Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoga Prawira
"ABSTRAK
Cerita Sawunggaling ditulis oleh Poerwadhi Atmowihardjo yang memenangkan sayembara mengarang sejarah dan dongeng tokoh Sawunggaling yang diadakan oleh Panjebar Semangat pada tahun 1952. Kemudian cerita Sawunggaling terbitkan oleh Majalah Panjebar Semangat tahun 1953. karya ini berisi tentang nilai moral semangat kepahlawanan dan perjuangan dalam membela keluhuran bangsa. Sawunggaling merupakan tokoh yang diidolakan oleh masyarakat Surabaya bahkan telah menjadi mitos di kalangan masyarakat Surabaya. Sawunggaling rela berkorban dan mempertaruhkan jiwa raganya melawan Kompeni Belanda yang banyak menyengsarakan rakyat. Penelitian meneliti pesan moral yang terkandung dalam cerita Sawunggaling dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Teori yang digunakan untuk menganalisis unsur-unsur karya sastra menggunakan teori struktur dari Burhan Nurgiyantoro. Unsur-unsur yang dibahas dalam penelitian ini adalah penokohan, latar, sudut pandang, dan moral.

ABSTRACT<>br>
Sawunggaling was writen by Poerwadhi Atmowihardjo who won the history and tale of Sawunggaling figure writing contest which was held by Panjebar Semangat 1952. Then the history of Sawunggaling which was published by Panjebar Semangat Magazine in 1953. This works tells the moral value of patriosmen and struggle of fighting for the nations nobility. Sawunggaling is a hero from Surabaya who is willing to sacrifice and risk body and soul to againts the Dutch colony who has tormented the people. This novel analisys uses the descriptive method. The theory of stucture by Burhan Nurgiyantoro. The elements which are discussed in this research are Character, setting, the point of view, and moral. "
2917
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi tiga cerita rakyat yang disusun oleh Mulyadiharja. Menurut keterangan, Mulyadiharja adalah orang desa yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Naskah ini diperoleh Pigeaud pada tanggal 17 April 1939 dari Mas Sastradikrama, Boyolali. Kisah pertama, h.1-9, menceriterakan Dipati Sawunggaling adu jago dengan Dipati Panjer, dengan taruhan seluruh negara beserta isinya. Syarat jago dianggap kalah, tidak hanya kalau berbunyi keok, tetapi lari meninggalkan gelanggang. Aduan pun berlangsung dengan ramai. Dalam arena aduan ini, Dipati Sawunggaling berlaku curang, tetapi sempat diketahui oleh Dipati Panjer. Ketika jagonya terlihat akan kalah, maka Dipati Sawunggaling menghilang dan masuk ke dalam badan jagonya. Dipati Panjer pun tak ketinggalan masuk ke dalam jagonya juga. Pertarungan bertambah seru. Jago Dipati Sawunggaling keluar arena, dan dikejar sampai ke mana pun larinya. Akhirnya Dipati Sawunggaling terlunta-lunta, kemudian bertempat tinggal di hutan. Dia hidup dari bertani, beternak, dan menanam bunga kanthil putih dan kuning dalam satu pohon. Siang malam dia selalu berdoa agar dapat membalas Dipati Panjer, tetapi meninggal sebelum terkabul niatnya. Sepeninggal Dipati Sawunggaling, ayam dan kembang kanthilnya di Hutan Kejaba, tidak ada yang berani mengambil karena seram. Di Hutan Kejaba itu ada pohon beringin besar yang merupakan tempat peristirahatan Dipati Sawunggaling, dan sekarang dijadikan tempat ziarah orang desa sekitarnya. Hutan Kejaba sekarang terkenal sebagai daerah yang menghasilkan ayam jago hutan yang handal. Dipati Panjer setelah mendengar Dipati Sawunggaling meninggal, akhirnya ikut meninggal. Daerah tempat Dipati Panjer sekarang menjadi desa dengan nama desa Panjer. Dan bekas tempat mengadu jago namanya desa Kalasan. Desa Panjer sekarang terkenal dengan jago adu berkaki hitam yang handal, dan burung perkutut yang dapat berbunyi kung. Cerita kedua, h.10-13, menceritakan tentang Gua Songputri di desa Ngleri wilayah Plajen. Di desa Ngleri ada gunung Gua Songputri yang berbentuk lempengan. Guwa ini dulu dipakai bertapa seorang putri selama bertahun-tahun sampai menjadi nenek-nenek. Ada seorang raja mendapat wangsit, agar dia kawin dengan seorang putri. Maka diutusnya patih beserta bala tentaranya untuk mencarikan putri tersebut. Setelah sampai di tempat putri berada, utusan tersebut menceriterakan semuanya. Nenek tersebut berkata bahwa di tempat itu yang ada hanyalah seorang nenek, tak ada putri. Dia begitu kasihan melihat mereka kelaparan, maka ditanakkan nasi satu kendhil. Mereka semua mengganggap tentu tidak akan cukup. Namun setelah nasi diler dan disajikan, ternyata semua merasa kecukupan. Hal ini menimbulkan keheranan mereka semua, sehingga tempat itu kemudian disebut Desa Ngleri. Setelah sampai kembali di istana semua yang sudah dilihat diceriterakan meraka kepada raja. Raja mengetahui bahwa nenek-nenek tersebut adalah putri yang dimaksud. Maka ia menyuruh patih memboyong nenek tersebut. Nenek tersebut menyetujui dengan syarat tidak menyeberangi sungai, dan tidak mau naik kendaraan sekalipun dengan tandu. Dalam perjalanan dijumpai sungai, maka patih mengibaskan tanah yang melektt dikakiya, dan terjadilah jembatan yang bernama Wot Siti. Airnya mengalir sampai desa Muladan. Dalam perjalanan, nenek tersebut sakit, dan tak ada obat yang mempan. Maka diistirahatkan di desa Sudamara (Imagiri) kelurahan Songgraha. Gua tempat bertapa putri disebut Gua Songputri, di dekatnya ada mata air Kali-raman, yang merupakan tempat mandi sang Putri. Sekarang diganti namanya menjadi Sendhang Kalimulya. Cerita ketiga, h.13-15, tentang asal mula Kelurahan Plembutan, desa Plajen wilayah Mulat Plembutan, merupakan kraton lelembut. Lelembut yang tua namanya Raden Tatit dan yang muda Raden Agung. Orang desa sekitar tidak ada yang tahu wujud lelembut. Mereka maju dalam hal bertani, berdagang, membuat gula jawa. Di desa Plembutan tak ada sebuah sumur pun. Berdasarkan cerita Pak Guna, waktu menggali sumur ditemukan batu yang dilinggis dan pecah tiga. Waktu itu terdengar suara, 'Hai Pak Guna, janganlah merusak rumah dan keluargaku, kalau tidak engkau akan menemui celaka. Dengarkan pantanganku ini. Kalau kamu tetap nekat, walaupun dengan seribu linggis sekalipun, tetap tidak akan mengeluarkan air, kecuali orang-orang Plembutan dan Papringan. Salinan naskah ini, lihat FSUI/99, dibuat rangkap empat oleh staf Pigeaud."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.98-A 41.09a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan alih aksara dari FSUI/CL.98, dilakukan oleh petugas Panti Boedaja pada tahun 1930an. Lihat deskripsi naskah induk untuk ringkasan cerita dan informasi lainnya. Pada koleksi FSUI terdapat empat eksemplar naskah ketikan ini, yaitu ketikan asli (A 41.09b) dengan tiga tembusan karbon (c-e)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.99-A 41.09b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Tanjung Turaeni
"Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas dan kompleks yang dapat diinterpretasikan secara beragam. Selain kebudayaan universal dikenal pula kebuayaan lokal yang menyimpan kearifan lokal. Sementara kearifan lokal yang kesemuanya merupakan sebuah kompleksitas kebudayaan. Salah satu budaya tradisi lisan seperti cerita rakyat juga mengandung kearifan lokal dalam isi ceritanya. Cerita rakyat sebagai bagian dari foklore dapat dikatakan menyimpan sejumlah informasi sistem budaya seperti filosofi, nilai, norma, perilaku masyarakat. Demikian pula halnya denan cerita rakyat yang berkembang di Bali. Apabila digali lebih jauh, cerita rakyat mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam masyarakat pendukungnya. Dalam cerita rakyat mengandung nilai luhur bangsa terutama nilai-nilai budi pekerti maupun ajaran moral, seperti nilai moral individual, nilai moral so sial, dan nilai moral religi. Berdasarkan hal tersebut, Makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan niai-nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Bali, dan akan didiskripsikan melalui proses kajian hermeneutik Ricoeur. Proses itu dapat mengupas secara saksama perihal nilai moral individu, nilai moral sosial dan nilai moral ketuhanan melalui tokoh-tokoh yang ada dalam cerita, khususnya cerita rakyat Bali."
Balai Bahasa Provinsi Bali, 2016
400 BEB 3:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahmah Az Zahra
"Penelitian ini mengkaji perbandingan penokohan dan tema dalam cerita rakyat Namukkunkwa Seonyeo dari Korea dengan cerita rakyat Jaka Tarub dari Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode close reading dengan analisis penokohan dan tema dalam cerita rakyat dilihat dari pengaruh kebudayaan masyrakat tempat kedua cerita rakyat berasal. Hasil dari penelitian ini adalah perbedaan penokohan dalam kedua cerita rakyat dipengaruhi oleh nilai dan kebudayaan pada masyarakat sumber cerita rakyat berasal, sedangkan persamaan yang ada dalam kedua dongeng dipengaruhi oleh struktur geografis tempat kedua cerita rakyat berasal yang cenderung mirip sehingga menimbulkan beberapa persamaan nilai kebudayaan dalam masyarakat tempat cerita rakyat berasal.

This research is focused on comparing the characters and themes between Korean folklore Namukkunkwa Seonyeo with Indonesian folklore Jaka Tarub. The method that used in this thesis is close reading method with analysist about the characters and themes of folklores judging from culture of people in folklores origin place. The result of the study is the difference between this two folklore affected by the value and culture of people in the origin place where this two folklores came, whilst the equation between this two folklore affected by the similarity in geographic where the origin places of this two folklore so as some of the culture between the origin places have similarity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Cerita rakyat merupakan bagian dari kebudayaan suatu
maayarakat. Mengukur nilai keindahan atau kesakralan sebuah
carita rakyat tidak dapat dilakukan begitu saja. Setiap
masyarakat memiliki ukuran-ukuran tersendiri yang satu eama
lainnya tidak dapat disamakan.
Pada masyarakat tertentu, miaalnya Seperti masyarakat
Jawa cerita rakyat menjadi bagian dari kehidupan mereka
sehari-hari. Oleh karenanya_ketika masyarakat Jawa menyusun
sebuah oerita atau hikayat tentang negerinya, mereka memasuki
cerita rakyat sebagai bagian dari riwayat negerinya- Dalam
keadaan seperti ini seorang peneliti harue hati-hati
melihatnya, tidak memakai ukuran yang berbeda. Ada beberapa
hal yang harus diindahkan.
Cerita Jaka Tarub adalah cerita rakyat. Pada mulanya
cerita ini merupakan cerita lisan rakyat yang sangat digemari
oleh eemua lapisan maeyarakat Jawa. Cerita Jaka Tarub ini
berkait erat dengan mitos-mitos rakyat yang berakar kuat dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu cerita ini selalu
menjadi bahan beroerita bagi juru cerita di masyarakatnya.
Di dalam Babad Tanah Jawi yang merupakan cerita/riwayat
mepgenai negeri Jawa menurut pandangan orang Jawa, cerita Jaka
Tarub memiliki tempat yang penting. Cerita ini dianggap
sebagai sebuah cerita sakral yang ikut menentukan riwayat
negeri Jawa ini.
Cerita Jaka Tarub yang terkenal itu setelah menjadi
bagian dari cerita yang ada dalam Babad Tanah Jawi kemudian
menjadi sumber penulisan bagi naskah cerita Jaka Tarub yang
berdiri sendiri. Tentu saja dalam naskah pengembangan dari
yang sumbernya cerita Jake Tarub Jauh lebih lengkap dari pada
yang aslinya. Pengembangan cerita dari yang aslinya kepada hasil pembangunan "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LAPEN 02 Les c
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Eem Suhaemi
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas RI, 2009
398.3 EEM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Suparta
"ABSTRAK
Masalah pokok yang dikaji dalam penelitian ini adalah tentang pencitraan wanita sebagaimana diungkapkan di dalam satua-satua Bali. Penelaahan terhadap masalah tersebut pada dasarnya dilakukan karena ungkapan yang berkenaan dengan kewanitaan terlihat sangat jamak di dalam satua-satua Bali itu. Kajian terhadap masalah ini dimaksudkan untuk: (1) mengungkapkan citra wanitanya, terutama yang menyangkut nilai-nilai kewanitaan yang terkandung di dalamnya, dan berkaitan dengan itu (2) melalui kajian atas ungkapan-ungkapan tersebut untuk mengetahui pola pemikiran dan latar belakang sosial-budaya yang bertautan dengan peranan wanita di dalam tradisi lisan (orality) terutama dalam tradisi nyatua dalam masyarakat Bali serta dalam konteksnya dengan dominasi budaya purusaisme ataupun androginus pada umumnya.
Metode pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini pada prinsipnya adalah analisis isi (content analysis). Nnmun sejauh itu juga disadari, bahwa dalam penelahaan terhadap nilai-nilai kewanitaan yung merupakan unsur isi dari satua-satua Bali itu tidak secara kese1uruhan terintegrasikan ke dalam pendekatan struktur yang lengkap. Melainkan hanya sepanjang berkaitan dengan kepentingan di atas baru disinggung --terutama masa1ah tokoh secara singkat. Dalam hal itu juga didukung oleh adanya konsep gander dan teori nilai berkenaan dengan kritik sastra feminis. Untuk itu pengambilan data dari sumber data sekunder ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun satua-satua Bali yang dijadikan sumber datanya telah dikelompokan atas jenis satua-satua Bali yang sangat banyak menggunakan judul dengan tokoh wanita dan jenis satua yang tidak menggunakan tokoh wanita, ataupun fable.
Dari analisis yang dilakukan dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu: (1) secara umum pencitraan wanita di dalam satua-satua Bali tidak dapat dilepaskan dari sistem nilai sosio-kultural dan sosio-historis yang melatarbelakangi kehidupan masyarakat Bali itu sendiri, (2) pencitraan wanita di dalam satua-satua dengan jelas diungkapkan terutama dalam kaitan dengan perannya: sebagai ibu dan Dewi Kesuburan, wanita ideal atau sebaliknya, yakni wanita (ibu tiri) yang serakah, wanita (putri perawan atau perempuan tua/monopause) sebagai perawat atau penyupat laki-laki atau makhluk lainnya yang terkena kutukan ataupun sihir jahat untuk kembali menjadi manusia atau pulang ke Hyang Mahasumber-Nya, 3) pencitraan wanita yang terungkap ituterbukti menunjukkan adanya sesuatu "warna" yang merupakan telah masuknya perbagai pengaruh dari budaya lainnya terhadap budaya Bali sejak waktu yang berabad-abad lamanya."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas RI, 2009
398.3 DHA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Triana Lolitasari
"Perkembangan teknologi digital di Korea Selatan secara tidak langsung mempengaruhi kesusastraan mereka. Salah satu contohnya adalah digitalisasi karya sastra, khususnya cerita rakyat. Perubahan media cerita tentunya menyebabkan perubahan isi maupun cara penyampaian. Penelitian ?DIGITALISASI CERITA RAKYAT KOREA KONGJWI dan PATJWI: SEBUAH PERBANDINGAN? bertujuan untuk menjelaskan digitalisasi cerita rakyat di Korea yang menyebabkan cerita tidak lagi disampaikan hanya melalui bentuk teks melainkan telah mengalami penambahan efek suara, gerak, dan penyederhanaan cerita dalam bentuk digital. Bentuk digital ini dipublikasikan dan dapat diakses secara bebas. Pemaduan dari berbagai media dalam cerita digital membuat cerita tersajikan dengan lebih baik dan memberikan kesan lebih kepada penonton.

The advancement of digital technology in South Korea indirectly has affected Korean Literature. One of the examples is digitalization of Korean folklore. The digitalization give effects to the folklore itself and creates a new way in storytelling by using digital medias. A research about ?Digitalization Korean Folklore Kongjwi and Patjwi: A Comparison" has a purpose to explain the whole things about the folklore itself. The Digitalization of Korean folklore made the story of it to be no longer only be submitted through a text but has experienced the addition of sound effects, motion, and simplification of the story which is then presented in digital form. This digital form has been published and can be freely accessed by anyone. The proper integration of various medias in the digitalized story makes the story more interactive and gives more impression to the audience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>