Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113782 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joshua Christopher Daniel
"ABSTRAK
Linsanity 2013 adalah sebuah film dokumenter yang menceritakan perjalanan Jeremy Lin. Film ini menceritakan perjuangan yang Lin lalui sebagai seorang warga Amerika yang memiliki keturunan Asia mencoba keberuntungannya untuk menjadi pemain basket. Film tersebut juga memuat interview-interview dan cuplikan-cuplikan pertandingan. Selain filmnya, situs web resmi Jeremy Lin www.jlin7.com juga menjadi korpus untuk menganalisa isu-isu yang diangkat di penilitian ini. Isu-isu di dalam tulisan ini adalah Lin sebagai contoh model minoritas yang sedang mengejar mimpi Amerika, etika-etika Jeremy Lin yang mencerminkan karya Weber etika Protestan, dan kapitalisme di balik Linsanity. Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih dalam fenomena Linsanity dimana Lin menjadi seorang model minoritas. Penelitian ini juga mencoba menginvestigasi bagaimana religiusitas seorang Jeremy Lin dapat memberikan etika-etika tertentu dan bagaimana hal itu membuat Linsanity mengandung kapitalisme yang merubah referensi istilah tersebut dari fenomena Jeremy Lin menjadi sebuah produk.

ABSTRACT
Linsanity 2013 is a documentary film depicting the story of Jeremy Lin. It tells the struggle that Lin went through as an Asian American trying out his luck to be a basketball player. Also, the movie includes interviews and game highlights. In addition to the movie, Jeremy Lin rsquo s official website www.jlin7.com is added to the corpus to analyze the issues brought up in the study. The issues in this paper are Lin as an example of model minority achieving the American Dream, the ethics of Jeremy Lin that reflect Weber rsquo s work of Protestant ethic and the capitalism behind Linsanity. This paper aims to take a look further at the phenomenon of Linsanity in which Lin becomes a model minority. Also, it attempts to investigate how Jeremy Lin rsquo s religiosity managed to give Lin certain ethics and how it resulted in Linsanity containing capitalism which changes the reference of the term itself from Jeremy Lin to a product. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Inasya Nur Qamarani
"ABSTRAK
Stereotipe adalah asumsi palsu yang nyatanya menjadi masalah di dalam masyarakat. Dari banyak jenis stereotipe, artikel ini secara khusus membahas stereotipe etnik, yaitu pada etnik Latin, yang terdapat dalam film The Back-up Plan (2010) dengan menganalisis karakter serta beberapa elemen teknis film tersebut. Meskipun karakteristik dari Zoe dibuat untuk menghilangkan stereotip Latina, pada saat bersamaan, upaya tersebut menciptakan masalah baru yang sama rumitnya dimana ia mencoba untuk mengikuti budaya kaum dominan melalui penampilan dan kehidupan sosialnya.

ABSTRACT
Stereotype is a false assumption that turns out to be a problematic issue in the society. From many types of stereotype, this article specifically discusses ethnic stereotype, Latina, that found in the movie The Back-up Plan (2010) using character analysis and some of the movie s technical elements. Even though the character of Zoe is constructed to disembody the stereotypes of Latina, at the same time such attempt provides another complex problem as she appropriates the dominant culture through her appearance and social life."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Redwood, John
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990
330.122 RED k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Yulia
"Tesis ini membahas pemaknaan khalayak perempuan terhadap film Ketika Tidak Bicara Cinta. Film Ketika Tidak Bicara Cinta merupakan film yang mengangkat tema mengenai percintaan penyandang disabilitas yang dibumbui oleh beberapa adegan seksual. Penelitian ini melihat bagaimana khalayak memaknai kisah cinta dan adegan seksual para penyandang disabilitas dalam film Ketika Tidak Bicara Cinta. Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis dengan memakai teori resepsi encoding-decoding Stuart Hall untuk melihat pemaknaan dari khalayak aktif. Penelitian ini bersifat deskriptif, hal ini dikarenakan data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa hasil wawancara dengan para informan. Teknik pengumpulan menggunakan wawancara mendalam dengan informan.
Hasil penelitian ini terlebih dahulu melihat pemaknaan cinta, adegan seksual, dan disabilitas yang telah terkonstruksi pada khalayak perempuan "normal". Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaknaan terhadap cinta dan adegan seksual para penyandang disabilitas dalam film Ketika Tidak Bicara Cinta. Konsep encodingdecoding film tersebut menghasilkan bahwa posisi ketiga informan dalam memaknai film Ketika Tidak Bicara Cinta cenderung dipengaruh oleh budaya yang dianut, latar belakang keluarga dan pendidikan, serta pola pergaulan

This thesis discusses about women audiences reception toward What They Don’t Talk about When Talk about Love Movie. The story of this film is about disabilities love and sexual stories. This thesis sees how the audience's reception about disabilities love and sex stories in the film. This research uses constructivist approach along with the encoding-decoding reception theory by Stuart Hall. This research is descriptive because the data that has been gathered is the description from all informants. The data gathered technique is through in-depth interview.
The result of this research is to see audience reception for love, sexual film scene, and disability that has been construct in a "normal" society especially women. Then, it will proceed with women audience reception toward disabilities love and sexual scene from What They Don't Talk about When They Talk about Love film. Encoding-Decoding concept brings a result that the audience receptions depend on their culture, family and education background, also their peer group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzana Admi
"ABSTRAK
Artikel ini meneliti perkembangan agensi perempuan dari tokoh utama perempuan pada film Joy dan Selena yang berhubungan dengan perkembangan moral mereka yang pada akhirnya berkrontribusi pada tingkat agensi yang mereka miliki. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menemukan tipe perkembangan dan perubahan agensi dan moral seperti apa yang harus mereka alami sehingga mereka dapat memiliki agensi yang seutuhnya. Selain itu, artikel ini juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah kedua tokoh wanita tersebut memiliki tingkat agensi yang sama. Melalui analisis percakapan dari kedua film, artikel ini akan menunjukkan kuat dan lemahnya agensi dari tiap karakter di saat mereka menghadapi cobaan hidup. Untuk itu tahap-tahap kehidupan kedua tokoh tersebut, masa kanak-kanak dan saat mereka dewasa dibahas. Karena memiliki latar belakang dan kondisi keluarga yang sangat berbeda, Joy dan Selena harus menghadapi tekanan-tekanan hidup yang berbeda pula. Ketika dihadapkan dengan masalah, dua tahap perkembangan moral pada diri tiap karakterlah yang mempengaruhi cara mereka mengambil keputusan. Hal ini memiliki efek yang berbeda pada kualitas agensi mereka walaupun pada akhir cerita hidup mereka, mereka sama-sama menjadi wanita yang sukses meraih mimpi.

ABSTRACT
This article examines the development of female agency related to the stages of moral development happening in the main female characters of Joy 2015 and Selena 1997 , which later is contributed to their level of agency. It aims at finding out what kind of change in the agency and moral development of each characters that they have to experience in order to have their full agency, and whether the agency are of the same level or not. Through a conversation analysis from the two films, this article will show the highs and lows of the characters rsquo; agency as they face obstacles in their life. In an effort to identify this, the research is focusing on Joy rsquo;s and Selena rsquo;s stages of life: childhood and adulthood. Coming from a completely different family background and condition, Joy and Selena must face different suppressions in their life. At this point, the two stages of moral development from each characters influence the way they solve the problems. This means it can affect their agency rsquo;s quality differently even though in the end, both can successfully reach their dreams."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrota Ayuni Alamsyah
"ABSTRAK
Dunia Cerita (storyworld) adalah alam fiksi dengan karakter, objek, pengaturan, hukum fisik, aturan dan nilai sosial, peristiwa dan peristiwa mental, yang selanjutnya membentuk kepercayaan, keinginan, ketakutan, tujuan, rencana, dan kewajiban dari para karakter di dalamnya (Richter, 2016, Applying Henry Jenkins Criteria to the Marvel Cinematic Universe, paragraf 1). Dunia Cerita Transmedia membangun jalan cerita dengan elemen-elemen yang saling terkait satu sama lainnya. Dengan mengambil kasus film Avengers: Infinity War (2018) sebagai bagian dari Marvel Cinematic Universe (MCU), makalah ini memaparkan semesta (universe) MCU yang dibangun dari cerita-cerita Guardians of the Galaxy (2014), Captain America: Civil War (2016), dan Black Panther (2018). Data yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah data sekunder berupa laporan penelitian dan artikel-artikel berita. Makalah ini dapat memberi kontribusi bagi studi mengenai budaya populer, khususnya film. Makalah ini berargumen bahwa cerita fiksi MCU dipengaruhi oleh berbagai komponen Dunia Cerita yang telah mendobrak struktur narasi tradisional.

ABSTRACT
Storyworld is a fictional world that has its characters, objects, setting, physical laws, social rules and values, events and mental events, the latter forming beliefs, wishes, fears, goals, plans, and obligations of the characters in it (Richter, 2016, Applying Henry Jenkins Criteria to the Marvel Cinematic Universe‖, paragraph 1). Transmedia storyworld builds storylines with elements that are interrelated with each other. By taking the case of Avengers: Infinity War (2018) film as part of the Marvel Cinematic Universe (MCU), this paper presents the universe that MCU has built from the stories of Guardians of the Galaxy (2014), Captain America: Civil War (2016), and Black Panther (2018). The data used in writing this paper is secondary data in the form of research reports and news articles. This paper could contribute to the study of popular culture, specifically movies. This paper argues that MCUs fiction stories are influenced by various components of storyworld that has revolutionised the traditional narrative structure."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Heilbroner, Robert L.
Jakarta: LP3ES, 1991
330.122 HEI h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Shuri Mariasih Gietty
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T19802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diorie Atalea Yessica
"Walt Disney Studios telah menghasilkan film demi film yang merepresentasikan budaya dan berbagai pengalaman manusia. Kematian dan kedukaan adalah pengalaman manusia yang paling sering digunakan film Disney dalam plot mereka. Ada perubahan dalam cara model berkabung direpresentasikan dalam film mereka. Artikel ini mengkaji perbedaan model berduka antara film Coco (2017) dan Onward (2020). Film-film tersebut dipilih karena fokus eksplisit mereka pada kesedihan dan kematian anggota keluarga. Temuan metode analisis tekstual menunjukkan bahwa kedua film memiliki kontras yang mencolok tentang bagaimana metode kontemporer dimanifestasikan dalam karakter mereka. Coco (2017) dan Onward (2020). menggunakan model kesedihan yang berbeda dan bagaimana mereka berlanjut setelah konflik diselesaikan. Artikel ini juga menemukan bahwa makhluk mitos digunakan sebagai simbol kesedihan dan menghasilkan reaksi yang berbeda dari karakter-karakter yang ada. Bukti yang ditunjukkan dalam artikel ini menunjukkan bahwa Onward (2020) tidak merangkul pergeseran model duka cita kontemporer yang digunakan oleh film-film di awal era Disney modern.

Walt Disney Studios have produced movies after movies that represent cultures and various human experiences. Death and grief are the most common human experience that Disney movies often use in their plots. There has been a shift in how the bereavement models are represented in their movies. This paper examines the differences of grief models between the movies Coco (2017) and Onward (2020). The movies were chosen due to their explicit focus on grief and the death of family members. The findings of the textual analysis method show that the movies have striking contrasts of how contemporary methods are manifested in their characters. Coco (2017) and Onward (2020). use different models of grief and how they are continued after conflicts are resolved. This paper also finds that mythical creatures are used as symbols of grief and result in different reactions from the characters. The evidence showed in this article suggests that Onward (2020) does not embrace the shift of contemporary bereavement models used by earlier movies in the modern Disney era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Nabila Malik
"ABSTRAK
Artikel ini akan membahas tentang sebuah film yang berjudul Marguerite 2015 karya Xavier Giannoli yang sangat kuat menampilkan simbolisasi warna putih. Simbol-simbol tersebut akan dianalisis menggunakan konsep pengkajian sinema yang dikemukakan oleh Denis Petrie dan Joe Boggs dalam bukunya yang berjudul The Art of Watching Films. Hasil analisis memperlihatkan bahwa alur pada film ini digerakkan adanya tema besar kebohongan pada umumnya dan white lies pada khususnya. Selain itu, ditemukan juga simbolisasi warna putih yang berkaitan erat dengan watak polos dan naif yang dimiliki oleh tokoh utamanya, Marguerite Dumont.

ABSTRACT
This article will discuss about a film titled Marguerite 2015 by Xavier Giannoli that strongly shows white symbolization. The symbols will be analyzed using the concept of cinema review proposed by Denis Petrie and Joe Boggs from their book, The Art of Watching Films. The results of the analysis show that the flow in this film is driven by a major theme of lies in general and white lies in particular. In addition, also found a symbol of white color that is closely related to the plain and na ve character possessed by the main character, Marguerite Dumont."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>