Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200541 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hera Rachmahani
"ABSTRAK
Penggunaan media sosial telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan kita. Sebelumnya, untuk menunjukkan bahwa seseorang memiliki sesuatu mereka menggunakan media tradisional. Saat ini, dengan kemudahan akses ke media sosial aktivitas sosial dapat dengan mudah ditunjukkan kepada orang lain untuk merepresentasikan status. Aktivitas pamer melalui media sosial media yang bertujuan untuk mengesankan audiens ini disebut sebagai conspicuous consumption. Conspicuous consumption terjadi saat seseorang mengkonsumsi sesuatu untuk menunjukkan kelas sosial mereka. Biasanya, untuk produk atau aktivitas ritual keagamaan, conspicuous consumption tidak dilakukan. Namun, dengan adanya media sosial, ritual keagamaan mudah ditemukan di media sosial. Posting aktivitas keagamaan ini banyak di lakukan oleh generasi muda atau millennials. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, penelitian ini berusaha menggali alasan generasi millennials melakukan posting aktivitas keagamaan mereka di media sosial. Melalui photo elicitation interview, penelitian ini juga menjelaskan produk religious yang di posting dalam media sosial beserta karakteristiknya. Hasil interview menunjukkan bahwa tidak semua aktivitas keagamaan dapat di posting melalui sosial media. Terdapat karakteristik tertentu dari produk atau aktivitas keagamaan untuk dapat diposting.

ABSTRACT
Massive usage of social media has changes several areas of our life. Before, people are using traditional media to show that they ldquo have rdquo something. Now, with the access to the social media people are easily show their activities to present their status. This ldquo show off rdquo activities through social media with the purpose to impress audients are called as conspicuous consumption. Conspicuous consumption happens when people are consuming product and show their consumption activities to state their status or social class. Normally, for a religious product or activities consumers are prohibited to extensively show the activities mostly when it related to religious sacred rituals. But, with the existence of social media, religious sacred rituals are easily found in social media, mostly in younger generation. Using phenomenological approach, this research seeks to explore the reason of younger generation posting their religious activities in social media. Through in depth interview this research also explores the various religious products posted in social media and its characteristic. Purposive convenience data sampling is used to recruit informants. The recordings are transcribed through verbatim transcription and analyzed using thematic analysis. The result found that there are several reasons for young generation to post their religious sacred rituals and not all religious products are consumed conspicuously. There are specific characteristics for the products to be shown off. "
2018
T49637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza Wahyu Febriani
"Studi ini bertujuan untuk menjelaskan penggunaan fitur Shopee Pay Later sebagai alat pendorong mahasiswa dalam melakukan tindakan konsumsi yang mencolok (conspicuous consumption). Studi-studi terdahulu menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki pola konsumsi untuk menggunakan barang-barang mewah bukan berdasarkan fungsi barangnya, namun simbol yang ditunjukkan dari barang-barang tersebut. Namun, tidak semua mahasiswa dapat memenuhi kebutuhan akan barang mewah itu. Keberadaan Shopee Pay Later hadir memfasilitasi kebutuhan mahasiswa terhadap konsumsi barang-barang mewah. Hal ini disebabkan oleh sistem Shopee Pay Later yang dapat diakses dengan mudah dan memiliki persyaratan yang tidak rumit, sehingga dapat dijangkau oleh individu dengan berbagai latar belakang ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa berhasil membeli produk-produk dengan merek dan harga tertentu untuk menunjukkan status sosialnya. Faktor-faktor di lingkungan perkuliahan, seperti pengaruh dari teman karena adanya perasaan gengsi dan keinginan untuk mencapai kepuasan dengan cepat membuat mahasiswa menggunakan fitur Shopee Pay Later dalam memenuhi segala keinginan mereka. Tindakan konsumsi mencolok yang terjadi pada mahasiswa diperlihatkan oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari. 

This study aims to explain the use of the Shopee Pay Later feature as a tool to encourage students to carry out conspicuous consumption. Previous studies show that students have a consumption pattern for using luxury goods not based on the function of the goods, but on the symbols shown by these goods. However, not all students can meet their needs for these luxury goods. The existence of Shopee Pay Later is here to facilitate students' needs for consuming luxury goods. This is because the Shopee Pay Later system can be accessed easily and has uncomplicated requirements, so it can be reached by individuals with various economic backgrounds. The results of this research show that students succeeded in buying products with certain brands and prices to show their social status. Factors in the lecture environment, such as influence from friends due to feelings of prestige and the desire to achieve satisfaction quickly, make students use the Shopee Pay Later feature to fulfill all their desires. The conspicuous consumption actions that occur among students are demonstrated by them in their daily lives. This research uses qualitative research methods with data collection techniques in the form of in-depth semi-structured interviews, digital observation, and document study."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajenk Ningga Citra
"ABSTRAK
Tesis ini meneliti pola konsumsi musik pengguna media sosial dan pengaruhnya
terhadap keputusan pembelian karya musik bentuk fisik (Compact Disc). Teori
yang digunakan adalah teori uses and gratification dimana pengguna internet,
terutama pengguna media sosial dapat bebas memilih cara serta medium yang
ingin mereka gunakan dalam mengkonsumsi musik dan teori perilaku konsumen.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif, yaitu
mencari kejelasan hubungan pengaruh pola sikap konsumsi musik pengguna
media sosial terhadap keputusan pembelian karya musik bentuk fisik. Pengujian
sendiri dilakukan kepada para pengguna media sosial yang berdomisili di
Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Hasil penelitian
menujukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup lemah antara pola konsumsi
pengguna media sosial terhadap keputusan pembelian karya musik bentuk fisik.
Untuk itu disarankan agar karya musik dapat dipasarkan dalam format digital agar
dapat menjangkau lebih banyak konsumen.

ABSTRACT
This thesis examines the patterns of music consumption users of social media and
its influence on purchasing decisions musical works of physical form (Compact
Disc). This thesis used uses and gratification theory where internet users,
especially users of social media and can freely choose which medium they want to
use to consume music and the theory of consumer behavior.
This research is a quantitative research with explanative design, which sought to
clarify the relationship influence the attitude of music consumption patterns of
users of social media on purchase decisions musical works of physical form. The
test itself is done to the social media users who live in Jabodetabek (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). The results showed that there is a fairly
weak relationship between the consumption patterns of users of social media on
purchase decisions musical works of physical form. It is recommended that a
piece of music can be marketed in digital format in order to reach more
consumers."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Nabasa
"Internet menjadi salah satu media yang paling berpengaruhi pada saat ini. Adanya internet mempermudah berbagai kebutuhan manusia mulai dari informasi, komunikasi, aktualisasi diri, dan lainnya. Banyaknya keuntungan yang diberikan oleh internet membuat banyak kegiatan yang tidak dapat terlepas dari penggunaan internet, salah satunya adalah penyebaran informasi khususnya melalui media sosial. Penyebaran informasi yang dilakukan melalui media sosial sangatlah cepat, baik informasi melalui tulisan, lisan, maupun gambar. Salah satu informasi yang cukup banyak beredar di media sosial adalah informasi mengenai kegiatan leisure. Penelitian ini ingin melihat apakah ada pengaruh dari penggunaan media sosial terhadap keputusan konsumsi seseorang, khususnya konsumsi leisure. Peneliti akan mencoba menjawab apakah mereka akan memiliki kecenderungan untuk mengikuti tren khususnya kegiatan leisure yang ada setelah melihatnya di media sosial mereka.

Internet has become one of the most influential media nowadays. People believes that the existence of internet will simplify lots of human needs and activities, such as information, communication, self actualization, and more. Because of its benefits and function, its hard to seperate internet with human activities. One of them is information dissemination through social media and all the information in social media can be spread rapidly, through articles, pictures, or even videos. One of the popular information that people like to access is the information about leisure activities and recreation. In this research, the researcher is trying to find wheter social media will influence individuals choice to consume leisure abd recreation. Is there any sign that the individual from this research do or done leisure and recreation activities after seeing them in their social media.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Fajar Torang Parulian
"Penetrasi penggunaan internet di Indonesia sekarang ini sedang mengalami perkembangan yang pesat. Dari berbagai aktivitas penggunaan internet, media sosial menjadi pilihan utama yang paling sering diakses. Menurut Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kepuasan, Generasi Y yang merupakan pengguna terbesar media sosial, menjadikan platform ini sebagai sarana untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka. Hingga saat ini, terdapat beberapa pilihan media sosial yang salah satunya adalah Path. Sejak awal kemunculannya, Path terbukti telah menarik perhatian Generasi Y di Indonesia. Path dianggap dapat memenuhi kebutuhan Generasi Y akan sosialisasi, penghargaan diri, dan aktualisasi diri, sesuai dengan Teori Hierarki Kebutuhan. Fungsi Path yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan Generasi Y, menjadikan generasi ini memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada media sosial ini.

The penetration of internet usage in Indonesia nowadays quite has been in rapid growth. From various types of internet usage, social media has become the primary choice to be accessed. According to the Uses and Gratifications Theory, Generation Y, which has highest rate in using social media, uses this platform as a tool to fulfill their desires and needs. Until now, there are several types of choices in social media, which one of them is Path. Since the first emersion, it is proven that Path has grabbed the attention of Generation Y in Indonesia. Path is considered to be able to fulfill the needs of Generations Y related to socialization, self respect, and self actualization according to the Hierarchy of Needs. The function of Path that able to fulfill the desires and needs of Generation Y, create a high level of dependency towards this social media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yhosephine Astari
"Berbagai penelitian sebelumnya telah banyak membahas pengaruh media terhadap intensi berwirausaha. Namun belum banyak yang membahas secara spesifik, peran media sosial dalam mendorong intensi tersebut terutama pada kalangan Generasi Milenial dan Z. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis peran sosial media terutama dalam merepresentasikan kewirausahaan dengan memperlihatkan keahlian dan legitimasi sosial, serta hubungannya dengan intensi berwirausaha. Selain itu, variabel theory of planned behavior (attitude, subjective norms dan entrepreneurial self-efficacy) turut diikutsertakan sebagai variabel mediasi. Penelitian ini dilakukan pada 222 responden Milenial dan Z di Indonesia, dengan metode partial least square equation modelling. Seperti pada penelitian sebelumnya, penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan tidak langsung terkait representasi media sosial dengan intensi berwirausaha, terutama dimediasi dengan sikap dan persetujuan lingkungan sosial individu terhadap kewirausahaan. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini memberikan beberapa implikasi manajerial dalam mendorong intensi berwirausaha melalui media sosial, terutama dengan meningkatkan sikap individu terhadap kewirausahaan.

Several previous studies have discussed the effect of the representation of entrepreneurship in the media towards entrepreneurial intention. However, there are not many studies specifically discuss the effect of social media in encouraging this intention, especially among Millennials and Generation Z. This study is conducted to analyze the role of social media, especially in representing entrepreneurship through demonstrating skills and social legitimacy and its relationship to entrepreneurial intention. Besides that, this study also involves the theory of planned behavior variables namely attitude, subjective norms, and entrepreneurial self-efficacy as mediating variables. This study is conducted among 222 Millennials and Generation Z participants in Indonesia, using the partial least square equation modeling method. Similar to the previous study, it is found that there is an indirect relationship of entrepreneurship representation in social media on entrepreneurial intention, specifically mediated by an individual’s attitude and subjective norms towards entrepreneurship. On this matter, the study offers several managerial implications on encouraging entrepreneurial intention in social media, mainly to promote individual’s attitude toward entrepreneurship. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Nariswari Nayadheyu
"ABSTRAK

Tesis ini membahas objektifikasi dan normalisasi tubuh perempuan yang terjadi pada media sosial, khususnya akun Instagram @dramaojol.id. Akun ini tidak hanya dimanfaatkan untuk pembagian informasi terkait dengan transportasi online, namun juga sebagai tempat hiburan dimana tubuh perempuan seringkali diobjektifikasi. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif. Teori objektifikasi Fredickson & Roberts dan teori kekuasaan Foucault digunakan untuk melihat objektifikasi dan normalisasi tersebut. Data dianalisis melalui semiotika sosial Theo van Leeuwen melalui 3 tahap, yakni metafungsi representasi, interaksi, dan komposisi. Hasil yang ditemukan adalah pada metafungsi representasi, perempuan selalu ditempatkan sebagai tujuan (goal), metafungsi interaksi menunjukkan bahwa perempuan ditampilkan kepada khalayak sebagai penawaran (offer), dan metafungsi komposisi perempuan selalu ditempatkan ditengah sebagai fokus utama. Objektifikasi yang sering ditemukan pada akun ini adalah fungibility, penyamaan tubuh dengan obyek lain. Normalisasi dilakukan melalui wacana humor dengan karakteristik oposisi seksual dan non-seksual serta penggunaan teks maskulin melalui naming and androcentrism, double entendres, dan euphemism and taboo.


ABSTRACT

The focus of this study is objectification and normalization of woman's body that happen in social media, particularly @dramaojol.id's Instagram account. This account is not only used as a place to share information regarding to online transportation, but also as a place for recreation where women's body is often objectified. This research is a qualitative research using critical paradigm. Fredickson & Roberts' objectification theory and Foucault's power theory is used to explain the process of objectification and normalization. The data is analysed by using Theo van Leeuwen's social semiotics through 3 steps of analysis, namely metafunction of representation, interaction and composition. The findings are, at the level of representation woman is always placed as a goal. At the level of interaction, woman is presented as an offer to the followers and at composition woman's body is always placed as a focus to be objectified. It is also found that objectification that often happen in @dramaojol.id Instagram account is fungibility, treating the person as interchangeable with objects. Furthermore, normalization is done through humor with characteristics of sexual and non-sexual opposition whereas masculinity is portrayed by naming and androcentrism, double entendres and euphemism and taboo.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Nisfiyani
"Penelitian ini membahas mengenai faktor penentu dari perilaku posting pembelian di media sosial serta bagaimana pengaruh perilaku tersebut mempengaruhi kebahagian konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain casual. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survey online terhadap 259 responden yang pernah melakukan posting pembelian di media sosial. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan analisis SEM. Hasil dari penelitian menunjukka bahwa materialisme seseorang sangat berpengaruh dengan kecenderungan posting pembelian di media sosial. Namun ternyata kecenderungan posting pembelian di media sosial tidak berpengaruh secara signifikan pada kebahagiaan konsumen atas pembelian tersebut.

This research describe about the determinants of posting purchase on social media behavior also how this behavior can affect to consumer happiness. The research is quantitative research with casual design. The method of this research is based on online survey to 259 respondents with criteria have posted their purchases on social media in the last 30 days. The result of this research showed that materialism significantly affected to the tendency posting purchases behavior. On the contrary, the types of purchases aren't significantly affected to this behavior. Then based on the research, the posting purchases behavior isn't significantly affected to happiness of purchase."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanika Jeihan Aguinta
"PT XYZ merupakan salah satu agency pemasaran digital yang berfokus melakukan proses pemasaran melalui berbagai platform media sosial untuk perusahaan-perusahaan dari berbagai industri. Salah satu layanan yang disediakan oleh PT XYZ adalah layanan data & insight analysis, termasuk untuk melakukan pemantauan percakapan media sosial dari brand beserta kompetitornya dengan menganalisis sentimen dan topik untuk memenuhi permintaan klien. Salah satu brand pada industri smartphone yang menjadi klien dari PT XYZ memiliki produk yang banyak, dimana masing-masing produk dan kompetitornya dilakukan pemantauan secara bersamaan. Dengan banyaknya percakapan yang dihasilkan oleh jumlah produk yang banyak, proses pengerjaan untuk analisis menjadi terbatas dan terlalu menghabiskan banyak waktu karena masih menggunakan proses pelabelan secara manual. Oleh karena itu, sistem otomatis diusulkan untuk PT XYZ dengan melakukan analisis sentimen berbasis aspek yang bertujuan untuk memudahkan dan mempersingkat proses pengerjaan pemantauan. Data yang digunakan adalah data mengenai smartphone pada Twitter yang berjumlah 11.641 tweet dalam periode akhir tahun 2022. Data yang terkumpul memiliki kondisi imbalance class, sehingga metode penanganan imbalance class SMOTE digunakan. Tahap pra-pemrosesan; ekstraksi fitur dengan memanfaatkan leksikon, POS tagging dan TF-IDF; dilakukan sebelum data dimodelkan dengan algoritma pembelajaran mesin. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa Support Vector Machine (SVM) dengan SMOTE memiliki hasil evaluasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Naïve Bayes, baik untuk klasifikasi sentimen dan juga aspek. Hasil evaluasi SVM pada klasifikasi sentimen adalah sebesar 0,92 untuk setiap metrik akurasi, precision, recall, dan f1-score. Sedangkan untuk klasifikasi aspek, SVM mendapatkan hasil evaluasi sebesar 0,79 untuk akurasi, precision, dan recall, serta 0,77 untuk f1-score. Masalah imbalance class pada data memengaruhi hasil akhir klasifikasi, terutama untuk klasifikasi aspek.

PT XYZ is a digital marketing agency that specializes in marketing strategies through various social media platforms for businesses across multiple industries. Data and insight analysis is one of the services offered by PT XYZ, which includes monitoring social media conversations from brands and their competitors by analyzing sentiments and topics based on client needs. One of PT XYZ's clients in the smartphone industry has a large number of products, and each product and its competitors are monitored simultaneously. With so many conversations generated by a large number of products, the analysis process is constrained and time-consuming because it still relies on a human tagging approach. Therefore, an automated approach based on aspect-based sentiment analysis is presented for PT XYZ in order to simplify and shorten the monitoring process. The data used is Twitter data regarding smartphones, totaling 11,641 tweets in the near- end period of 2022. Because the gathered data has an imbalance class condition, the SMOTE class imbalance handling method is applied. Before the data is modeled with machine learning techniques, pre-processing and feature extraction are performed using the lexicon, POS tagging, and TF-IDF. This study discovered that the Support Vector Machine (SVM) with SMOTE outperforms Nave Bayes in both sentiment and aspect classification. The accuracy, precision, recall, and f1-score of the SVM evaluation on sentiment classification were all 0.92. In terms of aspect classification, SVM received an evaluation score of 0.79 for accuracy, precision, and recall; and 0.77 for the f1-score. The issue of class imbalance in the data has an impact on the final classification results, especially for aspect classification."
Depok: 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faisya Nisa Riandika
"Penggunaan media sosial Instagram telah mengubah proses interaksi sosial manusia, salah satunya dalam proses evaluasi diri dengan membandingkan dirinya dengan orang lain. Lingkungan media sosial yang fokus menampilkan momen bahagia seseorang seperti posting foto perjalanan wisata, pengalaman, dan kesuksesan hidup turut berkontribusi dalam fenomena tersebut. Proses ini pun kemudian akan menghasilkan perasaan seperti Envy dan Narcissism yang akan meningkatkan keinginan untuk melakukan promosi diri melalui conspicuous consumption. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan bagaimana penggunaan Instagram berpengaruh secara positif terhadap envy dan narcissism, dimana selanjutnya akan meningkatkan Desire for Self-Promotion dan kemungkinan untuk melakukan Conspicuous Online Consumption. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling menggunakan survei online kepada pengguna Instagram dengan umur 18-35 tahun. Sebanyak 416 responden terkumpul yang kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukan bahwa data mendukung seluruh hipotesis, yaitu peningkatan dalam penggunaan Instagram (Instagram usage) akan berpengaruh pada peningkatan perasaan envy dan narcissism. Kedua konstruk tersebut kemudian akan meningkatkan keinginan untuk mempromosikan diri melalui aktivitas conspicuous online consumption. Penelitian ini dapat membantu manajer merumuskan strategi perusahaan yang menargetkan pengguna Instagram khususnya pada industry hospitality dan leisure.

The use of social media specifically Instagram has changed human interaction process, one of them being the evaluation process on comparing themselves with others. Social media’s environment which only displays one happy moment such as travel documentation, life experience, and life success also contribute to this phenomenon. This process will result in several affective conditions such as Envy and Narcissism which then led to an increase on Desire for Self-Promotion through Conspicuous Consumption. The goal of this research is to show how Instagram usage is affecting envy and narcissism positively, which then will increase desire for self-promotion and the propensity to do conspicuous online consumption. Purposive sampling with online survey technique was done on Instagram users age ranging from 18-35. 416 respondents were collected and was analyzed using Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). The findings identify a process by which increased Instagram usage results in an increased level of envy and narcissism. Both of these constructs led to desire to promote oneself through conspicuous consumption. This research hopefully will help managers whom targeting Instagram users to formulate company’s strategy, specially with hospitality and leisure industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>