Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rara Masrifah
"ABSTRAK
Fokus penelitian ini adalah analisis mengenai budaya Minangkabau dan konflik budaya di dalam novel Salah Pilih. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan budaya Minangkabau dan konflik budaya yang terdapat dalam novel Salah Pilih karya Nur Sutan Iskandar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat budaya Minangkabau, seperti kawin muda, perjodohan, tata cara perkawinan, pakaian adat, sistem kekerabatan matrilinel, merantau, harta pusaka, penghulu, adat sopan santun, rumah gadang, dan konflik budaya yang dilakukan tokoh lelaki di dalam novel ini.

ABSTRACT
This research is focused in analyzing about culture of Minangkabau and culture conflict in novel Salah Pilih by Nur Sutan Iskandar. The method of this research is analysis descriptive. The purpose of this research is to explain culture of Minangkabau and culture conflict in novel Salah Pilih by Nur Sutan Iskandar. The conclusion of this research is there are Minangkabau cultures, such marriage procedure, culture fashion, matriarchy, merantau, treasures, penghulu, attitude culture, gadang house, and culture conflict by male characters."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Nur Fadilah
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas novel Katak Hendak Jadi Lembu yang dikarang oleh Nur Sutan Iskandar pada tahun 1935. Ia menggambarkan kondisi sosial masyarakat di Hindia Belanda yang terpuruk saat terjadinya malaise, masa yang penuh kesulitan pada rentang tahun 1929 mdash;1932. Suria, tokoh utama dalam novel, digambarkan sebagai tokoh yang tidak peduli sehingga kehidupan keluarganya hancur. Nur Sutan Iskandar menggambarkan berbagai masalah sosial yang terjadi pada masa tersebut, yaitu masalah kemiskinan, disorganisasi keluarga, dan lingkungan hidup. Penelitian dilakukan dengan pendekatan sosiologi sastra dan metode analisis pustaka. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk menunjukkan kondisi sosial masyarakat yang terdapat dalam novel. Metode analisis pustaka digunakan untuk mencari sumber-sumber referensi yang berkaitan dengan latar waktu dalam novel. Dalam skripsi ini, kritik Nur Sutan Iskandar bukan hanya ditujukan terhadap fenomena kehidupan, melainkan perilaku pemerintahan kolonial Belanda pada saat zaman malaise.

ABSTRACT
This thesis discusses Katak Hendak Jadi Lembu, a novel composed by Nur Sutan Iskandar in 1935. He describes the social conditions of society in the Indies which collapsed during the malaise, a period of difficulty in the span of 1929 mdash 1932. Suria, the main character in the novel, is portrayed as a careless figure so that his family life is destroyed. Nur Sutan Iskandar describes various social problems that occurred at that time, namely the problem of poverty, family disorganization, and the environment. The research is done by approach of literary sociology and literature analysis method. The sociological approach of literature is used to indicate the social conditions of society contained in the novel. The literature analysis method is used to find reference sources related to the time background in the novel. In this thesis, the criticism of Nur Sutan Iskandar is not only aimed at the phenomenon of life, but the behavior of Dutch colonial government during the time of malaise. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Ayuningtyas
"Skripsi ini membahas aspek sosial ekonomi yang dipropagandakan dan penggunaan teknik-teknik propaganda dalam novel Turun ke Desa karya Nur Sutan Iskandar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Metode ini dilakukan dengan cara memaparkan data berupa kutipan-kutipan dan dilanjutkan dengan analisis sesuai dengan teori yang relevan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga aspek sosial ekonomi yang dipropagandakan dalam novel ini, yaitu propaganda menanamkan semangat nasionalisme, propaganda anti bangsa asing, dan propaganda membangun desa. Selain itu, terdapat empat teknik propaganda yang digunakan dalam novel ini, yaitu teknik umpatan name-calling , sebutan muluk-muluk glittering generalities , pura-pura orang kecil plain folks appeal , dan ikut-ikutan bandwagon . Kesimpulan akhir menunjukkan bahwa propaganda dalam Turun ke Desa dibuktikan melalui aspek sosial ekonomi yang dipropagandakan dan teknik-teknik propaganda.

This thesis discusses the socio economic aspects propagandized and propaganda techniques used in Turun ke Desa by Nur Sutan Iskandar. This research use a descriptive analysis method. This method is done by showing quotations and analysis them according to relevant theories. The results show that there are three socio economic aspects propagandized in this novel, namely the propaganda of cultivaty the spirit of nationalism, the propaganda against foreign nation, and propaganda to build villages. In addition, there are four propaganda techniques used in this novel, namely name calling, glittering generalities, plain folks appeal, and bandwagon. The conclusion out of this analysis show propaganda in Turun ke Desa proved through the socio economic aspects propagandized and propaganda techniques."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S67553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yenita Syam
"Tulisan ini membahas makna budaya Minangkabau dalam novel Tamu karya Wisran Hadi dengan pendekatan semiotik yang dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce tentang tanda dan petanda. Novel ini membahas unsur-unsur penting dalam masyarakat Minangkabau yang mengalami perubahan, seperti perubahan peran mamak sebagai pemimpin adat, pewarisan harta pusaka, ikatan persaudaraan, fungsi surau, dan rantau. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna budaya Minangkabau dalam novel Tamu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis yakni data dipaparkan mengacu pada teks yang terdapat dalam novel dengan temuan; 1) kedudukan mamak tidak lagi dihormati oleh kemenakan seperti mamangan adatnya kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka nan bana. 2) harta pusaka yang digadaikan oleh mamak tidak sesuai dengan syarat yang boleh digadaikan, 3) hubungan persaudaraan yang mengalami ketegangan, 4) surau yang tidak digunakan sesuai fungsinya, 5) rantau yang tidak lagi memberi kehidupan lebih baik."
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
810 JEN 6:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Iskandar
"Kebudayaan dan adat istiadat Minangkabau merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sering ditampilkan dalam karya sastra Indonesia. Di dalam kebudayaan Minangkabau tersebut terdapat falsafah dan moralitas adat yang diyakini dan dijalankan oleh masyarakatnya. Salah satu cara untuk melestarikan falsafah adat tersebut adalah melalui alat budaya. Penelitian ini membahas peran Kaba, tradisi lisan Minangkabau, sebagai alat budaya dalam merepresentasikan falsafah dan moralitas adat dalam novel Jemput Terbawa (2018) karya Pinto Anugrah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra khususnya dari sudut pandang kebudayaan Minangkabau. Hasil analisis mengungkapkan bahwa falsafah adat Minangkabau yang ditampilkan secara menonjol dalam novel tersebut adalah perihal menjaga martabat dan harga diri. Falsafah tersebut dikaitkan dengan masalah moralitas adat yang dialami para tokoh utama perempuan di dalam novel. Peran Kaba dalam novel ini adalah sebagai alat untuk melestarikan dan menegakkan falsafah dan moralitas adat Minangkabau tersebut kepada tokoh dan pembaca. Kaba dalam novel ini tidak hanya didefinisikan sebagai tradisi lisan yang dilestarikan dari zaman ke zaman tetapi juga sebagai segala upaya masyarakat Minangkabau untuk menjaga martabat dan harga diri seorang perempuan atau ibu dalam lingkungan masyarakat.

Minangkabau culture is one of many cultural points of view that are often represented in Indonesian literature. Within the said culture, traditional philosophy and morality are believed and carried out by the people. One of the ways to preserve that traditional philosophy is through the cultural tool. This study discusses the role of Kaba, a verbal tradition from Minangkabau, as a tool to represent one of Minangkabau's traditional philosophies and morality in a novel titled Jemput Terbawa (2018) by Pinto Anugrah. The method used in this research is a descriptive qualitative method with a sociology literature approach from the point of view of Minangkabau culture. The results from the analysis found that the traditional philosophy of Minangkabau that is represented the most in the novel is about preserving dignity and self-esteem. That philosophy is linked to the moral issues that the female main characters in the novel are facing. The role of Kaba in this novel is a tool to preserve and uphold that philosophy and morality for the characters and the readers. Kaba in this novel is not only defined as a verbal tradition that has been preserved through generations but also as any efforts that the Minangkabau people make to preserve and protect the dignity and self-esteem of the women or mothers in their society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Budilestari
"ABSTRAK
Novel Sutan Baginda karya Shahnon Ahmad ini ternyata mengandung unsur psikoanalisis milik Sigmund Freud. Dalam novel ini diangkat kehidupan manusia moderen yang terlibat dalam masalah kejiwaan (psikis). Shahnon menyelesaikan permasalahan dalam novel ini dengan cukup tragis. Kegelisahan jiwa Sutan Baginda begitu tidak dapat dilihat dari pandangan orang-orang yang mencintainya. Tokon ini di sebut pandai berbohong membuat pembacanya menjadi gemas. Cerita dalam novel ini berkembang melalui pikiran, tanggapan dan perasaan tokohnya yang diungkapkan dengan menggunakan teori psikoanalisis. Shahnon memang unggul dalam teknik membuat citraan dalam penokohan. Teknik kejiwaan Sutan Baginda disajikan oleh Shahnon dengan baik.

"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
899.224 2 ORI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Juanita Permata
"Hal yang dapat dilihat dari novel Coonardoo adalah, adanya masalah konflik dan pertemuan budaya, yaitu antara budaya kulit putih dan Aborigin, yang didasari oleh interaksi antara tokoh-tokoh kulit putih dan Aborigin. Sehubungan dengan masalah konflik tersebut, unsur tokoh dan latar ikut menjadi unsur pendukung terjadinya konflik dan pertemuan budaya tersebut. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menganali_sis dan sekaligus membuktikan bahwa konflik luaran dan dalaman yang didasari oleh pertemuan budaya -- termasuk nilai budaya -- yang berbeda, yaitu budaya kulit putih (budaya dominant) dan Aborigin (budaya inferior), cende_rung memperlihatkan proses akulturasi dan asimilasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendeka_tan Antropologi. Dengan The Intepretation of Cultures yang ditulis oleh Clifford Geertz - sebagai teori kebudayaan -- dan Social Organization and Behavior oleh Richard L. Simpson dan Ida Harper Simpson -- sebagai teori akulturasi dan asimilasi, terlihat bahwa interaksi antara tokoh-tokoh kulit putih dan Aborigin dalam jangka waktu yang lama, menghasilkan berbagai macam individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Phyllis dan Hugh cenderung mengalami proses asimilasi, karena adanya ikatan emosional, pengalaman sejak kecil bersama Abori_gin, serta pandangan dan pemahaman mereka terhadap Abori_gin yang lebih baik dari pada tokoh-tokoh lainnya. Sebaliknya, Mrs. Bessie, Mollie, dan Sam Geary, merupakan tokoh-tokoh pendukung proses akulturasi. Tokoh-tokoh kulit putih tersebut menjadi budaya dominan yang berusaha memasukkan nilai-nilai budaya mereka ke dalam Aborigin (budaya inferior). Upaya tersebut dilakukan oleh orang kulit putih dalam rangka menguasai tanah Aborigin. Sementara itu, Aborigin dengan posisi mereka yang semakin terdesak, mengambil atau menerima budaya kulit putih agar dapat tetap bertahan (survive). Tokoh Jessica, diperli_hatkan sebagai tokoh yang tidak mengalami proses akultu_rasi atau asimilasi, karena kontaknya dengan Aborigin yang sangat singkat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>