Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wirianto Pradono
"ABSTRAK
Pertumbuhan trafik data jauh melampaui pertumbuhan trafik suara. Cisco memprediksi trafik data bergerak di Indonesia akan meningkat sebesar 8 kali lipat dalam periode 2016-2021. Teknologi pitalebar merupakan solusi tepat untuk memfasilitasi peningkatan trafik data sekaligus menjaga kualitas layanan tetap optimal. Kondisi medan wilayah rural Indonesia sulit dijangkau oleh sistem terestrial sehingga teknologi satelit sangat dibutuhkan agar penetrasi layanan pitalebar dapat menjangkau wilayah tersebut. Menimbang sejumlah keunggulan dari satelit Ka-band dibandingkan sistem satelit yang ada saat ini membuat satelit Ka-band menjadi salah satu teknologi kunci yang memungkinkan penetrasi layanan pitalebar hingga wilayah rural. Studi literatur dan pendekatan kualitatif digunakan dalam studi ini untuk mengidentifikasi potensi dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pengembangan sistem satelit Ka-band. Hasil studi menunjukkan satelit Ka-band mampu memfasilitasi layanan telekomunikasi yang membutuhkan bandwidth besar. Pengguna layanan satelit juga bervariasi meliputi industri, institusi pemerintah, hingga konsumen individu dan rumah tangga. Meskipun satelit Ka-band menawarkan sejumlah keunggulan, ada beberapa tantangan yang harus diantisipasi yakni kerentanan frekuensi Ka-band terhadap redaman hujan dan ketiadaan filing Ka-band milik Indonesia dengan status disetujui oleh International Telecommunication Union (ITU). "
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan SDPPPI Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2017
302 BPT 15:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Isyana Gita Prastuti
"Perkembangan teknologi informasi mendorong peningkatan penggunaan komunikasi data yang semakin besar. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan frekuensi Ka-band. Namun penggunaan frekuensi Ka-band tidak mudah untuk diterapkan, banyak hal yang mempengaruhinya antara lain : redaman hujan, redaman awan, redaman gas-gas atmosfir, redaman scintilasi, dan depolarisasi. Didalam tugas akhir ini, perhitungan redaman hujan menggunakan beberapa model prediksi, yaitu : ITU-R-618-5, ITU-R-618-6, Global-Crane, serta Simple Attenuation model (SAM). Perhitungan redaman hujan dilakukan di 8 kota besar, dihasilkan bahwa redaman maksimum pada availability 99,99 % untuk uplink 139,75 dB (Global crane) dan downlink 73,66 dB (SAM). Redaman awan maksimum uplink 1,27 dB, downlink 0,56 dB. Redaman gas-gas atmosfir maksimum uplink 2,21 dB, downlink 1,81 dB. Redaman scintilasi maksimum uplink 0,79 dB, downlink 0,62 dB. Spesifikasi sistem meliputi: diameter antena VSAT 0,8 meter dengan power transmit 1 watt, antena HUB 5 meter dengan power transmit 5 watt, mampu melayani user dengan bitrate inbound 2 Mbps dan outbound 64 Mbps pada kondisi terburuk (sudut elevasi minimum dan kondisi hujan) dengan availability 99,2 %.

Development of information technology encourages the increased use of data communications. Solutions to overcome these problems is to use Ka-band frequencies. But the use of Ka-band frequencies are not easy to implement, many things that influence it are: rain attenuation, cloud attenuation, attenuation of atmospheric gases, scintilasi attenuation and depolarization. In this thesis, the calculation of rain attenuation using several prediction models, they are : ITU-R-618-5, ITU-R-618-6, Global Crane, and The Simple Attenuation Model (SAM). Rain attenuation calculations carried out in 8 major cities, resulting that the maximum attenuation at 99.99% availability for the uplink 139,75 dB (Global Crane) and downlink 73,66 dB (SAM). Cloud attenuation maximum uplink 1,27 dB and downlink 0,56 dB. Attenuation of atmospheric gases maximum uplink 2,21 dB and downlink 1,81 dB. Attenuation of scintilasi maximum uplink 0,79 dB and downlink 0,62 dB. Specification of the VSAT antenna system includes 0.8 m diameter, with 1 Watt transmit power, antenna HUB 5 m with 5 Watt transmit power, able to serve the user with a bitrate of 2 Mbps inbound and outbound 64 Mbps in the worst conditions (maximum elevation angle and the rain) with availability 99.2%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43018
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wijanarko Joko Hastyo
"Untuk mengetahui besarnya link availability yang direkomendasikan untuk implementasi DVB-S menggunakan satelit Ka-band di Indonesia, diperlukan data-data kota yang mewakili negara kepulauan Indonesia. Sebagai model analisis digunakan data terkait 24 kota di Indonesia yang cukup mewakili negara kepulauan Indonesia. Besarnya link availability yang direkomendasikan didapat dari simulasi link budget. Data dari baseband signal DVB-S, data satelit, data stasiun bumi transmitter, dan data dari stasiun bumi receiver kemudian disimulasikan dalam simulasi link budget untuk dihitung redaman propagasi totalnya dan kemudian didapat link availability yang direkomendasikan. Analisis yang dilakukan adalah mendapatkan seberapa besar link availability yang diperlukan untuk implementasi DVB-S menggunakan satelit Ka-band di Indonesia. Hal ini penting dilakukan mengingat lokasi Indonesia yang terletak di daerah tropis yang kurang diuntungkan jika menggunakan pita frekuensi Ka-band yang sangat sensitif terhadap atenuasi hujan. Setelah didapat besarnya link availability yang direkomendsikan kemudian dianalisis kemungkinan-kemungkinan peningkatan link availability yang didapat dengan berbagai metode seperti meningkatkan G/Tsat, meningkatkan diameter antena transmitter, meningkatkan daya transmit, dan merubah sudut polarisasi uplink. Link availability yang direkomendasikan yang didapat adalah berkisar antara 99,00% - 99,50%. Namun, angka tersebut dapat diperbaiki dengan menggunakan metode-metode yang telah disebutkan di atas.

To get the recommendation of DVB-S link availability for Ka-band satellite in Indonesia, the information about city that represent Indonesian country is needed. 24 cities in Indonesia that enough to represent Indonesian country is used for model analysis. The recommended link availability is got from link budget simulation. The data from DVB-S baseband signal, satellite data, transmitter ground station data, and receiver ground station data is simulated in link budget simulation to calculate the propagation attenuation and then the recommended link availability is acquired. The analysis that have been done is to get the useful link availability for DVB-S implementation in Indonesia using Ka-band satellite. This is important thing to do, because of the location of Indonesia is in tropic area that is very sensitive for Ka-band frequency in term of rain attenuation. After getting recommended link availability, then the improvement propabilities of it can be done using various methods, like increase G/Tsat, increase the transmitter antenna diameter, increase transmit power, and change the uplink polarization angle. The recommended link availability is approximately 99.00% - 99.50%. But, the number still can be repaired using the above methods."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ardius
"Pembelajaran sains di sekolah-sekolah telah berubah. Ada kemungkinan pembelajaran sains akan kehilangan makna menjadi sebuah pembelajaran sastra. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti secara terbatas disekolah terhadap guru-guru yang mengampu mata pelajaran sains, hanya 20% yang melaksanakan kegiatan praktikum; sedangkan 80% sisanya menyampaikan materi pembelajaran tanpa praktikum. Untuk mengatasi kendala ketiadaan perangkat laboratorium, kegiatan praktikum dapat dilakukan melalui Laboratorium Maya yang tersedia di Portal Rumah Belajar. Tujuan penelitian/kajian ini adalah untuk mengetahui peluang dan tantangan dari pemanfaatan Laboratorium Maya dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Metode yang digunakan adalah studi literatur mengenai konsep dan teori melalui berbagai dokumen dan literatur yang tersedia. Data didapat dari sumber primer dan sekunder. Data dan informasi dianalisis melalui teknik analisis isi dan disajikan secara deskriptif. Penelitian mengungkapkan bahwa pemanfaatan Laboratorium Maya bisa mengatasi berbagai masalah yang dihadapi sekolah,seperti kegiatan praktikum untuk pembelajaran sains. Peluang pemanfaatan Laboratorium Maya antara lain mampu mengatasi berbagai keterbatasan yang berkaitan dengan waktu, kondisi geografis maupun ekonomis. Selain itu, Laboratorium Maya dapat meningkatkan kualitas eksperimen, efektivitas pembelajaran, keamanan, dan keselamatan. Kemungkinan tantangan pemanfaatan Laboratorium Maya antara lain meliputi ketersediaan perangkat komputer untuk kepentingan praktikum di sekolah, penguasaan guru dan siswa di bidang pengoperasian perangkat (penguasaan keterampilan motorik),ketersediaan sumber tenaga listrik, dan kesediaan/inisiatif guruuntuk berinovasi memanfaatkan TIK di dalam aktivitas pembelajaran. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa Laboratorium Maya sangat menjanjikan atau berpeluang untuk diterapkan pada kegiatan praktikum di sekolah. Tantangannya adalah kesediaan guru untuk berkontribusi memperkaya ketersediaan materi praktikum pada Laboratorium Maya yang terdapat pada Portal Rumah Belajar."
Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi, 2020
371 TEKNODIK 24:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yacob Sapan Panggau
"

Infrastruktur akses broadband belum dapat menjangkau 100% wilayah Indonesia. Pembangunan infrastruktur akses,  khususnya fixed broadband belum merata dan belum dapat menjangkau pelosok terpencil sepenuhnya. Pembangunan akses infrastruktur broadband menggunakan teknologi serat optik, teresterial, maupun seluler tidak dapat dilaksanakan karena tidak layak secara bisnis, terlebih untuk kondisi daerah rural dengan kepadatan pelanggan rendah dan lokasi tersebar. Teknologi High throughput satellite (HTS) dan subsidi merupakan solusi bagi negara-negara Uni Eropa dalam menjangkau 100% wilayahnya. High throughput satellite dan subsidi merupakan hal baru dan berisiko bagi Pemerintah Indonesia, Operator, dan Service Provider. Pemerintah Indonesia berinisiatif menyelenggarakan layanan akses satelit menggunakan HTS melalui model Kerjasama Pemerintah Badan Usaha. Bentuk-bentuk Kerjasama Pemerintah Badan Usaha perlu disepakati antara Pemerintah, Operator dan Service Provider. Tesis ini menilai dampak biaya bagi Pemerintah dan kelayakan bisnis dari sudut pandang Operator, Service Provider dan Konsorsium dalam membangun HTS pada orbit plan band (7 Gbps) dan orbit asumsi Ka band (65 Gbps) pada Skenario Availability Payment dan Skenario Forecasting. Dampak biaya dan kelayakan bisnis akan dihitung menggunakan metode tekno ekonomi. Hasil penelitan menunjukkan bahwa dengan pelunasan VSAT selama 5 tahun semua skenario, baik Skenario Availability Payment maupun Skenario Forecasting akan bernilai layak. Skenario yang paling menguntungkan Operator untuk pembayaran pembangunan satelit adalah Skenario Availability Payment Decline. Sementara, skenario yang paling optimal bagi Service Provider dan Pemerintah untuk pembayaran layanan satelit didukung subsidi adalah Skenario Forecasting dengan pelunasan instalasi VSAT maksimal 5 tahun. Biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan jaringan akses satelit setiap tahunnya mencapai Rp 1,65 trilliun - Rp 2,81 trilliun untuk satelit 7 Gbps, dan Rp 4,88 trilliun – Rp 9,59 trilliun untuk satelit 65 Gbps untuk satelit 65 Gbps


Broadband access infrastructure in Indonesia cannot cover 100% of its territory. The development of access infrastructure, especially fixed broadband has not been evenly distributed and able to reach remote areas completely. Development of broadband infrastructure access using fiber optic, terrestrial and cellular technology cannot be implemented because it is not feasible on business basis, especially for rural conditions with low customer density and scattered locations. High throughput satellite (HTS) technology and subsidies are a solution for EU countries to reach 100% of their territory.  The development of High throughput satellite and subsidies are a new thing and risky for the Government of Indonesia, Operator and Service Provider. The Indonesian government took the initiative to organize satellite access services using HTS through Joint Venture Public private patnership. The forms of Joint Venture Public private patnership need to be agreed upon between the Government, Operators and Service Providers. This thesis assesses the impact of costs for the Government and business feasibility from the point of view of Operators, Service Providers and Consortiums in building HTS on plan band orbit (7 Gbps) and orbit assumptions on Ka band (65 Gbps) in  Availability Payment and Forecasting Skenarios. The cost effects and business feasibility will be assessed using techno-economic method. The results of the study show that with the rePayment of VSAT for 5 years, all skenarios, both the Availability Payment and Forecasting Skenarios will be worthy. The most favorable skenario for the operator to get pay for satellite construction is Decline Availability Payment Skenario. Meanwhile, the most optimal skenario for Service Providers and the Government,  to get pay for satellite services supported by subsidies is the Forecasting Skenario with a maximum rePayment of VSAT installation for 5 years. The costs required to conduct satellite access networks each year reach Rp 1.65 trillion - Rp 2.81 trillion for 7 Gbps satellites, and Rp 4.88 trillion - Rp 9.59 trillion for 65 Gbps satellites.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirianto Pradono
"ABSTRACT
Indonesia memiliki aset yang berperan penting bagi pembangunan nasional termasuk sosial dan ekonomi antara lain sumber daya manusia dan industri dalam negeri. TIK khususnya internet pitalebar merupakan salah satu kunci dalam pembangunan sosial ekonomi di suatu negara. Studi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak pemanfaatan internet pitalebar di Indonesia terhadap aspek sosial ekonomi masyarakat serta mengidentifikasi apakah langkah yang telah dilakukan pemerintah daerah dalam mendorong pemanfaatan internet pitalebar telah dilakukan secara optimal. Data yang diperoleh melalui penelitian dianalisis menggunakan metode Matthew B Miles dan A Michael Huberman, (2007). Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan internet pitalebar di Indonesia meningkat dengan signifikan dan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat. Namun demikian pemanfaatan internet pitalebar tersebut belum dilakukan secara optimal terutama untuk tujuan yang bersifat produktif. Pemerintah daerah telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk mendorong pemanfaatan internet pitalebar di Indonesia seperti penggelaran ducting untuk kabel serat optik, pelatihan bidang TIK, penyediaan akses internet WiFi di fasilitas publik. Namun, langkah yang dilakukan pemerintah daerah perlu lebih diintensifkan guna memperluas penetrasi internet pitalebar untuk peningkatan dan pemerataan pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika,Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016
302 BPT 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Kurnia Supriadi
"Sistem komunikasi satelit di Indonesia mempunyai 2 frekuensi utama yaitu C-band (4-6 GHz) dan ku-band (12-14 GHz). Satelit Palapa C2 mempunyai transponder untuk kedua frekuensi ini. Frekuensi C-band banyak digunakan tetapi rawan interferensi pada saluran microwave terrestrial, sedangkan Ku-band bebas interferensi tetapi rawan akan redaman. Selain itu, Ku-band juga mempunyai bandwith yang lebih lebar dibandingkan dengan C-band. Skripsi ini dilakukan untuk menganalisa sejauh mana pengaruh redaman terhadap sistem komunikasi satelit Ku-band. Dalam skripsi ini dilakukan perhitungan redaman hujan, gas dan sintilasi troposfir dengan memakai model Dissayanake, Allnutt, dan Haidara (DAH). Perhitungan ini dilakukan pada satelit Palapa C2 (uplink 14 GHz, downlink 11.49 Ghz) untuk link ke berbagai kota di Indonesia. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk nilai redaman hujan, ada beberapa kota yang mempunyai redaman yang tinggi yakni Putusibau, Padang, Maros dan Cibinong. Untuk redaman gas, nilai redaman yang diperoleh lebih kecil daripada redaman hujan. Kota Surabaya mempunyai nilai redaman gas tertinggi dan nilai minimum di kota Denpasar. Redaman sentilasi troposfir paling kecil dibanding redaman lainnya, yakni sekitar 0.1 dB. Selain itu didapat bahwa nilai redaman hujan, gas, dan sintilasi troposfir untuk uplink lebih besar bila dibandingkan dengan downlink."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketergantungan penggunaan frekuensi HF (high frequency : 3-30 MHz) pada kondisi alam menyebabkan diperlukannya prediksi frekuensi, untuk mendapatkan acuan tentang frekuensi yang sebaiknya digunakan untuk komunikasi pada saat ini. Selain membrikan gambaran tentang frekuensi yang dapat digunakan untuk komunikasi, prediksi frekuensi komunikasi radio HF dapat dimanfaatkan untuk penjadwalan penggunaan frekuensi, pemilihan frekuensi kerja, dan perencanaan frekuensi kerja. Kegiatan inilah yang disebut manajemen frekuensi."
621 DIRGA 7:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vebie Nadya Utama Yana
"Kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan teknologi internat. Teknologi Internet dimanfaatkan dalam perkembangan dunia usaha sebagai media pemasaran yang lebih efektif. Sektor perbankan adalah salah satu contoh dunia usaha yang memanfaatkan internet untuk meningkatkan pelayanan jasa baik secara kuantitas maupun kualitas, dan dikenal dengan istilah internet banking. Melalui internet banking diharapkan nasabah memperoleh kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan untuk memberikan kepuasan serta mendapatkan loyalitas nasabah.
Namun Tidak semua bank memiliki fasilitas internet banking. Contohnya seperti BNI yang belum membuka layanan interne banking walaupun sudah terdapat jaringan yang memungkinkan seperti sudah tersedianya website BNI yang sifatnya masih informatif. Untuk itu dibutuhkan penelitian serta data yang signifikan untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi BNI agar dapat membuka layanan internet banking.
Melalui analisis SWOT, terdapat berbagai indikator untuk dijadikan patokan bagi BNI agar Internet banking dapat terlaksana. Faktor-faktor pendukung yang diperlukan dalam pelaksanaan intemet banking seperti SDM, faktor teknologi telah dimiliki BNI pada dasamya, namun perlu ada pengembangan lebih lanjut untuk dapat: membuka transaksi intemet banking. Hasil analisis. lain menunjukkan bahwa BNI memiliki peluang dalam trend bisnis mendatang yang mengarah kepada kondisi e-commerce. Namun BNI juga harus berhati-hati dalam persaingan dan kompetisi antar bank untuk dapat memberikan layanan Internet banking yang lain daripada yang lain agar nasabah dapat memilih layanan internet banking BNI dibandingkan dengan layanan internet banking bank lain.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuka layanan internet banking adalah analisis dari pasar domestik dan pasar intemasional yang dapat dimasuki oleh BNI. Pada pasar domestik, BNI hares mampu bersaing dengan bank-bank lokal yang sudah tebih dulu memiliki layanan ini. Sedangkan pada pasar luar negeri, BNI mungkin baru mampu membuka transaksi yang merupakan perluasan dari transaksi luar negeri BNI di cabang-cabang koresponden. Namun pada intinya hal-hal tersebut memberikan peluang bagi BNI dalam perluasan pasarnya.
Masalah hukum juga harus diperhatikan untuk mencegah hal-hal yang dapat merugikan salah satu pihak sehingga antara pihak bank dan nasabah memiliki kepastian hukum dan leluasa melaksanakan transaksi.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah perlunya pertimbangan bagi BNI mengenai baik buruknya BNI membuka layanan Internet banking. Dengan adanya kemampuan dan kesempatan BN1 yang ada, maka tidak ada salahnya BNI membuka layanan infemet banking ini dan menjadi salah satu pemain dalam dunia perbankan dalam meningkatkan pelayanan serta kepuasan nasabah. Namun apabila BNI tidak membuka layanan ini, tentunya efek yang diterima dalam jangka waktu ke depan adalah BNI tidak dapat mengakomodir keutuhan nasabah sehingga akan berdampak pada penurunan loyalitas nasabah."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung J. Susilo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>