Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147288 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahrial
"Masyarakat Kalianda memiliki tradisi lisan Kias yang tidak dimiliki oleh orang Lampung lainnya. Tradisi ini dikembangkan dari empat tradisi lisan kesastraan yang ada di Lampung, yaitu Wawacan, Sakiman, Pepacokh, dan Hehiwang. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa masyarakat Lampung Peminggir Kalianda melakukan inovasi dengan menyatukan empat tradisi itu dalam satu bentuk, yaitu Kias. Disertasi ini akan membicarakan Kias, baik sebagai teks yang diciptakan maupun sebagai pertunjukan yang dipengaruhi oleh konteks yang melingkupinya. Kajian dilakukan berdasarkan tiga masalah yang diajukan, yaitu bagaimana pembentukan Kias dalam masyarakat Lampung Peminggir Kalianda, bagaimana pemahaman mereka terhadap Kias, dan bagaimana hubungan Kias dengan konsep Piil Pesenggir.
Penelitian dilakukan dalam waktu yang cukup panjang di desa-desa di Kecamatan Kalianda dan Desa Sidomulyo di Kecamatan Sidorejo. Di dua wilayah ini pertunjukan Kias diamati dan direkam. Wawancara dengan berbagai pihak juga dilakukan guna mendukung aspek-aspek yang ingin diteliti. Data yang terkumpul kemudian telaah melalui pisau analisis yang diajukan oleh Finnegan dalam Oral Poetry: Its Nature and Social Context mengenai kriteria puisi lisan komposisi, transmisi, dan penyajian . Tujuannya adalah menjawab tiga permasalahan di atas. Dengan demikian, akan tampak bagaimana masa depan Kias sebagai sebuah tradisi dan bagaimana masyarakat menjaga piil pesenggir melalui pertunjukan-pertunjukan Kias.

People in Kalianda have a Kias oral tradition what people in other place in Lampung don rsquo t have. The tradition was developed by four oral literate traditions in Lampung. They are Wawacan, Sakiman, Pepacokh, and Hewiwang. That rsquo s why we can be told that people in Lampung PeminggirKalianda did an innovation by united the four traditions in one design, Kias,The disertation will talk about kias, as a teks that was created eventhough as a performance that has been affected by a conteks that has affected it. The study was done based upon three problems those have been submitted, they are how is the Kias formation in people in Lampung Peminggir Kalianda, how is their comprehension to the Kias, and how is the realtion between Kias and Piil Pesenggir concept.
The research was done in a long time in the villages in Kecamatan Kalianda and Sidomulyo village in Kecamatan Sidorejo, in two place this Kias performance was observersed and recorded. The interview with many sides also did, in order to support the aspects what we wanted to research. The data have been collected then we studied though method analysis what was submitted by Finnegan in Oral Poetry its Nature and Social Context about the criteria of oral poetry composition, transition, presentation . The goal is to answer that three problem.The goal is to answer three problems up there. Therefore, it will be seen how is the future of kias as a tradition and how did the people maintain the piil pesenggir through kias performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
D2404
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
899.224 8 NIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Caesaria Kurniasih
"Kias merupakan tradisi lisan yang hanya dapat dijumpai di Desa Palembapang, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. Lantunan syair-syair Kias bersifat naratif, ditampilkan dalam berbagai kegiatan adat. Fenomena ini menarik karena memperlihatkan kekhasan; sebuah desa kecil memiliki kreasi yang tidak diikuti oleh desa-desa lain di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan struktur dan unsur-unsur puitika dalam tradisi lisan Kias. Tinjauan etnopuitika digunakan untuk melihat identitas masyarakat Kalianda dalam tradisi lisan Kias. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah naskah-naskah Kias yang ada serta informasi yang diperoleh melalui rekaman langsung dan wawancara dengan berbagai pihak dalam Program Kepedulian Masyarakat Universitas Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi. Melalui etnopuitika, Peneliti ingin menjelaskan struktur puitika dalam tradisi lisan Kias dan pembentukan identitas masyarakat Kalianda. Hasilnya diharapkan mampu memberikan pemahaman bahwa sebuah fenomena tradisi lisan dapat dijadikan bagian dari identitas suatu masyarakat.

Kias is an oral tradition found only in Palembapang Village, Kalianda District, South Lampung. The chanting of Kias's poems is narrative in nature, displayed in various traditional activities. This phenomenon is interesting because it shows uniqueness; a small village has creations that no other village around it has followed. This study aims to reveal the structure and elements of poetry in the Kias oral tradition. Ethnopoetic review is used to see the identity of the Kalianda people in the Kias oral tradition. The data used in this study were obtained through live recordings and interviews with various parties in the Community Care Program at the University of Indonesia. The method used in this study is the ethnographic method. Through ethnopoetics, the researcher wants to explain the poetic structure of the Kias oral tradition and the formation of the identity of the Kalianda people. The results are expected to be able to provide an understanding that an oral tradition phenomenon can be made part of the identity of a society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Asrif
"ABSTRAK
Disertasi ini mengkaji teks, konteks, dan fungsi kabanti sebagai tradisi lisan masyarakat Buton. Hasil kajian menemukan teks dalam tradisi lisan memanfaatkan ketersediaan kosakata percakapan sehari-hari dan juga merangkai kembali formula sendiri untuk menjadi formula baru. Metris formula tradisi lisan tidak berada pada posisi yang tetap. Formula akan bergerak dinamis karena penciptaan karya lisan semata mengandalkan ingatan dalam ruang waktu terbatas. Konteks berpengaruh dominan dalam penciptaan tradisi lisan. Teks lisan memanfaatkan unsur-unsur bahasa yang menggambarkan kebudayaan masyarakat pemiliknya. Kabanti dilatari oleh konteks budaya maritim dan agraris.
Kelisanan menjadikan teks, konteks, dan fungsi tradisi lisan lebih fleksibel sehingga melahirkan tradisi yang ekspresif, dinamis, dan ekspansif yang menempati beragam konteks budaya. Kabanti diciptakan dalam bahasa, konteks, interaksi, dan tradisi masyarakat setempat. Tradisi lisan tumbuh bersama dengan konteks, menyatu, dan menyatakan masyarakatnya, menerima unsur-unsur baru agar tetap kompetitif dengan masa yang ditempatinya. Eksistensi kabanti pada masa sekarang menunjukkan tradisi lisan bukan hasil budaya masyarakat niraksara melainkan sarana ekspresi budaya yang hanya dapat diwujudkan melalui cara-cara lisan.
This dissertation study the text, context, and function as an oral tradition of kabanti Buton community. The result of study found the text in the oral tradition for utilizing the available some words of daily conversation and also reassembling the formula itself to be a new formula. The Metris formula of the oral tradition is not same position. It would move dynamically based on the creation of an oral work solely and also to depend on memory in a limited space of time. The context influenced the dominant in the creation of an oral tradition.
The oral of text used some elements language that describes the owner culture of the community. Kabanti was backed by the cultural context of maritime and agriculture Orally made the text, context, and function the oral tradition is more flexible which appear the tradition is expressive, dynamic and expansive into placing some cultural contexts. Kabanti was created in language, context, interaction, and traditions of the local community. Oral tradition grew along with the context, united, and expressed its community; accept new elements in order to remain competitive with the time itself. At the present, the existence of kabanti indicates that the oral tradition is not the result of culture niraksara but cultural expression which could be realized through oral ver.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2124
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Qoyim
"Disertasi ini mengkaji konteks, dan fungsinya Dalang Jemblung sebagai tradisi lisan, bagi masyarakat Banyumas, Jawa Tengah. Dalang Jemblung adalah tradisi yang dituturkan dengan cara menggelar pertunjukan yang khas dalam bahasa Banyumas. Bentuk, cara penyajian, dan bahasa yang digunakan dalam pertunjukan Dalang Jemblung dari dahulu sampai sekarang tidak mengalami perubahan secara signifikan, tetapi lakon ceritanya dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan konteks perkembangan khalayaknya. Penciptaan lakon cerita dalam pertunjukan Dalang Jemblung dilakukan sekaligus dengan penuturannya. Lakon yang dibawakan dalam pertunjukan Dalang Jemblung diciptakan atas kondisi yang kontekstual. Struktur pertunjukan Dalang Jemblung terdiri atas: bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Dalang menciptakan jalannya cerita yang akan dilakonkan dalam pertunjukan dengan cara tidak menghafal, tetapi memanfaatkan persediaan formula di dalam ingatannya. Formula yang digunakannya berupa formula dalam dan formula luar. Pewarisan Dalang Jemblung dilakukan secara otodidak antara Dalang terdahulu dengan Dalang kemudian melalui proses mendengarkan penuturan, melakukan penuturan, dan mendialogkan hasil penuturan antar generasi Dalang. Adanya satu kesatuan konteks yang saling memengaruhi antara Dalang, penonton, penyelenggara pertunjukan, kesempatan pertunjukan, waktu dan tempat pertunjukan, imbalan jasa pertunjukan, dan inovasi pertunjukan menjadikan Dalang Jemblung dapat tetap bertahan hidup di dalam masyarakat Banyumas. Dalang Jemblung yang dikhawatirkan akan mati bahkan punah, ternyata masih berfungsi di dalam kehidupan masyarakat Banyumas dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakatnya. Fungsi-fungsi itu berguna bagi pembentukan karakter dan identitas panginyongan pada masyarakat Banyumas khususnya dan bagi pembentukan karakter bangsa Indonesia pada umumnya.

This dissertation examines the context and function of Dalang Jemblung as an oral tradition, for the people of Banyumas, Central Java. Dalang Jemblung is a tradition that is spoken by performing a peculiar show in Banyumas language. The form, way of presentation, and the language used in Dalang Jemblung 39;s show from the beginning until recent time has not changed significantly, but the story can change from time to time in accordance with the context of the development of the audience.The creation of story in Dalang Jemblung shows is done at once with the narration. The story performed in Dalang Jemblung 39;s show were created on contextual conditions. The performance structure of Dalang Jemblung consists of: the prologue, the contents, and the epilogue. The Dalang creates the story that will be performed in the show by not memorizing, but using the formula in his memory. Formula used in the form of inner formulas and outer formulas. The inheritance of Dalang Jemblung is done autodidactically between the former Dalang and the recent Dalang through the process of listening, telling, and dialogue between generations of Dalang.The existence of a unified context that affects the Dalang, the audience, the performance organizers, the performance opportunities, the time and place of the performance, the rewards of performing services, and the performance innovation make Dalang Jemblung able to survive in Banyumas society. Dalang Jemblung who is feared to be extinct, was still fully functioning in the life of Banyumas society from time to time in accordance with the demands of society change. These functions are useful for the formation of character and identity of panginyongan in Banyumas society in particular and for the character formation of Indonesian nation in general."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
D2447
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jafar Fakhrurozi
"[ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian mengenai tradisi lisan Gaok di Majalengka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan fungsi dan makna Gaok bagi
kehidupan masyarakat Kulur Majalengka serta proses pemertahanan Gaok yang
dilakukan dalang Rukmin. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi
pustaka. Penelitian menggunakan beberapa konsep dan teori pertunjukan tradisi
lisan, kelisanan, teori struktural Propp dan pengelolaan tradisi lisan.
Metode penelitian menggunakan metode etnografi (salah satu pendekatan
Kajian Tradisi Lisan). Hasil penelitian menunjukan bahwa Gaok memiliki makna
dan fungsi bagi masyarakat Kulur Majalengka. Fungsi Gaok bagi masyarakat Kulur
meliputi: fungsi hiburan, media doa, dan fungsi penjaga nilai-nilai pendidikan.
Makna Gaok meliputi: Representasi nilai-nilai spiritualitas, Representasi nilai
perempuan, representasi tradisi riungan dan pesta makanan, representasi norma
hukum, dan representasi sejarah Majalengka.
Sedangkan upaya pemertahanan dilakukan oleh dalang melalui kreativitas
membuat Giok kombinasi, mengelola sanggar, dan menyimpan wawacan. Namun
demikian upaya tersebut berjalan kurang optimal karena keterbatasan kemampuan
dan dana yang dimiliki Rukmin serta kurangnya dukungan dari pihak eksternal yakni
pemerintah dan masyarakat. Akibatnya proses transmisi dan pewarisan melalui
pengajaran terhadap generasi muda tidak berjalan.

ABSTRACT
This thesis indicated a research about Gaok 's oral tradition in Majalengka. The
research aimed to disclose a function and Gaok's meaning for society life of Kulur,
Majalengka. As well as the survival process of Gaok which was done by "dalang"
(the master) Rukmin. Data sources was obtained by field study and literary study.
This research used various of concepts and the theories of oral tradition performance,
orality, Propp structural theory and the management of oral tradition.
The research method used ethnography method (one of the approaches of Oral
Tradition Study). The research result showed that Gaok had meaning and function for
Kulur society. The function were: entertainment,praying media, as well as for
keeping education values. The meaning of Gaok were: Representatives of spiritual
values, Representatives of women values, Representatives of "Riungan" tradition and
meal party, Representatives of law values, Representatives of Majalengka's History.
The effort to converse was done by "dalang" Rukmin through the creativity of
rrraking combination of Gaok, managing a Sanggar (club) and saving wawacan
(texts.) However those efforl was not optirnal enough due to the lirnitation of ability
and fund which was owned by Rukrnin and lack of support from external sides
namely government and society. As a result, transmission process and inheritance
through teaching to young generation were not carried out.;This thesis indicated a research about Gaok 's oral tradition in Majalengka. The
research aimed to disclose a function and Gaok's meaning for society life of Kulur,
Majalengka. As well as the survival process of Gaok which was done by "dalang"
(the master) Rukmin. Data sources was obtained by field study and literary study.
This research used various of concepts and the theories of oral tradition performance,
orality, Propp structural theory and the management of oral tradition.
The research method used ethnography method (one of the approaches of Oral
Tradition Study). The research result showed that Gaok had meaning and function for
Kulur society. The function were: entertainment,praying media, as well as for
keeping education values. The meaning of Gaok were: Representatives of spiritual
values, Representatives of women values, Representatives of "Riungan" tradition and
meal party, Representatives of law values, Representatives of Majalengka's History.
The effort to converse was done by "dalang" Rukmin through the creativity of
rrraking combination of Gaok, managing a Sanggar (club) and saving wawacan
(texts.) However those efforl was not optirnal enough due to the lirnitation of ability
and fund which was owned by Rukrnin and lack of support from external sides
namely government and society. As a result, transmission process and inheritance
through teaching to young generation were not carried out., This thesis indicated a research about Gaok 's oral tradition in Majalengka. The
research aimed to disclose a function and Gaok's meaning for society life of Kulur,
Majalengka. As well as the survival process of Gaok which was done by "dalang"
(the master) Rukmin. Data sources was obtained by field study and literary study.
This research used various of concepts and the theories of oral tradition performance,
orality, Propp structural theory and the management of oral tradition.
The research method used ethnography method (one of the approaches of Oral
Tradition Study). The research result showed that Gaok had meaning and function for
Kulur society. The function were: entertainment,praying media, as well as for
keeping education values. The meaning of Gaok were: Representatives of spiritual
values, Representatives of women values, Representatives of "Riungan" tradition and
meal party, Representatives of law values, Representatives of Majalengka's History.
The effort to converse was done by "dalang" Rukmin through the creativity of
rrraking combination of Gaok, managing a Sanggar (club) and saving wawacan
(texts.) However those efforl was not optirnal enough due to the lirnitation of ability
and fund which was owned by Rukrnin and lack of support from external sides
namely government and society. As a result, transmission process and inheritance
through teaching to young generation were not carried out.]"
2015
T42949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsyah Aditya Saputra
"Penelitian ini mengkaji tradisi lisan asli Betawi, ngerahul, yang dilakukan masyarakat Betawi Mampang melalui memori kolektif yang mereka miliki. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh dan mengungkapkan upaya yang nyata untuk mengembalikan peranan ingatan masyarakat Betawi Mampang terhadap tradisinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan pendekatan deskriptif analitis karena menjelaskan, memberikan ilustrasi, dan simpulan terhadap permasalahan yang telah didapatkan dan diteliti sekaligus cukup adaptif dan peka terhadap pola-pola atau yang diterapkan masyarakat dalam tradisi ini. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara dengan beberapa narasumber terverifikasi, termasuk budayawan Betawi dan pelaku budaya tersebut. Penelitian ini memperoleh temuan bahwa ngerahul pada era modern di kawasan tersebut dijalankan atas dasar kebutuhan pelakunya dengan modal ingatan masa lalu. Di satu sisi, dengan ngerahul, mereka memperoleh timbal balik dan nilai-nilai yang bermanfaat untuk kehidupan mereka.

This research examines the indigenous oral tradition of Betawi called ngerahul, which is practiced by the Betawi community in Mampang, through their collective memory. The purpose of this study is to obtain and reveal the genuine efforts to restore the role of Betawi Mampang community's memory in relation to their tradition. This research utilizes a qualitative method with an analytical descriptive approach, as it seeks to explain, illustrate, or draw conclusions regarding the identified and researched issues, while also being adaptable and sensitive to the patterns or practices implemented by the community in this tradition. The data collection method employed for this research is interviews with several verified sources, including Betawi cultural experts and practitioners. The study findings indicate that ngerahul, in the modern era of the area, is carried out based on the needs of its participants with the aid of past memories. With ngerahul, they gain reciprocity and values that are beneficial to their lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Novita Aprijarni
"Penelitian  ini  mengkaji  tradisi  lisan  Pidato  Tagak  sebagai  salah  satu  tradisi  lisan  yang masih bertahan hingga saat ini di Minangkabau. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana struktur, fungsi dan perubahan yang terjadi dalam tradisi lisan Pidato Tagak. Tujuan  penelitian  ini  adalah  memaparkan  struktur,  fungsi,  dan  perubahan  yang  terjadi dalam tradisi lisan dalam Pidato Tagak sebagai salah satu tradisi lisan di Minangkabau. Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode  kualitatif,  menggunakan teknik  penelitian  studi  pustaka  dan  wawancara.  Pendekatan  yang  digunakan  dalam penelitian  ini  adalah  pendekatan  etnografi.  Pidato  Tagak  memiliki  karakteristik kelisanan.  Di  dalamnya,  terdapat  formula  yang  berfungsi  sebagai  sarana  memudahkan ingatan  seorang  penutur  dalam  menyampaikan  Pidato  Tagak.  Fungsi  Pidato  Tagak adalah sarana penyampai pesan ajaran religius, Undang-undang Adat Minangkabau, dan urutan  sosial  secara  adat.  Pidato  Tagak  mengalami  transformasi  sesuai  situasi  dan kondisi. 

This  research  examines  the  oral  tradition  of  Pidato  Tagak  as  one  of  the  oral  traditions that  still  survives  today  in  Minangkabau.  The  problem  in  this  research  is  how  the structure, fungsion, and transformation in Pidato Tagak. The The purpose of this study is  to  describe  the  structure,  function,  and  changes  that  occur  in  the  oral  tradition  in Pidato  Tagak  as  one  of  the  oral  traditions  in  Minangkabau.  The  method  used  in  this research  is  literature  study  and  interviews.  The  approach  used  in  this  study  is  an ethnographic approach. Pidato Tagak has orality characteristics. In it, there is a formula that  functions  as  a  means  of  facilitating  a  speaker's  memory  in  delivering  a  Pidato Tagak.  The  function  of  Pidato  Tagak  is  a  means  of  conveying  messages  of  religious teachings,  Minangkabau  Customary  Laws,  and  customary  social  order.  Pidato  Tagak underwent a transformation according to the situation and conditions. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lestariwati
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian mengenai keberlanjutan dan kebertahanan nilainilai
tradisi karia pada masyarakat Muna. Penelitian ini bertujuan memperlihatkan
keberlanjutan, kebertahanan nilai-nilai dalam tradisi karia, dan untuk mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat
pendukung tradisi karia. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi
pustaka. Penelitian menggunakan konsep dan teori yang berhubungan dengan
keberlanjutan tradisi karia. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Dengan pendekatan etnografi, pengetahuan tentang keberlanjutan dan
kebertahanan nilai-nilai dalam tradisi karia dapat diungkap. Melalui metode ini
fungsi dan nilai-nilai dalam tradisi ini dapat diungkap. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat membawa
pengaruh pada keberlanjutan dan kebertahanan nilai-nilai tradisi ini. Penelitian ini
juga menunjukkan bahwa keberlanjutan tradisi ini berkaitan dengan pola
pewarisan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengambil kebijakan,
masyarakat, dan pelaku tradisi karia.

ABSTRACT
This thesis is a research about the continuity and preservation of karia tradition
values in Munanese people. This research aims at showing the continuity,
preservation of values in karia tradition, and to know the factors causing the
happening the change in society as the supporter of karia tradition. Data resources
are obtained from field and literature data. This research uses the concepts and
theories related to the continuity of karia tradition. The method of this research
uses qualitative method. By ethnographical approach, the knowledge about the
continuity and the sustainability of values in karia tradition can be expressed.
Through this method, the functions and values in this tradition can be shown. The
findings of this research shows that the change that happens in the society bring
the impact on the continuity and sustainability of this tradition values. This
research also shows that the sustainability of this research is related to the
inheritance pattern done by the government as the policy maker, society, and the
performers of karia tradition."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi S. Tawari
"Togal adalah tradisi hiburan yang ada pada masyarakat Makian di Propinsi Maluku Utara. Tradisi ini menggabungkan beberapa unsur, yaitu musik, tarian, lantunan syair dan pantun. Dalam perkembangannya togal cenderung melemah, meskipun lemah tradisi ini masih bertahan sampai saat ini, dan dimungkinkan terus bertahan hingga di masa-masa mendatang. Hipotesanya adalah togal bisa bertahan karena memiliki kekuatan tertentu. Dengan demikian, penelitian ini bermaksud memeriksa kekuatan apa yang dimiliki togal sehingga tradisi tersebut dimungkinkan bisa terus bertahan.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pilihan ini beradasarkan asumsi bahwa etnografi memanfaatkan tekhnik pengumpulan data pengamatan berperan serta (participant observation) yang memungkinkan togal bisa diungkapkan secara holistik.
Hasil penelitian menunjukkan kekuatan togal berada pada wilayah komunikasi, selain itu hakikat togal yang menampakkan kelenturannya pada berbagai aspek ternyata juga turut menjaga tradisi ini terus bertahan.

Togal is entertainment tradition of Makian society in North Maluku province. This tradition combines several elements, namely music, dance, syair, and pantun. In its development togal tends to be weakened, although togal is weak this tradition survived until now, and it is possible to continue to endure in the future. The hypothesis is togal can survive because it has certain strengths. Thus, this study intends to examine what powers belong to the traditions that made possible togal can continue to survive.
The research method used is qualitative with the ethnographic approach. This option base on the assumption that ethnographic utilize participant observation that allows togal can be disclosed holistically.
The result of the study showed strength of togal is at the communication, besides that, the essence of togal that appear flexible on various aspects is also take care of this tradition continue to survive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T34946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>