Ditemukan 56092 dokumen yang sesuai dengan query
Risa Nopianti
"
ABSTRAKBermain khususnya permainan tradisional merupakan sarana pengembangan kepribadian, karakter dan emosional seorang anak. Pada masa anak-anak bermain merupakan sebuah hak yan harus dipenuhi, apabila menginginkan anak menjadi pribadi yang baik dengan kecerdasan emosional yang tinggi dalam menghadapi diri dan lingkungan sosialnya. Namun modernisasi yang terjadi saat ini, terkadang menjadi hambatan bagi anak untuk bisa dan mampu melakukan permainan yang sarat akan nilai, makna dan fungsi, khususnya berkenan dengan fungsi peningkatan kecerdasan emosional anak. Permainan yang diteliti merupakan media pembelajaran dalam mengasah kecerdasan emosi anak merupakan jenis permainan tradisional yang bersifat kompetitif, aktif, dan dimainkan secara berkelompok. Menggunakan metode studi pustaka untuk pengumpulan data primer yang dipaparkan secara deskriptif melalui metode kualitatif. Metode Kualitatif dengan perspektif kajian psikologis, digunakan agar diperoleh hasil kajian yang valid berkenan dengan hubungan bermain dengan peningkatan kecerdasan emosional anak. Akhirnya penelitian ini menemukan bahwa, permainan tradisional dapat memberikan pengalaman sosial dan individual pada diri anak-anak yang memainkannya, sehingga mereka dapat belajar bagaimana seharusnya berinteraksi sosial dan mengelola emosinya secara benar. Kecerdasan emosional anak dapat berkembang dengan baik apabila penyesuaian pribadi dan sosial dalam menyikapi pengalaman emosi batin dan interaksi sosial yang diperolehnya tersebut dilakukan dengan cara-cara yang positif."
Bali: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
902 JNANA 22:1 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Hartono
"Sumba adalah nama salah satu pulau di bagian timur Indonesia. Berbagai tarian tradisional terdapat diselurh daerah Sumba Timur yang disajikan pada upacara ritual, pagelaran, dan acara pemerintahan yang diringi oleh nyanyian lagu-lagu adat, gong dan tambur serta alat musik dari bambu (nggu'nggi dan jung'ga au). Tidak dipungkiri bahwa dengan perkembangan dunia yang semakin global ada kekhawatiran akan memudarnya atau punah suatu bentuk tarian. Upaya pelestarian tari tradisional seperti yang dilakukan Sanggar Wai Miripu Mbokar sejak didirikan 2006 menampilkan jenis-jenis tarian tradisional Kabupaten Sumba Timur dalam bentuk masa lampau Sumba Timur sebagai Matawi Amahu Pada Njara Hamu dalam versi tarian dan lagu-lagu daerah. Sebagai bentuk ekpresi hasrat manusia akan keindahan yang dapat dinikmati oleh manusia dengan mata dan telingan."
Bali: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
902 JNANA 22:1 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Wakhyuning Ngarsih
"
ABSTRAKKearifan lokal masyarakat molo utara dalam mengelola pangan tercermin melalui beberapa hal. Diantaranya pelaksanaan ritual untuk mengawali masa tanam, sebelum panen dan sesudah panen; kepercayaan terhadap tuhan Allah dan tuhan bumi; serta pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan pangan. Kajian ini bertujuan untuk menguraikan bagaimana kearifan lokal yang dimiliki masyarakat molo utara tersebut dapat mewujudkan ketahana pangan. Proses kajian mengacu pada konsep ketahanan pangan yang ditawarkan oleh Scanlan. Kajian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi pustaka untuk mendukung data-data lapangan. Hasil kajian menunjukan bahwa berbasis kearifan lokal yang dimiliki, pada kenyataannya masyarakat molo utara dapat mencapai ketahanan pangannya sendiri. Kebijakan swasembada beras kiranya tidak dapat mengakomodir persoalan pangan yang terjadi di Indonesia. Sebaiknya kebijakan semacam ini harus digantikan oleh kebijakan baru yang lebih mengena pada masyarakat sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing wolayah yang ada di Indonesia"
Bali: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, NTB dan NTT , 2017
902 JNANA 22:2 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
I Gede Rudia Adiputra
"
ABSTRAKSetiap penganut agama mengklaim bahwa agamnya hanya mengajarkan segala hal yang baik-baik saja dan tidak mengajarkan hal-hal kejahatan, kebencian atau kedengkian. Oleh sebab itu, ketika melihat seorang atau kelompok orang penganut suatu agama berbuat kejahatan, maka para penganut agama akan berdalih bahwa bukan agamanya yang jahat, tetapi orangnya yang jahat. Argumentasi tersebut sangat logis, tetapi mana kala semakin banyak orang beragama tidak mampu membedakan antara baik dan buruk, maka itu pertanda bahwa agama tidak fungsional dalam membentuk moral masyarakat. Dewasa ini, ketika manusia telah memasuki era global yang sesungguhnya manusia harus semakin merasa adanya kesatuan dengan kesatuan dengan seluruh umat manusia di seluruh dunia, namun nyatanya kejahatan umat manusia semakin meningkat. Bahkan manusia tampak lebih suka rusuh dan berpecah belah. KEsatuan bangsa yang diupayakan dengan susah payah oleh para pendiri bangsa, namun dengan mudah diprovokasi oleh orang-orang yang tidak meilki integritas bangsa. Umat Hindu sebagai integral bangsa Indonesia harus turut aktif mengambil bagian dalam upaya membangun dan memperkokoh kesatuan bangsa. Ada banyak sekali ajaran Hindu yang tertuang dalam sruti, smriti, itihasa, purana dan lainnya mengajarkan tentang membangun kesatuan umat manusia bahkan kesatuan semesta dengan seluruh makhluk hidup. "
Bali: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
902 JNANA 22: 1 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Heri Purwanto
"
ABSTRAKReinterpretasi dan reposisi kebudayaan Bali dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab kebudayaan Bali terutama yang terkait dengan media komunikasi berupa bale kulkul sudah tidak representatif lagi mengingat mobilitas horizontal yang begitu tinggi dalam masyarakat Bali sehingga jangkaunnya sangat terbatas. Oleh karena itu perlu dailakukan reposisi dan reinterpretasi bale kulkul dengan menggunakan media baru yaitu mailing list dengan meminjam konsep nawa sanga. Media itu tidak hanya bisa diterapkan di Bali saja, tetapi juga pada tingkat nasional."
Bali: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
902 JNANA 22:1 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Laras Aridhini
"Di era yang semakin mengglobal, budaya lokal harus dipertahankan sebagai jatidiri bangsa. Kini, budaya lokal dapat disajikan melalui media sosial tanpa mengurangi nilai yang tersirat di dalamnya. Seni tari adalah salah satu wujud seni pertunjukan yang kompleks. Berbeda dengan musik nonpertunjukan yang bisa dinikmati sambil melakukan aktivitas lain. Tari dan seni pertunjukan lainnya memerlukan lebih banyak waktu bagi seseorang untuk menikmatinya karena memerlukan dimensi ruang dan waktu (Irianto, 2017). Wahana Budaya Nusantara (WBN) adalah kelompok seni yang selalu menarik minat masyarakat Belanda agar mencintai budaya Indonesia. Di dalam WBN terdapat sosok Rachma sebagai perempuan berdaya (agensi individu) yang merintis dan mengembangkan budaya Indonesia melalui berbagai jenis tarian. WBN perlu diulas dalam kajian ini agar pembaca (khususnya masyarakat Indonesia) semakin mencintai budaya nusantara. Selain itu, sosok seperti Rachma perlu dijadikan teladan dalam pelestarian budaya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi partisipasi dan wawancara daring. Sementara itu, metode analisis menggunakan studi literatur. WBN terbentuk dari gagasan Rachma dan dikembangkan bersama para anggota yang jumlahnya tidak begitu banyak. Penampilan WBN selalu dinantikan dalam setiap pasar malam dan beberapa event semi-privatProses pembelajaran selalu terjadi dalam WBN selama ini sehingga diharapkan menjadi suatu pesan semangat agar kita tidak mengenal kata terlambat untuk memulai belajar hal baru."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2020
400 JANTRA 15:2 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Febrianti
"Tiap-tiap kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan salah satu kekayaan bangsa yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Salah satu hasil dari kebudayaan tersebut adalah bangunan-bangunan tradisional seperti yang dimiliki oleh masyarakat Melayu Kampar. Bangunan tradisional ini merupakan produk/hasil dari proses adaptasi dari kebudayaan yang pada akhirnya membentuk kearifan lokal masyarakat dan menjadi ciri khas dari suatu masyarakat tersebut. Skripsi ini membahas tentang kearifan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Melayu Kampar yang dilihat dari bangunan tradisional yang dimiliki dan sejauh mana pengaruh kearifan budaya itu mempengaruhi bangunan tersebut.
Every culture in Indonesia is one of the richness of this nation that has to keep and make it away from extinction. One of the products of culture is traditional building like one of them that own by the Malay society of Kampar. Traditional building is one of the products of adaptation process of culture and at the end creates local wisdom and finally become characteristic of the society. This thesis is about local wisdom of culture that own by Malay society of Kampar from traditional building and how far the culture affects the building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52253
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Kaisiri, Elisabeth Yohana Tiene
"Tesis ini membahas tentang perempuan pedagang dan budaya lokal menghadapi persaingan pasar. Penelitian ini akan menjelaskan situasi pasar dan kondisi perempuan pedagang lokal yang merefleksikan himpitan kapitalisme dan budaya lokal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola berdagang dan strategi perjuangan perempuan pedagang lokal menghadapi himpitan kapitalisme dan budaya lokal. Penelitian ini adalah penelitian berprespektif perempuan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian menemukan bahwa persaingan pasar mempengaruhi keberadaan perempuan pedagang lokal serta peran LSM dan pemerintah dalam melindungi kepentingan kelompok perempuan telah dilakukan namun hanya sebatas pelaksanaan program. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mama-mama pedagang lokal menghadapi persaingan pasar melalui pola berdagang dan strategi perjuangan secara sederhana atau tradisional.
Perempuan pedagang lokal juga mengalami ketidakadilan gender yakni marjinilisasi, subordinasi, stereotipe dan beban ganda yang terlihat pada situasi pasar, pekerjaan perempuan pedagang lokal di pasar maupun pekerjaan domestik. Oleh karena itu penelitian ini merekomendasikan untuk mendukung perempuan pedagang lokal melalui advokasi kebijakan yang diatur dalam peraturan daerah (PERDA) terkait proteksi terhadap barang komoditi lokal serta fungsi pemasaran dan juga memastikan perempuan terlindungi dalam implementasi kebijakan UU Otonomi khusus (OTSUS) di Papua. Sehingga perempuan pedagang lokal mampu bersaing dengan pedagang pendatang.
This thesis discusses of Local Trader-women in facing the crush of capitalism and local culture. This study will clarify the picture and the situation of the market and how the influence of capitalism and local culture affected the condition of Local Trader-women. The purpose of this study is to describe the factual data on the form and the strategies of Local Trader-women's struggle in facing the pressure of capitalism and local culture. This research is a female perspective that uses qualitative approaches. The study uses in-depth interviews and participant observation. The results of the research found that capitalism and local culture affect the existence of Local Trader-women and the role of NGOs and local government in protecting the interests of women's groups have been carried out yet it was just the implementation of certain program. The conclusion of this research is Local Trader Moms ( Mama-Mama Pedagang Lokal) at Temporary Market of Mama ? Mama Papua are facing capitalism and local culture by using simple struggle strategy or traditionally. Local Trader-women are also experiencing gender inequity which is marginalization, subordination, stereotyping and double burden that is seen in the situation of the market, the work of Local Trader-women at the market as well as domestic work. Therefore, this study recommends to support Local Trader-women through advocacy of policy in Local Legislation (PERDA) related to the protection of local commodity goods as well as the marketing function and to ensure that women are protected in the in the implementation of the Law on Special Autonomy policy (OTSUS) in Papua. So that Local Trader-women are able to compete with immigrant traders."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
JIP 35(2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Andayani Listyawati
"
ABSTRACTBudaya lokal diartikan sebagai nilai lokal hasil budi daya masyarakat dari suatu daerah yang terbentuk secara diperoleh melalui proses pembelajaran dari waktu ke waktu yang diwariskan secara turun temurun. Budaya alami dan dimaksud berupa tradisi, hukum adat, pola pikir dan hasil seni. Implementasi budaya yang ada di masyarakat mengandung nilai kesetiakawanan sosial karena melibatkan interaksi antarmasyarakat. Keberadaan budaya lokal diharapkan mampu memperkuat nilai kesetiakawanan sosial masyarakat selanjutnya terbentuk ketahanan sosial. Hal ini mendorong dilaksanakan kajian tentang budaya lokal sebagai upaya memperkuat nilai kesetiakawanan sosial di masyarakat yang disajikan secara deskriptif. Melalui teknik wawancara, pengamatan, dan telaah dokumen serta dianalisis secara kualitatif disimpulkan bahwa masyarakat Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan masih melaksanakan budaya lokal dengan ditunjukkan keterlibatan masyarakat untuk berpartisipasi."
Yogyakarta: B2P3KS, 2017
300 JPKS 16:1 (2017)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library