Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42177 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuliastuti
"ABSTRAK
Informasi bawah permukaan menjadi krusial dalam menentukan kelayakan tapak PLTN yang aman dari bahaya eksternal. Survey gravitasi yang menghasilkan informasi densitas, penting untuk memahami struktur bawah permukaan. Namun demikian, informasi densitas yang terkoreksi lebih atau kurang akan menyebabkan kesalahan interpretasi. Untuk itu, koreksi densitas dalam bentuk densitas rata-rata dekat permukaan atau densitas Bougeur, penting untuk dilakukan perhitungan. Tujuan penelitian adalah melakukan estimasi dan menganalisis densitas bougeur menggunakan metode nettleton ditapak PLTN banten. Metodologi yang digunakan adalah metode nettleton yang diaplikasikan pada tiga posisi pemotongan (A-B, A-C, dan A-D) dengan asumsi densitas 11700-3300kg/m3. Metode nettleton didasarkan pada nilai korelasi minimum antara anomali gravitasi dan topografi alam menentukan koreksi dentitas bouger. Hasil menunjukkan bahwa metode nettleton gagal pada A-B yang meliputi area topografi yang sangat beragam. "
Jakarta: Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN). Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2017
530 JPEN 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Plutonium (Pu) and minor actinedes (MA) recycling in standard BWR with equilibrium burnup model has been studied..."
ITJOSCI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Hardiyanto
"The functional of control rod blade nuclear reactor is stabilized device and controlling for nuclear chain reaction also the flux of thermal neutron in reactor chamber. Selecting materials based on Sr2 AI,;OV for multipurpose research reactor 50 megawatts determined by Ising Model software and programming written in Modula's language. This software consists are 4 main programmes and 38,700 sub-programmes. By simulation of Ising Model found Sr2 A1202, material.
Based on Sr2 AI202_7, had been tested by Magnetic Stirrer equipment and combined with Ising Model expressed the material is Sr2 A12O1.8 . This material shown the strength of thermal neutron flux absorbed about 2.1 x 105 - 1.8 x 106 currie/mm. The values of Electrical Conductivity is 26.62 - 29.98 in 800° - 890° C temperature, however at 2.1 x 10' currielmmn thermal neutron flux condition is 29.44 -- 37.98 values in IAEA standard. At 450 testa magnetic field and 2.1 x 105 currie/mm thermal neutron absorber, the crystallization structure reduction is 6.88% until 10.95% for 25 years period in 45.7 megawatts.
At present material is Zr-4 was substituted by this material, however the cost more cheaper than Zr-4. According datas, then the manufacturing design for control rod blade is investment casting and adhesive bounding with Sr2O2 substance for lining substance processes, compare with present material is casting and welding processes. The value of cubical raiser with sides 1.25 cm has the AIIV ratio as 4.8 cm' l (in standard is 4.1 cnf-') with the volume shrinkage of solidification is 3% for casting process. At joining has the radial tensile stress at the front hub fillet measuring 222 N/mm2 (in standard is 180 NImm2) and the value of tensile test is 405 MPa, meanwhile the standard around 390 MPa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T2796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Ratnasari
"Telah dilakukan analisis hasil pemeriksaan Renogram Ginjal di Instalasi Kedokteran Nuklir RSP-Pertamina pada 30 pasien menggunakan metode Cacahan Kamera Gamma dengan Tc-99m DTPA. Mekanisme ini bertujuan untuk mencari korelasi dari ERPF dengan GFR menggunakan analisis Schlegel pada ERPF, dan analisis Gates pada GFR, serta mencari faktor koreksi untuk kedua variabel tersebut. Dari proses pengolahan data menggunakan analisis statistik Pearson, didapatkan hasil dengan korelasi positif pada semua data, dengan nilai ERPF dan GFR (display) menunjukkan Strongly Positive Correlation (r = 0.82 dan nilai p < 0.05), dengan Deviasi Standar sebesar 27.58 dan 107.64 untuk GFR dan ERPF (display) secara berturut-turut.

Analysis of kidney renogram has been performed at Nuclear Medicine Unit RSP-Pertamina to thirty patient images acquired using gamma camera with counting method using Tc-99m DTPA. The purpose of this study was to find the correlation from ERPF with GFR using Schlegel analysis for ERPF, Gates analysis for GFR, as well as to find correction factor between both variables. Pearson?s statistical analysis resulted on Positive Correlation for all data, with ERPF and GFR (display) showing Strongly Positive Correlation (r = 0.82; p-value < 0.05). Standard deviation was found to be 27.58 and 107.64 for GFR and ERPF (display), respectively.
"
Depok: Unversitas Indonesia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2015
S59876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Puni Rijanti
"Sistem kelistrikan Jawa-Bali pernah mengalami krisis sampai pertengahan tahun 2009, sumber: Kompas, Sabtu 31 Mei 2008. Pemadaman tidak bisa dihindari karena kapasitas pembangkit PLN tidak bertambah secara signifikan. Dengan pertumbuhan konsumsi listrik di atas 6 persen, cadangan daya pun terus tergerus. Rata-rata pertumbuhan pemakaian listrik pada kuartal I-2008 mencapai 6,8 persen, sementara target pertumbuhan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2008 hanya 1,9 persen. Dengan menggunakan patokan pertumbuhan itu pula, pemerintah menetapkan kuota bahan bakar minyak (BBM) untuk PLN sebanyak 9,1 kiloliter. Sementara itu, realisasi pemakaian BBM sampai April 2008 sudah mencapai 3,651 juta kiloliter atau 42,24 persen dari kuota. Cadangan daya tergerus menjadi 25 persen dari batas yang seharusnya 40 persen.
Sistem kelistrikan Jawa-Bali mengalami defisit 800-900 MW, yang mengakibatkan pemadaman bergilir di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali. Defisit disebabkan beberapa hal antara lain penurunan daya di sejumlah pembangkit PLN dan Swasta, kenaikan beban pemakaian listrik di Jawa-Bali, serta ketidaklancaran pasokan BBM ke pembangkit PLN. Hal ini terjadi karena masih dominan menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Cadangan bahan bakar fosil lama kelamaan akan habis kalau tidak disiasati dalam pemakaiannya. Penggunaan bahan bakar fosil ini pula yang dapat meningkatkan kadar emisi CO2 dan SO2 yang merupakan pemicu adanya pemanasan global.
Kajian ini bertujuan untuk melihat rencana optimasi pengambangan pembangkit listrik Jawa Bali dengan membandingkan pemakaian batubara dan nuklir bila dilihat dari nilai fungsi obyek, LOLP, emisi CO2 dan SO2. Diaman hasil tahun keluaran PLTN akan dipakai untuk perhitungan aliran daya bila PLTN masuk ke sistem Jawa Bali dan membandingkan rencana lokasi penempatan PLTN yaitu Banten dan Semenanjung Muria.

Electrical systems Java-Bali has experienced a crisis until the mid-2009, source: Kompas, Saturday, May 31, 2008. Extinction cannot be avoided because of PLN's generating capacity has not increased significantly. With electricity consumption growth above 6 percent, the reserves were dwindling resources. The average electricity consumption growth in the first quarter of 2008 reached 6.8 percent, while the growth target in the Budget Revenue and Expenditure (Budget) in 2008 only 1.9 percent. By using the same standards that growth, the government set a quota of oil fuel (BBM) to PLN 9.1 of kiloliters. Meanwhile, the realization of the use of fuel until April 2008 has reached 3.651 million kiloliters, or 42.24 percent of the quota. Backup power eroded to 25 percent of the limit should be 40 percent.
System of Java-Bali electricity deficit 800-900 MW, which resulted in rotating blackouts in the area of Banten, DKI Jakarta, West Java, Central Java, East Java, Yogyakarta and Bali. The deficit caused by several things including a decrease in the number of power plants and private sectors, an increase in electricity consumption load in Java-Bali, and the smooth fuel supply for power plants. This happens because it is still the dominant power plants using fossil fuel. Fossil fuel reserves will run out over time if not saving in its use. The use of these fossil fuels also can increase the levels of CO2 and SO2 emissions which are the trigger of global warming.
This study aims to look at plans floating power plant optimization Java and Bali by comparing the use of coal and nuclear when viewed from the value of object function, LOLP, CO2 and SO2 emissions. The results in output of nuclear power plants will be used to calculate the flow of power when nuclear power plants into the Java-Bali system and compare the plans of where to place nuclear plants Banten and Muria Peninsula.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26713
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pryawrata Putera Moniaga
"Kejadian Station Blackout pada PLTN Fukushima daiichi membuat penelitian sistem keselamatan pasif pada sistem keselamatan nuklir menjadi lebih dikembangkan dan diterapkan. Penggunaan fenomena sirkulasi alam pada sistem keselamatan nuklir sudah menjadi perhatian bagi para peneliti didunia. Fokus penelitian adalah peneliti mampu mengkarakterisasi distribusi temperatur, mengkarakterisasi laju aliran massa dan mampu menghubungkan bilangan tidak berdimensi seperti bilangan Reynolds, bilangan Grashof dan rasio geometri menggunakan fasilitas eksperimen skala besar FASSIP-02. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan metode pemanasan fluida kerja pada tangki pemanas selama periode tunak 5 jam pada masing-masing setting temperatur 50 oC, 60 oC, 70 oC, 80 oC, dimana metode pemanasan yang digunakan adalah pemanasan secara langsung ke fluida kerja di dalam Water Heating Tank. Berdasarkan hasil eksperimen didapatkan bahwa aliran sirkulasi alami berada pada rezim aliran turbulen dengan nilai bilangan Reynolds diantara 5233,77 – 13676,45. Korelasi baru bilangan tak berdimensi adalah Re = 2,89 [Gr/NG]^0,348 .

The Station Blackout incident at the Fukushima Daiichi NPP made the research of passive safety sistems in nuclear safety sistems more developed and applied. The use of natural circulation phenomena in nuclear safety sistems has become a concern for researchers in the world. The focus of the research is that researchers are able to characterize temperatur distribution, characterize mass flow rates and are able to relate non-dimensional numbers such as Reynolds number, Grashof number and geometry ratio using FASSIP-02 large-scale experimental facilities. Experiments were conducted using the method of heating the working fluid in the heating tank for a steady period of 5 hours at each temperatur setting of 50 oC, 60 oC, 70 oC, 80 oC, where the heating method used was direct heating to the working fluid inside the WHT. Based on the experimental results, it is found that the natural circulation flow is in the turbulent flow regime with Reynolds number values between 5233.77 - 13676.45. New correlation for Non-Dimensional Number is Re = 2,89 [Gr/NG]^0,348."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Werdi Putra Daeng Beta
"Energi nuklir telah dimanfaatkan di Indonesia untuk berbagai kegiatan. Pemanfaatan energi nuklir harus memperhatikan keamanan dan keselamatan masyarakat dan lingkungan. Dampak lingkungan dari operasi reaktor adalah risiko meningkatnya gross radioaktivitas lingkungan, risiko terlepasnya radionuklida ke lingkungan, risiko pemajanan radiasi pada para pekerja dan pada masyarakat sekitar. Semua risiko tersebut harus dikendalikan pada kondisi yang tidak membahayakan pekerja, masyarakat sekitar dan lingkungan. Oleh karena itu, untuk mengendalikan risiko-risiko tersebut diperlukan sistem peringatan dini.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem peringatan dini reaktor nuklir dalam menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat dan lingkungan. Selain itu ada 3 tujuan khusus, yaitu: (1) Untuk mengetahui pengaruh parameter daya reaktor terhadap kemungkinan kejadian kedaruratan nuklir; (2) Untuk mengetahui pengaruh parameter pendingin primer terhadap kemungkinan kejadian kedaruratan nuklir; dan (3) Untuk mengetahui apakah sistem peringatan dini dapat mencegah pencemaran lingkungan disebabkan oleh kecelakaan nuklir.
Adapun hipotesis claim penelitian ini adalah:
a) Terdapat hubungan yang positif antara parameter daya reaktor dengan kemungkinan terjadinya kedaruratan nuklir.
b) Terdapat hubungan yang positif antara parameter pendingin primer reaktor dengan kemungkinan terjadinya kedaruratan nuklir
c) Sistem peringatan dini reaktor nuklir bekerja secara efisien dan efektif.
d) Sistem peringatan dini reaktor dapat mencegah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kecelakaan nuklir.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan simulasi sistem reaktor nuklir. Metode penelitian dilakukan dengan pengamatan atau observasi data lapangan maupun simulasi di laboratorium dan menjalankan program perhitungan permodelan sebaran radionuklida di lingkungan. Sifat penelitian adalah kuantitatif, deskriptif analitik.
Teknik analisis data dilakukan dengan pengkajian keselamatan deterministik (deterministic safely assessment, atau disingkat DSA) berdasarkan spesifikasi teknis dan sistem dengan pengujian 2 variabel babas yang ditinjau dalam penelitian ini mempunyai nilai detenninistik terbesar yang mengakibatkan terjadi kegagalan sistem; serta dengan menerapkan dua skenario kecelakaan terparah yaitu penyumbatan kanal pendingin elemen bakar (Flow Blockage to Single Cooling Channels) dan pelelehan pelat elemen bakar (Local melting of a Few Fuel Plates) yang terjadi secara berurutan. Kemudian dilakukan perhitungan matematis dan pengkajian kecelakaan yang timbuI serta penanggulangan yang mungkin dapat dilakukan dengan berfokus pada penyelamatan manusia dan lingkungan; penetapan serta pengelolaan zona kedaruratan dan zona pendukungnya dalam rangka proteksi terhadap masyarakat dan lingkungan.
Hasil penelitian ini adalah semakin lama reaktor dioperasikan pada daya tinggi maka akan semakin besar peluang untuk terjadinya kedaruratan atau kecelakaan nuklir. Laju alir pendingin primer tetap konstan selama operasi daya tinggi dengan fluktuasi yang dapat diabaikan atau masih dalam batas aman.
Penelitian ini juga berhasil menghitung nilai dosis efektif kolektif pada simulasi kecelakaan pelelehan 6 elemen bakar reaktor (beyond design basic accident, BDBA) dengan asumsi-asumsi yang ketat diperoleh nilai 0,0288 man Sievert. Hal ini berarti bahwa setiap orang yang berada pada radius 0-5 km dari reaktor pada saat kecelakaan akan menerima dosis rata-rata 0,0288 Sy atau 28,8 mSv atau berarti hampir 6 kali dari dosis tahunan untuk masyarakat umum yaitu 5 mSvlth. Berdasarkan grafik standar efek probabilistik risiko kematian karena kanker pada dosis 28,8 mSv ini diketahui bahwa angka risiko kematian adalah sekitar 2 x 10-3 atau 2 kasus pada setiap 1000 penduduk setiap tahunnya atau 20 kasus per 10.000 penduduk per tahun (Camber, 1992). Artinya jika jumlah penduduk yang terpajan radiasi 176224 orang (sampai dengan radius 5 km) maka ada kebolehjadian sekitar 176 kasus kematian karena kanker setiap tahunnya. Sistem peringatan dini dalam hat ini adalah benteng pertama (first barrier) yang harus diperkuat dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup guna mempertahankan kualitas lingkungan menuju pemanfaatan tenaga nuklir yang aman dan selamat.
Menurut rekomendasi IAEA jika skenario terburuk terjadi maka masyarakat disekitar reaktor pada radius 0.5 - 5 km harus diungsikan sementara (selama 2 hari - 1 minggu) untuk menghindari pemajanan radiasi (1AEA, 2003). Pembatasan atau pengendalian bahan makanan (food restriction zone) karena diduga tercemar oleh auen kecelakaan nuklir yang melalui rantai makanan (produk daging temak, produk susu, vegetasi atau sayuran dan buah-buahan) direkomendasikan dilakukan pada radius 5 - 50 km dari lokasi kecelakaan (IAEA, 2003).
Kesimpulan penelitian ini adalah:
1. Sistem Peringatan Dini adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesiapsiagaan Nuklir Nasional. Oleh karena itu, Sistem Peringatan Dini reaktor nuklir dapat bekerja menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat dan lingkungan jika didukung oleh sarana dan prasarana pendukungnya termasuk manusia (sumberdaya manusia) sebagai pelaksana penanggulangan keadaan darurat.
2. Parameter laju alir pendingin primer konstan selama operasi daya tinggi, sehingga lebih kecil peluangnya bagi kemungkinan kecelakaan nuklir. Pada kondisi kecelakaan, laju alir pendingin primer menurun hingga melampaui batas aman.
3. Daya reaktor lebih peka bagi kemungkinan kecelakaan nuklir. Semakin lama reaktor dioperasikan pada daya tinggi maka semakin besar peluang untuk terjadinya kedaruratan nuklir.
4. Efektivitas dan efisiensi sistem peringatan dini bergantung pada skenario yang ada dan tim-tim penanggulangan kedaruratan dalam mengurangi risiko dampak yang timbul, mencegah eskalasi tingkat kecelakaan yang tidak diinginkan serta mencegah penyebaran dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan karena kecelakaan nuklir.
Berdasarkan kendala dan keterbatasan penelitian dan pembahasan maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Mengingat belum ada data baik dalam laporan keselamatan reaktor maupun dokumen-dokumen lainnya maka sebaiknya kecelakaan BDBA dimasukkan ke dalam dokumen keselamatan agar dapat diantisipasi secara dini penanggulangannya.
2. Efektivitas dan efisiensi sistem peringatan dini sebaiknya diukur lebih hati-hati dan dilaksanakan dengan cara latihan penanggulangan kedaruratan secara rutin dengan melibatkan instansi atau lembaga terkait dan mengevaluasinya dengan seksama.
3. Perlu dilaksanakan studi parameter-parameter lainnya selain parameter yang telah diteliti dalam penelitian ini untuk mengetahui untuk kerja sistem peringatan dini secara menyeluruh.
4. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan validasi atau verifikasi model dan studi evaluasi pada rasio percabangan (branching ratio) pemajanan radioaktif ke lingkungan dan bagaimana kerugian ekonomi jika sistem peringatan dini tidak berfungsi dengan balk.
5. Perlu ada sosialisasi tentang penerapan sistem peringatan dini dan potensi bahaya kecelakaan reaktor nuklir kepada masyarakat agar mereka tetap waspada dan bersiap siaga jika potensi bahaya tersebut berkembang dan benar-benar terjadi. Sosialisasi dapat dilaksanakan dengan penyuluhan masyarakat tentang nuklir serta aspek keselamatan masyarakat dan lingkungan; penyebaran brosur-brosur tentang keselamatan nuklir, kedaruratan nuklir dan menyelenggarakan latihan-latihan kedaruratan nuklir yang melibatkan peranserta masyarakat. Sosialisasi ini harus dilaksanakan oleh BATAN, BAPETEN, PEMDA setempat, Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (BAKORNAS PBP), Kepolisian, dan instansi terkait lainnya.

Nuclear energy has been utilized for much kind of activities in Indonesia, included nuclear reactor operation. Environmental impacts of its operation are increasing of gross environmental radioactivity, radionuclide release to the environment, and radiation exposure risks to workers and public. All of those risks should be controlled and monitored properly to ensure security and safety of the public and environment. To control and monitor of that risks, early warning system is needed.
General purpose of this research is to recognize the role of early warning system in ensuring security and safety of the public and environment. There are three specific purposes of research, namely: (1) to recognize power reactor parameter influence to probability of nuclear emergency; (2) to recognize influence of primary cooling system parameter to probability of nuclear emergency; and (3) to recognize whether early warning system is able to prevent environmental pollution caused by nuclear accident.
Hypothesis of the research are:
a) There is a positive relationship between power reactor parameter and probability of nuclear emergency;
b) There is a positive relationship between primary cooling system parameter and probability of nuclear emergency;
c) Early warning system works effectively and efficiently.
d) Early warning system of nuclear reactor can prevent environmental pollution caused by nuclear accident.
The type of the research is experimental research laboratory scale, with nuclear reactor simulation system approach. Research methods are observation field data then laboratory simulation and running computer modeling calculation program of radionuclide distribution and release to the environment. The nature of this research are quantitative and analitical descriptive.
Data analitical technique is deterministic safety assessment based on technical specification of the system by testing two independent variables reviewed have big deterministic values which cause system failed. By applying two scenarios of fatal accidents, namely Flow Blockage to Single Cooling Channels and Local melting of a Few Fuel Plates sequentially. Then, mathematical calculation, accident assessment and its anticipation have to be done by focused on saving people and environment; emergency and supporting zones establishment and management in purpose of public and environmental protection. Research results are the longer reactor operation in high power, the bigger probability of nuclear emergency would be happened. In the history of nuclear accident, namely Chernobyl accident, Uni Sovyet, was caused by graphite moderation failure then fuel temperature increased dramatically to initiate power transient leads to core damaged and fuel elements melt down and then widespread of contamination of radionuclide substances to the environment. In this experiment, flow rate of coolant in primay system was constant during high power operation with slightly fluctuation in safety margin, except when accident happened.
This research was successful to calculate collective effective dose of radiation in accident simulation of six fuel elements meltdown (BDBA) with stringent assumptions. Collective effective dose is 0,0288 man Sievert, meaning, everyone within radius of 0-5 km receives average radiation dose of 0,0288 Sv or 28,8 mSv. This means almost six times of yearly radiation dose of the public (5 mSvlyear). Based on standard graph (Cember, 1992) of probabilistic death of cancer at dose of 28,8 mSv is 2 x 10-3 or 2 cases per 1000 population per year. It means that there are more than 176 cases per 176224 people (within 0-5 km radius of accident) will die every year. Early Warning System is the first barrier that should be strengthened in purpose of environmental management for maintaining quality of environment on safe and secure utilization of nuclear energy.
According to IAEA's (International Atomic Energy Agency) recommendation, if worse scenario of accident happened, people within radius of 0.5 - 5 km of accident location should be temporary sheltered or evacuated ( 2 days - 1 week) to avoid radiation exposure (IAEA, 2003). While food restriction zone should be applied, within radius 5 - 50 km from the location (IAEA, 2003).
Based on research results and discussion, it can be concluded as follows:
1. Early Warning System is an integrated part of National Nuclear Emergency Preparedness System. So that, it would be working to ensure security and safety of the public and environment if and only if it is supported by strong management and infrastructures, manpower included as emergency response teams to relieve the situation.
2. Reactor power is more sensitive toward probability of nuclear emergency. So, the longer reactor operated in high power, the bigger probability of nuclear emergency would be happened.
3. Primary coolant flow rate is constant during high power operation, so it has smaller probability of nuclear emergency than the power parameter itself. While in accident, the primary coolant flow rate is dropped exceeding safety margin.
4. Effectively and efficiency of Early Warning System are depending upon applied emergency scenario and alertness of the team personnel to reduce accident's risk and impact, to prevent escalation of the accident and to prevent propagation of environmental pollution and damage because of nuclear accident.
Based on constraints and limitations of the research and the discussion, it can be given some suggestions as follows:
1. Because there is no BDBA data available in safety analysis report and other documents, it would be a wise step to include BDBA accident analysis in the documents. So that people are more prepared in early anticipating the accident if it actually happens. This is to be discussed by BATAN and BAPETEN.
2. Effectively and efficiency of early warning system should be judged cautiously and to be done by emergency response exercises regularly, and to involve other institutions and to evaluate it carefully.
3. It needs to be done the study of other parameters to recognize total performance early warning system.
4. It needs to be done model verification and study of branching ratio of radioactivity exposure to the environment and economic loss identification if early warning system does not function properly.
5. There should be socializations of early warning system application and potential danger of nuclear accident to the public. This is to ensure that the people alert and prepared of the actual danger. Socialization can be done by public counseling of nuclear and its safety aspects; dissemination of information via nuclear safety and emergency brochures; and to arrange nuclear emergency exercises with public involvement. These activities have to be done by BATAN, BAPETEN, local governments, BAKORNAS PBP, Police Department, and other institutions.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Santhani
"Pembangunan PLTN di Indonesia dan dunia masih menjadi kontroversi, hal ini disebabkan oleh keamanan dan keselamatan PLTN yang masih diragukan. Kecelakaan nuklir di Chernobyl pada tahun 1986 dan kejadian bencana PLTN Fukushima tahun 2011 menunjukan standar keselamatan dan kemanan yang sangat ketat pada kontruksi dan pengoperasian, ternyata tidak dapat menghindari bencana kebocoran radioaktif. International Atomic Energy Agency IAEA adalah badan yang mengawasi perkembangan energi nuklir di dunia, terutama negara berkembang.
Pada tahun 2009 IAEA telah melakukan evaluasi kesiapan Indonesia dalam pembangunan PLTN pertama, berdasarkan evaluasi tersebut menyimpulkan bahwa dari 19 kriteria yang telah ditetapkan hampir semua isu area infrastruktur dapat ditindaklanjuti untuk membuat keputusan selanjutnya berlanjut ke Fase II, kecuali komitmen negara, manajemen dan keterlibatan stakeholder. Dalam penelitian ini, Penulis akan menganalisa kembali 19 multikriteria yang ditetapkan IAEA untuk pembangunan PLTN pertama di Indonesia berdasarkan kondisi saat ini.
Berdasarkan hasil penelitian, Indonesia belum siap membangun PLTN pertama, terutama pada kriteria komitmen negara, keselamatan, keamanan, perencanaan kedaruratan serta keterlibatan stakeholder. Namun apabila Indonesia menganggap PLTN sangat mendesak untuk dibangun, perlu ada upaya yang dilakukan untuk memenuhi standar IAEA yaitu komitmen tegas Pemerintah, pemilihan lokasi dan teknologi yang tepat, komitmen perlindungan keamanan dan keselamatan, peningkatan SDM, pengelolaan limbah radioaktif, keterbukaan informasi dan sosialisasi nuklir, subsidi serta penyiapan dana keadaan darurat.

There is still a controversy about the development of nuclear power that shows concern for its security and safety aspects. The catastrophic nuclear accident happened in Chernobyl 1986 and Fukushima 2011 suggested that a very strict safety and security standard on construction and operation apparently could not prevent radioactive leak disaster. International Atomic Energy Agency IAEA is the organization that oversees the development of nuclear energy in the world, especially developing countries.
In 2009, IAEA has conducted an assessment on Indonesia 39 s readiness for its first nuclear power plant. The assessment concluded that 19 nuclear infrastructure issues, Indonesia still has pending issues on state commitment, management and stakeholder involvement. In this study, the author would like to reanalyze the 19 nuclear infrastructure issues which set by the IAEA for Indonesia rsquo s first nuclear power plant based on Indonesia current conditions.
The study itself suggests that Indonesia is unlikely to be ready to build the plant. This is due to numerous unmet nuclear infrastructure standards, especially in state commitment, management, safety, security, emergency planning and stakeholder involvement aspects. However, if the construction of nuclear power plant is urgently needed, the government has to make efforts to meet IAEA standards in several aspect, such as state commitment, proper location and technology selection, security and safety protection, human resource development, radioactive waste management, information disclosure and nuclear socialization, subsidies and preparation of emergency funds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Candra Primarsa
"ABSTRAK
Suatu Badan Pengawas Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Indonesia menilai tingkat keselamatan nuklir fasilitas radiasi melalui Indeks Keselamatan dan Keamanan Nuklir (IKKN). Ragam temuan inspeksi merupakan faktor penyebab penurunan performa keselamatan fasilitas dan probabilitas kegagalan IKKN dijadikan sebagai Top Event penelitian ini. Renstra Badan Pengawas 2015-2019, menyebutkan target keberhasilan nilai IKKN 2017-2019 pada rentang nilai 75-82 (skala 100). Dari data mentah hasil inspeksi pada sistem online inspeksi Balis Infara, dilakukan pengolahan data dengan menghitung nilai probabilitas masing-masing dari kriteria inspeksi, kategori temuan, dan butir temuan. Nilai probabilitas ini kemudian di analisis melalui Metode Fault Tree Analysis (FTA) tujuan untuk mendapatkan nilai top event probabilitas kegagalan IKKN hasil inspeksi 2017-2019. Hasil Fault Tree Analysis (FTA) yang didapatkan adalah probilitas kegagalan IKKN adalah 0,128 (12.8 dari 100) dengan kata lain berarti nilai keberhasilan IKKN tersebut adalah 0,872 (87.2 dari 100). Hasil ini masih sesuai dengan nilai IKKN dalam Renstra 2017-2019, Optimasi keselamatan nuklir dapat diimplementasikan dengan peningkatan sistem Inspeksi.

ABSTRACT
The Nuclear Energy Regulatory Body in  Indonesia assesses the nuclear safety level of radiation facilities through the Nuclear Safety and Security Index (IKKN). The various findings of inspection the factors causing decreased of safety performance of facility and the probability failure of the IKKN as the Top Event of this study. Regulatory  Body Strategic Plan 2015-2019, stated IKKN value 2017-2019 in the range of 75-82 (scale 100). From the raw data of the inspection results in the Balis Infara online inspection system, data processing is performed by calculating the probability value of each of the inspection criteria, category of findings, and items found. This probability value is then analyzed through the Fault Tree Analysis (FTA) method in order to get the top even is the probability failure of IKKN results from inspection 2017-2019. The result of the Fault Tree Analysis (FTA) that the probability failure of the IKKN is 0.128 (12.8 out of 100) in other words means the success value of the IKKN is 0.872 (87.2 out of 100). These results are still appropriate with the IKKN values in the 2017-2019 Regulatory Body Strategic Plan, The optimization of nuclear safety can be implemented with improvement of the Inspection system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onny Sutresman
"An unmanned surface vehicle (USV) is operated on the water surface for specific purposes. USV can be used in waters that cannot be entered by crewed boats, such as environments with high levels of threat or that are contaminated by nuclear, biological, or chemical waste. USVs can also be used for surveys in shallow waters, escorting military weapons, collecting environmental data, and coordinating with other underwater vehicles such as automated underwater vehicles. This study designs and develops simple USV rockets for maneuvering on the water surface. First, a simple USV system is designed. Next, mechanical and electronic components are selected, and the control program is implemented using the Arduino Mega 2560 microcontroller. Finally, the USV motion kinematics are analyzed, rocket thrust force is tested, and torque generated by the electric ducted fan (EDF) motor is measured. Ultimately, a rocket system with weight of 3920 g and length, width, and height of 720 mm, 500 mm, and 420 mm, respectively, is developed. The USV rocket is driven by an EDF motor with voltage and current of 1600 kV and 160 A, respectively, an electronic speed control, 6X Turnigy FHSS remote control, and two 18.5 V Li-Po 5500 mAh batteries as a power source. The USV has a maximum thrust of 40.7 N with torque of 1.41 Nm. Kinematics parameters such as angular acceleration and linear acceleration were also determined."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>