Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ekri Bill
"ABSTRAK
Pasir besi merupakan komoditi yang penting pada pengolahan industri besi dan baja
didunia. Saat ini Indonesia masih mengimpor bahan baku industri besi dan baja dari
negara luar seperti China, Brazil, Swedia, dan lainnya. Padahal, sumber daya pasir besi
di Indonesia mampu untuk menjadi salah satu alternatif dalam pengembangan industri
ini. Namun, dalam prosesnya pengembangan industri pengolahan pasir besi memiliki
banyak hambatan, baik dari segi teknis maupun non-teknis. Kekurangan penelitian
tentang teknologi pengolahan pasir besi yang mumpuni masih menjadi faktor
penghambat. Selain itu kandungan titanium yang ada pada pasir besi yang umumnya
di Indonesia juga menjadi masalah yang teknis bagi pengembangan industri ini. Untuk
itu diperlukan suatu penelitian tentang pengolahan pasir besi. Pada penelitian dilakukan
suatu metode penggunaan ukuran partikel serta proses magnetik untuk melakukan
preparasi awal suatu proses peningkatan kadar titanium dari pasir besi. Sampel awal
pasir besi yang digunakan berasal dari daerah Tasikmalaya. Pada awalnya, pasir besi
akan diberikan proses pengeringan selama 30menit untuk mengurangi kadar air dalam
pasir besi tersebut. Setelah pengeringan selesai sampel dianalisis komposisi dengan
menggunakan EDS. Kemudian sampel akan melalui tahapan pengayakan. Pada proses
ini, pasir besi akan terpisah menjadi beberapa ukuran partikel, diantaranya 80#, 100#,
120#, 140#, 170#, dan 270#. Setelah itu sampel dilakukan uji EDS untuk melihat kadar
titanium tertinggi. Kemudian sampel diberikan proses pemisahan secara magnetik
dengan 3 variabel, yakni 0.5T, 1.3T, 1.8T. Setelahnya sampel dianalisis kembali
kadarnya untuk kemudian memperoleh hasil peningkatan kadar titanium setelah
proses-proses tersebut. Pada awal pengeringan, sampel memiliki kadar Ti sebesar
4.43%. Setelah melalui proses pengayakan, sampel dengan kadar titanium tertinggi
adalah sampel yang memiliki ukuran partikel 270#, yakni sebesar 11.87%. Sampel ini
kemudian menjadi sampel utama pada proses pemisahan magnetik. Pada proses
pemisahan magnetik didapatkan terjadi penurunan kadar titanium pada penggunaan
induktansi sebesar 0.5T dan 1.3T. Namun, pada saat penggunaan induktansi 1.8T,
sampel mengalami peningkatan kadar Ti menjadi 14.22%.

ABSTRACT
Iron sand is an important commodity in the processing of iron and steel industry in the
world. As we know, Indonesia still import raw materials of this industry from foreign
countries, for example, China, Brazil, Sweden, etc. In fact, iron sand resources in
Indonesia is able to be one of the alternatives resources in the development of this
industry. However, the development of the iron sand processing industry has much
barriers, both technical and non-technical. We can developed iron sand to be a potential
source for titanium processing industry. Titanium processing industry in Indonesia
itself is still rarely developed. This is because of some difficulties in the process.
Shortage of research on developed technologies that capable and friendly to
environtment is still a limiting factor. In addition the content of titanium in the iron
sand is also being a technical problem for the development of this industry. This
requires a deep study of the iron sand processing. In this research carried out a method
using magnetic and particle size as well as the process of preparation of titanium
extraction. Initial sample of iron sand used comes from Tasikmalaya region. First of
all, the iron sand will be given the drying process for 30 minutes to reduce the water
content in the iron sand. After that, the samples were analyzed its composition by using
EDS. Then the sample will be sieving through 6 stages. In this process, iron sand will
be separated into several particle sizes, such as 80 #, 100 #, 120 #, 140 #, 170 #, and
270 #. After that, the samples tested with EDS to see which sample has the highest
levels of titanium content. Then the sample is given by the magnetic separation process
with 3 variables, 0.5T, 1.3T, 1.8T.Last process is the samples were analyzed EDS for
second time. At the beginning of drying, the samples had levels of 4.43% Ti. After
going screening process, samples with 270# has highest titanium content, which is
equal to 11.87%. Than this samples then become the main sample in the magnetic
separation process. In the process of magnetic separation there are some decreased
levels of titanium content in the use of an inductance of 0.5T and 1.3T. Howe"
2017
S70162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hansel Loshaless
"ABSTRAK
Pada perkembangan desain moderen, aspek arsitektural dari jembatan harus di ekspresikan dalam desain struktur. Rangka pada jembatan akan lebih menarik secara visual jika tidak memiliki rangka diagonal, sehingga jembatan dengan sistem balok menerus atau sitem rangka vierendeel merupakan pilihan yang tepat. Penelitian ini berfokus pada respon seismik dari struktur jembatan balok menerus dan jembatan vierendeel dengan memvariasikan kekakuan elastomeric rubber bearing, kekakuan pilar, panjang bentang jembatan, dan jenis pilar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sistem rangka vierendeel lebih efisien dibandingkan sistem balok menerus.

ABSTRACT
In the development of modern design, the architectural aspects of the bridge must be expressed in the design of the structure. The frame on the bridge will be more visually appealing if it does not have any diagonal frame, so a bridge with a continuous beam system or vierendeel system is the right choice. This study focuses on the seismic response of the continuous bridge beam structure and vierendeel bridge by varying elastomeric rubber bearing stiffness, pillar rigidity, the span of the bridge, and pillar type. The results showed that the vierendeel frame was more efficient than continuous beam system. "
2017
S68286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellobody, Ehab
"In recent years, bridge engineers and researchers are increasingly turning to the finite element method for the design of steel and steel-concrete composite bridges. However, the complexity of the method has made the transition slow. Based on twenty years of experience, Finite element analysis and design of steel and steel-concrete composite bridges provides structural engineers and researchers with detailed modeling techniques for creating robust design models. The book?s seven chapters begin with an overview of the various forms of modern steel and steel?concrete composite bridges as well as current design codes. This is followed by self-contained chapters concerning: nonlinear material behavior of the bridge components, applied loads and stability of steel and steel?concrete composite bridges, and design of steel and steel?concrete composite bridge components."
Waltham, MA: Butterworth-Heinemann, 2014
e20427073
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Al Farizi
"Work Breakdown Structure WBS adalah perincian deliverable dan pekerjaan proyek menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat dikelola lebih baik. Pada kenyataannya, proyek konstruksi jembatan di Indonesia masih banyak yang tidak sesuai dengan perencanaan dalam segi penjadwalan. Oleh karena itu, pengembangan Standarisasi WBS berbasis risiko diusulkan untuk perencanaan penjadwalan pekerjaan Jembatan Baja. Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap dengan metode analisis risiko kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan WBS standar terdiri dari 6 level, dengan variabel risiko dominan terhadap kinerja waktu proyek,yang akan di rekomendasi sebagai respon-respon risiko untuk pengembangan WBS standar.

Work Breakdown Structure WBS is a breakdown of deliverables and project work into smaller components that can be better managed. In fact, bridge construction projects in Indonesia are still many that are not in accordance with the planning in terms of scheduling. Therefore, the development of risk based WBS Standardization is proposed for planning schedule of Steel Bridge work. The research consists of several stages with qualitative risk analysis method. The results show that WBS standard consists of 6 levels, with the dominant risk variable on project time performance, in which risk responses are recommended to develop standardized WBS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Rachma Anggita
"ABSTRAK
Jembatan segmental dengan sistem beton prategang menjadikan sambungan kunci
geser sebagai media penghubung yang penting untuk diperhatikan. Penelitian ini
membahas sambungan kunci geser tanpa perekat bermaterial baja mutu sedang
serta mensimulasikan berbagai variasi parameter untuk melihat perilaku dari
sambungan kunci geser. Pemodelan dilakukan menggunakan software ANSYS
dengan dua tipe pemodelan. Hasil penelitian pemodelan tipe 1 menujukkan beban
potensi kegagalan beton dan kunci geser meningkat jika kombinasi mutu beton dan
baja mutu sedang, gaya prategang, kemiringan tendon prategang serta jumlah kunci
geser semakin besar. Hubungan tegangan utama serta tegangan geser terhadap
perpindahan vertikal, pemodelan tipe 2 menunjukkan adanya osilasi pada tegangan
geser setelah melewati nilai maksimum dan kemudian meningkat.

ABSTRACT
The development of segmental bridge with prestressed concrete systems make
shear key joint as connection media that is important to note. This study discussed
about dry joint-shear key with the material used was medium-grade steel and
applying several parameters to see the behavior of the shear key joint. Modeling
implemented using ANSYS software with two type of material model. The results
in modeling type 1 showed that potential load of concrete and shear key would be
greater if combination of the grade of concrete and medium-grade steel,
prestressing force, angle of prestressing tendon, and number of shear key were
increased. Principal stress and shear stress compared with vertical displacement
relations, in modeling type 2 showed an oscillation in the shear stress after passed
the maximum value and then increased."
Unversitas Indonesia. Fakultas Teknik, 2016
S65389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdel-Sayed, George
New York: McGraw-Hill, 1994
624.217 ABD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kaisha Tamara
"ABSTRACT
Jalan Tol Cikampek-Padalarang Cipularang membentang pada tebing curam dengan stratifikasi tanah lempung serpih yang memiliki kuat geser tanah rendah pada lerengnya. Pusjatan melampirkan data bahwa pada 23 Desember 2016 tiang P2 Jalan Tol Cipularang mengalami pergeseran hingga 57,02 cm. Pergeseran ini diduga terjadi akibat tanah lempung serpih yang berinteraksi langsung dengan air dari sungai Cisomang. Pergeseran tiang P2 mengindikasikan terjadinya pergeseran struktur pondasi Jembatan Cisomang sedalam 22 m secara lateral yang lebih besar dari penurunan aksial. Untuk itu, dilakukan studi dengan metode analisis balik dalam menentukan pengaruh perkuatan pondasi berupa borepile untuk menentukan pengaruh borepile kepada pergeseran lateral lempung serpih dibantu dengan perangkat lunak PLAXIS dalam menyimulasikan perilaku tanah. Penelitian ini mengajukan kedalaman borepile 35 m dan 60 m sebagai perkuatan pondasi eksisting. Disamping kontribusinya dalam mengurangi pergeseran lateral mencapai 33-68, perkuatan ini memotong bidang gelincir dari lereng Cipulareng dan meningkatkan faktor keamanan FK sebesar 4.7-16.

ABSTRACT
Cisomang bridge is one of the bridges connecting Jakarta and Bandung through Cikampek Padalarang Cipularang Highway. The Road and Bridge 39s Research and Development Center PUSJATAN presents data that on December 23rd, 2016 Pier P2 of Cipularang Highway is shifted for 57,02 cm. This movement is suspected occurred due to decreasing of clayshale 39 s shear strength caused by Cisomang River 39 s seepage. Pier P2 movement indicates more massive lateral displacement of Cisomang Bridge 39 s foundation for 22 m depth than its settlement. Accordingly, we study trough back analysis method for determining the impact of bore pile to lateral displacement on clayshale using PLAXIS to simulate the behavior of soil. This research proposes 35 m and 60 m depth bore pile to be a foundation reinforcement. Aside from its contribution on decreasing lateral displacement of existing foundation up to 33 68 , this reinforcement cut the slip surface of Cipularang slope and increase its safety factor SF for 4.7 16."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arianto
"Tahapan konstruksi ketika pembangunan jembatan cable-stayed akan berpengaruh terhadap analisis strukturnya. Respon struktur yang dihasilkan ketika analisis dilakukan secara langsung (jembatan utuh) tanpa memperhitungkan tahapan konsturksi akan berbeda dengan analisis sequential sesuai dengan tahapan konstruksinya.
Tulisan ini akan membandingkan hal tersebut. Untuk itu, analisis sequential perlu dilakukan sesuai tahapan konstruksi yang dilakukan. Gaya kabel prategang yang diberikan akan berbeda antara analisis langsung dengan analisis sequential. Gaya tersebut tergantung boundary condition yang ingin dicapai. Gaya dalam kabel prategang, gaya dalam momen lentur gelagar serta gaya dalam momen lentur pylon berubah-ubah setiap tahapan konstruksinya.
Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan respon struktur yang dihasilkan oleh analisis langsung dan analisis sequential. Perbedaan ini memiliki nilai maksimum sebesar 19,15% untuk gaya penarikan kabel, 3,27% untuk gaya dalam kabel pada saat jembatan utuh, dan 163,04% untuk gaya dalam momen lentur gelagar.

Applied construction stages in cable-stayed bridge construction will affect its structure analysis. The resulting structural response when the analysis is done by direct analysis (full structure) without considering the staging will be different with sequential analysis prior to its construction stage.
This paper will compare the result. Therefore, the analysis needs to be carried out according to the given sequential stages. Applied cable pretension forces will be different between direct and sequential analysis. The pretension forces depend on the boundary conditions need to be fulfilled. Cable's internal tension forces, girder's and pylon's bending moment change in every phase in construction stage.
The results show that there are differences between direct and sequential analysis. The differences have maximum value 19,15% for cable’s pretension force, 3,27% for cable's internal tension force when the member of the bridge is full, and 163,04% for bending moment at girder.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hud Rafsanjani
"Pembangunan jembatan penting karena kemampuannya untuk menghubungkan masyarakat melalui koneksi darat-jalan, sehingga menghemat waktu dan meningkatkan produktivitas mereka yang tinggal di daerah ini. Oleh karena itu, penelitian ini mengevaluasi Jembatan Temadore, yang dibangun untuk menghubungkan Kota Ternate, Maitara dan Kota Tidore melalui jalan darat untuk meningkatkan pergerakan dan mengurangi kesenjangan dalam menilai kedua wilayah tersebut. Data dikumpulkan menggunakan Interpretative Structural Modeling (ISM) yang mencari dan mengidentifikasi beberapa variabel sesuai dengan daya ketergantungan dan daya dorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan jembatan meningkatkan pergerakan aktivitas dan produktivitas masyarakat, sehingga mengarah pada pertumbuhan ekonomi.

The construction of bridge is important due to its ability to link communities through land-road connection, thereby saving time and increasing productivity of those living in these areas. Therefore, this research evaluated the Temadore Bridge, built to link Ternate City, Maitara land and Tidore City by road to enhance movement and reduce disparities in assessing both areas. Data were collected using the Interpretative Structural Modeling (ISM) which searched for and identified several variables according to the dependence power and driving power. The result showed that construction of bridge increased the movement of community activities and productivity, thereby leading to economic growth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Muhammad Idris
"ABSTRAK
Sering sekali dijumpai di lapangan struktur balok lantai jembatan maupun gedung berupa struktur grid. Akan tetapi struktur-struktur tersebut tidak dianalisa sebagal struktur grid, melainkan dianalisa sebagai balok sederhana (simple beam) dengan cara menganalisanya satu-persatu. Balok melintang dianalisa terlebih dahulu baru kemudian balok memanjangnya, atau sebaliknya. Karena itu akan dicoba dibandingkan antara analisa struktur grid dengan analisa struktur balok sederhana (simple beam).
Analisa struktur grid dilakukan dengan metode kekakuan dengan menggunakan bantuan program aplikasi komputer SAP 2000. Beban yang bekerja mengacu kepada Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya tahun 1987 (PPPJJR 1987).
Dari hasil perbandingan menunjukkan bahwa gaya-gaya dalam berupa momen lentur dan gaya lintang yang ter adi pada analisa struktur grid lebih kecil dibandingkan dengan analisa struktur simple beam.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S35651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>