Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ajun Hariono
"Penentuan kekuatan bahan bangunan secara akurat bisa ditentukan dengan uji destruktif laboratorium. Uji ini prosesnya relatif rumit dan mahal. Di sisi lain terdapat alat prediksi berupa alat uji nondestruktif lapangan yang umumnya memberikan nilai uji yang relatif kurang akurat. Akurasi prediksi uji nondetruktif itu bisa dinaikkan dengan cara mengkalibrasi hasil uji tersebut dengan formula model regresi data uji destruktif laboratorium terhadap data uji nondestruktif lapangan. Salah satu cara uji nondestruktif lapangan untuk menaksir kekuatan tekan beton adalah dengan uji palu beton. Berdasarkan analisa regresi pada data uji destruktif beton inti dan data uji nondestruktif palu beton pada 181 benda uji yang diperoleh dari 18 buah gedung terpasang, formula model regresi tersebut telah dibuat. Kesimpulan yang bisa ditarik adalah bahwa formula model regresi yang paling baik kinerjanya adalah formula regresi pangkat dengan perlakuan data (log10)."
Bandung: Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017
728 JUPKIM 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Setiyadi
"
ABSTRAK
Beton merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan pada pembuatan konstruksi bail-c untuk bangunan gedung maupon bangunan sipil, beton memiliki beberapa sifat utama jika dibandingkan dengan bahan bangunan dari jenis lain, sifat utama yang paling menonjol dari bahan beton adalah kuat telcan yang relatif tinggi dan dapat dibentuk sesuai dengan keinginan _ Kuat tekan beton pada umumnya didasarkan pada hasil uji kuat tekan pada umur 28 hari. Namun demikian jika tidak dilakukaan uji tekan pada umur 28 hari uji kuat tekan dapat pada umur yang lebih muda misalnya pada umur 3, 7,14, dan 21 hari unluk dapat memperkirakan kuat tekan pada umur 28 hari hasil kuat tekan tersebut kemudian dikonversikan dengan suatu nilai tertentu yaitu _ Menurut PBI 1971, N - 2, Tabel 4.14, jika tidak dilalcukan dengan percobaan perbandingan kuat tekan belon pada umur tersebut adalah : 0.40, 0.65, 0.88 dan 0.95. Disamping itu untuk uji kuat tekan ada beberapa bentuk benda uji yang dapat digunakan yang mana hasilnya masing masing berbeda.
Penelitian disini dimaksudkan untuk mengetahui nilai konversi kuat tekan beton pada berbagai umur terhadap lcuat tekan umur 28 hari dan berbagai bentuk benda uji terhadap bentuk kubus 15x15x15. Sampel dari penelitian ini beton segar diambil dari beberapa ready mix #yang ada-di Jafl-cafta uji'-lc-nat-tekan dilakukan di Laboratorium Bahan Beton Fakultas Teknik Universita Indonesia.
Sebagai basil dari penelitian ini nilai konversi Icuat tekan beton pada umur 3, 7, 14, 21, 56, 90 hari terhadap uat tekan beton umur 28 hari adalah : 0.54, 0.74, 0.86 0.94, 1.10 dan 1.16, sedangkan nilai konversi benda uji bentuk kubus,10x10x1O cm3, silinder diameter 10 tinggi 20 cm dan silinder diameter 15 tinggi 30 cm terhadap benda uji bentuk kubus, 15x15x15cm adalah : 1.05, 0.91 dan 0.94.
Karena nilai konversi rersebut didapar dari hasil pengujian yang ada dilapangan maka dapat digunakan sebagai pedoman kecuali nilai konvrsi benda uji bentuk silider diameter 10 ternyata hasilnya lebih kecil dari benda uji benluk silinder diameter 15 cm.
"
1997
S35576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Supriati Sardiyarso
"Berbagai tipe bangunan telah dibangun pada masa kini. Satu di antaranya yang banyak bermunculan akhir-akhir ini khususnya di Jakarta, adalah bangunan bertingkat banyak yang dibungkus dinding kaca. Ide pertama membangun bangunan tinggi yang berasal dari negara-negara Barat, didasari oleh pemikiran praktis, ekonomis, adanya makna fungsional dan pengutamaan nilai kegunaan. Menurut seorang pakar bangunan bertingkat banyak, Hartono Poerbo{988). Pembangunan bangunan bertingkat banyak semakin perlu dilakukan mengingat semakin tingginya harga lahan perkotaan di mana bangunan tinggi itu biasa didirikan. Bangunan bertingkat banyak merupakan alternatif
penyelesaian masalah keterbatasan lahan perkotaan yang tidak seimbang dengan kebutuhan papan pemukiman. Makin banyak penduduk yang memerlukan lahan guna papan pemukimannya, tetapi luas lahan perkotaan tidak bertambah banyak. Oleh sebab itu dengan perhitungan-perhitungan tertentu yang didasari oleh pertimbangan atau kriteria tekno ekonomi, membangun bangunan bertingkat banyak pada lokasi lahan mahal akan menghasilkan rancangan yang baik layak dipandang dari sudut ekonomi, dan memenuhi syarat dipandang dari segi kegunaan.
Namun dalam kenyataan pelaksanaannya, kecuali pertimbangan fungsional tadi, ada juga pertimbangan pertimbangan lain. Hal itu mengacu pada makna-makna lain yang ikut terangkum di dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan, baik secara sadar atau tidak. Makna bangunan bertingkat banyak World Trade Centre 2 yang akan dibangun di Jalan Sudirman, misalnya, menurut salah satu pembangunnya, didasari tujuan untuk mempertunjukkan pemikiran masyarakat Indonesia yang siap mengikuti perkembangan peradaban dunia masa depan dan memperlihatkan kesanggupan untuk mewujudkan bangunan yang sesuai bagi kegiatan dunia maju. Pembangunan Hotel Indonesia yang diprakarsai oleh Bung Karno dimaksudkan untuk menonjolkan rasa kebangsaan melalui bidang arsitektur, di samping memberi kesempatan bagi putra-putri Indonesia untuk mencipta bangunan. Bangunan yang dikenal sebagai salah satu Proyek Mercu Suar itu dimaksudkan sebagai tanda adanya hal baru dan pertama bagi bangsa Indonesia (Sumintardja, 1981). "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangkuto, Rizki A.
"Standar Nasional Indonesia tentang pencahayaan alami pada bangunan gedung yang berlaku pada saat ini, SNI 03-2396-2001, merekomendasikan penggunaan faktor langit dari langit berawan seragam sebagai indikator ketersediaan pencahayaan alami dalam ruangan. Untuk menghitung faktor langit sebagai fungsi dari posisi relatif (L/D and H/D) dari suatu lubang cahaya vertikal tanpa kaca, disediakan tabel referensi yang dapat digunakan. Meskipun demikian, akurasi dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel tersebut tidak diketahui. Tulisan ini memaparkan akurasi dari nilai-nilai tersebut dibandingkan terhadap nilai analitisnya. Dari perhitungan, ditemukan bahwa dari 11 dari 361 nilai yang ada dalam tabel memiliki galat relatif sebesar 10% atau lebih besar. Beberapa contoh hasil yang didapat menggunakan interpolasi nilai-nilai pada tabel dibandingkan dengan hasil yang didapat menggunakan persamaan analitik. Berdasarkan analisis, disarankan untuk menggunakan tabel referensi hanya untuk nilai L/D dan H/D yang berada di dalam rentang 0,1 ~ 6,0. Untuk nilai-nilai di luar rentang tersebut, disarankan untuk menggunakan persamaan analitik untuk menentukan faktor langit."
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016
728 JUPKIM 11:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Swasono Widi Handoko
"Pengukuran reliabilitas telah digunakan dalam beberapa metoda non deterministik pada network penjadwalan pelaksanaan konstruksi.
Dalam tesis ini penulis membandingkan dan mengevaluasi dua metoda non deterministik yaitu: (1) Program Evaluation and Review Technique (PERT), dan (2) Monte Carlo Simulation (MCS). Untuk membandingkan kedua metoda tersebut maka keduanya digunakan dalam penyelesaian satu kasus dalam proyek konstruksi struktur bawah anjungan lepas pantai (offshore platform jacket) yang memiliki 14 paket kegiatan dalam network .
Hasil yang diperoleh dari setiap metoda dibandingkan dan dievaluasi berdasarkan atas fungsi keberhasilan/ reliabilitasnya. Penulis mendapatkan bahwa metoda PERT merupakan metoda yang Iebih sederhana dan menghasilkan durasi pelaksanaan yang lebih optimistik, sedangkan metoda MCS menghasilkan waktu yang relatif lebih lama/ konservatif.
Sebelum melakukan evaluasi metoda non deterministik, per1u dibuat perencanaan dan penjadwalan konstruksi. Secara spesifik, perencanaan dan penjadwalan konstruksi mencakup proses penetapan lingkup proyek, perumusan struktur hierarki proyek, perumusan kegiatan, pengaturan sumber daya, identifikasi durasi dan penentuan Iogika ketergantungan antar kegiatan, serta perhitungan durasi proyek. Lintasan kritis, yang dalam pengertian lain dikatakan sebagai durasi proyek, merupakan lintasan pada suatu network yang melintasi kegiatan-kegiatan sedemikian rupa sehingga jumlah durasinya merupakan yang terpanjang.
Dalam penjadwalan pada pelaksanaan konstruksi struktur bawah anjungan lepas pantai diperoleh lintasan kritis adalah sebagai berikut: Rolling Cans- F-030; Splice Legs- F-050; Lay out Legs -F-070; Install Braces- F-080; Install Elevation- F-100; Install Appurtenance Prior to Roll up- F-110; Roll up & Welding Out- F-120; Fabrication Complete- F-130; Painting- F-140; dan Load Out & Tie Down- F-150.

Reliability measurement was used in several non-deterministic methods for construction project networking.
In this study, the writer compare and evaluate two non-deterministic methods: (1) Program Evaluation and Review Technique (PERT), and (2) Monte Carlo Simulation (MCS). To compare the two methods the writer solved a case study of offshore platform jacket construction, which has 14 activity packages in a network, by using each of the methods.
The results obtained by each method were compared and evaluated based on the survival function/ reliability. The writer found that PERT is the simplest method and yield the more optimistic result, while MCS produce conservative result.
Before evaluating the probabilistic methods, a Construction Planning and Scheduling should be generated. As specific, the CPS comprises of determine project scope; formulate Work Breakdown Structure; formulate activities; estimate resource allocation; determine activity duration and sequence logic activities; and finally calculate project duration. Critical path, calls as project duration, is the sequential combination of activities and relationships from project start to finish that requires the longest time to complete.
The results obtained by the CPS were critical path activities of the offshore platform jacket that comprise of Rolling Cans- F-030; Splice Legs-F-050; Lay out Legs -F-070; Install Braces- F-080; Install Elevation- F-100; Install Appurtenance Prior to Roll up- F-110; Roll up & Welding Out- F-120; Fabrication Complete- F-130; Painting- F-140; and Load Out & Tie Down- F-150."
2001
T2664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Sriyanto
"Semakin terbatasnya lahan dan mahalnya harga tanah di lokasi-lokasi strategis di kota-kota besar seperti di Jakarta ini, mengakibatkan dibangunnya gedunggedung tinggi untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lahan yang ada dan semakin tinggi suatu gedung dibangun, akan semakin Was Pula kebutuhan parkir yang harus disediakan. Untuk memenuhi kebutuhan parkir tersebut basemen merupakan altematif penyelesaian yang tidak dapat dihindarkan, walaupun dalam pelaksanaanya sering kali menimbulkan berbagai macam masalah. Kebutuhan basemen yang Was dan dalam, kondisi tanah yang lunak, letak tanah keras yang relatif dalam dari permukaan tanah dan muka air tanah yang relatif tinggi membutuhkan penanganan tersendiri dalam pelaksanaannya. Masalah utama yang sering dihadapi adalah adanya bangunan-bangunan tinggi di sekitamya sehingga dibutuhkan stru.ktur dinding penahan tanah dan penunjangnya yang kokoh, karena dalam pelaksanaan galian basemen pada suatu proyek pada prinsipnya harus menjaga stabilitas tanah yang artinya tidak diperbolehkan adanya pergeseran, pergerakan ataupun deformasi tak terduga pada gedung-gedung di sekitarnya yang dapat mengakibatkan keretakan atau krusakan bahkan keruntuhan gedung tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, digtinakan dinding diafragma yang merupakan dinding beton bertulang yang umumnya dicor secara in-situ dan terns menerus sepanjang tepi galian yang direncanakan, setelah terlebih dahulu dipersiapkan lobang berbentuk jalur memanjang sampai kedalaman yang direncanakan serta dipersiapkan juga baja tulangannya yang umumnya berbentuk kurungan. Walaupun dinding diafragma bukan merupakan hal Baru tetapi dianggap sebagai dinding penahan tanah yang merupakan system yang tepat untuk kondisi seperti tersebut di atas dibandingkan dengan turap beton, turap Baja ataupun bored pile menerus 1 soldier pile. Sasaran dalam penelitian pada proyek Pembangunan Gedung Teater Besar Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marcuki yang berlokasi di R. Mini Raya No. 73 - Jakarta ini akan dibahas khususnya mengenai analisa stabilitas dinding diafragma sebagai dinding penahan tanah untuk mendapatkan suatu struktur yang kuat, aman dan ekonomis sesuai dengan fungsinya yaitu menjaga stabilitas bangunan yang berdekatan dengan lokasi proyek tersebut. Dinding penahan tanah yang digunakan pada proyek tersebut terdapat dua jenis yaitu sheet pile beton yang digunakan sebagai dinding penahan tanah untuk lokasi yang relatif jauh dari gedung bertingkat sehingga beban yang ditahan relatif kecil dan dinding diafragma yang digunakan sebagai dinding penahan tanah yang dekat dengan gedung Planetarium Jakarta karena menahan beban yang relatif besar. Pengguna n dua jenis dinding penahan tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan efisiensi biaya pelaksanaan dengan menyesuaikan pembebanan yang tedadi, karena bagaimanapun biaya merupakan komponen terpenting dalam pelaksanaan proyek dan merupakan sumber Jaya yang terbatas jwnlahnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Riza Aulia
"Penggunaan sumber daya alam sebagai pembuat beton semakin meningkat belakangan ini sehingga menambah jumlah limbah beton. Penelitian ini akan menggunakan agregat kasar dan agregat halus daur ulang sebagai agregat pada beton. Komposisi benda uji terdiri dari 40% agregat kasar daur ulang dan 0%, 20%, 40% dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400. Pengujian meliputi pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton pada komposisi 20% agregat halus daur ulang meningkat 5,18% dari beton normal pada umur 28 hari. Kuat lentur beton dengan komposisi agregat halus daur ulang 20% memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan komposisi lainnya. Susut beton dengan komposisi 60% agregat halus daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan komposisi lainnya.

The using of natural resources to make concrete is increase nowadays that can gain the concrete waste. This study will use fine and coarse recycle aggregate as aggregate as aggregate in concrete. The composition of the test object consisting of 40% coarse recycle aggregate and 0%, 20% 40%, and 60% fine recycle aggregate from concrete waste K350-K400. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. The purpose of this study is to know the influence of coarse and fine recycle aggregate to compressive strength, flexural strength, and shrinkage in concrete and the optimum composition of the fine recycle aggregate to be used. Compressive strength of concrete with 20% recycled fine aggregate increased by 5,18% of the normal concrete at 28 days. Flexural strength of concrete with 20% recycled fine aggregate has the highest value than other composition. Shrinkage of concrete with 60% recycled fine aggregate has the highest shrinkage value compared to other composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Susilo Soepandji
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Makalah ini menyampaikan beberapa analisa tentang perubahan sifat dan kerusakan struktur
beton bertulang pada suhu yang sangat tinggi, akibat terjadinya kebakaran, yang dilanjutkan
dengan beberapa cara pengamatan praktis di lapangan, untuk mengetahui tingkat degradasi
kekuatan struktur tersebut. Sebagai penunjang analisa, disampaikan juga beberapa catatan
dari hasil penelitian yang dilakukan di CSTB, Paris, mengenai analisa suhu pada waktu
kebakaran, dan kerusakan material struktur beton bertulang sesudah kebakaran."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
01/Sup/a-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lofi Febriana
"ABSTRACT
Indonesia adalah negara yang sebagian besar wilayahnya berada di dalam ring of fire atau perisis di patahan lempeng bumi yang merupakan faktor utama terjadinya gempa bumi. Oleh karena itu perencanaan struktur yang tahan gempa mutlak diperlukan. Penelitian ini mengkaji perbandingan kekuatan struktur sistem rangka pemikul momen khusus dengan sistem rangka pemikul momen terbatas setelah menerima beban gravitasi dan beban lateral dengan menggunakan struktur baja. SRPMK dan SRPMT 10 lantai pada penelitian ini didesain berdasarkan SNI 03-1736-2002. Dimensi komponen struktur SRPMK lebih besar daripada dimensi komponen SRPMT. Berat struktur untuk SRPMK yaitu 833.468 ton lebih berat dibandingkan SRPMT yang hanya 586.078 ton."
Jakarta: Inspektorat Jendral Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016
AUDIT 9:18 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>