Ditemukan 172081 dokumen yang sesuai dengan query
Senja Artika
"
ABSTRAKPerkembangan Kemajuan teknologi menimbulkan dampak positif dan negatif dalam bidang perbankan. Dampak positif dapat dimanfaatkan guna menyejahterakan dan memudahkan kehidupan juga perekonomian. Sedangkan dampak negatif harus diminimalisir dengan cara dibuatnya peraturan yang menunjang upaya perlindungan bagi konsumen dan pelaku penyelenggara industri perbankan berbasis teknologi finansial. Perkembangan kemajuan teknologi finansial juga melahirkan adanya peluang dan tantangan yang harus dihadapai oleh masyarakat dan perbankan. Otoritas Jasa keuangan dan Bank Indonesia mengeluarkan peraturan terkait teknologi finansial guna memitigasi risiko yang ditimbulkan dari dampak negatif tersebut. Peraturan yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 Tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial, Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 19/14/PADG/2017 Tentang Ruang Uji Coba Terbatas Regulatory Sandbox , Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 19/15/PADG/2017 Tentang Tata Cara Pendaftaran, Penyampaian Informasi, dan Pemantauan Penyelenggara Teknologi Finansial. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah pendekatan normatif.
ABSTRACTProgress of development technology naturally generate both positive and negative impacts in mainly banking sector. The positive effects of Financial Technology should be helpful for prospering and facilitating life. While the negative ones should be minimalized mainly through regulations that support for protecting both consumer and technology based banking industry. The development progress also giving opportunities and challenges that should be faced by people and banking. To decreases the negative effect, The Financial Services Authority and Bank Indonesia having regulations which relating to financial technology. Regulation that made by the Financial Services Authority is the Regulation of the Financial Services Authority Number 77 POJK.01 2016 on the Information Technology Borrowed Borrowing Service, Bank Indonesia also have two Regulations Number 19 12 PBI 2017 Regarding the Implementation of Financial Technology, Member of the Board of Governors Regulation Number 19 14 PADG 2017 Regulatory Sandbox, Regulation of the Board of Governors Number 19 15 PADG 2017 Regarding Procedures for Registration, Delivery of Information and Monitoring of Financial Technology Providers. Research method in this thesis is with approach normatively. "
2018
T49588
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Lailani Angrum Sari Heryadi
"Teknologi digital sudah semakin berkembang, termasuk dalam bidang finansial yang dikenal dengan fintech. Bank syariah tidak ketinggalan dalam pemanfaatan teknologi, yaitu dengan menyediakan fasilitas e-banking. Namun, dalam pemanfaatan teknologi, bank syariah tetap harus memperhatikan aturan syariah yang harus dipenuhi kepatuhan syariah . Dengan senantiasa menatuhi kepatuhan syariah ini, diharapkan bank syariah dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan nasabahnya karena aspek utama dalam bisnis adalah penggunanya. Oleh karena itu, penelitian ini ingin membahas pengaruh kepatuhan syariah terhadap customer intimacy fintech perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menguji hipotesis menggunakan data hasil survei dan metode statistik. Metode pengambilan sampel digunakan dengan teknik non-probability sampling dengan metode purposive sample. Untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel digunakan teknik SEM Structural Equation Modeling Partial Lease Square. Hasil penelitian menunjukkan variabel pengetahuan dan religiusitas memiliki pengaruh signifikan langsung terhadap kepatuhan syariah dan signifikan tidak langsung terhadap customer intimacy. Selanjutnya variabel kepatuhan syariah, perceived usefulness, perceived ease of use memiliki pengaruh signifikan langsung terhadap customer intimacy.
Digital technology has been growing, including in the financial field known as fintech. Sharia banks do not miss utilizing this technology by providing e banking facilities. However in the utilization of this technology, sharia banks also still have to pay attention to islamic rules sharia compliance . By continuing to comply with sharia compliance, it is expected that sharia bank can establish long term relationship with its customers because the main aspect in business is its users. Therefore, this research will discuss the effect of sharia compliance to customer intimacy fintech sharia banking in Indonesia. This research is a quantitative research by testing the hypothesis using survey data and statistical methods. Sampling method is non probability sampling technique with purposive sample method. To identify the relationship between variables, this research use SEM Structural Equation Modeling technique Partial Lease Square Method. The results showed that the variables of knowledge and religiosity have a direct and significant influence toward sharia compliance and indirect and significant toward customer intimacy. Furthermore, the variable of Shariah compliance, perceived usefulness, perceived ease of use has a direct and significant influence on customer intimacy."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51449
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Raisha Noor Azzahra
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari inklusi keuangan yang didukung oleh perkembangan teknologi digital terhadap ketidakmerataan pendapatan, kemiskinan dan stabilitas perbankan pada negara-negara berkembang di ASEAN. Penelitian ini menggunakan metode Generalized Method of Moment GMM dan Generalized Least Square GLS dengan data tahunan selama 10 tahun yaitu pada periode 2007 hingga 2016. Penelitian ini menemukan bahwa perkembangan teknologi digital yaitu penggunaan mobile phone dapat meningkatkan inklusi keuangan karena teknologi tersebut mempermudah akses layanan keuangan kepada masyarakat yang sulit dijangkau. Selanjutnya, inklusi keuangan memiliki pengaruh negatif terhadap ketidakmerataan pendapatan, namun bukti empiris lainnya menunjukkan bahwa inklusi keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa layanan keuangan formal saat ini belum dapat menjangkau masyarakat miskin. Penelitian ini kemudian menunjukkan bahwa inklusi keuangan dapat meningkatkan stabilitas perbankan, namun ketidakmerataan pendapatan juga memiliki pengaruh positif terhadap stabilitas perbankan. Hal ini semakin mempertegas pernyataan bahwa pemanfaatan sistem perbankan atau layanan keuangan formal masih didominasi oleh masyarakat yang tergolong mampu.
ABSTRACTThis study aims to examine the effect of financial inclusion that supported by digital technology development on income inequality, poverty and banking stability in ASEAN rsquo s emerging countries. This study uses Generalized Method of Moment GMM and Generalized Least Square GLS methodology, using annual data for a 10 year period from 2007 to 2016. The results of the study show that digital technology development usage of mobile phone can improve financial inclusion because the technology makes it easier to access financial services to people who are difficult to reach. Furthermore, financial inclusion has negative effect on income inequality, but financial inclusion has no impact on poverty. This finding indicates that formal financial services seems to be unable to reach the poor. Finally, the empirical evidence shows that financial inclusion contributes positively to banking stability, but income inequality also has a positive impact. This reinforce the statement that the usage of banking and formal financial services still dominated by middle and upper society."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gabriella, Laura Grace
"Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara berkembang telah meningkatkan pendapatan per kapita, namun pada sisi lainnya juga meningkatkan ketidakmerataan dalam ekonomi. Sektor keuangan berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia. Namun berdasarkan hasil temuan empiris, ketidakmerataan juga terus meningkat dengan adanya pembangunan keuangan. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa daerah dengan akses keuangan yang tinggi memiliki tingkat ketidakmerataan yang lebih rendah akibat pembangunan keuangan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem keuangan yang bersifat inklusif sehingga seluruh kelompok masyarakat mendapatkan manfaat dari jasa keuangan.
Economic development which done by the developing countries has increased income per capita, otherwise it also creates inequality in economic. Financial sector has been successful to boost economic development in order to reduce poverty in Indonesia. However, based on empirical findings, inequality is also increased by the financial development. This research found that regions with high financial access make a lower inequality because of financial development. Therefore, it needs an inclusive financial system which can benefit every people when using financial service."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44038
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dianalda Chandra
"Penelitian ini membahas mengenai perencanaan sumber daya manusia pengawas perbankan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan mengacu kepada transformasi organisasi tahap awal dan tahap kedua. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen sumber daya manusia, dan perencanaan sumber daya manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivisme melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa perencanaan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan telah disusun dengan baik. Namun masih terdapat beberapa permasalahan dan kelemahan terkait dengan ketepatan perencanaan, penyusunan kebutuhan, dan rencana pemenuhan sumber daya manusia.
This research discusses human resources planning for banking supervision carried out by Financial Services Authority of Indonesiareferencing organizational transformation in firststage and second stage. The theory that being used in this research are human resources management and human resources planning. This research uses post-positivism approach through field studies and literature. The result shows that human resources planning carried out by Financial Services Authority of Indonesiais already performed well. However, there are still some issues and weaknesses associated with the accuracy of planning, preparation requirements, and plans for fulfillment of human resources."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65774
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mhd Handika Surbakti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prioritas masalah, solusi dan strategi dalam pengembangan teknologi finansial syariah di Indonesia dengan menggunakan metode Analytical Network Process (ANP). Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah pesatnya pertumbuhan industri teknologi finansial syariah di Indonesia, namun hingga kini belum ditemukan peta jalan dalam pengembangannya. Penelitian ini melibatkan pemangku kepentingan dari Pemerintah/Regulator, Praktisi dan Akademisi sebagai responden penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas masalah pengembangan teknologi finansial syariah di Indonesia secara berurutan adalah adalah Regulasi, Literasi, Sumber Daya Manusia (SDM) dan Modal. Sedangkan prioritas solusinya secara berurutan adalah Literasi, Sumber Daya Manusia (SDM), Regulasi dan Modal. Adapun prioritas alternatif strategi pengembangan teknologi finansial syariah di Indonesia secara berurutan adalah Meningkatkan Literasi, Memperkuat Dukungan Pemerintah, Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM), Memperluas Akses Permodalan dan Menciptakan Ekosistem. Penelitan ini menujukkan bahwa perlu upaya-upaya kolaboratif agar industri teknologi finansial syariah di Indonesia dapat berkembang dan berkelanjutan.
This study aims to analyze the priority problems, solutions and strategies in the development of Islamic financial technology in Indonesia using the Analytical Network Process (ANP) method. The background of this research is the rapid growth of the Islamic financial technology industry in Indonesia, but until now there has not been a roadmap for its development. This research involves stakeholders from the Government/Regulators, Practitioners and Academics as research respondents. The results of the study indicate that the priority problems of developing Islamic financial technology in Indonesia in order are Regulation, Literacy, Human Resources (HR) and Capital. While the priority solutions in order are Literacy, Human Resources (HR), Regulation and Capital. The priority alternative strategies for developing Islamic financial technology in Indonesia in sequence are Improving Literacy, Strengthening Government Support, Improving the Quality and Quantity of Human Resources (HR), Expanding Access to Capital and Creating Ecosystems. This research shows that collaborative efforts are needed so that the Islamic financial technology industry in Indonesia can develop and be sustainable."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sri Ayomi
"
ABSTRAKAda dua bahasan dalam penelitian ini. Pembahasan pertama, mengukur seberapa besar probabilitas risiko kebangkrutan bank yang dapat diestimasi dengan menggunakan indikator laporan arus kas terhadap bank-bank di Indonesia. Model yang digunakan merupakan replikasi model Merton dengan menggunakan data untuk mengidentifikasi probabilitas kegagalan pada 30 bank umum selama periode 2002M1 ? 2013M1 terdaftar di Bank Indonesia. Pembahasan kedua, mengindentifikasi bagaimana pengaruh financial linkage dalam transaksi antar bank yang saling terkoneksi, dimana dampak kebangkrutan suatu bank dapat merembet ke bank-bank lain dan pada keseluruhan lembaga perbankan secara sistemik. Pengukuran risiko sistemik dilakukan dengan menggunakan parameter Conditional Value-at-Risk (CoVaR) berdasarkan Value-at-Risk (VaR) individu bank dan sistem perbankan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank dengan total aset yang besar akan memberi kontribusi lebih besar terhadap risiko sistemik (diukur dengan konsep ΔCoVaR). Lebih jauh penulis menerapkan konsep CoVaR ini untuk mengukur keterkaitan keuangan antar bank. Langkah-langkah eksternalitas risiko berfungsi sebagai toolbox tambahan yang berguna bagi regulator yang dapat memiliki implikasi regulasi baru.
ABSTRACTThere are two topics in the study. First, this study measures how large the probability of bank insolvency risk can be estimated by using an indicator of cash flow statements to banks in Indonesia. The model used is the Merton model replication using data to identify the probability of default of 30 banks over the period 2002M1 - 2013M1 registered in Bank Indonesia. Second, identify how the financial effect of linkage in interbank transactions are interconnected, where the impact of a bank's bankruptcy could spread to other banks and the whole banking institutions systemically. Systemic risk measurement was done by using a parameter Conditional Value-at-Risk (CoVaR) based on Value-at-Risk (VaR) individual banks and the banking system.The results showed that banks with total assets of large will contribute to greater systemic risk (measured by the concept ΔCoVaR). Further, the authors apply the concept CoVaR to measure financial linkages among banks. Externality risk measures serve as an additional toolbox useful for regulators who may have implications of new regulations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Jonathan Aldo Jaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak konsentrasi kepemilikan bank terhadap risiko perbankan di Indonesia. Konsentrasi kepemilikan bank ditandai dengan tingginya komposisi saham yang dimiliki oleh satu pihak pemegang saham. Tingkat konsentrasi dibagi menjadi tiga level: (1) < 20%; (2) 20%-50%; (3) > 50%. Berdasarkan estimasi data panel terhadap individu bank di Indonesia, ditemukan bahwa tingginya konsentrasi kepemilikan bank akan meningkatkan risiko perbankan dan secara rata-rata bank dengan pemilik yang terkonsentrasi pada level 3 memiliki tingkat risiko paling besar diantara dua level konsentrasi lainnya. Selain itu, penelitian ini ikut mengkaji tingkat risiko jenis-jenis bank di Indonesia dimana jumlah bank dengan jenis Bank Umum Swasta Nasional yang banyak akan meningkatkan risiko perbankan.
This study aims to identify the impacts of bank ownership concentration on banking risk in Indonesia. The ownership concentration is characterized by the high composition of shares that is held by one shareholder. The concentration is classified into three levels: < 20%; 20%-50%; > 50%. Based on panel data estimation using 115 banks from 2008-2017, it was found that higher concentration of ownership would increase the banking risk. Banks with ownership concentration on level 2 are riskier than the other levels. This study also examines the risk of specific types of Indonesia banking sector. The large number of National Private Commercial Bank tend to increase the banking risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T54483
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Daffa Umar Reza
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembiayaan berbasis keberlanjutan terhadap profitabilitas dan risiko perbankan di Indonesia, dengan mempertimbangkan efektivitas Komite Pemantau Risiko (KPR) sebagai variabel moderasi. Studi ini menggunakan data kuantitatif dari 25 bank dalam kategori Bank Umum BUKU 2, 3, dan 4 selama periode 2019-2023. Model regresi panel diterapkan untuk mengevaluasi pengaruh pembiayaan berkelanjutan terhadap Return on Assets (ROA) sebagai proksi profitabilitas dan Non-Performing Loan Ratio (NPLR) sebagai proksi risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan berbasis keberlanjutan belum berdampak terhadap kenaikan profitabilitas bank dan penurunan risiko kredit pada jangka pendek. Sementara, efektivitas KPR memperkuat hubungan tersebut, dengan bank yang memiliki KPR lebih efektif menunjukkan peningkatan profitabilitas yang lebih signifikan. Penelitian ini merekomendasikan penguatan regulasi dan pemberian insentif dalam praktik pembiayaan berkelanjutan untuk mendukung transisi ekonomi rendah karbon.
This study aims to analyze the impact of sustainability-based financing on the profitability and risk of banking institutions in Indonesia, with the effectiveness of the Risk Monitoring Committee (RMC) considered as a moderating variable. The research employs quantitative data from 25 banks categorized as BUKU 2, 3, and 4 banks over the period 2019–2023. A panel regression model is applied to evaluate the effect of sustainable financing on Return on Assets (ROA) as a proxy for profitability and the Non-Performing Loan Ratio (NPLR) as a proxy for risk. The findings reveal that sustainability-based financing has not yet contributed to increased bank profitability or reduced credit risk in the short term. However, the effectiveness of the RMC strengthens these relationships, as banks with more effective RMCs demonstrate a more significant improvement in profitability. The study recommends strengthening regulations and providing incentives for sustainable financing practices to support the transition to a low-carbon economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Daffa Umar Reza
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembiayaan berbasis keberlanjutan terhadap profitabilitas dan risiko perbankan di Indonesia, dengan mempertimbangkan efektivitas Komite Pemantau Risiko (KPR) sebagai variabel moderasi. Studi ini menggunakan data kuantitatif dari 25 bank dalam kategori Bank Umum BUKU 2, 3, dan 4 selama periode 2019-2023. Model regresi panel diterapkan untuk mengevaluasi pengaruh pembiayaan berkelanjutan terhadap Return on Assets (ROA) sebagai proksi profitabilitas dan Non-Performing Loan Ratio (NPLR) sebagai proksi risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembiayaan berbasis keberlanjutan belum berdampak terhadap kenaikan profitabilitas bank dan penurunan risiko kredit pada jangka pendek. Sementara, efektivitas KPR memperkuat hubungan tersebut, dengan bank yang memiliki KPR lebih efektif menunjukkan peningkatan profitabilitas yang lebih signifikan. Penelitian ini merekomendasikan penguatan regulasi dan pemberian insentif dalam praktik pembiayaan berkelanjutan untuk mendukung transisi ekonomi rendah karbon.
This study aims to analyze the impact of sustainability-based financing on the profitability and risk of banking institutions in Indonesia, with the effectiveness of the Risk Monitoring Committee (RMC) considered as a moderating variable. The research employs quantitative data from 25 banks categorized as BUKU 2, 3, and 4 banks over the period 2019–2023. A panel regression model is applied to evaluate the effect of sustainable financing on Return on Assets (ROA) as a proxy for profitability and the Non-Performing Loan Ratio (NPLR) as a proxy for risk. The findings reveal that sustainability-based financing has not yet contributed to increased bank profitability or reduced credit risk in the short term. However, the effectiveness of the RMC strengthens these relationships, as banks with more effective RMCs demonstrate a more significant improvement in profitability. The study recommends strengthening regulations and providing incentives for sustainable financing practices to support the transition to a low-carbon economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library