Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174645 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsamarah Augustina S
"ABSTRAK
Unbreakable Kimmy Schmidt 2015 merupakan sebuah serial komedi Amerika yang menceritakan tentang Dong, seorang imigran Asia-Amerika yang menginginkan identitas maskulin yang disandangnya diterima dengan baik oleh masyarakat umum. Walaupun sudah banyak studi literatur yang mengkaji penggambaran stereotipe maskulinitas Asia-Amerika dalam serial televisi, hampir tidak ada yang membahas usaha pria Asia-Amerika dalam mengkonstruksi kembali maskulinitas mereka. Artikel ini menerapkan konsep atribusi Asianis dan transgresif yang digagas Iwamoto dan Liu untuk menggali aspek multidimensional dalam konsep maskulinitas Asia dan merekonstruksi gagasan tentang mengeosiasikan maskulinitas Asia melalui analisis terhadap karakterisasi Dong, hubungan antar-ras yang dimiliki tokoh tersebut dengan satu tokoh wanita yang berkulit putih, dan persaingan antar-ras antara Dong dan satu tokoh pria berkulit putih. Artikel ini membuktikan bahwa maskulinitas Asia yang bersifat multidimensional dan tercermin dalam karakter Dong menegaskan kembali posisinya sebagai seorang pria yang maskulin dan menarik di masyarakat.

ABSTRACT
Unbreakable Kimmy Schmidt 2015 is an American sitcom that explores the Asian American immigrant Dong as he seeks acceptance of his masculine identity in the society. While many studies have discussed the masculinity stereotypes of Asian Americans in television series, they scarcely analyze the attempts of masculinity reaffirmation. By using Iwamoto and Liu rsquo s framework of Asianized and transgressive attributions, this article aims to discover the multidimensional aspects of Asian masculinity and how it is applied to reconstruct the idea of negotiating Asian masculinity through the analysis of Dong rsquo s personality, his interracial relationship with a white woman, and interracial competition with a white man. This article argues that the multidimensional Asian masculinity that Dong embodies reaffirms his position as an attractive, masculine man in the society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Park, Joung Woo
"Isu-isu yang berkaitan dengan homoseksualitas telah banyak dibahas, contohnya meningkatnya representasi negatif homoseksual di media. Beberapa penelitian menganalisis umumnya homofobia yang berhubung dengan maskulinitas. Modern Family adalah serial TV Amerika yang menggambarkan homoseksualitas dan hubungannya dengan maskulinitas tradisional, yang direpresentasikan oleh salah satu karakter utamanya, Jay Pritchett. Dengan menggunakan konsep Kimmel 1994 tentang homofobia dalam cakupan yang lebih luas, penelitian ini menganalisis maskulinitas Jay, terutama dalam konteks norma maskulin, hubungan ayah-anak, dan kontribusinya terhadap perilaku homofobia melalui analisis tekstual. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa nilai maskulinitas Jay memengaruhi hubungan ayah-anak secara negatif.

Issues related to homosexuality have been widely discussed, for example the increasing problematic representation of homosexuals in the media. Several studies analyze homophobia commonly its relation to masculinity. Modern Family is an American TV series which portrays homosexuality and its relations with traditional masculinity, represented by one of the main characters, Jay Pritchett. Using Kimmel's 1994 concept about the broader range of homophobia, this study analyzes Jay's masculinity, particularly in the context of masculine norms, father son relationships, and their contributions toward his homophobic behaviors through textual analysis. Research findings reveal that Jay's masculine values influence the father son relationship in a problematic way as they contribute to his homophobic behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Montanaro, Muhammad Abdul Karim
"Naskah ini menunjukkan bagaimana maskulinitas hegemonik digambarkan dalam kartun AmericanDad!. Tujuan dari naskah ini adalah untuk menunjukkan secara rinci tingkah-tingkah laku yang diasosiasikan dengan maskulinitas hegemonik, dan bagaimana kartun tersebut mengkritiknya. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai maskulinitas hegemonik dalam media dan genre-genre yang berbeda-beda terlalu luas dan tidak dapat menjelaskan secara mendalam tingkah-tingkah laku apa saja yang diasosiasikan dengan maskulinitas hegemonik dan mengapa hal tersebut berbahaya. Dengan berfokus kepada tingkah-tingkah laku dari karakter-karakter tertenti dalam American Dad! tingkah-tingkah laku tersebut dapat diamati secara lebih rinci an mengapa tingkah-tingkah laku tersebut berbahaya dapat dijelaskan dengan lebih jelas. Adegan-adegan tertentu dari episode-episode tertentu yang menggambarkan tingkah-tingkah laku ini dipilih untuk pengamatan ini, dan setiap tingkah laku tersebut diamati dengan rinci untuk memahaminya sebagai satir dan apa yang dapat disimpulkan darinya. Dengan mengamati tingkah-tingkah laku ini dengan lebih rinci, kita akan memahami lebih jelas mengapa mereka berbahaya, dan kita akan dapat mendeskripsikan secara lebih jelas apakah yang dimaksud dengan maskulinitas hegemonik.

This paper presents how hegemonic masculinity is depicted in American Dad! cartoon. The aim is to show how the show in details behaviors that are associated with hegemonic masculinity, and how the show criticizes them. Previous researches about hegemonic masculinity in different media and genres are too spread and could not define deeply what are the behaviours associated with hegemonic masculinity and why they are harmful. By focusing on these behaviours of certain characters in American Dad! they could be observed in more detailed way and why they are harmful could be explained more clearly. Certain scenes from certain episodes that depicts these behaviours are choosen for this observation, and each scene are observed in details to be able to understand it as a satire as well as what it implies. By observing these behaviours in more details, we would understand more clearly why they are harmful, and we would be able to describe more clearly what hegemonic masculinity is.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Revi Devi Paat
"Tesis ini membahas bagaimana kekuasaan mitos maskulinitas pada iklan TV rokok Djarum Super ?Great Adventure of Indonesia?. Penelitian ini adalah penelitian kritis dengan desain kualitatif interpretif yang menggunakan metode semiotika Barthes. Konsep kekuasaan Foucault yang digunakan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa iklan TV ini menghadirkan kategori atas maskulinitas dan normalisasi terhadap mitos maskulinitas. Tanda-tanda konotatif yang ikut terbawa dalam iklan ini bekerja dalam melanggengkan mitos maskulinitas yang menjadi bagian dari legitimasi ideologi patriarki. Model praktik yang digunakan yaitu menampilkan laki-laki sebagai subyek. Resistensi terhadap mitos maskulinitas tidak terlihat.

The focus of this study is the power of masculinity myth in cigarette TV commercial Djarum Super ?Great Adventure of Indonesia?. This is a critical qualitative interpretative research with Barthesian semiotic. Foucault's concept of power, that is used in this research, shows that this TV commercial is presenting categories of masculinity and normalization of masculinity myth. The connotative signs carried away in this commercial work in continuing masculinity myth as part of legitimacy of patriarchal ideology. The type of practice used in this commercial is featuring man as a subject. Resistance to masculinity myth does not appear in this commercial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Hari Farisca
"ABSTRAK
Iklan merupakan sebuah sumber untuk mendapatkan informasi. Di antara konten-konten yang ditayangkan oleh iklan, banyak yang menggambarkan konsep maskulinitas. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana iklan merepresentasikan konsep maskulinitas dan bagaimana iklan mengkonstruksi maskulinitas di benak khalayak. Untuk itu digunakan analisis semiotika dengan melihat tanda-tanda yang ditampilkan oleh iklan, terlebih melihat makna denotasi dan konotasinya. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa representasi maskulinitas dapat dilihat dari makna denotasi tampilan fisik dan makna konotasi tampilan sikap pria maskulin yang masih menggunakan stereotip lama masyarakat Indonesia. Konstruksi maskulinitas yang digambarkan oleh iklan televisi telah membentuk pola gaya hidup baru bagi kaum pria. Gaya hidup yang terbentuk itu adalah gaya hidup konsumtif.

ABSTRACT
Advertising is one of the ways to get information. Among the contents in advertising, many of them illustrate the concept of masculinity. The purpose of this academic paper is to explain how advertising represents the concept of masculinity and how advertising constructs the masculinity concept in the audiences rsquo s mind. For that reason, the writer uses semiotic analysis meaning of denotation connotation to see signs displayed by advertising. The results of this paper show that the depiction of masculinity still represents the old stereotype about masculinity in Indonesian society. This representation can be seen from the denotative meaning psysical appearance and connotative meaning attitude of masculine men in the advertising. The construction of masculinity that is illustrated by television advertisement has formed a man rsquo s new lifestyle which is consumtive."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni Aliarto
"ABSTRAK
Representasi komunitas Asia-Amerika di media dipenuhi dengan kontroversi dikarenakan banyaknya representasi yang dianggap stereotipikal dan satu dimensi. Fresh Off the Boat 2015 ndash; sekarang dan 2 Broke Girls 2011 ndash; 2017 merupakan dua contoh serial televisi Amerika yang dianggap telah melemahkan maskulinitas karakter laki-laki Asia-Amerika dalam dua serial tersebut. Penelitian ini menganalisis bagaimana maskulinitas karakter Louis Huang dan Han Lee dilemahkan sebelum menganalisis bagaimana mereka menciptakan konsep maskulinitas mereka sendiri dengan cara bernegosiasi dengan konsep maskulinitas hegemoni oleh Connell dan bagaimana orang Asia melihat maskulinitas. Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk menyangkal asumsi yang mengatakan bahwa kedua serial televisi ini melemahkan maskulinitas karakter Asia-Amerikanya dengan membuktikan bahwa multipel konsep maskulinitas dapat diciptakan dan wujud berkesinambungan dengan konsep maskulinitas lainnya tanpa melemahkan konsep maskulinitas yang ada.

ABSTRACT
Representations of the Asian American community in the media have always been met with controversies with many of them labeled as stereotypical and one dimensional. Fresh Off the Boat 2015 ndash now and 2 Broke Girls 2011 ndash 2017 are two recent American television series that are said to have emasculated their Asian American male characters. This research analyzes how the characters Louis Huang and Han Lee are emasculated, before examining how they actually construct their own concept of masculinity by negotiating between Connell rsquo s concept of hegemonic masculinity and how Asians perceive masculinity. Ultimately, this research aims to debunk assumptions that these series emasculate their characters by proving that it is possible for multiple concepts of masculinity to co exist with one another without one being less masculine than the other."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rofi Ulwan
"Stereotip terhadap ras atau etnis tertentu sering ditemukan di serial televisi sebagai contoh adalah Sense8 2015-2017 di Netflix. Meskipun tampaknya Sense8 ingin menyajikan sebuah acara yang memiliki keragaman dari berbagai macam ras dan etnis, stereotip dapat ditemukan pada salah satu karakter dalam acara tersebut yaitu Kala, seorang wanita Asia Selatan. Representasi Kala sebagai wanita India dalam acara tersebut adalah perjodohannya, sikap submissivenya, dan bagaimana ia harus diselamatkan oleh pria kulit putih. Tulisan ini juga mencoba untuk menganalisis patriarki dari ayah Kala. Dengan menggunakan metode tekstual analisis, tulisan ini berharap dapat mengetahui bagaimana sebuah acara televisi dapat mendukung stereotip untuk menggambarkan karakter-karakter di dalamnya.

Stereotypes of certain race or ethnicity are often found in television series, for example, in Netflix rsquo;s Sense8 2015-2017 . Even though the show intends to present diversity, stereotypes can be found in one of the characters, Kala, a South Asian woman. The representations of Kala as an Indian woman in the show are arranged marriage, her submissiveness, and how she needs to be saved by a white male. This paper will also try to analyze Kala rsquo;s father rsquo;s patriarchy. Using textual analysis, this paper aims to achieve how a television series could reinforce stereotypes to portray their own characters.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erick Bintang Sulaiman
"Breaking Bad AMC, 2008-103 , sebuah drama seri televisi yang menceritakan seorang tokoh utama yang bernama Walter White. Walter adalah seseorang pria keluarga yang berwatak halus dan santun dan pada akhirnya berubah menjadi seorang kriminal yang kejam. Dia memiliki tujuan untuk menyokong finansial keluarganya dan juga untuk membuktikan ke laki-lakiannya. Dari Breaking Bad, dapat dilihat bagaimana konsep hegemoni maskulinitas berkorelasi kepada kekerasan yang merepresentasikan toxic masculinity. Tujuan dari riset ini adalah untuk menunjukan dan mengidentifikasi bagaimana Walter White merepresentasikan bahwa hegemoni maskulinitas bisa merusak hubungan dalam keluarga dan juga hubungan kepada publik atau orang disekitarnya. Diremehkan sebagai pria dari orang sekitarnya mengarahkan saya untuk mengkontekstualisasi Walter White sebagai studi kasus dan representasi konvensional seorang pria yang tertekan akan sebuah standar sosial tentang bagaimana menjadi pria lsquo;sejati rsquo;. Aspek yang di eksplorasi dari riset ini adalah karakterisasi dari Walter White yang mencakup kepribadian, peran sosial, dan interaksi dengan orang di sekitarnya. Riset-riset sebelumnya berfokus pada Breaking Bad adalah tentang argumentasi dan membuktikan bahwa maskulinitas Walter White adalah hasil dari konstruksi sosial dan sebagai kritik terhadap maskulinitas. Belum ada riset yang membahas tentang toxic masculinity yang direpresentasikan oleh Walter White di serial televisi ini. Riset ini mengungkapkan elemen-elemen karakteristik Walter White yang menggambarkan konsep tentang toxic masculinity sebagai akibat dari tidak tercapainya standar maskulinitas pria yang dimana Walter merasa terpinggirkan karena tidak menjadi sosok pria yang ideal dan sesuai standar ekspektasi sosial.

Breaking Bad AMC, 2008-2013 , a crime drama television series that told a story of Walter White, a mild-mannered and underachieving family man who later became a violent criminal drug kingpin in order to fulfill his family financial future as well as his manliness. From Breaking Bad, we can see how the concept of hegemonic masculinity links men towards violence that represents toxic masculinity. The goal of this research is to show and examined how Walter White portrayed hegemonic masculinity can be destructive for a man rsquo;s public and domestic matters. The emasculation of Walter White by his public and domestic matters leads me to contextualize the character of Walter White as a case study and as a conventional representation of men who are oppressed by the pervasive idea of how a man is supposed to be. The aspects explored were Walter White rsquo;s characteristic that includes personality traits, social roles, and interaction between his public and domestic affairs. Previous research focused on Breaking Bad were to argue and examine how Walter rsquo;s masculinity is constructed and as a critique of masculinity. Due to lack of study that examined the consequences of toxic masculinity that is represented through Walter White, this research reveal the characteristic elements of Walter White immaculately depicted the concept of toxic masculinity as result of marginalized ways of being a man."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Meily Helena Kardinya
"Saat ini, representasi stereotip budaya dalam serial drama televisi telah menjadi hal yang biasa. Banyak serial drama televisi mencoba memasukkan unsur stereotip budaya dalam praktik mereka. Bahkan dalam serial drama televisi kejahatan yang agak baru seperti, Criminal Minds: Beyond Borders 2016 , stereotip budaya diekspos dan digambarkan dalam serial ini. Sebagai putaran kedua dari franchise Criminal Minds 2005 - 2016 , Criminal Minds: Beyond Borders 2016 mencoba untuk mendapatkan perhatian dan menjangkau khalayak dengan menggambarkan isu stereotip budaya melalui pemisahan dua kelompok besar, yaitu orang Amerika dan orang Timur Asia, Afrika, dan Timur Tengah . Stereotip digambarkan melalui tiga elemen yang berbeda, yaitu dialog, karakter, dan plot. Dengan menerapkan orientalisme sebagai kerangka analisis untuk menafsirkan dan memeriksa stereotip budaya yang ada di dalam korpus, penelitian ini berpendapat bahwa Criminal Minds: Beyond Borders 2016 menggambarkan Amerika sebagai yang lebih unggul dalam kaitannya dengan mitra Timur dan hal itu telah merugikan negara-negara Timur.

Nowadays, the representation of cultural stereotypes in television drama series has become commonplace. Many television drama series are trying to insert the element of cultural stereotypes in their practices. Even in a rather new crime television drama series such as, Criminal Minds Beyond Borders 2016 , cultural stereotypes are being exposed and depicted in the series. As the second spin off of the franchise Criminal Minds 2005 ndash 2016 , Criminal Minds Beyond Borders 2016 is trying to get attention and reach the audiences by portraying the issue of cultural stereotypes through the separation of two big groups, which are the Americans and the Eastern people Asian, African, and Middle Eastern. The stereotypes are being illustrated through three different elements, which are dialogue, characters, and plot. By applying orientalism as the analytical framework to interpret and examine the cultural stereotypes that exist in the corpus, this study argues that Criminal Minds Beyond Borders 2016 represents America as superior in relation to the East counterparts and it somehow disfigures the East countries.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gevintha Karunia Maully
"Sherlock BBC (2010) merupakan salah satu karya adaptasi Sherlock Holmes yang terbaru. Dengan mengangkat latar waktu era modern, Sherlock menawarkan suatu hal yang berbeda dari karya-karya adaptasi Sherlock Holmes sebelumnya. Penelitian ini berfokus pada representasi tokoh wanita di dalam serial televisi Sherlock melalui isuisu yang telah penulis tentukan, yaitu seksualitas, kriminalitas, dan posisi wanita dalam ruang privat. Penulis menggunakan teori konstruksi gender, konsep femmefatale dan karakteristik fiksi kriminal untuk menganalisis data. Penulis berpendapat bahwa ada beberapa perbedaan yang muncul di dalam representasi tokoh wanita pada serial televisi Sherlock dan karya aslinya. Kesimpulan akhir yang didapat dari analisis ini adalah adanya pengukuhan posisi tokoh wanita sebagai sosok inferior yang selalu membutuhkan pertolongan dari tokoh pria di dalam serial televisi Sherlock, sesuai dengan karakteristik dominasi fiksi kriminal yang ada selama ini.
Sherlock BBC (2010) is one of the latest adaptations of Sherlock Holmes. By using the modern era as its setting, Sherlock offers something different compared to previous Sherlock Holmes adaptations. This research focuses on the representation of female characters on Sherlock according to some issues which are, women and sexuality, crime, and position of female characters in the private space. The theories and concepts which are used on this research are gender construction in Victorian Era, the concept of femme-fatale and crime fiction characteristics. I argue that there are some substantial differences of female characters’ representation in Sherlock compared to the original story. Despite those differences, female characters in Sherlock are still represented in a similar manner as the crime fictions characteristics in which women are always put in an inferior position and the one who need men’s help."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>