Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dendi Wijaya
"ABSTRAK
Tesis ini mengkaji verba bahasa Enggano dalam hubungan keaspekan. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskriptif dengan pendekatan fungsional sedangkan metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Data penelitian ini adalah berupa data lisan berupa tuturan bahasa Enggano yang dituturkan oleh penutur asli bahasa daerah tersebut. Tuturan tersebut diambil dengan menggunakan instrumen gambar yang kemudian direkam, ditranskripsi, dan ditransliterasi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perihal seluk-beluk verba khususnya verba transitif bahasa Enggano dalam hubungan keaspekan dan menjawab bagaimana proses gramatikalisasi pada verba transitif bahasa Enggano terjadi, serta bagaimana pengaruh pemunculan bentuk kata leksikal penunjuk keaspekan tersebut. Penelitian hanya dibatasi pada penelisikan terhadap pemarkah aspek perfektif dan imperfektif serta proses morfofonemik yang terjadi pada verba transitif bahasa Enggano. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori aspek yang dikemukakan oleh Comrie 1976 untuk menemukan pemarkah aspek perfektif dan imperfektif verba transitif bahasa Enggano dan teori pembentukan kata dengan model proses IP yang digunakan oleh Kridalaksana 2010 . Hasil dari penelitian ini adalah bahwa bahasa Enggano adalah bahasa yang memiliki aspek perfektif dan imperfektif yang ditandai dengan prefiks. Aspek perfektif bahasa Enggano dimarkahi dengan ho- dan hodeher yang disertai dengan proses morfologis dan sebagian verba mengalami proses morfofonemik dalam proses pembentukan katanya. Sementara aspek imperfektif ditandai dengan prefiks ka-, kah-, dan ki-. Di sisi lain, proses morfofonemik juga terjadi pada verba transitif bahasa Enggano, antara lain; proses perubahan fonem, pelesapan fonem, dan penambahan fonem. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyarankan agar dilakukan kajian lebih jauh terkait morfologi dan morfofonemik verba dalam bahasa Enggano.

ABSTRACT
This thesis studied the verbs of Enggano language in aspect relations. This research uses a descriptive research methodology with a functional approach and a qualitative design as the method of the research. The data used in this research is an oral data sourced from the speech of the Enggano language produced by the native speaker. The speeches were taken by a picture as an instrument of the researcher, then it was continued to be recorded, transcribed, and translated. This research aims to explain the details of the verbs especially on the transitive verb of Enggano language in aspect relation and to answer how the grammatical process of the transitive verb of Enggano language is formed and to see the effects of inferential lexical word form aspect emergence. The research limited only to investigating the perfective and imperfective signifiers, and the process of morphophonemic appear on the transitive verbs of Enggano language. In this research, the researcher used the theory of aspect proposed by Comrie 1976 to find the signifier of the perfective and imperfect aspect of Enggano transitive verbs and the word formation theory with the IP model process used by Kridalaksana 2010 . The result of this research shows that the Enggano language is a language which has perfective and imperfective aspects signed by the prefixes. The perspective aspect of Enggano language signified by ho and hodeher accompanied by its morphological process and numbers of verbs encountered morphophonemic process on its word formation. Besides, the imperfective aspect signified by the prefixes ka , kah , and ki . On the other hand, the morphophonemic process also appears on the transitive verbs of Enggano language, such as the process of phoneme transformation, the phoneme vanishing, and the phoneme inclusion. Based on the result of the research, researcher suggests to expandingly study morphology and morphophonemic verbs in Enggano Language."
2018
T49482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E. Betsy Pujiastuti
"Bila kita meneliti istilah-istilah yang terdapat dalam buku, majalah, dan kamus kedokteran berbahasa Inggris, maka kita akan mengetahui bahwa sebagian besar istilah-istilah kedokteran bahasa Inggris berasal dari kata-kata asing (misalnya dari bahasa Yunani, Latin, Perancis, dsb.). Istilah kedokteran bahasa Inggris yang berasal dari nomina bahasa Latin ternyata telah mengalami perubahan morfofonemik, sehingga nomina-nomina bahasa Latin yang dipergunakan sebagai istilah kedokteran itu tampak seperti istilah bahasa Inggris asli. Dalam morfofonemik diteliti hubungan fonemis antara alomorf-alomorf tanpa melihat pertimbangan historis. Perubahan morfofonemik yang terjadi adalah perubahan vokal, perubahan vokal silabis, perubahan konsonan, pergeseran tekanan, penghilangan fonem, penambahan fonem, dan perubahan fonem pembentuk jamak. Perubahan-perubahan yang dialami oleh nomina-nomina bahasa Latin itu terjadi agar setelah dipergunakan sebagai istilah kedokteran bahasa Inggris sesuai dengan sistim fonem dan fonotaktik bahasa Inggris."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debby Kamelya
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Firdaus
"Skripsi dengan judul tersebut di atas dibuat dengan tujuan untuk mendeskripsikan nomina bentuk terikat pada (FN) yang ada dalam Genesis secara morfofonologis, serta memberikan keterangan asal mula nomina tersebut sebelum dan sesudah perubahan. Data diambil secara random dari beberapa nomina pads setiap pola yang dikelompokkan menurut bentuk dasarnya. Sebuah nomina induk dalam konstruksi FN akan kehilangan tekanan utamanya (primer) karena tekanan utama tersebut pindah kepada nomina pewatas di depannya. FN dalam bIB mempunyai kecenderungan untuk memendekkan atau mempercepat pengucapan nomina induk dan memberi tekanan pada nomina pewatas. Oleh karena itu, nomina yang kehilangan atau melemah tekanan utamanya menjadi tekanan sekunder mempunyai vokal-vokal pendek atau swa pada silabelnya. Pada beberapa kata ditemukan cacat tulisan (defective writing) pada penulisan vokal-vokal panjang yang dituliskan tanpa huruf vokal atau dengan lambang vokal pendek dalam Alkitab. Selain itu, juga ditemukan bentuk aturan bagaimana membaca tulisan yang tertera dalam teks Alkitab."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Christina
"Pembahasan mengenai simulfiks yang biasanya terdapat dalam Bahasa non baku jarang sekali ditemukan. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti simulfiks, tcrutama dari segi perubahan morfologisnya. Penelitian ini bertujuan menjelaskan kaidah morfofonemik dan .reduplikasi bentuk simulfiks. Sumber data berasal dari teenlit Nothing But Love. Dalam data ditemukan banyak penggunaan bentuk simulfiks daripada bentuk meng-, yang fungsinya sama-sama membentuk verba. Maka, penelitian ini juga bertujuan menunjukkan kecendrungan perbedaan kemunculan antara penggunaan simulfiks dengan prefiks meng- dalam data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data berupa verba bersimulfiks, dikelompokkan berdasarkan alomorfnya. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan teori morfofonemik yang telah dikemukakan oleh Kridalaksana (1996) dan teori reduplikasi menurut Simatupang (1983). Data yang berupa verba dengan prefiks meng- juga dikelompokkan untuk kemudian dibandingkan dengan bentuk simulfiks. Perbandingan ini akan menggunakan teori ketransitifan verba menurut Alwi (1993) dan Ramlan (1985). Hasil analisis morfofonemik simulfiks menghasilkan enam kaidah morfofonemik untuk simulfiks N-. Dari hasil analisis bentuk simulfiks yang mendapat proses reduplikasi, didapatkan empat tipe reduplikasi dengan empat macam makna. Hasil perbandingank antara simulfiks dengan prefiks meng- menunjukkan bahwa bentuk simulfiks cenderung memiliki padanan dengan bentuk meng-. Hasil analisis dari sudut ketransitifan menunjukkan bahwa bentuk verba yang paling produktif dalam data adalah bentuk verba transitif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Sophian
"Ayam nisi merupakan salah satu spesies ayam lokal asli Indonesia yang berasar dari Gorontalo. Di daerah Gorontalo sendiri, ayam nisi dikenal dengan istilah “maluo nisi/ maluo diti” yang berarti ayam kecil. Keterbatasan informasi mengenai ayam ini membuat penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan sehingga dapat menjadi salah satu sumber informasi dalam mendukung penelitian mengenai keanekaragaman ayam lokal di Indonesia. Hasil analisis morfometrik menunjukkan bahwa bahwa hubungan sangat erat atau dekat terjadi antara pada lebar paha (0,942) dengan lingkar lutut (0,898) karna terletak pada satu kuadran yang sama, yaitu kuadran 1. Kemudian hubungan dekat juga terjadi pada variabel Panjang tubuh (0,864) dengan lebar dada (0,865). Lalu kedekatan antara variabel panjang paha (0,850) dengan panjang sayap (0,833). Kemudian lingkar paha (0,817) dengan lingkar dada (0,812), lalu hubungan dengan panjang rusuk (0,741) dengan panjang jari ke- 3 (0,668) dan terakhir hubungan kedekatan antara panjang mulut (0,636) dengan panjang leher (0,702). Hasil analisis bioakustik menunjukkan nilai durasi kokok pada sampel yang terdiri dari 30 ayam jantan menunjukkan rata- rata 1,9837 detik, Frekuensi rata-rata sebesar 733,89 Hz dan jumlah suku kata berjumlah 7 suku kata. Hasil analisis jarak genetik menunjukkan bahwa kekerabatan paling dekat dimiliki oleh ayam ketawa dengan ayam kampung (0,0840). Ayam nisi dan ayam ketawa memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat (2,7258) dibandingan hubungan kekerabatan antara ayam nisi dan ayam kampung. Kedekatan ayam nisi dan ayam ketawa ditunjukkan dengan jarak genetik sebesar (3.5491). Berdasarkant kajian dari tiga masalah tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap upaya konservasi dan penelitian untuk mengungkap informasi ayam nisi sehingga studi lanjutan bermunculan untuk mengungkap keberadaan ayam nisi. Studi ini diharapkan dapat menjadi pembuka jalan agar ayam nisi dapat dikenali secara luas dan sebagai upaya untuk melestarikan ayam nisi yang informasi dan keberadaannya sangat sulit untuk ditemukan.

Nisi chicken is one of the native Indonesian native chicken species from Gorontalo. In the Gorontalo area itself, nisi chicken is known as "maluo nisi/maluo diti" which means small chicken. Limited information about this chicken makes this research important to do so that it can be a source of information to support research on the diversity of local chickens in Indonesia. The results of the morphometric analysis show that there is a very close or close relationship between thigh width (0.942) and knee circumference (0.898) because they are located in the same quadrant, namely quadrant 1. Then a close relationship also occurs in the body length variable (0.864) with chest width (0.865). Then the closeness between the variable thigh length (0.850) and wing length (0.833). Then the circumference of the thigh (0.817) and the circumference of the chest (0.812), then the relationship between the length of the ribs (0.741) and the length of the 3rd finger (0.668) and finally the close relationship between the length of the mouth (0.636) and the length of the neck (0.702). The results of the bioacoustic analysis showed that the duration of the crow in the sample consisting of 30 roosters showed an average of 1.9837 seconds, an average frequency of 733.89 Hz and a total of 7 syllables. The results of genetic distance analysis show that the closest kinship is between the laughing chicken and the native chicken (0.0840). Nisi chicken and laughing chicken have a closer kinship (2.7258) than the kinship between nisi chicken and native chicken. The closeness between nisi and laughing chickens is indicated by a genetic distance of (3.5491). Based on the study of these three problems, it is hoped that this research can contribute to conservation and research efforts to uncover information on nisi chickens so that further studies emerge to reveal the existence of nisi chickens. This study is expected to pave the way so that nisi chickens can be widely recognized and as an effort to preserve nisi chickens whose information and whereabouts are very difficult to find."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handayani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan verba dan nomina turunan baru yang melibatkan afiksasi oleh Mario Teguh. Teori morfosintaksis dengan ancangan fungsionalisme digunakan dalam penelitian ini. Fungsi sintaksis dan banyaknya kehadiran argumen pada sebuah klausa mendatangkan pengaruh pada afiksasi verba turunan dalam sebuah predikator, sedangkan adanya pendekatan proses dalam morfologi menjadi model untuk pembentukan nomina turunan baru. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan metode korpus sebagai alat, yaitu dengan memanfaatkan teknik konkordansi.
Hasil penelitian ini adalah pola-pola pembentukan verba turunan melalui prefiksasi ber- dan mengserta kombinasi afiks me-i dan me-kan dalam struktur klausa dan pola pembentukan nomina turunan oleh Mario Teguh melalui konfiksasi ke-an, prefiksasi pe-, dan konfiksasi pe-an dalam struktur klausa dan frasa.

ABSTRACT
The study is aimed at finding out the formation process of the new derived verb and noun that involves affixation in Mario Teguh?s speech. The theory of mofphosyntax and the functional approach are applied in this study. The syntactic function and the number of arguments are influence the affixation process of derived verb in predicator. Meanwhile, the morphological approach of item and process becomes the model used to form the new derived noun. This study is descriptive qualitative and applies the concordance technique of corpus.
The results are 1) the formation patterns of derived verb include prefixation of berand meng- in clausal structure, and 2) the formation patterns of derived noun include the confixation of ke-an, the prefixation of pe-, and the confixation of pean in clausal and phrasal structure.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T44823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahwin Nikelas
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994
499.25 SYA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Purwadi Eka Tjahjono
"Penelitian ini bertujuan mempelajari dan memahami tentang hubungan antara pranata sosial-ekonomi dengan kondisi kemiskinan dan pemiskinan masyarakat di desa Meok. Secara khusus penelitian ini mengkaji hubungan antara pola produksi, pola distribusi dan pola konsumsi dan kemiskinan serta pemiskinan masyarakat Desa Meok.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan teori, khususnya pada masalah-masalah antropologi pembangunan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kerangka pemikiran untuk memahami gejala-gejala sosial-budaya yang terjadi dalam proses pembangunan, sehingga dapat dibuat suatu kebijakan atau keputusan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Konsep kemiskinan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai kondisi kerentanan dan ketidakmampuan yang dialami individu atau masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Sedang konsep pemiskinan dirumuskan sebagai proses yang menyebabkan individu atau masyarakat menjadi miskin atau bertambah miskin. Pranata sosial-ekonomi dalam penelitian ini dirumuskan sebagai sistem hubungan sosial yang mantap yang mengatur pola produksi, pola distribusi dan pola konsumsi dalam memenuhi keperluan (kebutuhan) pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan.
Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur--berfokus, artinya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para informan tidak dengan struktur tertentu tetapi tetap terfokus kepada satuan-satuan gejala yang menjadi pokok kajian penelitian ini. Hasil wawancara ada yang. direkam ke dalam pita kaset, ada yang dicatat langsung dan ada pula yang dicatat kemudian, tergantung dari suasana dan individu yang diwawancarai.
Macam data yang dikumpulkan melalui pengamatan terlibat meliputi jenis mata pencarian, pengolahan komoditas, jenis peralatan dan cara penggunaannya, pendistribusiannya, pola konsumsinya dan kondisi lingkungan hidupnya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih realistis maka masalah-masalah tersebut dilacak pada tingkat pendapatan keluarga, tingkat pengeluaran rata-rata perbulan (pola konsumsinya), tingkat pendidikan dan kesehatan.
Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dan infomasi mengenai pandangan-pandangan masyarakat Desa Meok yang mencakup norma-norma atau aturan-aturan yang tercermin pada pranata sosial-ekonominya, tentang pengalaman dan perasaannya yang berhubungan dengan keadaan kemiskinan dan pemiskinan.
Penelitian ini dilakukan di Desa Meok, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Pemilihan desa tersebut sebagai lokasi penelitian karena Desa Meok merupakan desa yang mayoritas penduduknya terdiri dari suku bangsa Enggano, dan kondisi masyarakatnya sebagian besar masih dalam keadaan miskin.
Hasil penelitian mengungkapkan batasan pengertian kemiskinan menurut masyarakat Desa Meok sebagai berikut: bahwa orang atau rumah tangga yang dikategorikan miskin mempunyai ciri-ciri rumahnya jelek, tidak punya uang, tidak punya apa-apa, tidak pernah pergi ke Bengkulu, pekerjaannya hanya sebagai anak buah (buruh). Dalam batasan tentang kemiskinan, tidak terdapat unsur pemilikan luas lahan, tingkat pendidikan dan kesehatan, hal ini disebabkan oleh kondisi dan situasi lokalitas mereka. Dengan demikian batasan mengenai kemiskinan dapat dirumuskan sebagai kondisi individu atau rumah tangga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya; mobilitasnya rendah dan kedudukan dalam struktur pekerjaan hanya sebagi buruh.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pola produksi yang belum mampu memberikan nilai tambah yang lebih maksimal terhadap sumberdaya alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Meok dalam menghadapi persaingan bebas dalam pola distribusi yang cenderung mengarah kepada sistem ekonomi pasar. Rendahnya produktivitas dan kecilnya nilai tambah serta kekalahan dalam transaksi menyebabkan tingkat pendapatan rumah tangga mereka dengan sendirinya menjadi sedikit. Dengan pendapatan yang sedikit tersebut akan menjadi hambatan atau kendala bagi mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan. Di samping tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya mereka juga tidak punya kesempatan untuk mengakumulasikan surplus dalam rangka investasi untuk pemilikan faktor produksi.
Sikap dan perilaku masyarakat golongan miskin dalam menghadapi gejala sosial di lingkungannya ditunjukkan (diungkapkan) melalui gejala kepasrahan yang menjurus pada fatalisme dalam kehidupan sehari-hari, dan partisipasi semu dalam memberikan respon terhadap pembangunan. Sehingga tanpa mereka sadari, mereka telah membiarkan kondisi kemiskinan tersebut melembaga di dalam lingkungan sosialnya. Ini dapat diamati dalam orientasi mereka terhadap masa depan, misalnya dalam perilaku menabung atau menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi belum tampak dalam kehidupan masyarakat miskin di Meok. Juga dalam proses penerusan (pewarisan) jenis pekerjaan yang dilakukan orangtuanya kepada anak-anaknya yang mulai meningkat remaja. Jika hal ini berlangsung secara berlanjut terus menerus dari orangtua ke anak-anaknya maka besar kemungkinannya kemiskinan yang dialami oleh masyarakat di Desa Meok akan menjadi suatu gaya hidup atau way of life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Wihelmina
"Pandemi COVID-19 memiliki peran besar dalam perubahan aktivitas di seluruh dunia. Akibatnya, muncul aktivitas-aktivitas baru yang melahirkan istilah-istilah baru yang digunakan oleh Belanda. Ton Den Boon mengumpulkan kata-kata dalam kamus berjudul Coronawoordenboek yang berisi 51 tren bahasa dan 1064 lemma yang di dalamnya terdapat berbagai macam kosakata baru termasuk verba. Peneliti melakukan analisis bidang semantik oleh Jost Trier (1931) dengan bantuan alat anotasi semantis yang disebut USAS. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat makna verba dan ranah semantik mana yang paling diprioritaskan oleh Belanda selama masa pandemi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat beberapa ranah semantik verba seperti Kesehatan dan penyakit; Obat-obatan dan perawatan medis; Kebersihan dan perawatan diri; Kejahatan, hukum, dan ketertiban: Hukum & Ketertiban; Hiburan secara umum; Kehidupan dan makhluk hidup; Pengukuran: Volume; Pendidikan secara umum; Komunikasi; dan Tindak tutur. Dari bidang-bidang tersebut, bidang ‘Komunikasi’ membawahi jumlah verba yang paling banyak, sehingga dapat dikatakan bahwa di masa pandemi, masyarakat Belanda memiliki lebih banyak cara dalam berkomunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>