Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210479 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 tuntunan terhadap arsiparis pun ikut mengikat. Arsiparis Indonesia harus mampu bersaing dengan sumber daya kearsipan dari sesama negara ASEAN agar dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri. salah satu cara pembuktian bahwa arsiparis mempunyai kompetensi dalam bidang kearsipan adalah dengan sertifikasi arsiparis."
020 KHA 9:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Nunung Kurniawan
"Tulisan ini membahas pengalaman Radio Elshinta di Jakarta dalam mengembangkan jurnalisme berdasarkan inisiatif masyarakat jauh sebelum topik citizen journalism/jurnalisme warga muncul sebagai bahan riset dunia akademisi. Elshinta memiliki 100.000 pendengar yang setia menyumbangkan berita sejak tahun 2000. Studi ini membandingkan pengalaman Elshinta dengan situs jurnalisme warga populer di Korea Selatan Ohmynews dan mencoba mengidentifikasi katalis jurnalisme warga di kedua negara tersebut. Studi kasus ini dilengkapi wawancara dengan wartawan dari Ohmynews dan Elshinta.
Studi ini menyimpulkan bahwa dengan penetrasi internet di Indonesia rendah, budaya lisan kuat di Indonesia, dan tingkat pendidikan yang rendah, kesuksesan Elshinta dalam melibatkan pendengarnya dalam berita dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: (a) dominannya budaya lisan (b) rendahnya tingkat baca sehingga ada ketergantungan tinggi terhadap radio sebagai sumber informasi dan hiburan, (c) popularitas telepon seluler sebagai alat komunikasi. Meski demikian, televisi dan media cetak di Indonesia agak enggan menerapkan jurnalisme warga dengan alasan (a): ketakutan kehilangan reputasi sebagai institusi media yang kredibel dan juga kehilangan kepercayaan dari pemasang iklan, dan (b) konflik antara berita yang tidak teredit dari warga dengan kode etik jurnalistik dan Undang Undang Pers. Kendala yang lain untuk mengembangkan jurnalisme warga di media yang mainstream adalah rendahnya pemakaian handycam oleh para amatir, lambatnya akses internet, rendahnya kemampuan menulis dan kurangnya interaktivitas dari situs internet di Indonesia.

This paper examines the experience of Radio Elshinta in Jakarta with people-initiated journalism long before the descriptor "citizen journalism" emerged as a topic of research in academic level. Elshinta has 100,000 listeners, most with no formal training in journalism, contributing to its news broadcast since 2000. This study compares Elshinta's experience with a popular online citizen media portal Ohmynews in South Korea and attempts to identify the catalysts of ?citizen journalism? in the two countries. The case study is complemented by interviews with journalists from Ohmynews and Elshinta.
The study concludes that despite the low penetration of internet in Indonesia, the predominantly oral culture and low level of education, the main factors for Elshinta?s productive engagement with its listeners are (a) the predominantly oral culture in Indonesia; (b) low literacy, thus they rely on radio as the primary source of information and entertainment; and (c) the popularity of mobile phones for interpersonal communication. However, Indonesian television and printed media have been slow in catching up with people-initiated journalism because of: (a) fear over losing its reputation as credible media organizations, and thus commercial trust; and (b) conflict between unedited reports by untrained reporters with the professional code of ethics and Press Law. Other obstacles in broadering people-initiated journalism in Indonesian mainstream media are the slow uptake of amateur handy-cam images by TV stations, slow internet access, lack of writing skills, and lack of interactivity in existing online news sites."
Jakarta: The Jakarta Post, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wawaimuli Arozal
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
PGB-PDF
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Prakoso Bhairawa Putera
"ABSTRAK
Kekuatan sistem ekonomi berlandaskan pengetahuan dan daya saing dapat
diketahui dari keberadaan kebijakan iptek dan inovasi yang diterbitkan negara
tersebut. Tesis ini memberikan kontribusi dalam memahami kebijakan terutama
dari sisi konten. Kebijakan iptek dan inovasi selama periode 2000 ? 2011 dibedah
menggunakan analisis isi dengan kerangka sistem inovasi. Hasil analisis
menunjukkan sebagian besar kebijakan nasional kurang berpihak pada
pengembangan (riset), difusi, dan penerapan teknologi di daerah. Akan tetapi pada
tingkat daerah terutama Provinsi Jawa Timur dan Sumatera Selatan dukungan
kebijakan cenderung lebih baik, khususnya Sumatera Selatan menunjukkan
keberpihakan terhadap pengembangan sistem inovasi. Keberadaan kebijakan iptek
dan inovasi di Indonesia cenderung tidak beraturan, kondisi semacam ini berbeda
dengan kebijakan iptek dan inovasi di Brazil dimana regulasi yang ada secara
historis terbangun dengan baik dimulai dengan kemunculan dan penguatan
kelembagaan, dukungan program kapasitas iptek dan inovasi, dan penguatan
sistem inovasi nasional yang kemudian menjadi kekuatan sistem iptek dan inovasi
di negara tersebut. Hasil penelitian ini pun berhasil mengungkap adanya
fenomena kemunculan dukungan kepemimpinan daerah sangat memengaruhi
kebijakan iptek dan inovasi di daerah tersebut, bahkan ada sejumlah regulasi yang
diterbitkan secara nasional yang menuntut untuk dibuatkan pengaturan di tingkat
daerah tetapi tidak ditindak lanjuti oleh kepemimpinan daerah tersebut.

ABSTRACT
Power of economic system based on science and competitiveness can be
identified by its science, technology and innovation published by its country. This
thesis contributes to understand the policy especially from its content. The
science, technology and innovation during 2000-2011 period will be studied using
content analysis with the framework of innovation system. The outcome shows
that most of the national policy less takes side to regional development (in
research), diffusion, and technology application. However, in regional level,
support for the policy tends to be better than in the national level, especially in
South Sumatera region. Indonesia?s Science, Technology, and Innovation Policy
tend to be not well organized, this is contrast with Brazil?s, and they were
historical well organized. They started with the organizational emergence and
empowerment, support of the science, technology and innovation program, and
then become the power of science, technology and innovation system in that
country. This research also discovered a phenomenon that the Science,
Technology, and Innovation Policy was greatly affected by its regional support
and leadership. There are even a number of regulations that had been issued
nationally but demands to be made in form of regulation at the regional level, but
still not followed up by the authority of the regions."
2012
T30648
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 1983
001.4 KEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 1983
621.381 IND p (2);621.381 IND p (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Sri Naryanto
Jakarta: BPPT Press, 2016
551.307 HER p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>