Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Basukesti
"ABSTRACT
Tantangan utama pengembangan pesawat tanpa awak saat ini adalah daya jelajah dari pesawat tanpa awak. Salah satu penyebab terbatasnya daya jelajah adalah lemahnya sistem komunikasi antara pesawat dan ground station. dalam pennelitian ini dirancang sistem downlink data yang di integrasikan dengan kendali adaptif seingga dapat menambah daya jelajah dari pesawat tanpa awak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen untuk mendapatkan rancangan dan pilot plan sistem downlink data yang dikombinasikan dengan kendali adaptif sehingga ercipta perangkat downlink data cerdas yang dapat meningkatkan daya jelajah pesawat tanpa awak. Dari penelitian in didapatkan bahwa kalman Filter merupakan algoritma terbaik yang digunakan dalam mendesain sebuah sistem downlink adaptif."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) STTA, 2017
623 JIA 9:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Suharso Nugroho
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan simulasi interferensi dari 2 drone ke
Fixed Service (FS) dengan memperhitungkan faktor redaman hujan, dimana UAS
yang di teliti adalah sistem pesawat tanpa awak dengan kendali satelit dan FS
adalah sistem komunikasi terrestrial di permukaan bumi. Evaluasi kompatibilitas
disini adalah pada penggunaan frekuensi yang sama pada kedua sistem tersebut
yang dimodelkan dengan interferensi antara dua sistem. Dan berdasarkan WRC-
15 (World Radiocommunication, 2015), bahwa salah satu spektrum alokasi
frekuensi untuk Fixed Satellite Service (FSS) di wilayah 3 (Asia dan Oceania)
adalah di frekuensi 12,5-12,75 GHz dimana pita frekuensi ini berbagi dengan
frekuensi FS. Skenario interferensi antara kedua sistem ini diamati pada saat 2-
drone terbang di atas wilayah FS, dan simulasi dilakukan untuk menyelidiki
gangguan dari emisi 2 drone ke penerima FS. Dimana hasil simulasi menunjukkan
bahwa interferensi dari 2 drone tidak melewati batas yang telah ditentukan,
sehingga masih aman bagi drone dan FS.

ABSTRACT
This study aims to evaluate the compatibility of spectrum Unmanned Aircraft
System (UAS) with the number of 2 drone and Fixed Service (FS) with rain
attenuation, which the UAS in the study is the system of unmanned aircraft with
satellite control and FS is a terrestrial communication system on the earth
surface. Evaluation of compatibility here is the use of the same frequency in both
systems, are modeled by interference between the two systems. And by WRC-15
(World Radiocommunication, 2015), that one of the frequency spectrum allocated
for the Fixed Satellite Service (FSS) in region 3 (Asia and Oceania) is in the 12.5
to 12.75 GHz frequency band, which is shared with the frequency FS. Interference
scenario between the two systems is observed during several drones flying over
the area FS, and simulations were carried out to investigate the disturbance of the
emissions of 2 drone to the FS receiver. Wherein the simulation results show that
the interference of drones did not cross the line that has been determined, so it is
still safe for the drones and FS"
2016
T45408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Margaretha Tika Larasati Guritno
"Skripsi ini telah diuji pada tanggal 4 Agustus 2004 di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Program Studi Prancis, di hadapan Panitia Ujian yang terdiri atas: Ari A. Harapan M. Hum, Dr. J. Kadjat Hartojo, dan Renny S. Azwar M. A. Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai perkembangan pesawat Concorde sejak masih berupa gagasan, lalu realisasi gagasan tersebut, bagaimana pengoperasiannya secara komersial, apa saja dampak serta maknanya terhadap masyarakat, hingga penghentian operasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah memaparkan sejarah pesawat Concorde, yaitu sejak gagasan mengenai pesawat komersial supersonik muncul di Prancis dan di Inggris pada akhir tahun 1950-an, hingga akhir pengoperasian pesawat Concorde pada tahun 2003. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pesawat Concorde bukan hanya sebuah prestasi dalam aeronautika Prancis maupun Inggris karena teknologi masa depan yang dimilikinya dan keberhasilan kerja sama kedua negara, tetapi Concorde juga sebuah prestise bagi kedua negara itu. Namun, masyarakat dunia harus kehilangan romansa penerbangan karena setelah 27 tahun melayani para pelanggannya dan membawa bendera Prancis dan Inggris dari Eropa ke Amerika Serikat, pengoperasian Concorde harus berakhir pada tahun 2003."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S14474
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Ardiansyah
"Pesawat berpenumpang 19 orang dimodifikasi agar dapat mendarat di air dengan menggubah roda pendaratan dengan float. Float yang digunakan merupakan produk impor yang sebelumnya telah digunakan oleh pesawat sejenis. Float harus dapat menopang pesawat dan dapat menerima beban impak saat mendarat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah float yang merupakan produk impor tersebut dapat digunakan pada pesawat berpenumpang 19 serta meneliti pengaruh yang terjadi pada pelampung ketika melakukan pendaratan dipermukaan air. Tegangan dan displacement merupakan keluaran simulasi yang menjadi fokus penelitian. Parameter tersebut didapat dengan cara simulasi numerik pendaratan float dengan beberapa parameter seperti: kecepatan pendaratan dan massa pesawat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa float dengan konfigurasi ketebalan sesuai dengan yang dikeluarkan oleh produsen, struktur utama (keel, sisterkeel, chine, gunwall) sebesar 3,5 mm serta wear strip sebesar 12 mm dapat digunakan pada pesawat berpenumpang 19 orang pada kecepatan landing 54 knots dan maximum landing weight 6.940 Kg. Selain itu diketahui juga bahwa semakin cepat kecepatan dan massa semakin berat pesawat maka stress dari float menjadi lebih besar. Serta didapat bahwa kecepatan merupakan faktor paling berpengaruh dalam keluaran hasil simulasi. Dengan bertambahnya kecepatan sebesar 40,7% maka penambahan beban menjadi 98,1%, sedangkan peningkatan massa sebesar 4,8% tidak memberikan penambahan beban yang terlalu besar yaitu sebesar 3,2%.

The 19-person aircraft was modified so that it could land on water by changing the landing gear with a float. The float used is an imported product that had previously been used by similar aircraft. Float must be able to support the aircraft and be able to take impact loads when landing. This study aims to determine whether the float which is an imported product can be used on passenger aircraft 19 and examine the effect that occurs on the buoy when landing on the surface of water. Stress and displacement are the output of the simulation that is the focus of research. These parameters are obtained by numerical simulation of a float landing with several parameters such as: landing speed and mass of the aircraft. From the results of the study found that the float with a thickness configuration in accordance with issued by the manufacturer, the main structure (keel, sisterkeel, chine, gunwall) of 3.5 mm and wear strip 12 mm can be used on 19 passenger aircraft at a landing speed of 54 knots and a maximum landing weight of 6,940 kg. It is also known that the faster the speed and the heavier mass of the plane, the greater the stress from the float. And it is found that speed is the most influential factor in the output of simulation results. With an increase in speed of 40.7%, the addition of the load to 98.1%, while an increase in mass of 4.8% does not provide an increase in the burden that is too large, amounting to 3.2%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Al Rasyid
"ABSTRAK
Tugas Karya Akhir ini membahas pola pembajakan pesawat udara aircraft hijacking dalam penerbangan sipil yang terjadi dalam periode 15 tahun 2002 hingga 2016. Pola tersebut dilihat melalui motif, modus operandi, jenis perjalanan, posisi pesawat, permintaan pelaku, jumlah pelaku, usia pelaku, dan tipe aircraft hijacking yang dilakukan. Pada tulisan ini, ditemukan 49 kasus aircraft hijacking dalam penerbangan sipil di seluruh dunia. Sebagai bentuk kejahatan transnasional, aircraft hijacking tersebut memiliki kecenderungan-kecenderungan membentuk sebuah pola yang dapat dikaji secara kriminologis. Pemahaman mengenai pola kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait yang ada di Indonesia untuk melakukan evaluasi dalam bidang keamanan penerbangan.

ABSTRACT
This thesis examines the patterns of aircraft hijacking in civil aviation which occured in the period of 2002 to 2016 15 years. The pattern is seen through motives, modus operandi, types of flight, position of the aircraft, hijacker s demands, and the types of aircraft hijacking conducted by hijacker`s. In this thesis, 49 cases of aircraft hijacking were found in civil aviation aircraft around the world. As a form of transnational crime, these aircraft hijackings has tendencies that create some patterns which can be analyzed criminologically. Understanding the patterns of these cases is expected to be a consideration for Indonesia`s related stakeholders to evaluate its aviation security."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afgan Musthafa Kamil
" ABSTRAK
Mengubah bahan dasar dari rangka UAV ini adalah salah satu cara untuk mendapatkan daya tahan yang lebih kuat. Pada umumnya bahan yang digunakan untuk membuat rangka pesawat tersebut adalah kayu balsa, tetapi seiring berjalannya waktu dibutuhkan jenis pesawat yang dapat bertahan di lingkungan atau cuaca yang cukup ekstrem. Tujuan dari tesis ini adalah menganalisa stress pada material rangka pesawat tersebut yang sebelumnya adalah kayu balsa menjadi alumunium untuk mendapatkan rangka yang lebih kuat dan lebih tahan lama. Untuk melakukan analasi tersebut, software CAD seperti Solidworks dibutuhkan untuk membantu pembuatan tesis ini. Dengan design yang baru ini dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan beban statik dengan menggunakan material Alumunium 5052 yang memiliki kekuatan Yield sebesar 195 Mpa. Simulasi yang dilakukan adalah saat kondisi steady level flight dan saat berada di darat. Dapat dibuat kesimpulan, desain yang telah dibuat dinyatakan aman karena hasil dari analisa tersebut menjelaskan bahwa tidak ada titik kritis yang melebihi bilangan dari kekuatan Yieldnya itu sendiri.
ABSTRACT Changing the airframe material of this UAV is one of the ways to obtain a stronger durability. In general the material used to build the airframe of UAV is balsa wood, but over times it takes the type of UAV that can survive in environmental or extreme weather. The purpose of this thesis is to analyze the stress of airframe material from balsa wood into aluminum to get a stronger airframe. For designing and analyzing the changes, CAD software like Solidworks is needed to help in the making of this thesis. Designing the fuselage of UAV with changing the airframe material has been done, and with this new design the structural testing can be analyzed using static loadings. The new material used was Aluminum 5052 which has amount of Yield Strength of 195 Mpa. The analyze of this UAV are conducted in steady level flight and ground condition. So it can be concluded, the design that has been made is safe according to the analysis result which explains there is no critical point that exceeds the amount of Yield Strength itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Budi Waluyo
"Perkembangan teknologi pesawat tanpa awak mendorong adanya infrastruktur baru dan pengembangan dalam bidang pariwisata. Tantangan untuk pengembangan pariwisata di kabupaten gunungkidul antara lain pengembangan desa wisata dan desa budaya, pengembangan jalan akses ke obyek wisata, dan pengembangan obyek wisata pesisir pantai. Sejalan dengan hal tersebut maka mitra pengabdian masyarakat ini adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung
Kidul. Tujuan utama dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam dunia UAV (Unmanned aerial Vehicle) untuk mendukung pengembangan fasilitas bidang pariwisata, khususnya dalam pengambilan foto udara. Target yang dicapai pada tahap ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang UAV dan kemampuan
mengendalikan pesawat UAV untuk pengambilan foto udara untuk mendukung pariwisata di gunungkidul. Peningkatan kemampuan mengendalikan UAV dilakukan melalui praktek lapangan. Sedangkan peningkatan pengetahuan dilakukan melalui pemaparan tentang UAV.
Kegiatan ini telah mampu mencapai tujuan dan target yang diharapkan sehingga mitra dapat mengenal dan mampu mengendalikan UAV. "
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto, 2020
600 JPM 3:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Fadri
"Pesawat terbang tanpa awak PTTA akan sangat bermanfaat bagi Indonesia. Jika PTTA dapat dirancang dan dikembangkan dengan baik, PTTA dapat diberikan tugas seperti pengawasan pada wilayah perbatasan dan hutan. PTTA diharapkan berukuran kecil dengan panjang fuselage 1 m, lebar sayap 1 m, berat 1 ndash; 2 kg, dan biaya < Rp 3.500.000,-. Untuk dapat membuat PTTA, digunakan 7 langkah mendesain pesawat, yaitu parameter persyaratan desain pesawat, perkiraan awal berat pesawat, parameter performa kritis pesawat, konfigurasi rancangan, perkiraan berat yang lebih baik, analisa performa, dan optimalisasi. Prototipe dari PTTA berhasil dibuat dan memenuhi persyaratan dengan panjang fuselage 0,93 m, lebar sayap 0,958 m, berat 1,016 kg, biaya Rp 3.349.000,- dan telah divalidasi terhadap performa desain PTTA yang telah ditetapkan sebelumnya.

Unmanned aerial vehicle UAV would be very useful for Indonesia. When UAV is properly designed and developed, it would bring tasks such as border and forest surveillance into the next level. UAV was expected has a small size with fuselage length 1 m, wingspan 1 m, weight 1 ndash 2 kg, and cost Rp 3.500.000, . To be able to create a UAV, 7 steps are use to design the aircraft, which are requirement, weight of the airplane, critical performance parameters, configuration layout, better weight estimate, performance analysis, and optimization. The prototype of UAV was successfully made and fulfilled the requirements with a fuselage length 0,93 m, wingspan 0,958 m, weight 1,016 kg, cost Rp 3.349.000, and has been validated with pre determined of UAV design performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoniar Hufan Ramadhani
"ABSTRAK
Pemetaan potensi sumber daya pulau kecil membutuhkan informasi spasial skala detail yang dapat diperoleh dengan cepat. Teknologi penginderaan jauh citra satelit resolusi tinggi yang umum digunakan memiliki beberapa kendala seperti ketersediaan data, tingginya biaya pembelian data, serta adanya hambatan lainnya seperti tutupan awan. Tesis ini melakukan kajian tentang pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk pemetaan sumberdaya pesisir dan laut pulau kecil sebagai solusi alternatif pengganti citra satelit resolusi tinggi. Kajian dilaksanakan dengan studi kasus di Pulau Pramuka, Kab. Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Akuisisi data dilaksanakan pada bulan April 2015 dimana dihasilkan citra orthofoto dan model permukaan digital dengan resolusi spasial 10 cm. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan berbasis obyek yang dibandingkan dengan pengolahan citra satelit Worldview-2. Sebagai validator digunakan data survei lapangan pada bulan Juni 2015. Hasil klasifikasi penutup lahan pulau kecil dengan menggunakan UAV memiliki nilai akurasi sebesar 94 % dan habitat perairan dangkal dengan kelas kerapatan sebesar 54 % dan tanpa kelas kerapatan sebesar 68 %. Nilai akurasi citra Worldview-2 untuk penutup lahan sebesar 60 % dan habitat perairan dangkal dengan kelas kerapatan sebesar 38 % dan tanpa kelas kerapatan sebesar 56 %.
Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa pengunaan data UAV memberikan hasil lebih baik dibandingkan menggunakan citra satelit Worldview-2. Perbedaan hasil akurasi disebabkan karena perbedaan resolusi spasial, perbedaan informasi tambahan (model permukaan digital), dan adanya efek kilatan pada Worldview-2. UAV memiliki kelebihan dalam akuisisi data yang cepat, resolusi spasial yang sangat tinggi dan adanya data model permukaan digital dibandingkan dengan citra satelit Worldview-2, namun memiliki kekurangan dalam resolusi spektral yang rendah, resiko pada wahana, dan kebutuhan sumberdaya manusia dalam operasional wahana. Pemanfaatan data UAV untuk pemetaan sumberdaya pesisir dan laut pulau kecil dapat menjadi pengganti penggunaan citra satelit yang umum digunakan.

ABSTRACT
Mapping of potential resources on small islands requires very detail spatial information that can be obtained quickly. Remote sensing technology of highresolution (multispectral) satellite imagery which is commonly used has several constraints such as high cost and availability data as well as cloud coverage. This research was conducted in order to study the use of Unmanned Aerial Vehicle (UAV) for mapping coastal and marine resources of small islands as an alternative solution to high-resolution satellite imagery. The research was conducted based on a case study at Pulau Pramuka, Kab. Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. The primary data was obtained through an aerial survey carried out on April 2015 where 10 cm spatial resolution of orthofoto imagery and digital surface model were generated. To point out the remarkable use of UAV for coastal and marine resources mapping, a set of Worldview-2 digital imagery was also used for comparison. Both data analysis were performed using an object-based approach to produce land cover and shallow water habitat classes. Furthermore, field check data on June 2015 were used to validate the classification result. The thematic accuracy of land cover classification using UAV was 94%, and shallow water habitat classification with and without density class respectively were 54% and 68%, respectively. In the other hand, the thematic accuracy of Worldview-2 for land cover lassification was 60%, and shallow water habitats classification with and without density class respectively were 38% and 56%, respectively.
Accuracy assessment value showed that the use of UAV data gave better results than Worldview-2 satellite imagery. Differences in accuracy assessment results were due to the differences in spatial resolution, additional information such as digital surface model, and sunglint effect on Worldview-2. The UAV method have more advantages in rapid data acquisition, very high spatial resolution, and digital surface model data compared to Worldview-2 imagery, but lack of spectral resolution quality, the vehicle risk, and a specific human resources skill for operating the vehicle. The UAV data utilization for mapping coastal and marine resources of small island can become a substitute for the use of common satellite imagery.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44977
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mistiyani
"Penggunaan pesawat terbang tanpa awak (PTTA) untuk keperluan militer di Indonesia sampai saat ini hanya difokuskan pada pemantauan, pengintaian dan pemetaan di wilayah kompartemen perbatasan. Dalam pengembangannya ke depan, PTTA perlu disesuaikan dengan kebutuhan operasi dan misi yang lebih luas. Untuk itu, dalam tulisan ini akan dibahas kebutuhan-kebutuhan operasional yang perlu diperhatikan dalam pengembangan PTTA untuk keperluan pertahanan."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan RI, 2022
355 JIPHAN 8:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>