Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134157 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ita Kurnia Sholihah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efek dari pendanaan kredit bank terhadap nilai tambah industri pengolahan di Indonesia. Penelitian menggunakan data dari level subsektor industri pengolahan. Data yang digunakan adalah kredit subsektor, nilai tambah, tenaga kerja, modal tetap, upah minimum, nilai tukar dan produk domestik bruto. Periode penelitian tahun 2002-2012 dan menggunakan metode estimasi Two-Stage Least Square dengan Fixed Effect. Hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari pendanaan kredit bank dalam mendorong nilai tambah industri pengolahan di Indonesia."
Jakarta: Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Universitas Indonesia (MPKP-FEUI), 2014
338 UI-JKE 9:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Kurnia Sholihah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pembiayaan kredit bank terhadap nilai tambah industri pengolahan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data level sub sektor industri pengolahan. Data yang digunakan yaitu: data kredit sub sektor (bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan); data nilai tambah, jumlah tenaga kerja, modal tetap (bersumber dari Industri Besar Sedang, Badan Pusat Statistik); dan data upah minimum, nilai tukar, dan Produk Domestik Bruto (bersumber dari Badan Pusat Statistik). Periode penelitian yaitu tahun 2002 - 2012. Metode estimasi yang digunakan adalah Two-Stage Least Square dengan Fixed Effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan kredit bank berpengaruh signifikan mendorong nilai tambah industri pengolahan di Indonesia.

This study aims to measure the effect of bank credit financing to value-added of manufacturing industry in Indonesia. This study uses the data of manufacturing industry sub-sector level. The data used are: sub-sector credit (source: Financial Services Authority); value added, labor, fixed capital (source: Large dan Medium Industry, the Central Bureau of Statistics); and the minimum wage, the exchange rate, and the Gross Domestic Product (source: the Central Bureau of Statistics). The study period is 2002 - 2012. The estimation method used is a Two-Stage Least Square with Fixed Effect. The results showed that the significant effect of bank credit financing to encourage value-added manufacturing industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossar Maries
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur respon yang ditimbulkan oleh fluktuasi masing-masing variabel ekonomi makro terhadap DPK yang dihimpun dan pembiayaan yang disalurkan. Dan untuk mengetahui variabel ekonomi makro mana, yang memberikan pengaruh yang dominan terhadap DPK yang dihimpun dan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah. Variabel ekonomi yang digunakan adalah inflasi, kurs, M2, dan SBI-satu bulan. Data-data yang digunakan adalah data-data time series 2003 sampai dengan 2007 yang berasal dari Statistik Perbankan Syariah dan Statistik Ekonomi Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode Vector Auto Regressive (VAR). Metode VAR umumnya digunakan untuk mempelajari dinamika variabel tertentu setelah terjadinya shock atau perubahan pada perekonomian. Analisis yang lebih ditekankan pada penelitian ini adalah analisis Impulse Response Function dan Variance Decomposition. Kedua analisis tersebut berguna untuk mempelajari perilaku shock suatu variabel dan variabel manakah yang paling dominan dalam menjelaskan variabel yang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing variabel ekonomi makro mempunyai pengaruh yang kecil terhadap terhadap DPK yang dihimpun dan pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah. Dan masing-masing variabel ekonomi makro tidak mempunyai pengaruh yang dominan terhadap DPK yang dihimpun dan pembiayaan yang disalurkan.

This research is aimed to identify and determine responses caused by fluctuation of each macroeconomics variable to the third party funding and financing. It is also to figure which macroeconomic variable having dominant influence to the funding and financing disbursed by Islamic banking. The variables used are inflation, exchange rate, M2, and Bank Indonesia Certificate ? one month. Data used in this research are time series data from 2003 to 2007 taken from the Statistics of Islamic Banking and Statistics of Indonesian Economy.
Methodology used in this research is Vector Auto Regressive (VAR). VAR is generally used to study certain variables dynamics after shock or economic changes occur. The analysis focused on this research is Impulse Response Function and Variance Decomposition analysis. Both analysis is appropriate to study the shock behaviour of certain variable and which variable has dominant influence in explaining the others.
The result of this research shows that each macroeconomics variable has minor influence to the third party deposits and financing disbursed by Islamic banking. Also, each macroeconomics variable does not have dominant influence to the third party funding and financing."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25359
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Junaidi
"ABSTRAK
Indonesia is grouped in a small country, as Indonesia's market share of milk commodity is less than 0.05 7 in the world market (1987), and Indonesia cannot influence the world price of milk. From 1978 until now, Indonesia has been conducting inward looking policy by controlling milk imported by the milk industry. The government regulates local content requirement for the industry's milk raw material. Every milk raw material imported by the industry must be guaranteed by local fresh milk, it is known by Ratio Policy. Restriction of raw material milk imported by the industry has a tendency more tight than 10-year ago, and it caused milk scarcity in the domestic market. Coefficient of income elasticity of milk demand in Indonesia is 2.3, it said that each increasing one percent of income, demand for milk must increases 2.3 percent. In fact GNP per head has a tendency increasingly, but it is contradiction that rate of milk consumption per head has a tendency decreasingly. It is as a description for milk consumption, an Indonesian consumes milk is about 4.23 kg/year in 1978 and compared to 1990 is about 4.08 kg/year. Government of Indonesia also protects the domestic milk industry through instrument of tariff and non-tariff barriers. Average of rate of nominal tariff for final goods between 30 until 40 percent, and intermediate input is about 22.84 percent.
In other side, the government controls local content requirement (semi quota) through the Ratio Policy. By using the Ratio Policy, average of rate of real nominal tariff approach 270 percent. The fact, domestic milk price is higher than world milk price. The effective rate of protection (ERP) received by the milk industry is almost 345 %. The rill ERP is higher than nominal tariff, and it indicates protection of milk commodity in Indonesia is aimed to protect final goods and milk industry not farmers as suppliers? local fresh milk. 19 medium and large milk factories control a large number of final goods, and the market structure is oligopoly. Variable of dairy cows correlates and influences significantly the supply side of milk production, that means the rate of productivity a dairy cow from 1978 - 1990 increase sharply. But the productivity of dairy cow in Indonesia is still less than in the United Stated. Variables of GNP per head and Ratio Policy, and Price of milk influence significantly to the demand side.
Study recommends 1) The Real Effective Rate of Protection for milk industries must be decreased by relaxing or Ratio Policy; 2) Productivity of dairy cows have to increase through improving management at farmers level and nutrient for the cows; 3) In conducting Ratio Policy needs considering national growth of population and rate of consumption of people; 4) The milk industries must keep to obligate to absorb all local fresh milk produced by the farmers.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Hepy S.
"Permasalahan dalam industri perbankan sebelum adanya deregulasi, memperlihatkan bahwa kelompok bank-bank pemerintah menduduki posisi monopoli dalam pasar perkreditan. Pengendalian pemerintah atas sister keuangan yang distortif ini menciptakan financial repression, sehingga akhirnya pemerintah melakukan deregulasi di bidand perbankan Juni 198.3. Namun demikian deregulasi ini belum menyentuh market entry di sektor perbankan. Tahun 1988 pemerintah melakukan deregulasi lagi yang dikenal dengan Pakto 1988, dimana pemerintah mempermudah ekspansi dan market entry bank-bank. Hal ini memungkinkan masuknya bank-bank asing maupun bank asing campuran ke dalam industri perbankan Indonesia, sehingga mempengaruhi perubahan konsentrasi dalam industri perbankan Tulisan ini mengaplikasikan teori organisasi industri dengan model persamaan konsentrasi Kang Rae Cho, yang akan melihat pengaruh dan kehadiran bank-bank asing dalam industri perbankan Indonesia. Struktur data yang diqunakan dalam skripsi ini merupakan data kwartalan dari periade tahun 1987 - 1994. Tehnik pengujian model dalam penulisan ini mempergunakan tehnik ekonometri dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan dengan mememenuhi asumsi-asumsi klasiknya, maka metode OLS .ini merupakan penaksir terbaik tidak bias. Dalam menganalisa tingkat konsentrasi perbankan ada lima faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat konsentrasi dalam industri perbankan yaitu size pasar, economies of scale dan capital intensity bank-bank, jumlah bank-bank lokal dan asing, kehadiran bank-bank acing (foreign banking presence), serta kebijakan pemerintah yang merupakan entry control. Dari hasil pengujian ternyata hanya variabel jumlah bank-bank yang tidak mempengaruhi perubahan tingkat konsentrasi. Kehadiran bank-bank asing selain mempengaruhi tingkat konsentrasi, Juga meningkatkan efisiensi ekonomi dan kompetisi dalam di dalam industri perbankan Anjuran pemerintah yang menghimbau bank-bank untuk merger, bisa memperbaiki kondisi bank-bank yang tidak sehat, namun apabila merger dilakukan antar bank-bank dalam sate grup, dapat meningkatkan konsentrasi perbankan, sehingga terpusatnya kekuatan pada grup bank tertentu ini cenderung menimbulkan oligopoli dalam industri perbankan Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aruan, Danielle C.D.
"Penelitian ini menganalisa dampak kompetisi industri perbankan terhadap penyaluran kredit dan suku bunga kredit usaha UMKM di tiap provinsi Indonesia periode tahun 2013 sampai dengan 2018. Banyak studi empiris yang menyatakan bahwa tingkat kompetisi berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Penelitian ini menggunakan dua ukuran kompetisi yaitu concentration ratio dan Herfindahl-Hirschman Index, namun hasil dari kedua ukuran tersebut berbeda terhadap penyaluran kredit UMKM. Adapun, kompetisi industri perbankan tidak berpengaruh terhadap suku bunga kredit UMKM. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang mempertimbangkan contestability dalam industri perbankan sebagai ukuran kompetisi dan adanya rigiditas perubahan suku bunga kredit dalam pasar yang berkonsentrasi tinggi.

This paper address the affect of banking industry competition on credit distribution and interest rates for micro, small and medium enterprises (MSME) in Indonesia during the period of 2013 until 2018. Many studies has proven that competition in bank level affect the credit distribution. This study uses two competition measures namely concentration ratio and the Herfindahl-Hirschman Index, but the results of the two measures differ from the distribution of MSME loans. Meanwhile, the banking industry competition has no effect on MSME credit interest rates. This supports previous research that considers contestability in the banking industry as a measure of competition and the rigidity of changes in lending rates in highly concentrated markets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syamsudin
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Sejak peluncuran paket Juni 1993 dan Mei 1995 mengenai
deregulasi otomotif, harga otomotif yang semula diharapkan turun
ternyata tidak terjadi seperti yang diharapkan. Memang setelah
paket Mei 1995 terjadi penurunan harga pada banyak merk mobil,
akan tetapi penurunan yang terjadi tidak begitu berarti.
Pasar industri kendaraan bermotor, khususnya mobil di
Indonesi a terrnasuk suatu fenomena yang unik. Situasi
perekonomian bukan merupakan satu-satunya faktor yang rnutlak
yang menentukan pola pembelian mobil. Banyak faktor yang turut
mempengaruhi. Sering terjadi permintaan mobil meningkat di kala
trend perekonomian menurun. Pasaran industri otomotif tampaknya
akan semakin semarak dengan keluarnya Inpres No. 02/1 996 tanggal
19 Pebruari 1996 yang antara lain melahirkan hak pembuatan mobil
nasional kepada PT Timor Putra Nasional. Pernbuatan mobil
nasional ini diperkirakan akan rnenurunkan harga mobil, terutama
untuk sedan kelas 1600 cc ( dirnana sedan Timor berada). Dengan
adanya penurunan harga ini maka dapat diproyeksikan bahwa
permintaan akan mobil, terutarna untuk jenis sedan akan rneningkat
pada masa-rnasa mendatang. Dengan k ondisi ini, maka peluang
dalam bisnis otomotif tetap menjanjikan tingkat keuntungan yang
baik. Untuk lebih meningkatkan keuntungan, pengusaha otomotif di
Indonesia umumnya menguasai usaha dari hulu (pabrik komponen dan
perakitannya), hingga kegiatan distribusinya.
Tingginya permintaan akan kendaraan bermotor diatas,
mendorong salah satu perusahaan karoseri di Jawa Tengah, yaitu
PT Mekar Armada Jaya, untuk mendirikan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang pembiayaan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Selain alasan tersebut, maka rencana pendirian mi merupakan
kelanjutan dan kegiatan Divisi Kredit perusahaan yang selama
ini dalam skala kecil telah melayani pembelian kendaraan dengan kredit dari dealer-dealer perusahaan di daerah Magelang dan sekitarnya, yang mana kegiatan tersebut menunjukkan peningkatan.
Lonjakan kegiatan dari Divisi Kredit tersebut, mendorong
perusahaan untuk mendirikan secara terpisah suatu perusahaan
pembiayaan konsumen dengan badan hukum sendiri, yaitu PT Armada Finance. Mengingat cukup tingginya investasi yang diperlukan, maka PT Armada Finance mengadakan kerjasama pembiayaan dengan bank untuk mendanai sebagian kebutuhan dananya. Prinsip kerjasama yang akan dijalankan oleh PT Armada Finance dan bank adalah dengan joint financing, dimana total pembiayaan kendaraan setelah dikurangi dengan pembayaran uang muka konsumen akan dibagi dalam prosentase tertentu antara PT Armada Finance dan bank. Bank utarna yang direncanakan untuk kerjasama tersebut adalah salah satu bank pemerintah.
Selain permasalahan pendanaan proyek, maka hal lain yang
harus diperhatikan oleh perusahaan adalah ketatnya peraturan
pemerintah dalam mengawasi kegiatan industri pembiayaan. Hal ini dikarenakan industri pembiayaan ikut mempengaruhi stabilitas moneter. Pada tahun 1995 telah keluar kebijakan yang antara lain menghentikan izin baru bagi perusahaan yang akan bergerak dilembaga pembiayaan. Ketentuan lain yang penting adalah mengenai permodalan, dimana jumlah modal yang disetor atau simpanan pokok dan simpanan wajib Perusahaan Pembiayaan adalah sebesar
a. Perusahaan Swasta Nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp
10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah);
b. Perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp
25.000.000.000 (dua puluh lima milyar rupiah);
c. Koperasi sekurang-kurangnya Rp 5.000.000.000 (lima rnilyar
rupiah);
yang harus dipenuhi dalam waktu 3 tahun sejak berlakunya putusan tersebut atau sejak mendapatkan izin.
PT Armada Finance memperoleh izin usaha pada akhir tahun
1994. Dengan modal disetor awal sebesar Rp 2.000,0 juta, maka
perusahaan merencanakan pada tahun I operasionalnya dapat
merealisjr sekitar 913 perjanjian kredit, dengan total
pembiayaan sebesar Rp 21.500,0 juta. Dari jumlah mi sebesar
20,0% atau Rp 4.300,0 juta akan dibiayai dengan uang muka dan
konsumen, 70,0% atau Rp 15.050,0 juta akan dibiayai dari kredit modal kerja bank, dan sisanya sebesar 10,0% atau Rp 2.150,0 juta dibiayai dari modal sendini perusahaan.
Dari proyeksi keuangan, maka tenlihat bahwa pada tahun I
operasional perusahaan bisa mendapatkan laba sebelum pajak
sebesar Rp 102,6 juta, tahun II sebesar Rp 1.274,3 juta, tahun
III sebesar Rp 2.077,4 juta, tahun IV sebesar Rp 2.409,5 juta
dan tahun V sebesar Rp 2.565,2 juta. Dari internal fund
generated tersebut dan ditambah dengan setoran modal yang
dilakukan oleh perusahaan, maka pada akhir tahun ketiga
operasional perusahaan sudah bisa mengakumulasikan modal
sejumlah Rp 10.403,6 juta. Dari analisa keuangan dan didukung
oleh analisa SWOT, maka diperkirakan perusahaan akan mampu masuk dalam posisi 20 besar perusahaan pembiayaan swasta nasional di Indonesia yang membiayai KKB.
Lingkungan yang sangat besar pengaruhnya terhadap
industri pembiayaan yang dimasuki perusahaan adalah lingkungan
remote dan operasional. Dukungan penuh dari group perusahaan
yang sudah lama bergerak dalam bidang industri karoseni,
diharapkan akan dapat membantu kelancaran operasional
perusahaan, baik dalam mengantisipasi persaingan maupun
kebijakan pemenintah yang begitu ketat mengatur industni mi.
Selain arialisa keuangan diatas, maka hasil analisa
lingkungan usaha dengan mempertirnbangkan kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal, menunjukkan bahwa rencana investasi proyek mi layak untuk dibiayai. Pendirian perusahaan ini juga mempunyai dampak sosial yaitu berupa penciptaan lapangan kerja dan memberikan tambahan pendapatan bagi negara berupa pajak.
Untuk pengembangan perusahaan, maka hendaknya pengurus
perusahaan mengkonsentrasikan secara penuh dalam pengelolaan
bisnisnya tanpa harus menjalankan perusahaan-perusahan lain dan group perusahaan. Hal mi untuk mejnbangun suatu company image yang kuat. Mengingat usaha KKE merupakan usaha jasa, maka hendaknya perusahaan menanamkan suatu service excellent dalam diri setiap pegawai perusahaan. Selain itu kegiatan pemasaran sangat perlu digalakkan. Untuk tahap pertama, mungkin perusahaan harus banyak melakukan pendekatan langsung kepada sebanyak mungkin dealer kendaraan bermotor.
Dalam pengembangan perusahaan, maka strategi yang dapat
digunakan oleh perusahaan adalah strategi integrasi. Untuk itu
maka akumulasi dana yang dihasilkan sebaiknya digunakan untuk
memperbanyak dealer perusahaan. Dalam rangka bersaing, maka
strategi yang bisa digunakan adalah strategi cost leadership.
Strategi mi ditempuh dengan mencari sumber dana yang semurahmurahnya, sehingga perusahaan bisa mengambil spread yang tinggi dari konsumen atau membebankan tingkat bunga yang lebih rendah dari saingan. Untuk itu perlu dijaga hubungan baik dengan kreditur dalam rangka mendapatkan credit line.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrinaldy Darmansyah
"Krisis ekonomi dan moneter telah melanda Indonesia sejak tahun 1998. Dunia usaha dituntut untuk memulihkan dan mengembangkan perekonomian negara kita. Satu hal yang tampak menonjol dari krisis tersebut adalah munculnya fenomena pergeseran peran pendorong kegiatan ekonomi Indonesia dari para pelaku ekonomi berskala besar (conglomerates and corporates) kepada para pelaku ekonomi berskala mikro, kecil dan menengah atau biasa disebut Unit Mikro Kecil Menengah atau UMKM. Peran UMKM sangat diharapkan bisa meningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, namun masih ada beberapa kendala.Banyak UMKM yang feasible namun tidak bankable, sehingga akhirnya mereka harus menerima kenyataan bahwa usahanya akan tetap kerdil. Seharusnya tidak ada lagi kesulitan bagi UMKM untuk mengakses kredit ke pihak perbankan mengingat Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Sebagai jalan keluar, pengusaha kecil akhirnya membentuk organisasi atau kelompok swadaya daya lembaga pembiayaan. Tujuannya, memberdayakan pengusaha/pengrajin kecil atau super mikro untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat umumnya. Pelaku ekonomi menggabungkan diri dalam kegiatan arisan atau perkumpulan keuangan SIMPAN PINJAM atau BMT Balai Mandiri Terpadu yang umumnya bersifat memprioritaskan kepedulian terhadap pengusaha/pengrajin mikro.
Gambaran bagaimana UMKM mengatasi problema untuk memperoleh kemudahan dalam pembiayaan usahanya, bagaimana pemerintah seharusnya menerbitkan landasan hukum, sistem dan mekanisme yang kesemuanya terpadu untuk menjembatani agar kesenjangan antara kebijakan dan pendekatan sektor perbankan dengan karakteristik dan kondisi riil usaha kecil dapat teratasi, merupakan pekerjaan rumah baru bagi pemerintah yang disumbang tesis ini. Dari eksistensi lembaga pembiayaan ini nampak adanya keharusan untuk membuat regulasi mengenai sistem dan mekanisme guna meningkatkan akses usaha kecil kepada kredit perbankan. Regulasi sangat diharapkan agar tujuan mewujudkan, mengintegrasikan atau menghubungkan beberapa unsur pokok yang diperlukan dalam sebuah sistem dan mekanisme dapat terpadu. Unsur-unsur tersebut terdiri dari bank yang khusus didirikan untuk memberi kredit kepada usaha kecil. Lembaga yang memberikan penjaminan atas kredit yang diberikan kepada usaha kecil dan lembaga untuk mengkoordinasikan semua kegiatan pembinaan dan pemberian teknis kepada usaha kecil. Untuk mewujudkan sistem dan mekanisme tersebut diperlukan perubahan pada peraturan perundang-undangan yang ada, khususnya Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang Usaha Kecil serta peraturan pelaksanaannya.Semoga"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T37799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Didy Alamsyah
"Kesadaran serta kesamaan pandangan dalam melihat risiko perbankan secara internasional telah menciptakan suatu kesepakatan dalam cara pengelolaan risiko perbankan. Kesepakatan yang dimaksud adalah Basel. Kesepakatan Basel tentang risiko perbankan telah berkembang menjadi tolak ukur bagi bank sentral di berbagai negara dalam merancang regulasi manajemen risiko perbankan yang berlaku pada negara masing-masing. Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia telah membuat serangkaian regulasi yang terkait dengan manajemen risiko yang mengacu kepada kesepakatan Basel. Salah satunya adalah manajemen terhadap risiko kredit. Risiko kredit dikenal sebagai kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan bayar debitur kepada kreditur. Mengingat risiko kredit berkorelasi dengan risiko perbankan yang lain dan dapat menciptakan krisis likuiditas pada perbankan, maka perbankan harus memperhatikan manajemen risiko terhadap kredit perbankan yang diantaranya melalui persiapan kebijakan dan prosedur secara tertulis, pengawasan terhadap modal dan aktiva kreditnya, sampai membatasi kredit-kredit yang dapat merugikan bank.

Awareness and similarity of views in the view of the risk of banking has crealed an International agreement in the way banks manage risk. An agreement is referred to Basel. Basel agreement on the risk of banking has developed into decline measure for Central banks in various countries in designing risk management banking regulations that apply to the respective countries. Bank Indonesia as the central bank in Indonesia has made a series of regulations associated with the risk management refers to the Basel agreement. One is the management of credit risk Credit risk known as losses caused by the failure of deblors to pay creditors. Given the risk correlated with credit risk that banks and others can create liquidity in the banking crisis, the bank must pay attention to risk management credit among banks through the preparation of policies and procedures in writing, supervision of Capital assets and credit, to restrict credits which can be harm the bank."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25890
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Didy Alamsyah
"Kesadaran serta kesamaan pandangan dalam melihat risiko perbankan secara internasional telah menciptakan suatu kesepakatan dalam cara pengelolaan risiko perbankan. Kesepakatan yang dimaksud adalah Basel. Kesepakatan Basel tentang risiko perbankan telah berkembang menjadi tolak ukur bagi bank sentral di berbagai negara dalam merancang regulasi manajemen risiko perbankan yang berlaku pada negara masing-masing. Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia telah membuat serangkaian regulasi yang terkait dengan manajemen risiko yang mengacu kepada kesepakatan Basel. Salah satunya adalah manajemen terhadap risiko kredit. Risiko kredit dikenal sebagai kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan bayar debitur kepada kreditur. Mengingat risiko kredit berkorelasi dengan risiko perbankan yang lain dan dapat menciptakan krisis likuiditas pada perbankan, maka perbankan harus memperhatikan manajemen risiko terhadap kredit perbankan yang diantaranya melalui persiapan kebijakan dan prosedur secara tertulis, pengawasan terhadap modal dan aktiva kreditnya, sampai membatasi kredit-kredit yang dapat merugikan bank.

Awareness and similarity of views in the view of the risk of banking has crealed an International agreement in the way banks manage risk. An agreement is referred to Basel. Basel agreement on the risk of banking has developed into decline measure for Central banks in various countries in designing risk management banking regulations that apply to the respective countries. Bank Indonesia as the central bank in Indonesia has made a series of regulations associated with the risk management refers to the Basel agreement. One is the management of credit risk Credit risk known as losses caused by the failure of deblors to pay creditors. Given the risk correlated with credit risk that banks and others can create liquidity in the banking crisis, the bank must pay attention to risk management credit among banks through the preparation of policies and procedures in writing, supervision of Capital assets and credit, to restrict credits which can be harm the bank."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2009
T37329
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>