Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Khairunnisa
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang rancangan alat deret hitung untuk anak-anak autis sebagai
alat permainan edukatif dengan menggunakan metode QFD dan Usability Testing.
Penelitian ini melibatkan anak-anak autis dari SLB Pelita Hati dan SLB Cipta Anugerah
di Jakarta Timur. Hasil dari rancangan alat deret hitung ini berupa prototipe berteknologi
tinggi yang sesuai dengan sifat dan kebutuhan anak-anak autis. Metode Usability Testing
dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada para guru sambil dipersilakan
menggunakan prototipe alat deret hitung ini. Didapatkan hasil bahwa alat deret hitung
untuk anak-anak autis haruslah tidak memiliki sudut-sudut tajam, dan alat permainan
edukatif yang tidak anti air tidak akan mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas.

ABSTRACT
This thesis discusses about designing an arithmetic progression tool for the autistic
children as an educational playing tool by using QFD and Usability Testing methods.
This research is involving autistic children from SLB Pelita Hati and SLB Cipta Anugerah
which are located in the East Jakarta. The final output of this arithmetic progression tool
design is a prototipe which contains of high technology that is suitable with the
characteristics and the needs of the autistic children. The Usability Testing method is
done by giving questionnaires to the teachers and let them use the prototipe of this
arithmetic progression tool. The results of this research are that the arithmetic progression
tool should not has any sharp corners, and that if the arithmetic progression tool is not
waterproof, it would not influence any study activities in the class."
2018
T49256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ariq Naufal
"ABSTRACT
Pertumbuhan penggunaan gadget mengartikan bahwa gadget telah menjadi barang yang digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari oleh masyarakat bahkan di kalangan anak-anak. Gadget telah menggeser posisi mainan konvensional sebagai media hiburan utama bagi sebagian besar anak-anak, padahal gadget memiliki berbagai dampak negatif kepada anak-anak. Mainan konvensional, selain digunakan sebagai media hiburan, memiliki fungsi sebagai media penyokong perkembangan anak. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan design thinking untuk mengetahui masalah dan keinginan anak-anak dari sebuah mainan. Responden akan dikelompokkan berdasarkan ketertarikannya terhadap mainan melalui observasi dan tanggapan yang dilakukan pada focus group dan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah rancangan mainan edukatif yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna.

ABSTRACT
The growth of gadget usage means that gadgets have become the tools used in various daily activities by the society even among the children. Gadgets have shifted the position of conventional toys as a major entertainment medium for most children, whereas gadgets have various negative effects on children. Conventional toys, in addition to being used as entertainment media, has a function as a supporter of child development. The research is done by using design thinking approach to know the problem and desire of children from a toy. Respondents will be grouped based on their interest in toys through observation and responses made at focus groups and interviews. The results of this study is an educational toy design that can meet the needs and desires of users. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Amanda
"ABSTRAK
Peran penting kemasan pada dewasa ini mulai berkembang tidak hanya sebagai pelindung produk, namun juga memudahkan penggunaan, penyaluran informasi, dan membantu meningkatkan pemasaran produk. Munculnya bisnis penyewaan mainan anak secara online mendorong kebutuhan akan kemasan yang dapat menjalankan fungsi utamanya sekaligus menarik bagi konsumen. Maka dari itu, penelitian dilakukan terhadap kotak kemasan mainan yang disewakan untuk mengetahui desain yang paling sesuai dengan preferensi konsumen. Penelitian menggunakan indeks potential gain in customer value untuk mengetahui atribut yang paling membutuhkan perbaikan, semantic differential sebagai skala pengukuran preferensi desain per atribut, dan analisis choice-based conjoint agar memperoleh model desain akhir kemasan sesuai yang paling disukai oleh konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang membutuhkan peningkatan performa antara lain informasi produk, ukuran tulisan, orientasi atau posisi elemen, kemudahan dalam membawa kemasan, warna kemasan, dan gaya grafis. Penelitian juga menyimpulkan bahwa desain kemasan yang paling disukai oleh konsumen yaitu kemasan yang memiliki cutout handle, jenis presentasi informasi produk visual, campuran warna pada kemasannya kontras, gambar produk simplified, bentuk gambar hiasan natural, dan posisi informasi produk yang berada di bagian atas suatu sisi kemasan

ABSTRACT
The important roles of pakaging today have began to develop not only to protect product, but also to ease the use of product and packaging, distribution of information, and help the product rsquo s marketing. The emergence of the online toy rental business stimulate the need of packaging that can perform its main function and appealing to consumers. Therefore, a research is conducted on the toys renting packaging boxes to determine the most suitable design according to consumer preferences. The study uses an index of potential gain in customer value to determine the most crucial attributes that should be improved, semantic differential as a measurement scale of design preferences of each attribute, and choice based conjoint analysis in order to obtain a model of the final packaging design according most favored by consumers. The results showed that the attributes that require performance improvements are product information, font size, orientation or position of elements, ease of carrying the packaging, packaging color, and graphic styles. The study also concluded that the packaging design which is most preferred by the consumers are a packaging that has a cutout handle, visual presentation of product information, contrast color mix, simplified product images, natural ornament shape, and the information products position is located at the upper side or top of a packaging rsquo s side."
2016
S66294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meitria Cahyani
"Disertasi ini membahas pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Mainan Secara Wajib (SNI Mainan) yang bertujuan mewujudkan pelindungan anak sebagai konsumen dari peredaran mainan tidak berkualitas di pasaran. Anak-anak merupakan bagian dari kelompok konsumen rentan (vulnerable consumer) yang memiliki kondisi khusus yang berbeda dibandingkan konsumen dewasa pada umumnya, serta membutuhkan pelindungan dari produk-produk yang menyasarnya sebagai target market, termasuk mainan. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 yang diperbaharui dengan Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UU Perlindungan Anak) telah mengatur pelindungan terhadap hak-hak anak; sedangkan pengaturan hak-hak konsumen terdapat dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Kedua undang-undang ini belum memiliki pengaturan mengenai pelindungan anak sebagai konsumen. Selanjutnya, bagaimana pemberlakuan SNI Mainan dapat melindungi anak sebagai konsumen ? Penelitian ini dilakukan dengan metode sosiolegal di beberapa kota pada provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Pendekatan perbandingan hukum terkait keamanan mainan (toy safety) dilakukan pada negara Amerika Serikat, Australia, China, dan organisasi supranasional Uni Eropa. Analisis deskriptif kualitatif meliputi ruang lingkup pemberlakuan, pengawasan dan faktor-faktor pendukung pemberlakuan SNI Mainan. Temuan penelitian menunjukkan : (1) Perkembangan pelindungan anak sebagai konsumen sesudah berlakunya SNI Mainan membutuhkan penguatan hak-hak anak sebagai konsumen agar anak-anak Indonesia terlindungi ; (2) SNI Mainan belum memberikan pelindungan sesuai tujuan pemberlakuannya yaitu untuk melindungi anak sebagai konsumen mainan di Indonesia; (3) Pemerintah perlu mencermati faktor-faktor pendukung optimalisasi pemberlakuan SNI Mainan, khususnya dengan implementasi Public Interest Model Of Optimal Deterrence dalam pemberlakuan SNI Mainan Secara Wajib untuk mewujudkan pelindungan anak sebagai konsumen yang lebih baik di masa yang akan datang. Catatan khusus dari hasil penelitian disertasi ini adalah urgensi memasukkan pengaturan tanggung jawab ketat (strict liability) dan pengaturan mengenai konsumen rentan (vulnerable consumer) yang meliputi lansia, golongan disabilitas, dan anak-anak sebagai konsumen dalam pembahasan amandemen UUPK selanjutnya.

This dissertation discusses the application of the Compulsory Indonesian National Standard for Toys (SNI Toys) which aims to realize the protection of children as consumers from the circulation of toys that are not of good quality in the market. Children are part of a group of vulnerable consumers who have special conditions that are different from adult consumers in general, and need protection from products that target them as a target market, including toys. Law No. 23 of 2002 which was renewed by Law no. 35 of 2014 concerning Amendments to Law no. 23 of 2002 concerning Child Protection (Child Protection Law) has regulated the protection of children's rights; while the regulation of consumer rights is contained in Law no. 8 of 1999 concerning Consumer Protection (UUPK). These two laws do not yet have regulations regarding the protection of children as consumers. Furthermore, how can the implementation of SNI Toys protect children as consumers? This research was conducted using the sociolegal method in several cities in the provinces of DKI Jakarta, Banten and West Java. A comparative legal approach related to toy safety was carried out in the United States, Australia, China, and the European Union supranational organization. Qualitative descriptive analysis includes the scope of implementation, supervision and supporting factors for the implementation of SNI Toys. The research findings : (1) The development of child protection as consumers after the entry into force of SNI Toys requires strengthening the rights of children as consumers so that Indonesian children are protected; (2) SNI Toys have not provided protection in accordance with the purpose of its implementation, namely to protect children as consumers of toys in Indonesia; (3) The government needs to examine the supporting factors for optimizing the implementation of SNI Toys, especially by implementing the Public Interest Model Of Optimal Deterrence in the compulsory implementation of SNI Toys in order to create better protection for children as consumers in the future. A special note from the results of this dissertation research is the urgency to include strict liability arrangements and regulations regarding vulnerable consumers which include the elderly, disabled groups, and children as consumers in the discussion of further UUPK amendments."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rooijakkers, Ad.
Jakarta: Gramedia, 1986
371.102 ROO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Selatan: Yayasan Bina Anak Indonesia (YBI),
050 TNJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Sundari Husen
"Pada abad-abad 16, 17 dan 18, gagasan reformasi pendidikan di Prancis muncul pertama-tama dalam karya sastra. Dimulai oleh Rabelais dalam dongeng-dongengnya Pantagruel (1532) dan Gargantua (1534), tulisan tentang pendidikan dikembangkan dalam Essais (tiga jilid) karangan Montaigne (1580), dan dalam roman Jean-Jacques Rousseau, Emile (1762). Gagasan yang sama didukung pula antara lain oleh Descartes dalam Discours de la Méthode [Risalah tentang Metode] (1637) dan oleh Voltaire dalam dongengnya L?Ingénu (1767). Intinya adalah pertentangan antara sistem pendidikan lama yang mementingkan hafalan dan teori dengan sistem pendidikan baru yang mereka usulkan, yang lebih mementingkan pembinaan nalar, cara berpikir, dalam suasana belajar yang menyenangkan, yang dikaitkan dengan kehidupan nyata serta alam sekitar. Secara resmi reformasi pendidikan Prancis baru dicanangkan Menteri Pendidikan Jules Ferry pada tahun 1880 dengan pembuatan peraturan wajib belajar di sekolah dasar, biaya belajar cuma-cuma dan pemisahan pendidikan formal di sekolah dari pendidikan keagamaan.

In the 16th., 17th. and 18th. century, the first ideas of educative reform in France appeared in litterary master pieces. Rabelais wrote his critics and proposals on child education in his stories Pantagruel (1532) and Gargantua (1534), developped later in the Essays (three volumes) written by Montaigne and in Rousseau?novel, Emile. Actually the same ideas were supported also by Descartes in Discours de la Méthode (1637) and Voltaire in L?Ingénu (1767). The central issue was the opposition between the old system of education focusing on learning by heart and theories and the system they proposed which gave importance on the formation of the way of thinking, in a pleasant learning atmosphere, in relation to real life and nature. Officially French education reform was started by the Minister of Education Jules Ferry in 1880 in the decrees proclaming compulsory education in the primary school, free of charge, and the separation between secular and religious education."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Desya Febrianti
"Penelitian ini menganalisis korelasi bantuan pendidikan dengan basis syarat need dan merit di Universitas Indonesia terhadap pendapatan individu dan ketimpangan pada tingkat program studi. Studi ini menggunakan metode pooled cross section regression dengan data Tracer Study Universitas Indonesia. Hasil menunjukkan penerima bantuan berbasis need memiliki pendapatan yang lebih rendah sedangkan penerima bantuan merit memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan non-penerima bantuan. Pada penelitian ini juga ditemukan korelasi positif antara proporsi bantuan pendidikan need terhadap ketimpangan prodi. Namun tidak ditemukan korelasi antara proporsi bantuan merit dengan ketimpangan pendapatan pada tingkat program studi. Studi ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak dari dua jenis bantuan pendidikan di tingkat perguruan tinggi, khususnya di Universitas Indonesia.

This research analyzes the correlation of educational aid based on need and merit at the University of Indonesia with individual income and inequality at the study program level. This research uses pooled cross-section regression method with data from the Tracer Study at the University of Indonesia. The results show that need-based aid recipients have lower incomes, while merit-based aid recipients have higher incomes compared to non-recipients. The study also found a positive correlation between the proportion of need-based educational aid and income inequality at the study program level. However, no correlation was found between the proportion of merit-based aid and income inequality at the study program level. The study provides a deeper understanding of the impact of these two types of education assistance at the university level, especially at the University of Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan janji negara yang harus dipenuhi. Setiap anak memiliki haka untuk mengakses layanan pendidikan yang berkualitas. Mendapatkan layanan pendidikan merupakan hak yang paling asasi dan harus dipenuhi oleh negara. Salah satu hal yang menyebabkan tertinggalnya Orang Asli Papua (OAP) di berbagai bidang kehidupan adalah kurang diperhatikannya layanana pendidikan bagi mereka. Kondisi tersebut menyebabkan mereka semakin termajinalkan di tanahnya sendiri.Buku ini menyajikan dua masalah mendasar yang membuat percepatan pembangunan pendidikan di Tanah Papua tidak dapat terlaksana secara optimal. Pertama, persoalan struktural yang terkait dengan regulasi, tata kelola kelembagaan, anggaran, dan program-program pendidikan yang belum responsif terhadap kondisi geografis, demografi, sosial, dan budaya Orang Asli Papua (OAP). Kedua, tantangan sosial kultural meliputi identitas budaya yang beragam; pemenuhan hak yang terkendala oleh situasi geografis; keterbatasan anak-anak untuk belajar; dan pendidikan bagi OAP yang tidak relevan karena tidak membangun imajinasi, berbasis kearifan lokal, dan pengembangan diri. Terhadap kondisi tersebut, buku ini merekomendasikan desai pendidikan dan peta jalan yang responsif terhadap kondisi geografis, demografi, sosial, dan budaya OAP untuk memperbaiki kualitas pendidikaan di Tanah Papua."
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2019
370 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Bergas Paramasdyo
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang sering mengimpor mainan dengan jumlah 85% setiap tahunnya. Pada 2014, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia melakukan pengujian terhadap 21 sampel mainan impor asal China. Pengujian menunjukkan bahwa mainan tersebut mengandung zat berbahaya yang dapat membahayakan anak-anak. Meski sudah dilakukan pengawasan, mainan impor yang mengandung bahan berbahaya masih bisa ditemukan. Oleh karena itu, dalam tesis ini penulis mengidentifikasi peran pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah beserta permasalahan yang ada. Penulis menggunakan metode yuridis normatif dalam menganalisis perbedaan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Standardisasi Nasional, Kementerian Perdagangan, dan Direktorat Jenderal dan Bea Cukai. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat permasalahan yang dimiliki oleh masing-masing institusi. Pemerintah Indonesia perlu mengoptimalkan fungsi pengawasan untuk mengurangi peredaran mainan anak impor berbahaya, seperti yang dilakukan oleh China.
ABSTRACT
Indonesia is a country that often imports toys with an amount of 85% each year. In 2014, the Indonesian Consumers Foundation conducted tests on 21 samples of imported toys from China. Tests show that the toy contains harmful substances that can harm children. Even though surveillance has been carried out, imported toys containing hazardous materials can still be found. Therefore, in this thesis the writer identifies the role of supervision carried out by the government along with the existing problems. The author uses the normative juridical method in analyzing the differences in supervision carried out by the National Standardization Body, the Ministry of Trade, and the Directorate General and Customs. The results of the study found that there are problems that are owned by each institution. The Indonesian government needs to optimize its supervisory function to reduce the circulation of dangerous imported children's toys, as has been done by China."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>