Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155000 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yora Permata Dewi
"Infeksi DENV masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena dapat menyebabkan penyakit berat dan bahkan mungkin berakibat fatal. Pengembangan vaksin rekombinan dengan antigen yang mampu dengan efektif menginduksi respon imun perlu untuk dikembangkan. Kesesuaian genotipe yang digunakan di vaksin dan genotipe yang beredar di suatu wilayah berimplikasi terhadap keberhasilan pengembangan vaksin. Plasmid rekombinan yang dirancang berdasarkan gen prM-E DENV-2 strain 151 diekspresikan di Pichia pastoris strain X-33. Telah dilakukan optimasi ekspresi dan antigenisitas protein rekombinan prM-E. Diperoleh 4 koloni P. pastoris rekombinan dengan fenotipe Mut . Hasil SDS-PAGE dan Western blot menunjukkan protein telah berhasil diekspresikan pada ukuran 50 kDa. Kondisi ekspresi optimum protein rekombinan prM-E DENV-2 yaitu pada konsentrasi metanol 1 dengan waktu inkubasi 48 jam. Protein rekombinan prM-E DENV-2 dikenali oleh antibodi anti- prM-E DENV-2 dan bereaksi silang dengan antibodi anti-prM-E DENV-1, DENV-3, serta DENV-4. Protein rekombinan prM-E DENV-2 yang diperoleh dapat digunakan sebagai antigen dalam pengembangan vaksin protein rekombinan dengue strain Indonesia.

DENV infection is still a public health problem in Indonesia because it can cause severe illness and may even be fatal. Development of recombinant vaccine with antigens capable of effectively inducing an immune response needs to be developed. The suitability of genotypes used in vaccines and genotypes circulating in a region has implications for the successful development of vaccines. Construction of a recombinant plasmid based on prM E gene of DENV 2 strain 151 was used for expression in Pichia pastoris strain X 33. Optimization and antigenicity of DENV 2 prM E recombinant protein were tested. Four Mut phenotypes were generated. SDS PAGE and Western blot analysis showed that the protein was expressed with a molecular weight of 50 kDa. Optimal protein expression level occurred at concentration of 1 methanol with 48 hours incubation time. DENV 2 prM E recombinant protein was recognized by anti prM E DENV 2 and also showed cross reaction with anti prM E DENV 1, DENV 3, and DENV 4 antibodies. Thus, the DENV 2 prM E recombinant protein can be used as an antigen in the development of the recombinant protein vaccine of the dengue strains of Indonesia. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Shabihah
"

Chikungunya merupakan penyakit menular yang bersifat re-emerging atau penyakit lama yang dapat tersebar kembali. Penyakit yang disebabkan virus chikungunya ini memiliki manifestasi klinis non-spesifik sehingga dibutuhkan metode diagnosis yang cepat dan akurat. Protein E2 yang dikode oleh gen E2 pada virus chikungunya berperan penting sebagai pengikatan reseptor sehingga berpotensi untuk digunakan dalam proses diagnosis penyakit chikungunya. Penelitian ini bertujuan menghasilkan protein rekombinan E2 sebagai bahan dasar produksi antibodi monoklonal yang akan digunakan dalam pengembangan perangkat diagnostik penyakit chikungunya. Metode penelitian yang dilakukan mencakup pembentukan plasmid rekombinan pPICZaA-E2, transformasi plasmid rekombinan pada sel inang Escherichia coli, analisis koloni transforman, transformasi plasmid rekombinan pada sel inang ekspresi Pichia pastoris X-33, analisis fenotipe, hingga ekspresi protein rekombinan E2. Hasil penelitian menunjukkan 281 koloni E. coli transforman pPICZaA-E2 dapat tumbuh pada medium yang mengandung antibiotik zeocin. Hasil analisis PCR koloni transforman menunjukkan gen E2 dengan ukuran 1.260 bp berhasil ditransformasikan ke sel inang E. coli menggunakan vektor pICZaA dengan ukuran 3.569 bp. Hasil analisis PCR genom berhasil mengamplifikasi gen AOX1 berukuran 2,2 kb dan 1,8 kb yang menunjukkan plasmid rekombinan berhasil terintegrasi pada genom P. pastoris dan menghasilkan fenotipe Mut+. Pita protein berukuran 40 kDa pada hasil SDS-PAGE menunjukkan protein E2 berhasil terekspresi.


Chikungunya is known as an infectious, re-emerging disease. Because of the non-specific clinical manifestation, chikungunya needs a rapid and accurate diagnostic method for its detection. Envelope 2 (E2) protein coded by E2 gene in the genome of the virus has an important role as an attachment receptor to a cell that made it potential to be used for diagnosis. This research is aimed to obtain E2 recombinant protein as a basic material for monoclonal antibody production in chikungunya rapid diagnostic test kit development. Chikungunya E2 gene is amplified and ligated with pPICZaA vector to make recombinant DNA clones from E. coli. The clones then isolated and used for protein expression in P. pastoris. The result shows 281 transformants of E. coli colonies can grow on a selection medium that contains zeocin. Analysis of direct colony PCR show E2 gene was transformed and cloned using pPICZaA vector. Analysis of genomic PCR shows 2,2 kb and 1,8 kb bands formed that indicate AOX1 gene was amplified and the integration of recombinant plasmid pPICZaA to P. pastoris genome was successful. Visualization of protein electrophoresis shows protein band was formed at the size of40 kDa that indicate the protein expression was successful.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Yunita
"ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit demam dengue dan demam berdarah dengue yang disebabkan oleh virus dengue masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Hingga saat ini pengobatan spesifik serta vaksin untuk infeksi dengue belum tersedia, dan berbagai strategi pembuatan vaksin sedang dikembangkan oleh berbagai pihak. Sebagai salah satu negara endemis infeksi dengue, Indonesia juga perlu melakukan pengembangan vaksin dengue dengan menggunakan strain virus yang berasal dari Indonesia. Pada penelitian ini akan dikembangkan kandidat vaksin DNA rekombinan dengan gen insersi Premembran dan Envelope virus dengue tipe 2 sebagai bagian dari pengembangan vaksin dengue tetravalen di Indonesia.
Metode : Plasmid DNA rekombinan dirancang mengandung gen premembran dan envelope dari virus dengue tipe 2 isolat Indonesia. Fragmen DNA diinsersi ke dalam vektor plasmid pUMVC4a serta ditransformasi ke dalam sel E.coli DH5-α. Klon plasmid yang didapat dikonfirmasi dengan metode PCR, enzim restriksi dan sekuensing. Ekspresi protein dari plasmid diuji melalui metode transfeksi pada sel Vero. Selanjutnya plasmid disuntikkan pada mencit jenis Balb/C sebanyak 3 kali dengan interval 3 minggu pada daerah intramuskular. Penyuntikan menggunakan 2 metode : suntikan intramuskular dengan jarum (IM) dan suntikan dengan menggunakan alat needle-free injector (NFI) dengan menggunakan 2 macam dosis plasmid, yaitu 25 μg dan 100 μg DNA. Pemeriksaan antibodi dilakukan dengan metode ELISA dan PRNT. Setelah fase imunisasi selesai, dilakukan uji tantang dengan menyuntikkan 2,5 x 105 PFU/ml DENV-2 secara intraperitoneal pada beberapa kelompok mencit untuk melihat pembentukan sel B memori. Data antibodi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analitik.
Hasil : Plasmid rekombinan pUMD2 telah berhasil diperoleh. Transfeksi pada sel Vero menunjukkan adanya ekspresi protein intra dan ekstraselular melalui pemeriksaan imunostaining dan ELISA. Melalui pemeriksaan ELISA, antibodi terdeteksi hanya pada kelompok penyuntikan NFI (p<0,005). Titer antibodi tertinggi dijumpai pada kelompok penyuntikan dengan NFI dosis 100 μg , kemudian NFI 25 μg dengan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,005) antara kedua kelompok tersebut. Melalui PRNT 70% ditemukan bahwa antibodi netralisasi terhadap DENV-2 terbentuk pada mencit yang diberi imunisasi dengan metode NFI, sedangkan pada kelompok IM titernya tidak terdeteksi (<1/10). Titer antibodi terbaik diperoleh pada kelompok penyuntikan NFI dosis 100 ug yaitu 1/80-1/160. Titer hari ke-4 dan 8 setelah penyuntikan 2,5 x 105 PFU/ml virus pada kelompok yang diimunisasi secara IM dan NFI mengalami peningkatan. Sebaliknya, pada kelompok yang tidak diberi virus tidak terdapat peningkatan titer netralisasi. Hal ini menunjukkan adanya pembentukan sel B memori dari imunisasi yang diberikan.
Kesimpulan : Pembuatan plasmid rekombinan dengan gen insersi pre-M dan E DENV2 strain DS18/09 telah berhasil dilakukan. Terdapat respon antibodi netralisasi dan anamnestik dari mencit yang diberi imunisasi secara NFI, namun imunisasi secara IM hanya menunjukkan respon antibodi anamnestik dari sel memori. Plasmid DNA rekombinan ini memiliki potensi sebagai kandidat vaksin DNA terhadap virus dengue tipe 2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya berupa rancangan vaksin tetravalen dalam upaya pengembangan vaksin dengue secara menyeluruh.

ABSTRACT
Introduction : Dengue fever and dengue haemorrhagic fever caused by dengue virus is still a major health problem. There are four types of Dengue virus which antigenically distinguished : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Currently, no specific treatment for Dengue infection and no vaccine are available, and various strategies have been used to develop dengue vaccine. Indonesia as one of dengue-endemic country has to attempt dengue vaccine development particularly using Indonesian virus strain. In this study, recombinant DNA vaccine candidate using DENV-2 pre-membrane and envelope genes was constructed as a part of dengue tetravalent vaccine development in Indonesia.
Methods : The recombinant plasmid consisting pre-membrane and envelope genes from DENV-2 Indonsia isolate was constructed. DNA fragment were inserted to pUMVC4a plasmid vector and then transformed to E. Coli DH5-α. The construction was confirmed using PCR, restriction enzyme and sequencing. Protein expressions of preM and E were determined by transfection into Vero cells. Group of Balb/C mice were injected with amount of plasmid via intra muscular route. The injection was conducted using 2 delivery methods : conventional syringe-needle (IM) and needle-free injector (NFI) device. Doses of plasmid that being compared are 25 μg and 100 μg. Mice were immunized with plasmid 3 times with 3 weeks interval. Antibody titre were determined by ELISA and PRNT. After immunization phase, part group of mice challanged with 2,5 x 105 PFU/ml DENV-2 intra peritoneally to confirm wether immunization induced memory cells. Antibody data were interpretated by descriptive and analytic methods
Results : The recombinant plasmid pUMD2 has been constructed. Confirmation of gene secuence showed no mutation at the clone. Vero cells-81 transfected with pUMD2 expressed prM and E as determined by immunofluorescence staining as intracellular protein and by ELISA to detect extracellular protein. In ELISA results, antibody was detected only in NFI group (p<0,005). Highest antibody titre was found in NFI group with dose 100 μg followed by dose 25 μg. However, antibody titre by ELISA between NFI group dose 100 μg and 25 μg were not statistically significant (p>0,005). Neutralizing antibody by PRNT 70% showed concordant result compared to ELISA. Neutralizing titre to DENV-2 was developed in NFI group, but it was not detectable in IM group of mice (<1/10). The highest titre of neutralization achieved by 100 μg, NFI group whose titer 1/80-1/160. Immunized mice in all groups raised greater neutralizing antibody titers on days 4 and 8 after challange with 2,5 x 105 PFU/ml of DS 18/09 of dengue type 2 virus. Compared to immunized mice that were not challanged which developed no increasing neutralizing titre, it indicated that immunization could produced memory B cell responses.
Conclusions : Recombinant plasmid as a candidate for dengue DNA vaccine has been constructed. The plasmid expressed premembrane and envelope proteins in Vero cells. Immunogenicity test from the plasmid DNA demonstrated neutralizing antibody responses and anamnestic responses in mice which immunized only by NFI method. IM injection method only showed anamnestic antibody responses. Overall, this DNA plasmid has a potency to be used as a candidate for DNA vacine against dengue virus type-2. Study for designing tetravalent vaccine model is necessary as a part in vaccine dengue development."
2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayati
"ABSTRAK
Infeksi dengue merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia.
Perubahan manifestasi klinis yang cepat dari ringan hingga berat bahkan kematian
menyebabkan perlunya pendeteksian dini infeksi dengue. Salah satu metode
deteksi yang potensial untuk diterapkan sebagai pendeteksian dini adalah
pendeteksian antigen NS1 dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
protein rekombinan NS1 dengue serotipe 4 strain Indonesia dengan menggunakan
sistem Pichia pastoris yang dapat digunakan untuk pembuatan antibodi anti-NS1.
Sampel yang digunakan adalah RNA virus dengue serotipe 4 strain Indonesia IDS
96/10. Metode penelitian adalah ekperimental yang meliputi pembuatan cDNA,
pengklonaan pada bakteri Escherichia coli, skrining sel transforman, sekuensing,
transformasi sel P. pastoris strain X-33, analisa fenotipe, dan ekspresi protein.
Diperoleh 6 koloni P. pastoris strain X-33 rekombinan dengan fenotipe Mut+ dan
terdeteksi protein rekombinan NS1 dengue serotipe 4 dengan ukuran antara 72
hingga 95 kDa pada protein standard, diperkirakan berukuran 80 kDa. Hasil
analisa nukleotida dan asam amino menunjukkan tidak terjadi mutasi pada gen
NS1 dan terletak pada in frame yang sesuai pada vektor pPICZαB. Protein NS1
yang diperoleh diharapkan dapat merangsang terbentuknya antibodi anti-NS1
yang selanjutnya dapat digunakan untuk mendeteksi antigen NS1 pada serum
pasien.

ABSTRACT
Dengue infection is a major health problem in Indonesia. Clinical manifestation
rapidly changing from mild to severe even death. Therefore early detection
becomes very important. One of potential detection methods to be applied as an
early detection is NS1 dengue antigen detection. The aim of this research was to
express NS1 recombinant protein of dengue virus serotype 4 strain Indonesia
using Pichia pastoris. Dengue virus RNA from infected pasien serum IDS 96/10
was used in this research. To get recombinant protein we constructed NS1
recombinant plasmid in vector P. pastoris. First, we amplified NS1 gene and
cloned it to Escherichia coli. We selected transformant cells and and recombinant
plasmid was transfected to yeast by electroporation. We selected yeast
transformants and analized the phenotype. Methanol was used to induce
expression recombinant protein. Protein expression was determined by SDSPAGE
and Western Blot. By Western Blot using antibody to dengue viruses, we
found protein recombinant with molecular weight around 72-95 kDa. This size
was similar with dimer of NS1 size. In the future, this recombinant protein can be
used to produce antibody anti-NS1 that able to detect NS1 antigen in patient sera."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lola Febriana Dewi
"ABSTRAK
Infeksi yang disebabkan oleh virus dengue telah banyak dilaporkan di negara tropis dan subtropis. Virus dengue terdiri dari 4 serotipe yaitu dengue 1-4. Hingga saat ini belum tersedia vaksin yang berlisensi untuk mencegah terjadinya infeksi dengue. Pada penelitian ini dikonstruksi vaksin DNA yang mengkode gen prM-E dan prM-E-NS1del virus dengue 2 strain Indonesia yang akan dijadikan sebagai kandidat vaksin dengue. Hasil penelitian berhasil mendapatkan 9 plasmid rekombinan pUMDE2 yang membawa gen sisipan prM-E dan telah dikonfirmasi dengan melakukan PCR koloni dan restriksi plasmid. Dari hasil sekuensing plasmid pUMDE2 koloni no. 11 ditemukan 19 mutasi asam amino pada gen prM-E, sepuluh mutasi pada gen prM dan sembilan mutasi pada gen E. Mutasi protein prM N29D dan N52K serta protein E V164I dan S390N terletak pada daerah epitop pengenalan sel B. Transfeksi plasmid pUMDE2 dilakukan pada sel Chinese Hamster Ovary (CHO)-K1 dan menunjukkan adanya ekspresi protein prM-E rekombinan berdasarkan uji imunostaining dan ELISA. Hasil ELISA menunjukkan bahwa protein ditemukan pada sel yang ditransfeksi. Sedangkan, plasmid rekombinan yang membawa gen prM-E-NS1del tidak berhasil dikonstruksi. Plasmid pUMDE2 dapat dikembangkan menjadi kandidat vaksin DNA.

ABSTRACT
Infection by dengue virus were reported in tropical and subtropical area. Dengue virus (DENV) consist of 4 serotype, DENV-1 to DENV-4. There is no licensed vaccine available for dengue infection. In this research, we construct DNA vaccine encode prM-E and prM-E-NS1del genes of dengue virus serotype 2 for vaccine development. Nine recombinant plasmids that encode prM-E genes (pUMDE2), were successfully obtained. Recombinant plasmids were confirmed by PCR colony and restriction enzyme analysis. Colony of pUMDE2 no. 11 was sequenced and total 19 amino acid mutations were founds, 10 mutations in prM and 9 mutations in E protein. prM mutations N29D and N52K, E mutations of V164I and S390N were found in B cell epitopes. Transfection pUMDE2 plasmid was done to Chineese Hamster Ovary (CHO)-K1 and showed that recombinant protein prM-E was successfully expressed by immunostaining assay and ELISA. Results showed that the protein was mainly found in cell fraction. However, recombinant plasmid that encode prM-E-NS1del were failed to be constructed. pUMDE2 could be developed for vaccine candidate.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
S31410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Fairuza
"Lignoselulosa dapat dijadikan sebagai biomassa untuk menghasilkan produk bahan bakar. Hidrolisis biomassa lignoselulosa menggunakan enzim selulase. Selulase mengandung dari 3 komplek enzim yaitu, eksoglukanase, endoglukanase dan betaglukosidase Namun, betaglukosidase memiliki jumlah lebih sedikit daripada eksoglukanase dan endoglukanase. Semakin sedikit betaglukosidase dapat memicu proses hidrolisis selulosa terhambat, oleh karena itu pengembangan betaglukosida perlu dilakukan dengan diekpresikan ke dalam Pichia pastoris. Transformasi plasmid pLIPI-TnBgl1A dilakukan dengan metode elektroporasi, sedangkan ekspresi gen dan hasil purifikasi protein rekombinan dianalisis menggunakan SDS-PAGE dan Western blot. Gen betaglukosidase dari Thermotoga neapolitana berhasil ditransformasikan kedalam Pichia pastoris. Transforman yang telah diseleksi menghasilkan 2 koloni positif. Berat molekuler protein diperkirakan sekitar 53 kDa dan jumlah protein estimasi 1 mg/mL dan 1,4 mg/mL. Hasil analisis kemurnian protein rekombinan melalui SDS PAGE dan western blot memperlihatkan pita tepat di 53 kDa. Jumlah yield protein yang terpurifikasi didapatkan sekitar 21,4 % dan 24,1%. Hasil menunjukkan bahwa gen TnBgl1A telah berhasil ditransformasi dan terekspresikan dengan baik di Pichia pastoris dan protein rekombinan berhasil dipurifikasi dengan kemurnian yang cukup baik.

Lignocellulose can be used as biomass to produce fuel products. Hydrolysis of lignocellulosic biomass using the cellulase enzyme. Cellulase contains 3 enzyme complexes, there are exoglucanase, endoglucanase and betaglucosidase. However, betaglukosidase has less amount than exoglucanase and endoglucanase. The less betaglucosidase can trigger the cellulose hydrolysis process is inhibited, therefore the development of betaglucoside needs to be done by expressing it into Pichia pastoris. Transformation of the pLIPI-TnBgl1A plasmid was performed by electroporation method, while gene expression and recombinant protein purification results were analyzed using SDS-PAGE and Western blot. The betaglucosidase gene from Thermotoga neapolitana was successfully transformed into Pichia pastoris. Transformants that have been selected produce 2 positive colonies. The molecular weight of protein is estimated to be around 53 kDa and the estimated protein amount is 1 mg/mL and 1.4 mg/mL. The results of the analysis of recombinant protein purity through SDS PAGE and western blot show the right band at 53 kDa. The amount of purified protein yield was around 21.4% and 24.1%. The results showed that the TnBgl1A gene was successfully transformed and well expressed in Pichia pastoris and the recombinant protein was purified with good purity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T54890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Enny Rimita
"Granulocyte Colony Stimulating Factor (G-CSF) merupakan faktor pertumbuhan hematopoetik yang berfungsi merangsang proliferasi dan diferensiasi neutrofil. Protein G-CSF rekombinan yang dikembangkan dan diproduksi menggunakan sel inang Escherichia coli dan Chinese Hamster Ovary (CHO) masih memiliki kelemahan, sehingga pada penelitian ini dikembangkan suatu produk biosimilar G-CSF rekombinan menggunakan sel inang Pichia pastoris. Fokus penelitian ini adalah memproduksi dan mempurifikasi protein G-CSF rekombinan. Produksi protein rekombinan dilakukan dengan menginduksi kultur menggunakan metanol konsentrasi 0,5% tiap 12 jam dan dilakukan sampling terhadap kultur pada jam ke-0, 12, 24, 36 dan 48. Hasil analisis western blot menunjukkan adanya peningkatan produksi protein rekombinan tiap 12 jam. Protein G-CSF rekombinan dipresipitasi menggunakan amonium sulfat konsentrasi 80%, kemudian didialisis. Konsentrasi protein total diukur dengan spektrofotometer menggunakan metoda Bicinchoninic Acid (BCA). Hasil pengukuran menunjukkan konsentrasi protein total tertinggi adalah sampel protein yang dipresipitasi dengan 80% amonium sulfat. Selanjutnya, purifikasi dilakukan menggunakan teknik kromatografi afinitas dengan resin Ni-NTA. Hasil analisis SDS PAGE menunjukkan protein GCSF rekombinan berukuran 18,5 kDa dan dengan analisis slot blot terdeteksi berwarna ungu.

Granulocyte Colony Stimulating Factor (G-CSF) is a hematopoietic growth factor that acts to stimulate neutrophilic proliferation and differentiation. Recombinant protein G-CSF developed and produced using cellular host Escherichia coli and Chinese hamster ovary (CHO) still has a weakness, so that in this study we developed a bio similar product of recombinant G-CSF using cellular host Pichia pastoris. The aim of this research was to produce and purify recombinant protein G-CSF. Production of recombinant protein was done by inducing culture with methanol 0.5% every 12 hours and sampling was carried out at 0, 12, 24, 36 and 48 hours. The results of western blot analysis showed an increase the production of recombinant protein every 12 hours. Recombinant protein G-CSF was precipitated using ammonium sulfate 80% of concentration, and then dialyzed. Concentration of total protein was measured by a spectrophotometer using the Bicinchoninic Acid (BCA) method. The measurement results showed the highest concentrations of total protein was present in samples that precipitated with 80% ammonium sulfate. Furthermore, purification performed using affinity chromatography techniques with Ni-NTA resin. The results of SDS PAGE analysis showed the recombinant protein G-CSF sized 18.5 kDa and with a slot blot analysis detected a purple color."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S1689
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alesia Prillya Mauna
"Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kasus terjadinya infeksi terus bertambah dari tahun 1968 sampai 2015. Meskipun demikian, sampai sekarang masih belum ada pengobatan yang efektif terhadap DENV. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi potensi katekin sebagai antivirus, yang dapat digunakan dikemudian hari untuk menjadi dasar obat antivirus. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa katekin adalah kandidat antivirus DENV yang bagus, terutama terhadap dengue serotipe DENV-1, DENV-2, dan DENV4 dengan menempel pada NS4B. NS4B itu sendiri penting untuk proses replikasi virus. Akan tetapi, riset ini dilakukan pada tahap molecular docking. Riset ini merupakan riset eksperimental untuk mengetahui potensi katekin sebagai antivirus terhadap DENV serotipe 2 NGC pada sel Huh7it-1. Untuk mengetahui potensi katekin, indeks selektivitas harus diketahui dengan cara mengetahui nilai CC50 dan IC50 dari katekin. CC50 adalah konsentrasi katekin yang dapat merusak setengah dari total sel, yang bisa didapat melalui metode MTT Assay. Sedangkan IC50 adalah konsentrasi dari katekin yang dapat menginhibisi setengah dari total virus, yang bisa didapat melalui metode Focus Assay. Hasil riset ini menemukan CC50 dari katekin adalah 2.755,091 μg/mL, sedangkan IC50nya adalah 21,457 μg/mL. Indeks Selektivitas adalah rasio dari CC50 dan IC50, sehingga Indeks Selektivitas nya adalah 128,400 dengan demikian, katekin berpotensi untuk dikembangkan sebagai antivirus dimasa mendatang.

Dengue infection is a health issue worldwide. In Indonesia, the rate of infection increased since 1968 to 2015. However, there is still no effective cure against DENV infection until today. Research aims to evaluate catechin’s potency as an antivirus, that can be used in the future as a basis for antiviral drug. Recent research proved that catechin can be a good candidate for antivirus against DENV, especially DENV-1, DENV-2 and DENV-4 serotype by binding to NS4B. NS4B itself is important for viral replication. However, this research was still in the molecular docking stage. This research is an experimental research to seek the potency of catechin as antiviral using DENV Serotype 2 Strain NGC in Huh7it-1 cell. To determine the potency, selectivity index value is needed by achieving the value of CC50 and IC50 of catechin. CC50 is the concentration of catechin that is harmful for the 50% of the viable cells, which its value can be obtained from MTT Assay method. Meanwhile, IC50 is defined as the concentration of catechin that can inhibit 50% of the total virus, which its value can be obtained from of Focus Assay method. This research result found that the CC50 of catechin is 2,755.091 μg/mL and IC50 is 21.457 μg/mL. SI is the ratio between CC50 and IC50, therefore the SI was 128.400. Thus, catechin has the potency to be developed as an antivirus in the future."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirul Ikhsan
"Chikungunya merupakan penyakit menular yang bersifat re-emerging dan ditransmisikan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus. Penyakit yang disebabkan virus chikungunya ini memiliki manifestasi klinis non-spesifik sehingga dibutuhkan metode diagnosis yang cepat dan akurat. Protein E2 yang dikode oleh gen E2 virus chikungunya berpotensi digunakan dalam proses diagnosis penyakit chikungunya. Protein rekombinan E2 diekspresikan pada inang Pichia pastoris-X33 Mut+ koloni B4, F, dan N. Penelitian ini bertujuan menghasilkan protein rekombinan E2 serta didapatkan waktu inkubasi dan konsentrasi induksi metanol optimum pada sistem ekspresi Pichia pastoris. Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan dasar produksi antibodi monoklonal yang akan digunakan dalam pengembangan perangkat diagnostik penyakit chikungunya. Metode yang digunakan pada adalah inokulasi Pichia pastoris pada medium MM dan MD. Induksi koloni pada medium BMGY dan BMMY selama 24, 48, dan 72 jam inkubasi. Koloni diinduksi dengan metanol murni dengan variasi konsentrasi akhir 0,5%, 1%, dan 2%. Verifikasi ekspresi protein melalui SDS-PAGE dan Western blot. Hasil penelitian menunjukkan koloni Pichia pastoris yang membawa gen pPICZaA-E2 dapat mengekspresikan protein E2 berukuran 35-38 pada koloni pada setiap variasi induksi dan waktu inkubasi.Waktu inkubasi terbaik adalah 72 jam dan induksi metnaol akhir terbaik adalah 0,5%

Chikungunya is known as an infectious disease that re-emerging and transmitted by Aedes aegypti & Aedes albopictus mosquitoes. This chikungunya infectious has non-specific clinical manifestation so it requires a rapid and accurate diagnostic method for its detection. Envelope 2 (E2) protein coded by E2 gene in the genome of the virus has potential to be used for diagnosis. B4, F and N colonies of Pichia pastoris X33 Mut+ used as the expression system. This research is aimed to obtain E2 recombinant protein, then to obtain the optimum of incubation times and methanol induction. This result used as a basic material for monoclonal antibody production in chikungunya rapid diagnostic test kit development. The method used in the expression of E2 recombinant protein in Pichia pastoris host cells was Pichia pastoris inoculation on MM and MD medium. Colony induction on BMGY and BMMY medium for 24, 48, and 72 hours of incubation. Colonies were induced with pure methanol with various final concentrations of 0,5%, 1%, and 2%. Verification of protein expression through SDS-PAGE and Western blot. The results showed that Pichia pastoris colonies carrying the pPICZaA-E2 gene were able to express 35—38 kDa. Protein E2 on SDS-PAGE results indicating that E2 protein was successfully expressed on each induction and times. The optimum incubation time is 72 hours and 0,5 % methanol induction"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>