Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Murjani
"ABSTRACT
Although its issue could be addressed from of various perspectives over the years, poverty is the object of the government policy programs to be alleviated since the Indonesian independence. With the advancement of technology and science in the recent decades, the availability and the completeness of poverty data in Indonesia getting better. In fact, the policy makers can assess the effectivity of their public oriented programs easier by effectively utilizing the complete and up to date poverty data. However, in various approaches to poverty measurement, the Indonesian poverty data should be accompanied by another approach. This paper aims to evaluate the change of welfare of particular region over a period of several years by using the stochastic dominance method. This method also incorporates the price level impact into its poverty assessment through the extrapolated CPIs. To conduct the measurement, the National Socioeconomic Survey of Tabalong regency data, as well as the Tanjung city inflation in the period from 2013 to 2017, are employed. The results indicate that the welfare in 2017 is better than in 2013 since the distribution in 2017 stochastically dominates the distribution in 2013 at the first and second order at any possible level of poverty lines. Therefore, this result could also be the additional input for the poverty alleviation evaluation in order to provide a solid conclusion about the welfare changes."
Jakarta: Research and Development Agency Ministry of Home Affairs, 2018
351 JBP 10:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marcus Tukan
"The performance of a seaport is determined by the coherence between the optimal dimensions of the seaport and the economic potential of the area where the seaport is located. Otherwise, the economic potential of the region can drive how big the port should be developed. To study the behavior of seaport parameters on regional archipelagic economic zones, dynamics models are used, where the econometric model is applied to the completion of the Cobb-Douglas production equation. The results obtained by this analysis showed that the increased volume of loading/unloading cargo is correlated to local economic growth; and, the increase of loading/unloading of cargo can promote the growth of the region’s Gross Domestic Product (GDP). Increased volume of loading-unloading cargo is correlated to the growth of vessel hold capacity/deadweight tonnage (DWT). GDP growth is correlated to the demand load capacity of the vessel (DWT); and the increase of GDP requires definition of a length of berth (Lb). Hence, it is concluded that there is a strong influence between the development of port dimensions and the economic growth of archipelagic regions."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wiwin Primantika
"Indonesia adalah negara maritim yang berarti memiliki sumber daya di bidang perikanan dan kelautan yang melimpah. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi alam di industri kelautan dan perikanan adalah Kabupaten Pangandaran, karena Pangandaran merupakan daerah pesisir yang berada di sebelah selatan Jawa Barat sehingga memiliki garis pantai yang cukup panjang yaitu 91 Km. Meskipun Pangandaran memiliki potensi alam di bidang kelautan dan perikanan yang cukup melimpah, tetapi masih banyak nelayan yang berada dibawah garis kemiskinan, sehingga hal ini akan mempengaruhi kualitas hidup nelayan di Kabupaten Pangandaran. Kualitas hidup dapat diukur secara objektif maupun subjektif, namun penelitian ini mengukur kualitas hidup nelayan secara subjektif yang berpusat pada penilaian/perspektif individu nelayan pada beberapa aspek mengenai kondisi hidupnya. Bahasan dari penelitian ini adalah untuk melihat tingkat kualitas hidup subjektif nelayan dan melihat hubunganya dengan modal sosial, dukungan sosial dan resiliensi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh modal sosial, dukungan sosial dan resiliensi terhadap kualitas hidup subjektif nelayan di Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survei. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi somers’d yang dianalisis melalui SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang mencakup empat instrumen yaitu, instrumen kualitas hidup subjektif, modal sosial, dukungan sosial dan resiliensi. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 245 nelayan yang menjadi kepala keluarga. Hasil dari penemuan ini mengungkapkan bahwa modal sosial memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap kualitas subjektif dengan p-value 0.00 dan koefisien korelasi sebesar 0.449 (sedang), untuk variabel dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap kualitas hidup subjektif dengan p-value 0.00 dan koefisien korelasi sebesar 0.462 (sedang), dan variabel resiliensi memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap kualitas hidup subjektif dengan p-value 0.00 dan koefisien korelasi sebesar 0.520 (sedang). Hasil pengukuran uji resiko diketahui bahwa variabel dengan resiko tertinggi mempengaruhi kualitas hidup subjektif yaitu variabel resiliensi yang memiliki kemungkinan 19.8 kali terjadinya kualitas hidup subjektif buruk.

Indonesia is a maritime country, meaning it has abundant fisheries and marine resources. One area in Indonesia with natural potential in the marine and fisheries industry is Pangandaran Regency. Pangandaran Regency is a coastal area south of West Java, with a long coastline of 91 km. Even though Pangandaran has great natural potential in the marine and fisheries sector, many fishermen are still below the poverty line, so this will affect the quality of life of fishermen in Pangandaran Regency. Quality of life can be measured objectively or subjectively. However, this research measures the quality of life of fishermen subjectively, centered on the assessment/perspective of individual fishermen on several aspects of their living conditions. The discussion of this study is to look at the subjective quality of life of fishermen and see its relationship with social capital, social support, and resilience. Therefore, this study aims to describe and analyze the effect of social capital, social support, and resilience on fishermen's subjective quality of life in the Pangandaran Regency. This study uses a quantitative method with survey data collection techniques. The data analysis technique used was the Somers'd correlation technique which was analyzed through SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Data collection was carried out by distributing questionnaires that included four instruments: subjective quality of life instrument, social capital, social support, and resilience. This study's respondents were 245 fishermen who were heads of families. The results of this finding reveal that social capital has a significant and positive relationship to subjective quality with a p-value of 0.00 and a correlation coefficient of 0.449 (moderate); for the variable social support, it has a significant and positive relationship to subjective quality of life with a p-value of 0.00 and a correlation coefficient of 0.462 (moderate). The resilience variable has a significant and positive relationship to subjective quality of life with a p-value of 0.00 and a correlation coefficient of 0.520 (moderate). The results of the risk test measurement are known that the variable with the highest risk of affecting the subjective quality of life is the resilience variable which has 19.8 times the possibility of poor subjective quality of life.xv,"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: The World Bank , 2001
362.5 WOR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Minneapolis: University of Minneapolis Press, 1975
330.948 SWE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elliott, Charles, 1939-
New York: Praeger, 1975
330.9 ELL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aniek Nurfitriani
"Skripsi ini membahas kebijakan ekonomi Orde Baru mengenai industrialisasi dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat petani di Kabupaten Karawang pada tahun 1989-1997. Hasil penelitian mendapati fakta bahwa Pemda Kabupaten Karawang membagi Karawang menjadi dua bagian, yaitu bagian selatan dikhususkan untuk kawasan industri dan bagian utara untuk pertanian. Pembagian ini mempengaruhi pada kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Kabupaten Karawang, khususnya petani. Urbanisasi, terbukanya kesempatan kerja, dan percampuran budaya menjadi faktor pendorong terjadinya perubahan kehidupan sosial dan ekonomi petani ini. Kondisi ini baru terjadi di Karawang bagian selatan pada periode ini. Sedangkan petani di bagian utara Karawang belum terpengaruh industrialisasi hingga tahun 2000-an.
This research discusses Orde Baru economic policy of industrialization and its impact on the lives of peasant society in Karawang Regency at 1989-1997. The Writer found the fact that Karawang Regency Local Government split Karawang into two parts, the southern part for industrial area and the northern part for agricultural area. The division affects the economic and social life of Karawang Regency, especially peasants. Urbanization, opportunity to work, and culture acculturation are causing changes of economic and social life of peasant society. This condition just happen at southern part that period. Whereas northern part peasants no influent yet until 2000s."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42918
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammas Arif Tasrif
"Ketimpangan ekonomi antarwilayah di Indonesia telah membentuk suatu pola makro dimana Sumatera, Jawa dan Bali menjadi pusal (core) bagi Kalimantan, Sulawesi dan Wilayah Lain di bagian timur nusantara yang berperan sebagai sekitar (periphery) yang marjinal.
Dekomposisi dengan metoda Block Structrural Path Analisis (BSPA) terhadap IRIO Indonesia membuktikan bahwa ketimpangan tersebut secara umum disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam struktur economic influence, yang terdiri atas economic self-influence dan transfers of economic influence. Membandingkari kedua struktur tersebut, kontribusi economic self-influence yang jauh lebih besar menunjukkan bahwa perekonomian setiap wilayah sangat bertumpu pads permintaan intrawilayah, dengan kata lain produksi di setiap wilayah sebagian besar berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan lokal. Proses produksi itu jugs sebagian besar memanfaatkan suplai input barang dan jasa lokal, karena jarak geografi maupun jarak ekonomi memiliki implikasi biaya tersendiri. Selain itu, kecilnya kontribusi transfers of economic influence terjadi karena wilayah-wilayah dalam studi ini pada dasarnya mewakili daratan yang sangat luas, yang terkendala oleh kondisi geografis karena terpisahkan oleh laut, selat atau samudera.
Meski kontribusi relatifnya sangat kecil, struktur feedback mengkonfirmasikan bahwa perekonomian Sumatera sangat terikat dengan Jawa. Sebaliknya, Jawa lebih terbuka dengan membagi keterkaitan ekonominya hampir secara berimbang dengan Sumatera dan Kalimantan. Sebaliknya, Kalimantan dan Sumatera sangat terkait dengan Jawa dalam struktur ini. Pala keterkaitan ekonomi yang melibatkan ketiga wilayah tersebut menunjukkan bahwa integrasi ekonomi Jawa dan Sumatera cenderung berlanjut dengan melibatkan Kalimantan. Di sisi lain, struktur feedback yang diperlihatkan Sulawesi dan Wilayah Lain secara urnum mengisyaratkan adanya tarikan terhadap perekonomian di kedua wilayah tersebut yang relatrif berimbang antara untuk terintegrasi kedalam (ke kawasan timur Indonesia) dan keluar (ke kawasan barat Indonesia), khususnya ke Jawa dan Kalimantan.
Kombinasi masalah tipikal tingkat rata-rata pendapatan perkapita yang rendah, dan distribusi spasial pendapatan yang sangat tidak merata antarwilayah maupun intrawilayah, rnenyebabkan upaya mengatasi ketimpangan struktural di Indonesia menjadi lebih remit dibandingkan pengalaman negara-negara maju dalam mengatasi ketimpangan antarwilayah. Oleh sebab itu dibutuhkan sinergi pendekatan dalam menyusun rekomendasi kebijakan bagi pembangunan ekonomi wilayah, khususnya dalam menciptakan keseimbangan antara pendekatan sektoral dan spasial dalam perencanaan pembangunan. Kebijakan pembangunan ekonomi wiIayah hares bertujuan mendorong spesialisasi di satu sisi, dan meningkatkan perdagangan antarwilayah di sisi lain. Tujuan pertama menyangkut aspek sektoral, sedangkan yang kedua menekankan aspek spasial."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walandouw, Paksi Cattra Kamang
"Studi ini menunjukkan bahwa kejahatan memiliki konsentrasi spasial. Konsentrasi spasial tersebut dipengaruhi oleh dua aspek: individu dan kontekstual. Secara individu, marginal cost (MC) yang sama mengarah pada keputusan lokasi kejahatan yang serupa. Secara kontekstual, studi ini melihat dua fenomena yang terkait dengan kejahatan, yaitu kemiskinan dan pengangguran. Studi ini bertujuan untuk (1) menyelidiki pola kejahatan yang spesifik secara spasial sehingga kita dapat memprediksi dan melawan kejahatan, (2) menyelidiki perilaku kriminal dan pengaruhnya terhadap pemilihan lokasi kejahatan dari perspektif spasial ekonomi, dan (3) melihat secara spesifik hubungan kejahatan dengan isu kemiskinan yang sudah mempertimbangkan efek spasial. Metode Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA) digunakan dalam analisis spasial. Data kejahatan menurut jenisnya di area Polda Metro Jaya tahun 2011, dengan unit analisis Polsek, menunjukkan bahwa penodongan, perampasan, perjudian, pencurian sepeda motor, pembakaran pencurian mobil, pencurian berat, narkoba, kenakalan remaja dan pemerasan mempunyai otokorelasi spasial positif. Sebaliknya, perampokan, pembajakan, pemerkosaan, dan pembunuhan tidak mempunyai hubungan otokorelasi spasial. Model kompetisi spasial dalam pemilihan lokasi untuk melakukan kejahatan menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan dengan biaya (marginal cost) yang sama mempunyai kecenderungan untuk memilih tempat yang serupa untuk melakukan kejahatan mereka. Data survei narapidana pencuri sepeda motor dari Polda Jawa Barat pada tahun 2011 menunjukkan bahwa pilihan teknologi (alat yang digunakan, lama melakukan, jumlah yang melakukan, dan waktu melakukan) mempengaruhi pemilihan lokasi dalam mencuri sepeda motor. Lebih lanjut lagi pilihan teknologi dipengaruhi oleh jejaring sosial dari pelaku kejahatan. Setelah mempertahankan jenis kejahatan yang mempunyai otokorelasi spasial, hasil menunjukkan bahwa hubungan spasial kejahatan dengan kemiskinan tidak sesederhana yang diduga. Walaupun ada hubungan spasial antara keduanya, hubungan itu tidak terjadi pada semua jenis kejahatan. Selain itu, studi ini menunjukkan bahwa dengan memakai unit analisis yang lebih kecil dan jenis kejahatan yang lebih spesifik, hasil yang didapat juga akan lebih spesifik dan berguna untuk melawan dan mencegah kejahatan.

This study shows that crime has spatial concentration. Two aspects that can influence the incidence of crime are investigated: individual and contextual aspects. Individually, having similar marginal costs lead to decision to conduct crime in similar location. Contextually, two phenomena related to crime, namely, poverty and youth unemployment, are tested whether they are spatially correlated with crimes. This study has three objectives: (1) to investigate spatial specific patterns of specific crime to predict and fight crime, (2) to investigate criminal behavior and its effect on crime scene selection from an economic spatial perspective; and (3) to see the spatial relationship between crime and poverty and unemployment. The Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA) method is used. Data of crime by type comes from a unique dataset collected by the Polda Metro Jaya (Metro Jaya Provincial Level Police Station) in 2010, with Polsek (subdistrict-level police station) as a unit of analysis. The results show that mugging, plundering, gambling, motorcycle theft, car theft firing, heavy theft, drugs, juvenile delinquency and extortion have positive spatial autocorrelation. In contrast, robbery, piracy, rape, and murder have no spatial autocorrelation relationship. The spatial competition model for crimes location decision shows that perpetrators with similar cost have a tendency to choose the same place to commit their crimes. The survey data of motorcycle thief inmates from Polda Jawa Barat in 2011 shows that the choice of technology (tools used, length of conduct, number people who conduct motorcycle theft, and time of conduct) affected site selection in stealing motorcycles. Furthermore, the choice of technology is affected by social network of the perps.After retaining the type of crime that has spatial autocorrelation for the analysis, the results show that the relationship is not straightforward: while there was a spatial relationship between crime and poverty, but they did not occur for all types of crime. In addition, this study demonstrates that using smaller analytical units and more specific types of crimes provide more specific and useful results to predict and fight crime."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Sofia
"Tesis ini membahaspelaksanaan program pemberdayaan ekonomi sebagai strategi reintegrasi pasca konflik dengan mempelajari program pemberdayaan ekonomi BRA (Badan Reintegrasi Aceh) di Kab. Aceh Utara. Program tersebut dilaksanakan sejak tahun 2006 hingga sekarang, dengan kelompok sasaran mantan kombatan, tahanan politik/narapidana politik, dan masyarakat korban konflik. Ditemukan bahwa program pemberdayaan ekonomi berhasil mendukung strategi reintegrasi pasca konflik dalam jangka pendek, namun tidak berhasil mengembangkan tujuan jangka panjang sebagai pemberdayaan masyarakat. Faktor pendukung yang ditemukan adalah: reintegrasi sebagai kesatuan; faktor keamanan; rasa memiliki; penetapan prioritas; dukungan internasional; dan kejujuran. Adapun faktor-faktor penghambat adalah: kurangnya kapasitas; keterbatasan waktu; keterbatasan anggaran; dan kurangnya dukungan pemerintah lokal.

This thesis discusses the implementation of economic empowerment program as a post-conflict reintegration strategy by studying economic empowerment program of BRA (Aceh Reintegration Agency) in North AcehRegency.The program was implemented from 2006 to present, whereas the target group are former combatants, political prisoners, and conflict-affected communities. It was found that the economic empowerment program is successful for supporting postconflict reintegration strategy in the short term, but failed to develop a long-term goal as empowerment. Supporting factors found are: reintegration as a whole concept; security; ownership, the hierarchy of priorities; international support, and accountability. The limiting factors are: capacity building; limitations of time, funding scarcity, and unresponsive local government."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>