Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martin Herdiansyah
"ABSTRAK
Berbagai dampak psikologis yang dirasakan istri prajurit ketika ditinggal oleh suami bertugas ke daerah konflik bersenjata antara lain kecemasan, depresi, serta masalah dalam penyesuaian diri disebabkan munculnya pemikiran-pemikiran negatif, seperti ketakutan akan terjadi sesuatu yang buruk pada suami mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi dengan pendekatan kognitif perilaku dalam kelompok untuk menurunkan tingkat kecemasan istri prajurit Paskhas TNI AU saat ditinggal suami bertugas ke daerah konflik bersenjata. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan pretest-posttest nonequivalent control group design. Masing-masing kelompok penelitian terdiri dari delapan orang yang didapat melalui purposive sampling. Partisipan dalam kelompok intervensi mengikuti tujuh sesi intervensi dalam bentuk kelompok dan satu kali sesi follow up. Sedangkan, partisipan kelompok kontrol tidak mendapatkan treatmen apapun. Namun, diberikan psikoedukasi pada akhir penelitian. Analisis dilakukan dengan membandingkan data kuantitatif menggunakan alat ukur Hopkins Symptoms Checklist-25 HSCL-25 dan State Trait Anxiety Inventory STAI serta data kualitatif tentang perubahan kognisi dan perilaku dari partisipan pada saat sebelum dan sesudah mengikuti intervensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa intervensi menggunakan pendekatan kognitif perilaku dalam bentuk kelompok mampu menurunkan tingkat kecemasan istri prajurit Batalyon Komando 463 Paskhas TNI AU saat ditinggal suami bertugas ke daerah konflik bersenjata. Selain mampu melawan pikiran negatif yang muncul sebagai penyebab kecemasan, partisipan pada kelompok intervensi juga mampu merubah perilakunya menjadi lebih adaptif.

ABSTRACT
The psychological impacts of soldiers 39 wives when they are left by their husbands on duty to armed conflict areas include anxiety, depression, and problems of adjustment due to the emergence of negative thoughts, such as the fear of something bad happening to their husbands. This study aims to determine the effectiveness of intervention with behavioral cognitive approach in the group to reduce the anxiety level of the wife of Paskhas soldier when they are left by their husband to armed conflict area. This study is an quasi experimental research with pretest posttest nonequivalent control group design. Each study group consisted of eight people obtained through purposive sampling. Participants in the intervention group followed seven intervention sessions in the form of groups and one follow up session. Meanwhile, the control group participants did not get any treatments. However, psychoeducation was given at the end of the study. The analysis was conducted by comparing quantitative data using Hopkins Symptoms Checklist 25 HSCL 25 and State Trait Anxiety Inventory STAI measurements and qualitative data on cognitive and behavioral changes of participants before and after intervention. The results showed that the intervention using behavioral cognitive approach in the form of group could decrease the anxiety level of soldiers 39 wife in Battalion Command 463 Paskhas when they are left by their husband to area of armed conflict. In addition to fight negative thoughts that arise as a cause of anxiety, participants in the intervention group are also able to change their behavior becomes more adaptive. "
2018
T49162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marselina
"ABSTRAK
Stroke adalah salah satu penyakit tidak menular penyebab masalah kesehatan pada masyarakat perkotaan. Klien stroke sebagian besar mengalami ansietas. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan intervensi mandiri keperawatan terhadap ansietas pada klien stroke lansia di rumah sakit. Metode penanganan yang digunakan adalah studi kasus. Instrumen yang digunakan untuk mengkaji ansietas adalah Hamilton Anxiety Rating Scale. Hasil analisis menunjukkan bahwa asuhan keperawatan mandiri perawat dengan tehnik relaksasi dan guide imagery pada klien stroke efektif dalam membantu mengurangi kecemasan. Rekomendasi bagi petugas kesehatan, khususnya perawat diruang rawat untuk mengkaji lebih dini masalah psikososial khususnya ansietas dan memberikan latihan tehnik napas dalam, distraksi, spiritual, dan hipnosis lima jari untuk meningkatan kemampuan klien dalam mengatasi ansietas.

ABSTRACT
Stroke is one of the non communicable diseases that cause health problems in urban communities. The stroke clients are mostly anxious. This scientific work to analyze the effectiveness of nursing intervention against anxiety in elderly stroke clients in hospitals. The methode used is case study. The instrument used to examine anxiety is the Hamilton Anxiety Rating Scale. The results showed nursing independent intervention as relaxation techniques and guide imagery on stroke clients are effective to reduce anxiety. Results of this study recommended that health workers, especially nurses, have to make an early detection of psychosocial problems especially anxiety and provide deeph breathing techniques, distraction, spiritual, and five finger hypnosis to increase client rsquo s ability to reduce anxiety. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Solution focused anxiety management provides the clinician with evidence-based techniques to help clients manage anxiety. Cognitive behavioral and strategic tools, acceptance-based ideas, and mindfulness are introduced from a solution-focused perspective and tailored to client strengths and preferences.
The book presents the conceptual foundation, methods, and attitudes of a solution-focused approach. Case examples illustrate how to transform anxiety into the "Four Cs" (courage, coping, appropriate caution and choice). Readers learn how to utilize solution focused anxiety management in single-session, brief, and intermittent therapy as well as in a class setting.
The book additionally includes all materials needed for teaching solution focused anxiety management in a four-session psychoeducational class: complete instructor notes, learner readings, and companion online materials.
Special features :
- Focuses on what works in anxiety management
- Presents evidenced based techniques from a solution-focused perspective
- Increases effectiveness by utilizing client strengths and preferences
- Describes applications in single session, brief, and intermittent therapy
- Supplies forms and worksheets for the therapist to use in practice
- Features clinically rich case examples
- Supplements text with online companion material
- Suitable for use as a treatment manual, reference, or course text"
London: Academic Press, 2013
e20427719
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Butler, Gillian
New York : The Guilford Press, 2008
616.85 BUT c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yomi Novitasari
"Kecemasan merupakan kondisi yang dapat dialami banyak orang. Namun kecemasan yang berlebihan dapat mengganggu kegiatan sehari-hari seseorang. Gangguan kecemasan pada anak yang tidak ditangani dengan efektif dapat membuat anak rentan terhadap masalah dalam fungsi kehidupannya dan mempengaruhi perkembangan emosinya. Tesis ini memiliki desain penelitian single case dan menerapkan bentuk intervensi Cognitive Behavior Therapy (CBT) untuk menurunkan kecemasan pada anak. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia 9 tahun yang mengalami kecemasan pada sejumlah hal, antara lain cemas menyeberang jalan, pergi ke sekolah dan di rumah atau di kamar mandi sendirian. Sesi terapi dilakukan sebanyak dua belas kali selama lebih kurang 45 - 80 menit setiap sesinya. Pengukuran efektivitas terapi ini dilakukan menggunakan alat ukur SCARED (Screen for Child Anxiety Related Emotional Disorders), FSSC-R (Fear Survey Schedulle for Children - Revised), dan CBCL (Child Behavior Checklist). Hasil dari terapi ini adalah CBT tidak efektif untuk menurunkan kecemasan partisipan. Hal ini terlihat dari masih adanya indikasi gangguan kecemasan yang diukur menggunakan SCARED dan FSSC-R.

Anxiety is a common emotional condition in human life. Unfortunately, when the anxiety becomes too intense, it can impair people daily activities. Failure to intervene anxiety disorder in children with effective treatment may render the child vulnerable to impairments in a wide range of functioning and result in deleterious effect on his or her long-term emotional development. This thesis uses a single case research design and applies the Cognitive Behavior Therapy (CBT) in order to reduce anxiety in middle age children. The research participant is a nine-year old girl having anxiety in several things, such as crossing the street, going to school and staying in home or toilet alone. Therapy is conducted through 12, 45-80 minute sessions. This therapy effectivity is assessed by SCARED (Screen for Child Anxiety Related Emotional Disorders), FSSC-R (Fear Survey Schedulle for Children - Revised), and CBCL (Child Behavior Checklist).The results of this therapy is an ineffective CBT to reduce the child's anxiety. The child has not experienced reduced scores in SCARED and FSSC-R. This indicated that she still has anxiety disorder."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Eka Septilla
"Cukup banyak mahasiswa merasakan kecemasan sosial yang mengganggu kehidupan mereka di universitas. Kecemasan sosial pada mahasiswa memiliki banyak efek negatif, seperti nilai akademik menurun, kesulitan dalam adaptasi, masalah dalam hubungan interpersonal, kualitas hidup yang buruk, loneliness, dan sebagainya. Untuk mengatasi kecemasan sosial pada mahasiswa, salah satu bentuk intervensi yang efektif digunakan adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT). Empat teknik utama yang digunakan dalam CBT untuk menangani kecemasan sosial adalah exposure, cognitive restructuring, relaxation training, dan social skill training. Penelitian ini menggunakan alat ukur Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) dan alat ukur Fear and Avoidance Hierarchy. Subjek penelitian ini adalah dua mahasiswa dengan kecemasan sosial yang merasakan adanya dampak negatif dari kecemasan sosial. Intervensi ini terdiri dari empat sesi dan setiap sesi membutuhkan waktu 60 menit hingga 90 menit. Jeda sesi yang diberikan pada setiap partisipan adalah satu minggu. Berdasarkan data kualitatif menunjukkan bahwa CBT efektif menurunkan kecemasan sosial. Sementara itu, data kuantitatif menunjukkan hasil yang efektif pada satu partisipan.

There are a lot of undergraduate students who reported experiencing social anxiety and its negative impact negative to their life in university. There are many negative impacts of social anxiety for undergraduate students, such as poor academic performance, problem with adaptation, problem with interpersonal relationship, low quality of life, loneliness, etc. One of the most effective intervention to decrease social anxiety is Cognitive Behavior Therapy. Four technique in CBT that reported effective to decrease social anxiety, that are exposure, cognitive restructuring, relaxation training, and social skill training. To measure the effectiveness of CBT in reducing social anxiety, this study uses Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS), and Fear and Avoidance Hierarchy. The subjects of this study are two undergraduate students who experienced social anxiety and its negative impact in their lives. This intervention is implemented in 4 session and each session takes 60 minutes to 90 minutes. There?s one week between each session for each participant. The qualitative results of this study suggests CBT effectively decrease social anxiety. Meanwhile, the quantitative result of this study is CBT only effectively decrease social anxiety in one participant."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Maulana Akbar
"

Persebaran gangguan kesehatan mental pada remaja Indonesia menunjukkan angka yang cukup signifikan dimana sebanyak satu dari 20 remaja di Indonesia mengalami permasalahan ini. Gangguan kecemasan umum sebagai salah satu bagian dari gangguan kesehatan mental memiliki tingkat prevalensi paling tinggi serta memberikan dampak signifikan pada penurunan kualitas hidup seseorang. Meskipun dampak yang dihasilkan gangguan kecemasan umum cukup signifikan, belum ditemukan aplikasi spesifik yang berfokus untuk menangani gangguan kecemasan umum, terutama pada remaja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali masalah dan kebutuhan pengguna terhadap penanganan gangguan kecemasan umum pada remaja Indonesia serta mengembangkan dan mengevaluasi prototipe aplikasi yang menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode desain systemic design framework yang sejalan dengan topik penelitian ini yaitu seputar permasalahan sustainable living. Proses perancangan prototipe menghasilkan solusi atau fitur utama berupa pre-assessment generalized anxiety disorder-7 (GAD-7), konsultasi ahli, komunitas, peer counselor, dan jurnal. Keseluruhan proses perancangan prototipe aplikasi melibatkan 28 responden wawancara serta 347 responden kuesioner mulai dari fase pengumpulan kebutuhan hingga evaluasi yang terdiri dari calon pengguna yang telah divalidasi menggunakan pre-assessment GAD-7, ahli psikolog, dan ahli desain pengalaman pengguna. Rancangan akhir prototipe dievaluasi oleh calon pengguna melalui usability testing, user interview, dan system usability scale sehingga memperoleh usability score sebesar 86, SUS score sebesar 78,3, serta beberapa masukan pada kegiatan user interview yang mengindikasikan aplikasi telah memenuhi kebutuhan pengguna namun membutuhkan perbaikan minor. Penelitian ini memberikan kontribusi secara praktikal kepada Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia dan pengembang aplikasi kesehatan mental.dan kontribusi secara teoritis terhadap penjelasan penggunaan metode pengembangan systemic design framework.


The prevalence of mental health disorders among Indonesian teenagers shows a significant figure, with one in 20 teenagers in Indonesia experiencing these issues. Generalized anxiety disorder, as one of the mental health disorders, has the highest prevalence rate and significantly impacts a person's quality of life. Despite the significant impact of generalized anxiety disorder, no specific application has been found that focuses on addressing this issue, especially among teenagers. Therefore, this research aims to explore the problems and user needs regarding the management of generalized anxiety disorder among Indonesian teenagers. It also aims to develop and evaluate a prototype application as a solution to these problems. This research utilizes the systemic design framework method, which aligns with the research topic of sustainable living issues. The prototype design process results in a main solution or feature, including a pre-assessment using the Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) questionnaire, expert consultations, community support, peer counseling, and journal. The entire prototype design process involves 28 interview respondents and 347 questionnaire respondents, from the needs gathering phase to evaluation, which includes validated users through the GAD-7 test, psychologists, and user experience design experts. The final prototype design is evaluated by potential users through usability testing, user interviews, and the System Usability Scale, obtaining a usability score of 86 and an SUS score of 78.3. Additionally, user interviews provide feedback indicating that the application meets user needs but requires minor improvements. This research contributes practically through a clickable prototype that can be further developed by healthcare application developers. This research provides practical contributions to the Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia) and mental health application developers. It also offers theoretical contributions in explaining the use of the systemic design framework development method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latumeten, Belinda Jacqueline
"ABSTRAK
Latar belakang : Cukup tingginya prosedur tindakan jantung yang dilaksanakan di
rumah sakit serta terdapatnya kecemasan pasca tindakan jantung akan mempengaruhi
kualitas hidup pasien. Latihan relaksasi otot progresif merupakan suatu bentuk latihan
relaksasi yang dapat mengatasi kecemasan pada subjek pasca tindakan jantung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat gejala kecemasan serta kualitas
hidup subjek pasca tindakan jantung sebelum dan sesudah latihan relaksasi otot
progresif.
Metode : Penelitian ini adalah studi intervensi dengan desain pre dan post satu
kelompok pada 7 orang subjek pasca tindakan jantung yang mengikuti program
rehabilitasi jantung fase II. Subjek dinilai tingkat gejala kecemasan dan kualitas hidup
nya dengan menggunakan Hamilton Anxiety Scale dan SF 36. Subjek dengan gejala
kecemasan diberikan latihan relaksasi otot progresif selama 6 minggu, 2 kali perhari.
Setelah 6 minggu kembali dinilai tingkat gejala kecemasan dan kualitas hidup nya .
Hasil : Didapatkan penurunan tingkat gejala kecemasan yang bermakna (p<0,028)
(IK7,8-17,3) , dengan rerata tingkat gejala kecemasan sebelum diberikan latihan 19,2
(SB 6) dan setelah diberikan latihan 6,2 (SB 4) . Kualitas hidup subjek setelah
diberikan latihan relaksasi menunjukan perbaikan terutama pada ranah fungsi fisik,
keterbatasan peran akibat keterbatasan fisik, keterbatasan peran akibat keadaan
emosional, energi / kelelahan, keadaan emosional yang memberikan nilai yang
bermakna.
Kesimpulan : Pada penelitian ini latihan otot progresif dapat memperbaiki gangguan
gejala kecemasan dan kualitas hidup pasien pasca tindakan jantung.

ABSTRACT
Background : Quite high of cardiac intervention procedures performed in hospitals as
well as the presence of anxiety after cardiac intervention will affect patient's quality
of life. Progressive muscle relaxation training is a form of relaxation training that can
overcome anxiety on subject of post cardiac intervention procedures . This research
aimed to determine subject level of anxiety symptom and quality of life after cardiac
intervention before and after progressive muscular relaxation training .
Methods : This research is an interventional study with one group pre and post
design on 7 subjects after cardiac intervention that followed phase II cardiac
rehabilitation program. Subject level of anxiety symptom and quality of life being
assessed by using Hamilton Anxiety Scale and SF 36. Subject with anxiety symptom
provided with progressive muscular relaxation training for 6 weeks, twice a day. After
6 weeks subject level of anxiety symptom and quality of life revaluated .
Result : There were significant improvement in level of anxiety symptom (p <0,028)
(IK 7,8-17,3), mean level of anxiety symptom before intervention was 19,2 (SB6) and
mean after intervention 6,2 (SB 4). Subject quality of life was also improved
particularly at physical functioning, role limitations due to physical health, role
limitation due to emotional problem, energy/fatigue, emotional wellbeing.
Conclusion : In this research progressive muscular relaxation can improve anxiety
symptom and quality of life of patients after cardiac intervention."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyaning Suryaningrum
"Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai orang yang merasa khawatir dan tak nyaman bila harus mengawali kontak/berinteraksi dengan orang lain, menjadi fokus perhatian maupun dalam situasi-situasi yang mengandung unsur penilaian/evaluasi dari orang lain. Kecemasan mereka mungkin karena takut tidak dapat menyesuaikan diri, diabaikan, ditertawakan, takut tidak direspon dengan baik, diremehkan, takut dinilai bodoh dan sebagainya. Kecemasan atau kekhawatiran yang berkaitan dengan situasi-situasi di atas yaitu social siluarion dan atau situation lazim disebut kecemasan sosial (Antony & Swinson, 2000).
Kecemasan sosial diartikan sebagai kekhawatiran dan ketakutan yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan orang lain, dalam situasi penilaian dan atau menjadi fokus perhatian orang lain (Butler, 1999; Antony & Swinson, 2000, Wells & Clark, 1997). Orang yang mengalami kecemasan sosial cenderung berpikir bahwa orang lain akan menilai negatif dirinya (Antony & Swinson, 2000). Meskipun kecemasan sosial dalam kadar tertentu dikatakan normal, namun perlu kimnya diperhatikan agar tidak berkembang menjadi lebih berat, menjadi suatu problem, dan akhirnya mengganggu (Antony & Swinson, 2000; Butler, 1999).
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa karena berdasarkan pengamatan peneliti selama ini berkaitan dengan aktivitas perkuliahan mereka, banyak yang merasa cemas bila harus menghadapi ujian lisan maupun tertulis, melakukan diskusi kelompok, presentasi, mengemukakan pendapat, bertanya di kelas, menjawab pertanyaan dosen, konsultasi skripsi, dan sebagainya. Dalam kehidupan sosial atau pergaulan sehari-hari pun banyak yang merasa cemas bila melakukan kontak atau interaksi, misalnya : tidak berani menyapa, memulai percakapan, perkenalan, datang ke pesta/undangan, menatap lawan bicara, dan sebagainya. Kekhawatiran ini adalah karena adanya pemikiran-pemikiran yang negatif misalnya bahwa mereka tidak diterima dengan baik, ditertawakan, diremehkan, takut salah, dinilai bodoh, dan sebagainya. Dampak dari adanya kecemasan sosial ini adalah akan mempengaruhi hubungan personal, persahabatan, kemajuan pendidikan dan aktivitas-aktivitas lainnya, kemarahan, frustasi, dan depresi (Butler, 1999).
Penelitian ini bermaksud untuk melihat apakah terapi kognitif - tingkah laku yang diterapkan pada mahasiswa efektif untuk mengatasi kecemasan sosial. Dasarnya adalah bahwa kecemasan sosial bersumber dari pemikiran (Butler, 1999) oleh karena itu upaya penanganan diarahkan pada aspek tersebut (terapi kognitif). Namun karena berdasarkan banyak penulisan bahwa kesuksesan terapi kognitif akan lebih besar bila disertasi teknik-teknik modifikasi tingkah laku maka teknik yang akan digunakan nauti adalah gabungan dari kedua pendekatan tersebut. Teknik-teknik yang diterapkan adalah latihan relaksasi, restrukturisasi kognitif role play, dan in vivo exposure. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang mengalami kecemasan sosial, berjumlah tiga orang. Kesimpulan menunjukkan bahwa terapi kognitif – tingkah laku ini efektif untuk mengatasi kecemasan sosial mahasiswa, yang ditandai oleh menurunnya tingkat kecemasan, berkurang/hilangnya pemikiran dan tingkah laku negatif setelah terapi diberikan dan relatif menetap hingga masa tindak lanjut.
Kesimpulan tambahan adalah : (1) Ketiga Subyek merasakan perubahan yang besar setelah mengikuti terapi ini; tingkat kenyamanan terhadap diri jauh lebih baik dibanding sebelumnya.; (2) Terapi kognitif - tingkah laku memberikan manfaat yang sangat besar dan kegunaan untuk masa yang akan datang bagi para Subyek; (3) Terapi kognitif - tingkah laku ini relatif mudah dipelajari dan dijalankan oleh Subjek serna memberikan dampak positif yang meluas ke situasi-situasi sosial lain di luar situasi fokus terapi; (4) Teknik restrukturisasi kognitif mendapatkan kesan paling mendalam dan memberikan perubahan mendasar bagi ketiga Subyek; (5) Teknik relaksasi merupakan teknik termudah untuk dipelajari dan diaplikasikan selama terapi; (6) Dua dari Subjek menyatakan teknik tersulit untuk diaplikasikan selama terapi adalah teknik in vivo exposure."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1994
616.85 ANX
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>