Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192267 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gatot Santoso
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Telekomunikasi merupakan salah satu infrastruktur yang penting dalam menunjang pembangunan nasional Indonesia. Dalam perkembangannya, banyak perubahan yang telah terjadi secara cepat dalam industri jasa telekomunikasi di Indonesia. Dari aspek teknologi, sebagai akibat dari perkembangan pesat industni elektronika, komputer dan perangkat lunak menyebabkan pesatnya perkembangan jasa dan solusi dibidang jasa telekomunikasi. Dan aspek pelayanan jasa, kita melihat teijadinya perubahan bentuk layanan dari solusi yang tetap (given atau tidak ada pilihan lain) untuk pelanggan ke bentuk layanan yang sudah makin beronientasi ke kebutuhan pelanggan. Dari aspek regulasi, kita juga melihat trend pergeseran secara bertahap dari bentuk monopoli ke bentuk yang lebih bebas.
Terkait dengan deregulasi yang saat mi terus berlangsung di industni jasa
telekornunikasi Indonesia, kita menyaksikan makin terbukanya peran swasta untuk berusaha di bidang mi, dan juga mulai terbukanya sektor ini bagi investor asing.
Dari pihak penyelenggara telekomunikasi swasta nasional, deregulasi mi berarti adalah makin terbukanya kesempatan bagi mereka untuk berusaha dibidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi. Tetapi, perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat, tekanan dari pihak pengguna jasa akan bentuk layanan yang berorientasi ke kebutuhan mereka serta persaingan dalam menghadapi investor asing yang biasanya adalah operator-operator berkelas dunia dengan skala ekonomis globalnya, pengalamannya serta cakupan pasarnya, menyebabkan investasi di sektor ini juga cukup beresiko tinggi.
Sebagai akibat dari kondisi diatas, akhir-akhir ini kita saksikan timbulnya aliansi
strategis antara penyelenggara telekomunikasi domestik dengan penyelenggara
telekomunikasi global. Contoh antara lain adalah PT Satelindo dengan DeTe Mobil, PT
Telkomsel dengan Royal PIT Netherlands, PT Excelcomindo dengan NYNEX dan
Mitsui, perusahc_mn-perusahaan KSO dengan PT T elkom dan lain-lain. Selain itu, aliansi strategis juga teijadi antar penyelenggara telekomunikasi global. Contoh antara lain adalah British Telecom dengan MCI, US Sprint dengan France Telecom dan Deutsche Telekom, Acasia (operator telekomunikasi ASEAN), dan lain-lain.
Dasar utama dari aliansi strategis antara perusahaan domestik dan perusahaa.'1 global
adalah mencoba menggabungkan izin penyelenggaraan serta pengetahuan pasar domestik
yang dimiliki oleh operator domestik dengan skala ekonomis, interkoneksi global,
pengalaman, kekuatan dana, penguasaan teknologi mutakhir dan lain sebagainya yang
dimiliki oleh operator global. Sementara itu, dasar dari aliansi strategis yang terjadi antar
operator global adalah untuk memperluas cakupan layanan jasa mereka dengan sasaran
akhir adalah bentuk pelayanan yang bersifat total solusi. Kebutuhan akan pelayanan total
solusi mi semakin meningkat sebagai dampak dari makin bertumbuhnya perusahaan multinasional yang diakibatkan oleh globalisasi ekonomi dunia.
Karya akhir mi menganalisis salah satu penyelenggara jasa telekomunikasi di
Indonesia, yaitu PT Aplikanusa Lintasarta yang hingga saat mi belum melakukan aliansi strategis dengan pihak asing. Analisis mi akan meliputi kondisi eksternal dan internal perusahaan, kondisi kompetitif perusahaan, analisis penilaian kuantitatif bagi perusahaan jika dilakukan aliansi strategis serta proses dan tahapan jika aliansi strategis ini akan diimplementasikan oleh perusahaan tersebut.
Dari hasil analisis mi membuktikan bahwa sektor jasa telekomunikasi, balk di
Indonesia maupun di dunia, termasuk dalam sektor yang .lingkungan industninya berpotensi berubah sangat cepat, baik dan aspek teknologi, aspek perubahan budaya penggunanya, regulasi yang berlaku, dan lain-lain. Selain itu, faktor globalisasi juga menimbulkan kondisi yang menyebabkan penyelenggara jasa telekomunikasi di Indonesia (domestik) hams berhadapan dengan penyelenggara jasa telekomunikasi dunia yang memiliki banyak kelebihan, antara lain dana, penguasaan teknologi, pengalaman, akses
pasar internasional, kemajuan dalam penelitian dan pengembangan, 'dan lain-lain.
Untuk itu, kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh penyelenggara jasa telekomunikasi dunia lebih baik dikombinasikan dengan pengetahuan pasan serta izin penyelenggaraan yang dimiliki oleh penyelenggara telekomunikasi domestik, sehingga timbul sinergi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Dalam hal mi, pihak domestik dapat memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh mitra asingnya, sementara dari sisi mitra asing akan dapat memanfaatkan dan menikmati pertumbuhan ekonomi di Indonesia
yang menyebabkan perusahaan makin bertumbuh. Strategi mi akan lebih baik daripada saling berkompetisi satu sama lain, yang dapat berakibat buruk baik salah satu pihak, terutama dari pihak domestik karena kelemahan skala ekonomisnya.
Karya akhir mi merekomendasikan agar penyelenggara jasa telekomunikasi di
Indonesia beraliansi strategis dengan mitra penyelenggara jasa telekomunikasi global. Dalam hal mi, kemitraan lebih didasarkan atas kebutuhan untuk mengejar pertumbuhan usaha, penguasaan teknologi, akses ke pasar internasional, pengalaman operasional dan pelayanan, clan bukan karena kebutuhan dana semata. Disamping itu, dengan aliansi strategis bukan merupakan penyelesaian masalah yang timbul bagi penyelenggara
domestik, melainkan adalah dimulainya suatu usaha untuk mengejar pertumbuhan perusahaan dan sekaligus untuk mempertahankan kelanggengan keijasama serta tetap mempertahankan tingkat kompetitif perusahaan melalui berbagai macam strategi lanjutan dan pola kemitraan lainnya.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Lianto
"Lingkungan bisnis dan industri yang dinamis dan berubah sangat cepat menyebabkan Continuous Innovation Capability (CIC), yang adalah ability to continuously innovate sangat dibutuhkan oleh industri manufaktur agar dapat bertahan dan memiliki daya saing tinggi. Cara atau metode untuk mengukur dan memonitor CIC menjadi sangat penting dan strategis bagi suatu perusahaan agar dapat memastikan bahwa aktivitas inovasi dikerjakan secara berkelanjutan. Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan suatu model pengukuran Continuous innovation capabilities (CIC) yang lebih komprehensif dan holistik pada industri manufaktur di Indonesia.
Proses penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yakni: (1) identifikasi dan seleksi Continuous Innovation Capability Enablers (CICEs), (2) perancangan model pengukuran CIC, dan (3) validasi model pengukuran. Identifikasi initial CICEs menggunakan pendekatan studi literatur dan focus group discussion. Sedangkan proses seleksi CICEs menggunakan Fuzzy Delphi Method (FDM). Pada tahapan perancangan model, metode Total Interpretive Structural Modelling (TISM) digunakan untuk menggambarkan contextual relationship antar CICEs, metode matrix of cross impact multiplications applied to classification (MICMAC) untuk mengklasifikasi driving and dependence power dari CICEs dan metode Analytical Network Process (ANP) untuk menetukan bobot masing-masing CICEs dan dimensi pengukuran. Penentuan kriteria dan indikator untuk masing-masing CICEs dikembangkan berbasis pada 3 elemen pengukuran inovasi, yakni: potensi, proses dan hasil inovasi, sedangkan pengembangan model matematis perhitungan skor CIC dikembangkan berbasis pada metode multi-faktor. Evaluasi dan validasi model pengukuran dilakukan dengan metode multiple case study.
Penelitian ini berhasil mengidentifikasi dan menentukan 16 CICEs, 50 kriteria, 103 indikator pengukuran dan mengembangkan model matematis perhitungan skor CIC yang sesuai dengan karakteristik industri manufaktur di Indonesia. Model pengukuran CIC telah di ujicoba pada 2 industri manufaktur skala besar, yakni industri otomotif dan elektronik. Hasil uji coba menunjukkan bahwa model pengukuran CIC dapat digunakan dengan baik dan valid. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor kepemimpinan, iklim dan budaya, dan kapabilitas teknologi informasi merupakan faktor CICEs yang memiliki driving power tertinggi dan dependence power terendah. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya pengembangan kapabilitas inovasi secara terus menerus di industri manufaktur Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan, faktor iklim dan budaya dan kapabilitas teknologi informasi. Model CIC adalah sebuah model baru pengukuran kapabilias inovasi yang holistic karena sepenuhnya menerapkan tiga elemen prinsip dasar pengukuran kapabilitas inovasi, mengukur kapabilitas inovasi seluruh dimensi penting yang ada dalam suatu perusahaan, dan dapat menjelaskan pola hubungan antar CICEs.

To face the rapidly changing industrial environment, the manufacturing industry requires Continuous Innovation Capability (CIC). CIC which is the ability to continuously innovate, is needed by the manufacturing industry today so that the industry can have high competitiveness and continue to survive, by continuously producing new products, new processes, new service systems, and new business models that are always relevant to the market needs. Innovation is a process that requires continuous, envolving and mastered management. Therefore companies must to measure their continuous innovation capability. This research aims to design a more holistic measurement model for CIC of the manufacturing industry in Indonesia.
The development of this CIC model was conducted through three stages of research, i.e. identification of Continuous Innovation Capability Enablers (CICEs), development of measurement model, followed by model evaluation and validation. The Identification of CICEs used a systematic literature review and a focus group discussion. The selection process for CICEs employed the Fuzzy Delphi Method. To develop a measurement model, contextual relationships between CICEs were assessed using Total interpretive Structural Modelling, followed by measurements of CICEs weights with the Analytical Network Process method. Then, assessment indicators for each CICEs and criteria were determined as well as a mathematical model to measure CIC scores. Model evaluation and validation were performed in two case studies: in the automotive and electronic industries.
This research produced 16 CICEs, 50 criteria and 103 assessment indicators; as well as a mathematical model to measure CIC scores. The validation process showed that the currently developed model was deemed valid. This research highlighted that in order to develop continuous innovation in the Indonesian manufacturing industry, they should begin with strengthening the capabilities of leadership, establishing a strong and conducive climate and culture for innovation, and investing significantly in developing IT capability. The CIC model is a new holistic measurement model; it integrates three fundamental elements of CI capability measurement, considering all the important dimensions in a company, and is also able to explain contextual relationships between measured factors
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Wibowo
"Dipelajari efek temperatur pada persamaan keadaan materi nuklir asimetrik. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan model nuklir Walecka nonlinier diperumum dengan pendekatan medan rata-rata. Penelitian difokuskan pada studi efek temperatur pada kurva kestabilan mekanik, kestabilan kimia, dan koeksistensi fasa. Dan juga membandingkan kurva kestabilan mekanik, kestabilan kimia, dan koeksistensi fasa menggunakan parameter set yang berbeda pada temperatur tertentu.

The temperatur effect in the equation of state of asymetrik nuclear matter are studied. The Calculation are done by using generalized nonlinear Walecka nuclear model within mean field approximation. The investigation focus is on the temperatur effect of mechanical stabilty, chemical stability, and phase coexistance. And then we compare the curves of mechanical stabilty, chemical stability, and phase coexistance reproduced by different parameter set at finite temperature."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S29001
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fung, Y. C. (Yuan-cheng), 1919-
Englewood: Prentice-Hall, 1977
531 FUN f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McDonald, Patrick H.
Boston: PWS, 1995
531 MCD c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hunter, S.C.
Chichester [West] Sussex: E. Horwood ; New York : Halsted Press, 1983
531 HUN m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lai, W. Michael
Oxford: Pergamon Press, 1978
531 LAI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murakami, Sumio
"This book describes the current state of the art in damage mechanics, applying theory to typical damage and fracture problems encountered in various fields of current engineering."
Dordrecht, Netherlands: [Springer, ], 2012
e20398160
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"Dynamic Behavior of Materials, Volume 1 of the Proceedings of the 2018 SEM Annual Conference & Exposition on Experimental and Applied Mechanics, the first volume of eight from the Conference, brings together contributions to this important area of research and engineering. The collection presents early findings and case studies on fundamental and applied aspects of Experimental Mechanics, including papers on:
  1. Synchrotron Applications/Advanced Dynamic Imaging
  2. Quantitative Visualization of Dynamic Events
  3. Novel Experimental Techniques
  4. Dynamic Behavior of Geomaterials
  5. Dynamic Failure & Fragmentation
  6. Dynamic Response of Low Impedance Materials
  7. Hybrid Experimental/Computational Studies
  8. Shock and Blast Loading
  9. Advances in Material Modeling
  10. Industrial Applications
"
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20507858
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Billington, E.W.
New York : McGraw-Hill International Book Company, 1981
531.38 BIL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>