang sebagai kata kerja, bukan kata benda. Bahwa kebudayaan itu adalah bukan barang-barang koleksi belaka, melainkan sebagai kegiatan dan tindakan manusia. Pokok pikiran keempat adalah bahwa apabila dipandang dari segi fungsi kebudayaan maka yang lebih penting adalah bukan apa-nya, melainkan bagaimananya. Bukan itu ada atau apa itu, melainkan bagaimana itu ada. Pokok pikiran kelima adalah bahwa kebudayaan itu merupakan suatu strategi atau masterplan, yaitu suatu rencana yang diarahkan ke masa depan, suatu posisi dan kondisi untuk menyelenggarakan kebudayaan yang baru. Pokok pikiran terakhir adalah bahwa kebudayaan mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu, teknologi dan etika. Satu sama lain saling mempengaruhi dan menentukan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S16038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Tulisan ini diinspirasi oleh keyakinan tentang adanya krisis dalam disiplin ilmu sistem informasi (SI). Pendapat ini muncul karena penelitian mengenai signifikansi peranan SI terhadap keberhasilan menjalankan bisnis atau organisasi sangat sedikit. Padahal SI dianggap sebagai salah satu komponen penunjang keberhasilan dalam menjalankan bisnis atau organisasi. Ini menyebabkan muncul keyakinan terjadinya krisis keilmuan tersebut, [1,2,3]. Penulis menelusuri berbagai hasil penelitian untuk tesis yang dilakukan oleh para mahasiswa Program Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia mengenai SI, dan hasilnya menunjukkan penelitian yang dominan adalah topik aspek manajemen pada SI, serta tentu saja aspek teknis SI itu sendiri. Padahal ada satu aspek yang tidak bisa diabaikan, yaitu aspek budaya pada SI, karena keberhasilan implementasi SI juga ditentukan oleh aspek budaya. Kemudian penulis menelusuri berbagai penelitian aspek budaya pada SI yang dimuat pada Jurnal MIS Quarterly (ada 15 penelitian). Penulis menyimpulkan bahwa terdapat 4 kategori penelitian aspek budaya pada SI, yaitu (1) budaya sebagai input untuk desain dan rencana implementasi, (2) budaya sebagai komponen penentu proses (process) desain dan rencana implementasi, (3) budaya sebagai dampak (outcomes) dari implementasi SI, serta (4) budaya sebagai akselerator (accelerator) untuk pemanfaatan SI secara optimal pasca implementasi."
[Fakultas llmu Komputer UI, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia , 1993
306 TEK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susinety Prakoso
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena kehadiran kelekatan anak pada tempat; mengungkap proses terbentuknya kehadiran kelekatan anak pada tempat; dan mengungkap kondisi spasial yang perlu dipenuhi agar keberlangsungan kelekatan anak pada tempat dapat berhasil. Meminjam dari pendekatan eksistensial fenomenologi, penelitian ini memandang tempat dalam place attachment sebagai konsep non-material both/and atau here/now: suatu konsep yang memahami anak dan tempat sebagai keutuhan pengalaman kehadiran manusia di dunia. Melalui grounded theory, penelitian ini menemukan bahwa fenomena hadirnya kelekatan anak pada ruang kota tertentu yang diamati merupakan fenomena non-material, hasil dari gagasan both/and atau here/now, yang dinyatakan sebagai place habit. Place habit merupakan tindakan menempati suatu ruang kota yang mendukung, hasil dialektika body habit dan pengalaman emosional. Place habit, dibentuk melalui proses internal yang terjadi di dalam body habit, yang melingkupi: pergerakan habitual anak, proses berdiam dan perjumpaan dengan ruang kota yang mendukung (supportive lived-existential space) pada ruang dan waktu tertentu, serta memicu pengalaman emosional pada anak yang dinamis. Place habit rapuh dan non-permanen. Place habit selalu bergerak, tergantung ruang dan waktu yang tidak fix. Keberlangsungan place habit tergantung pada agency, dukungan modal (ekonomi, budaya, sosial), body-habit, pengalaman emosional dan makna tempat. Sifat non-permanen place habit diindikasikan oleh empat sifat place habit, yaitu: secure, avoidant, diminished dan mobile. Keempat sifat place habit tersebut menunjukkan dinamisnya stabilitas keberlangsungan place habit.

This study attempts to understand the phenomenon of children?s place attachment, the nature of the process through which children?s place attachments are formed, and the conditions that must be fulfilled to make children?s place attachments successful. Influenced by existential-phenomenological theories, this study views a place as a metaphysical phenomenon, which facilitates the understanding of child and place as a totality phenomenon of a wholeness experience of people-in-world. Based on grounded theory, this study found that the phenomenon of children?s place attachment as place habit. Place habit is the result of both/and or here/now: the interplay of the child?s body habit-in-the-place and their emotional experiences of being-in-place. Place habit is formed by an internal process occurred in a child?s body habit. Body habit is formed through a child?s repetitive movement, rest in and encounter with a supportive lived-existential space in a particular time-space routine and triggered the dynamic emotional experiences in children. A place habit is fragile and impermanent. It was a supportive urban space that was always in movement, following where a ?child?s body habit? and ?emotional experiences? encountered as one. The stability of place habit are determined by agency, capitals (social, economic and cultural), ability to body-habit, children?s emotional experiences in their favourite places and place meanings. This study found that individual differences in children?s agency, housing characteristics and peer supports, contribute to four styles of place habit: secure, avoidant, diminished and mobile. The four styles of place habit indicate the dynamic of stability of place habit and the impermanent of place habit."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2047
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Khaerunnisa
"Angka prevalensi penyakit tidak menular seperti hipertensi semakin meningkat dikarenakan adanya perubahan pola hidup. Kondisi ini terjadi juga di wilayah pedesaan. Komplikasi dari hipertensi dapat membahayakan penderitanya. Salah satu faktor resiko perparahan yang dapat dikontrol salah satunya adalah perubahan pola makan sehat menurut Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dan diet rendah garam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kebiasaan makan penderita hipertensi. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Metode sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling dengan total sampel 79. Pengambilan data dilakukan dari bulan Maret sampai Mei 2014 di wilayah Desa Rancasalak Kabupaten Garut. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner modifikasi Eating Habit Behavior dan Healthy Heart Questionnaire. Hasil penelitian menunjukan bahwa 53.2% penderita hipertensi memiliki kebiasaan makan yang tidak sesuai anjuran dan 46.8% memiliki kebiasaan makan sesuai anjuran. Hasil merekomendasikan perbaikan asuhan keperawatan komunitas terkait program preventif dan rehabilitatif dari faktor terkontrol hipertensi di pedesaan.

The significant increase in prevalence of non-communicable disease such as hypertension is due to transition of lifestyle. The complication of hypertension is dangerous for the patient. One of the risk factor that can be controlled is healthy diet or eating habit for hypertension based on Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) and low sodium diet. The objective was to determine eating habit of hypertension patient. A quantitative cross-sectional descriptive research was conducted among 79 subjects since March until May 2014. The sampling method was accidental sampling. The instrument used self-administered questionnaire with modifying the questionnaire of eating habit behavior and healthy heart questionnaire. The result showed that 53.2% patients have healthy eating habit for hypertension and 46.8% have non-appropriate of healthy eating habit. This research recommends a better community nursing care plan to control hypertension patient eating habit and lifestyle in rural area."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Raihana Radian
"Indonesia merupakan negara terbesar keempat dalam konsumsi rokok. Perilaku merokok memberikan pengaruh buruk terhadap ekonomi negara dan kesehatan masyarakat. Perilaku merokok juga berpengaruh terhadap perilaku menyimpang lain seperti adiksi narkoba dan berpengaruh buruk terhadap kondisi gigi dan mulut. Sebagai tenaga kesehatan profesional, dokter gigi memiliki potensi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi berhentinya kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pasien Rumah Sakit Khusus Gigi Mulut (RSKGM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) yang memiliki kebiasaan merokok, lama merokok responden, usia mulai merokok, jenis rokok yang dikonsumsi, pengalaman pasien terkait peran dokter gigi dalam mengendalikan atau menghentikan konsumsi rokok, sertapengetahuan pasien mengenai keterkaitan antara kebiasaan merokok dengan adiksi narkoba. Penelitian ini merupakan analisis deskriptif dari pasien RSKGM FKG UI. Penelitian ini menggunakan metode consecutive sampling. Dari 136 responden, didapatkan 20 (14,7%) perokok dan 18 (13,2%) mantan perokok dari berbagai kelompok gender, usia, status pendidikan, dan ekonomi. Tiga puluh delapan perokok dan mantan perokok ini mayoritas menggunakan rokok putih, mulai di usia 16-20 tahun, telah merokok selama kurang dari 11 tahun, mengonsumsi 11-20 batang rokok per hari selama 1-5 menit per batang, dan tidak mengonsumsi bentuk tembakau selain rokok. Mayoritas responden perokok dan mantan perokok juga pernah mengunjungi dokter gigi selama merokok dan diberikan saran dan informasi bahaya merokok. Namun, 60,5% tidak diberikan konseling berhenti merokok dan 34,5% tidak mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan merokok dengan adiksi narkoba.

Indonesia is the fourth biggest country in terms of cigarette consumption. Smoking habit can bring harm to the nation’s economy and public health. Smoking habit can also lead to deviant behaviour such as drug addiction and damage teeth and oral health. As a professional health worker, detists have potency to be one of the causing factor of a patient’s smoking cessation. This research is conducted to learn about the amout of smoking patients of Universitas Indonesia Faculty of Dentistry Dental Hospital (RSKGM FKG UI), years spent of smoking, initial age of smoking, type of consumed cigarettes, patients’ experience regarding dentists’ role in controlling cigarette consumption, and patients’ knowledge about the relationship between smoking habit and drug addiction. This research is an analytical description from patients’ of RSKGM FKG UI, using consecutive sampling methode. From 136 respondents, there are 20 (14,7%) smokers and 18 (13,2%) ex-smokers fron various gender, age group, education status, and economy status. These smokers and ex-smokers mostly use white cigarette, started smoking between age 16-20 years, have smoked for less than 11 years, consumed 11-20 cigarettes each day for 1-5 minutes each cigarette, and did not use any other form of tobacco beside cigarette. The majority of smokers and ex-smokers also had visited dentist during their smoking period and were given advice and information regarding the dangers of smoking habit. Yet 60,5% of smokers and ex-smokers stated that they were not given smoking cessation counselling and 34,5% didn’t acknowledge the relationship berween smoking habit and drug addiction.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1987
306.4 TEK
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>