Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulhafiz Mufti Agung
"Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus maupun lobules dan jaringan penunjang payudara dan merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek terapi kombinasi akupunktur manual dan medikamentosa dibandingkan dengan akupunktur manual sham dan medikamentosa pada pendertita kanker payudara yang mendapat kemoterapi. Uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol dilakukan terhadap 42 pasien. Tindakan akupunktur manual dilakukan pada titik LI4 Hegu, PC6 Neiguan unilateral dan ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjiao bilateral dua kali seminggu selama delapan kali.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna sebelum dan sesudah antara kelompok akupunktur manual dan medikamentosa dengan kelompok akupunktur manual sham dan medikamentosa terhadap penurunan skor NAS -3 -6- -2 dan -1,00 -3-1 , p=0,000. Setelah terapi akupunktur didapatkan penurunan kadar IL6 pada kelompok akupunktur manual dan medikamentosa dari 2,42 pg/ml ke 2,32 pg/ml, sedangkan pada kontrol tidak terdapat perubahan,walaupun secara statistik tidak bermakna p=0,989. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok akupunktur manual dan medikamentosa dengan kelompok akupunktur manual sham dan medikamentosa terhadap jumlah sel NK -46 -295-99 dan -50 -766-246 , p=0,633.
Kesimpulan : terapi akupunktur manual yang dilakukan sebanyak delapan kali efektif menurunkan skor NAS, namun secara statistik kurang efektif menekan sitokin inflamasi IL6 pada penderita kanker payudara yang mendapat kemoterapi dan kurang efektif meningkatkan jumlah sel NK.

Breast cancer is a malignancy in breast tissue derived from ductal epithelium and lobules and breast supporting tissue and is one of the most cancer types in Indonesia. This study aims to determine the effect of combination therapy of manual acupuncture and medication compared with manual acupuncture sham and medication on breast cancer patients receiving chemotherapy. A single blinded, randomized clinical trial with control was performed on 42 patients. Manual acupuncture acts are performed at the point of LI4 Hegu, PC6 Neiguan unilaterally and ST36 Zusanli, SP6 Sanyinjiao bilaterally twice a week for eight times.
The results showed significant differences before and after between manual acupuncture and medication group with manual acupuncture sham and medication group on NAS 3 6 2 and 1.00 3 1 , p 0.000. After acupuncture therapy, there was a decrease of IL6 level in manual acupuncture and medication group from 2.42 pg ml to 2.32 pg ml, while in control there was no change, although it was not statistically significant p 0.989. There was no significant difference between manual acupuncture and medication group with manual acupuncture sham and medication group on NK cell count 46 295 99 and 50 766 246 , p 0.633.
Conclusion manuals acupuncture therapy performed eight times effectively decrese NAS score, but statistically less effective in suppressing IL6 inflammatory cytokines and less effective increase the number of NK cells in breast cancer patients who received chemotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Made Ari Santi Tisnasari
"Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada perempuan di seluruh dunia. Kanker payudara maupun pengobatannya memberikan dampak langsung pada segala aspek kehidupan seorang perempuan termasuk pada penyintas kanker payudara, sehingga memengaruhi pemenuhan kebutuhannya. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi masalah kesehatan dan kebutuhan yang tidak terpenuhi (unmet need) pada penyintas kanker payudara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif. Wawancara semi terstruktur dilakukan pada 14 orang dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini memunculkan lima tema antara lain: 5 tema utama yaitu : 1) Masalah Kesehatan pada Penyintas Kanker Payudara; 2) Cara Mengatasi Stigma Masyarakat tentang Penyintas Kanker; 3) Kebutuhan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Terbaik; 4) Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Informasi tentang Perawatan Kanker; serta 5) Adanya Masalah Finansial (Financial Burden). Masalah kesehatan yang dialami oleh penyintas kanker payudara seperti kelelahan, ketakutan akan kekambuhan kanker, hingga masalah spiritual yang dirasakan dapat berdampak buruk bagi penyintas kanker payudara seperti ketakutan untuk melakukan restaging. Peran dari perawat onkologi maupun tenaga profesional lainnya dibutuhkan untuk memahami masalah dan kebutuhan yang tidak terpenuhi pada penyintas kanker payudara demi meningkatnya angka harapan hidup atau survival rate pasca perawatan kanker di Indonesia.

Breast cancer is the most common malignancy in women worldwide. Breast cancer and its treatment have direct impacts on all aspects of a woman's life, also on breast cancer survivors, thus affecting the achievement of their needs. The purpose of this study was to explore health problems and unmet needs in breast cancer survivors. This study used descriptive qualitative method. Semi-structured interviews were conducted on 14 survivors in this research. The results of this study find five themes, including: 1) Health Problems of Breast Cancer Survivors; 2) How to Address Society's Stigma about Cancer Survivors; 3) The need to get best health services; 4) Unfulfilled Information Needs about Cancer Treatment; and 5) Existence of Financial Burden. Health problems experienced by breast cancer survivors such as fatigue, fear of cancer recurrence, and perceived spiritual problems make breast cancer survivors afraid to do restaging. Therefore, role of oncology nurses and other professionals is needed to understand the problems and unmet needs of breast cancer survivors in order to increase life expectancy or survival rate after cancer treatment in Indonesia. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Nabila
"Rendahnya kesadaran melakukan deteksi dini kanker payudara dan serviks adalah penyebab tingginya angka pasien kanker yang datang dengan stadium parah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kesadaran melakukan deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks pada perempuan usia subur. Studi survei-deskriptif kepada 400 perempuan usia subur berusia 26 sampai 50 tahun di Jakarta Timur secara online dengan menggunakan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner African Women Awareness of Cancer (AWACAN) breast and cervical cancer tool. Hasil penelitian dengan analisis univariat didapatkan pengetahuan yang baik, sikap yang positif, dan praktikyang baik dalam deteksi dini kanker payudara dan serviks. Diharapkan bahwa pemberi asuhan keperawatan melakukan program edukasi dan sosialisasi melibatkan suami, serta perempuan usia subur yang belum menikah untuk meningkatkan kesadaran melakukan praktik deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks.

The low awareness of early detection of breast and cervical cancer is the cause of the high number of cancer patients who come with a severe stage. This study aims to get a picture of awareness of early detection of breast cancer and cervical cancer in women of childbearing age. An online survey-descriptive study of 400 women of Fertile age aged 26 to 50 years in East Jakarta using a convenience sampling technique. The measuring instrument used was the African Women Awareness of Cancer (AWACAN) questionnaire, breast and cervical cancer tool. The results of the study with univariate analysis obtained good knowledge, positive attitudes, and good practice in early detection of breast and cervical cancer. It is hoped that nursing care providers carry out educational and socialization programs involving husbands and women of childbearing age who are not married to raise awareness of early detection practices for breast cancer and cervical cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Hardianti Arafah
"Prevalensi kanker payudara di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,05 dan merupakanprevalensi penyakit kanker tertinggi kedua setelah kanker serviks. Salah satu faktor risikokanker payudara adalah obesitas. Prevalensi obesitas pada perempuan berdasarkanRiskesdas 2007-2013 secara signifikan mengalami peningkatan 13,9 , 15,5 , dan32,9. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kejadiankanker payudara pada wanita di Indonesia.
Berdasarkan analisis IFLS Indonesian Family Life Survey 5 yang dilakukan pada Tahun 2014 diperoleh data tentang kanker payudara,obesitas dan faktor lainnya di 13 Provinsi. Desain studi yaitu cross sectional danmenggunakan analisis data Regresi Logistik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa proporsiwanita obesitas yang menderita kanker payudara di 13 Provinsi di Indonesia sebesar0,3. Analisis Regresi Logistik menunjukkan bahwa Wanita obesitas memiliki efekprotektif sebesar 0,5 kali terhadap penyakit kanker payudara setelah dikontrol olehvariabel usia POR= 0,4999; 95 CI 0,275-0,906.
Kesimpulan penelitian ini adalahobesitas berhubungan secara statistik merupakan efek proteksi terhadap kanker payudarapada wanita di 13 Provinsi di Indonesia Tahun 2014 setelah dikontrol oleh variabel usia.Meskipun demikian, proporsi obesitas dan kanker payudara di Indonesia cenderungmeningkat, oleh sebab itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap programpencegahan penyakit tidak menular di Indonesia.

The prevalence of breast cancer in Indonesia in 2013 amounted to 0.05 and is the second highest prevalence of cancer after cervical cancer. One of the risk factors forbreast cancer is obesity. The prevalence of obesity in women based on Riskesdas 2007 2013 significantly increased 13.9 , 15.5 , and 32.9. The purpose of this study is toknow the relationship of obesity with incidence of breast cancer in women in Indonesia.
Based on analysis of IFLS Indonesian Family Life Survey 5 conducted in the Year 2014 obtained data about breast cancer, obesity and other factors in 13 Provinces. The study design is cross sectional and using Logistic Regression data analysis.
The results showed that the proportion of obese women with breast cancer in 13 provinces in Indonesia was0.3. Logistic Regression Analysis showed that obese women had a protective effect of0.5 times against breast cancer after being controlled by age variables POR 0.4999 95 CI 0.275 0.906.
The conclusions of this study were obesity statistically related to the protective effect on breast cancer in women in 13 provinces in Indonesia 2014 after being controlled by age. Nevertheless, the proportion of obesity and breast cancer in Indonesia tends to increase, therefore we need to control of non communicable diseaseprevention program in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Riana Haryoko
"Kemoterapi sangat penting dalam tatalaksana kanker payudara, namun efek sitotoksiknya seperti leukopenia, dapat meningkatkan risiko infeksi dan menyebabkan penundaan jadwal kemoterapi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terapi akupunktur efektif untuk meminimalkan efek samping kemoterapi termasuk leukopenia. Sebanyak 42 pasien kanker payudara secara acak dibagi menjadi kelompok akupunktur manual dan medikamentosa n = 21 dan kelompok akupunktur manual sham dan medikamentosa n = 21.
Titik akupunktur yang dipilih yaitu PC6 Neiguan, LI4 Hegu, ST36 Zusanli dan SP6 Sanyinjiao. Perangsangan dilakukan secara manual selama 20 menit tiap sesi, sebanyak 8 kali. Parameter yang dinilai adalah jumlah leukosit darah dan skor kualitas hidup WHO-QoL BREF. Terdapat perbedaan bermakna terhadap peningkatan skor WHO-QoL BREF sebelum dan sesudah perlakuan akupunktur antara kedua kelompok 9,85 7,065 dan 1,0526 5,778, p = 0,000. Terdapat peningkatan jumlah leukosit darah pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah akupunktur sebesar 0,65 x 103/mL, namun tidak bermakna secara statistik p = 0,955 . Sementara pada kelompok kontrol terdapat penurunan jumlah leukosit darah sebesar 0,7 x 103 mL p = 0,334.
Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik rerata peningkatan jumlah leukosit darah sebelum dan sesudah akupunktur antara dua kelompok 0.475 5.287 and -0.989 3.712, p = 0.326. Terapi akupunktur efektif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan kemoterapi, namun dalam meningkatkan jumlah leukosit dibutuhkan terapi yang lebih lama untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Chemotherapy is essential in the management of breast cancer, but its cytotoxic effects such as leukopenia, may increase the risk of infection and lead to delay in chemotherapy schedules. Based on previous research, acupuncture therapy is effective to minimize the side effects of chemotherapy including leukopenia. A total of 42 breast cancer patients were randomly divided into groups of manual acupuncture and medicamentous n 21 and the sham manual acupuncture and medicamentous group n 21.
The selected acupuncture points are PC6 Neiguan, LI4 Hegu, ST36 Zusanli and SP6 Sanyinjiao. The stimulation is manually, 20 minutes per session, for 8 times. Parameters assessed were the number of blood leukocytes and quality of life scores WHO QoL BREF . There were significant differences in WHO QoL BREF score before and after acupuncture treatment between the two groups 9.85 7.065 and 1.0526 5.778, p 0.000 . There was an increase in the number of blood leukocytes in the treatment group before and after acupuncture by 0.65 x 103 mL, but not statistically significant p 0.955 . While in the control group there was a decrease in the number of blood leukocytes by 0.7 x 103 mL p 0.334.
There was no statistically significant difference in the mean change of blood leukocyte count before and after acupuncture between two groups 0.475 5.287 and 0.989 3.712, p 0.326. Acupuncture therapy is effective in improving the quality of life of breast cancer patients with chemotherapy, but in increasing the number of leukocytes it takes longer therapy to get maximum results.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis
"Kanker kepala dan leher merupakan kanker yang menggambarkan berbagai tumor ganas yang berasal dari saluran aerodigestif atas, yang meliputi kanker pada mata, telinga, rongga hidung, sinus paranasal, nasofaring, orofaring, hipofaring, laring, kelenjar saliva, dan kelenjar tiroid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi akupunktur manual terhadap kadar MDA dan skor NAS dibandingkan dengan akupunktur manual sham pada penderita kanker kepala dan leher pasca terapi radiasi. Uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol dilakukan terhadap 30 pasien kanker kepala dan leher yang dibagi secara acak menjadi kelompok akupunktur manual n=15 dan kelompok akupunktur manual sham n=15. Pemeriksaan kadar MDA dilakukan sebelum perlakuan dan setelah sesi ke-12. Penilaian skor NAS dilakukan pada saat sebelum perlakuan, setelah sesi ke-6, dan setelah sesi ke-12.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok akupunktur manual dengan kelompok akupunktur manual sham terhadap penurunan kadar MDA sebelum dan sesudah perlakuan p=0,787. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok manual dengan akupunktur manual sham terhadap penurunan skor NAS sebelum dan sesudah perlakuan yang diukur pada sesi ke-6 p=0,001 dan sesi ke-12 p=0,003.
Kesimpulan penelitian ini terapi akupunktur manual efektif untuk menurunkan skor NAS, namun kurang efektif untuk menurunkan kadar MDA pada penderita kanker kepala dan leher pasca terapi radiasi.

Head and neck cancer encompasses a wide range of malignant tumours arising from the upper aerodigestive tract, includes eyes, ears, nasal cavities, paranasal sinuses, nasopharynx, oropharynx, hypopharynx, larynx, salivary glands, and thyroid gland.
This study aims to determine the effect of manual acupuncture therapy on MDA levels and NAS scores compared with manual sham acupuncture in patients with head and neck cancer post radiation therapy. Single blinded randomized clinical trials with control were performed on 30 head and neck cancer patients divided randomly into manual acupuncture groups n = 15 and the sham manual acupuncture group n = 15. The examination of MDA levels is performed before treatment and after the 12th session. Assessment of NAS scores is performed before the treatment, after the 6th session, and after the 12th session.
The result showed no significant difference between manual acupuncture group and sham manual acupuncture group to decrease MDA level before and after treatment p = 0,787. There was a significant difference between manual group and sham manual acupuncture on NAS score decrease before and after treatment measured at 6th session p = 0,001 and 12th session p = 0,003.
The conclusion: manual acupuncture therapy effectively decrease NAS scores, but statistically less effective to reduce levels of MDA in patients with head and neck cancer after radiotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irma Dahlia
"Penerapan teknologi di dunia kesehatan memberi dampak positif dan negatif terhadap pelayanan keperawatan. Teknologi memfasilitasi kegiatan keperawatan dan menciptakan keamanan tetapi juga dianggap menciptakan stres karena membatasi asuhan keperawatan ke pasien. Semakin banyak interaksi yang terjadi antara pasien dan perawat melalui kehadiran fisik tergantikan oleh kehadiran teknologi. Caring mengalami perubahan dalam menghadapi teknologi. Namun teknologi dan caring harus sejalan sebagai suatu harmoni. Dampak teknologi dapat dilihat di ruang perawatan intensif dimana teknologi merupakan bagian integral dari lingkungan keperawatan kritis. Caring adalah ekspresi keperawatan, maka ekspresi caring ini dapat dipahami melalui pengalaman hidup dari perawat, khususnya pengalaman hidup sebagai refleksi dari pengetahuan atau keterampilan dimana perawat memahaminya melalui paparan dalam situasi tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terkait pengalaman perawat dalam menangani pasien dengan ketergantungan pada peralatan teknologi tinggi di ruang ICU. Penelitian dilakukan dengan teknik wawancara mendalam yang dilakukan secara virtual pada 13 perawat ICU yang sudah bekerja di ruang ICU lebih dari 1 tahun dan pernah mengikuti pelatihan ICU. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit khusus otak dan saraf. Analisis penelitian menggunakan metode Colaizzi dan menghasilkan 10 tema yang mendukung makna pengalaman perawat dalam menangani pasien dengan ketergantungan peralatan teknologi tinggi di ICU. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perawatan pada pasien dengan ketergantungan membutuhkan sinergi antara kompetensi penggunaan peralatan teknologi dan kompetensi terhadap asuhan keperawatan pada pasien total care. Perawat juga harus memiliki motivasi, empati pada pasien dan keluarga, selalu berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, didukung oleh rekan kerja yang kompeten dan solid, dukungan fasilitas dan peralatan teknologi tinggi serta upaya peningkatan kompetensi dari manajemen keperawatan dan manajemen RS.

The use of technology in the health services give positive and negative effects on nursing. The technology was described as a security that could facilitate nursing care, but also one that could sometimes present obstacles. The more interactions that occur between patients and nurses through physical touch are replaced by the presence of technology. Caring is changing in the face of technology. But technology and caring must be one harmony. The impact of technology can be seen in the intensive care unit where technology is an integral part of the critical nursing. As caring is the expression of nursing, this caring expression can be understood through the lived experiences of the nurses, particularly the lived experience as a reflection of the knowledge or skills which the person understands through the exposure in that particular situation. The study was conducted with in-depth interview for 13 nurses who had worked in the ICU for more than 1 year and had attended ICU training. This research was conducted in a hospital speciality of brain and nerves. The analysis of this study used the Colaizzi method and produced 10 thematics that support the meaning of the experience of nurses in supporting patients by relying on high-tech equipment at the ICU. The results of the study can conclude that care in patients with competence requires a synergy between the competence of using technological equipment and competence for nursing care in total patient care. Nurses must also support, empathy with patients and families, always communicate with patients and families, be supported by competent and solid colleagues, support of high-tech facilities and equipment and support the improvement of competencies of nursing management and hospital management."
[Depok, Depok]: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Lucky Prasetya
"Menegakkan diagnosis merupakan salah satu kompetensi dokter yang utama. Tantangan dalam mendiagnosis tersebut bisa datang dari sisi pasien dan sisi layanan kesehatan. Dari sisi pasien, faktor sosiodemografis pasien telak memiliki hubungan dengan perilaku pencarian pengobatan. Perilaku ini sendiri berkaitan dengan penalaran klinis seorang dokter. Maka itu, faktor sosiodemografis memiliki hubungan tidak langsung dengan diagnosis.Ketika seorang dokter sulit mengidentifikasi penyakit, maka diagnosisnya adalah Penyakit Tidak Teridentifikasi (R69).
Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, pada Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Indonesia, melalui analisis data sekunder rekam medik pasien poliklinik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2010. Sampel yang digunakan berjumlah 904 (Pria: 466, Wanita: 438) dengan kriteria inklusi 18-65 tahun, dipilih dengan proportional random sampling sesuai banyaknya pasien per departemen.
Didapatkan prevalensi R69 sebesar 5,6% dengan 84,3% dari jumlah tersebut terdapat pada Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam RSCM. Dilakukan uji chi-square, dan didapat hasil yang menunjukkan tidak ada satu pun faktor sosiodemografis yang memiliki hubungan bermakna (p<0,05) dengan penyakit tidak teridentifikasi (Usia p=0,570 dengan RRc=0,78; Jenis Kelamin p=0,285 dengan RRc=0,73; Pekerjaan p=0,972 dengan RRc=1,02; Asuransi Pembiayaan p=0,886 dengan RRc=0,92; Tingkat Pendidikan p=0,933 dengan RRc=0,93). Pada kepustakaan, terdapat faktor lain yang mungkin mempengaruhi proporsi Penyakit Tidak Teridentifikasi (R69) seperti fasilitas diagnostik dan kompetensi dokter.

Diagnosing is the main competency of medical doctor. The challenge to diagnose could be from patient or health care provider. It is known that sociodemographical factor has association with health seeking behaviour. This behaviour is related to physician?s clinical reasoning. Therefore, sociodemographical factors had an indirect association with diagnosis, regardless the other factors contributing in clinical reasoning. In case of disease could not be identified in clinical reasoning, diagnosis would be Unidentified Disease (R69).
This research used cross-sectional method, in Cipto Mangunkusumo Hospital, Indonesia, through secondary data analysis from medical record of polyclinic patient in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2010. Sample was 904 (Male:466, Female: 438) with inclusion criteria 18-65 year old, chosen by propotional random sampling method as amount of patient in each department. The prevalence of R69 is 5.6% and 84.3% of R69 contained in medical record of Polyclinic of Internal Medicine.
Analyzed by chi-square, and the result was no one of those factors have a significant association (p<0,05) with unidentified disease (Age p=0,570 with RRc=0,78; Gender p=0,285 with RRc=0,73; Job p=0,972 with RRc=1,02; Insurance p=0,886 with RRc=0,92; Education p=0,933 with RRc=0,93). In literature, there are another factor that may contribute to Unidentified Disease (R69) such as diagnostic facility and doctor?s competency.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Nagaruda
"Program Rujuk Balik (PRB) merupakan program unggulan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, misalnya stroke. Tugas khusus ini membahas mengenai pola penyakit stroke pada pasien PRB. Metode yang digunakan dalam penulisan tugas khusus ini adalah dengan melihat data pasien PRB BPJS Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng periode Januari 2023. Hasil pengolahan data menunjukkan tipe stroke yang diderita oleh pasien peserta PRB BPJS Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng periode Januari 2023 adalah stroke iskemik dengan pola penyakit di mana laki-laki lebih banyak stroke dengan penggunaan aspirin yang tinggi baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dan pengobatan sudah sesuai dengan tatalaksana pengobatan stroke yang berlaku.

Back referral program is a superior program to improve the quality of health services for BPJS Health participants and facilitate access to health services for participants with chronic diseases, such as strokes. This special task discusses the pattern of stroke in back referral program patients. The method used in writing this particular task is to look at the data of patients with BPJS Health at the Cengkareng District Health Center in January 2023. The results of data processing show the type of stroke suffered by patients participating in the BPJS Health PRB at the Cengkareng District Health Center for the January 2023 period is an ischemic stroke with the pattern diseases where men are most likely to get stroke with high use of aspirin in single form and combination. As concluded, the treatment are in accordance with the applicable stroke treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>